Home / Pernikahan / Permintaan Gila Adikku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Permintaan Gila Adikku: Chapter 31 - Chapter 40

72 Chapters

31. Kenyataan yang Pahit

Baru saja Mika merasa senang karena Bu Ane mau menceritakan kisah masa lalu kedua orang tuanya, tetapi sedetik kemudian dia dibuat patah hati kembali ketika mendapati kenyataan tentang mereka yang sudah tiada. Bola mata Mika memanas seketika. Tak lama, air bening jatuh dari kelopaknya dan membasahi pipi. Kenyataan yang baru dia dapat benar-benar menyakiti hati. Bu Ane yang melihat itu langsung merasa panik. Dia berpindah duduk di dekat Mika. "Mika. Mika kamu tidak papa, Nak?" tanyanya khawatir melihat Mika yang menangis. Tiba-tiba saja dia merasa bersalah. "Maaf, Mika. Ibu tidak bermaksud membuat kamu sedih." Dia mengelus pundak Mika. "Mungkin kita bisa lanjutkan ceritanya lain kali saja jika kamu sudah siap?" Bu Ane memberi saran. Namun, Mika segera menggeleng. Dia menolak saran itu karena sudah lama dia ingin tahu kebenarannya. Dia akan mendengarkannya sekarang juga meski akan terasa menyakitkan. "Tidak, Bu. Sekarang saja. Saya ingin tahu mengenai mereka sekarang saja." "Tap--
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

32. Mengusir Keluarga Pak Purnomo?

Noval menghentikan motorya tepat di hadapan Mika yang berjalan menunduk. Pria itu sebelumnya tengah berada di perjalanan pulang ketika melihat istrinya yang berjalan tanpa melihat ke depan. Noval pun tahu kalau ada yang tidak beres dengan Mika.Tak lama, dia mendapat perhatian perempaun itu. "Apa yang kamu lakukan?" Suara Mika terdengar marah. Namun, ekspresi wajahnya menunjukkan kesedihan."Makanya. Kalau jalan lihat depan. Untung aku yang ada di sini. Kalau orang lain, mungkin kamu tinggal nama." Jangan harap Noval akan menghibur Mika meski tahu istrinya dalam keadaan bersedih."Cepat naik," ujar Noval dengan menunjuk ke arah jok belakang ketika melihat Mika akan menangis.Tanpa banyak kata, Mika pun menaiki motor milik Noval. Perempuan itu langsung memeluk suaminya erat dan meletakkan pipi di punggung Noval. Dia menangis tanpa suara di sana, tidak peduli kalau kaus pria di hadapannya ini akan basah.Sesampainya di rumah, bersyukur kalau tidak ada orang di depan. Entah mereka di man
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

33. Bayar DP WO Pernikahan Olip

"Ya harus sombong dong kalau benar-benar punya," ujar Olip menimpali ucapan Sinta, teman kakaknya itu. Mika yang mendengar keributan dari arah luar pun memutuskan untuk keluar rumah. Dia melihat keberadaan Sinta dan juga Olip. Dia menduga kalau kedua orang itu pasti sedang berdebat. "Kalian kenapa sih?" tanya Mika kemudian. Dia menatap keduanya secara bergantian mencari jawaban. "Nggak papa." Olip menjawab dengan espresi mengejek. "Cuma mau ngasih tahu teman, Mbak ini aja. Kalau mau nikah itu ya harus cari orang yang mapan. Yang bisa kasih kita apa-apa. Contohnya kak Ridwan. Dia membangunkan aku rumah bahkan sebelum kita menikah. Itu namanya membangun masa depan. Bukannya nikah setelahnya tinggal sama orang tua," ujar Olip menatap sinis kakaknya. Mika yang tidak mengerti maksud Olip pun mengerutkkan kening. "Maksudnya?" Olip langsung mengibaskan tangan ke udara. "Halah. Kak Mika ini mana ngerti kalau nggak ditunjukin lansung. Tuh lihat." Dia menunjuk ke arah truk yang baru da
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

34. Pukulan Noval Untuk Ridwan

"Heh! Mereka udah jadi suami istri. Ya wajar dong kalau saling menyukai. Kalau tidak kenapa bisa mereka menikah?" tanya Sinta dengan sinis.Perempuan ini sudah muak melihat wajah Ridwan.Ridwan menatap Sinta sebentar, dia mengabaikan perempuan itu dan kembali menatap Mika. Pria itu maju berusaha untuk meraih tangan Mika tetapi perempuan itu menepisnya dengan segera. "Mika. Tolong," ujar Ridwan kemudian."Tolong jangan kamu sampai suka sama Noval. Itu tidak benar." Dia menggeleng cepat.Sinta dan Mika yang melihat itu mendelik seketika. Mereka benar-benar merasa aneh dengan sikap Ridwan."Heh Pak guru. Calon PNS yang terhormat. Ada yang salah kalau Mika menyukai Noval? Dia suaminya. Kenapa Anda orang luar jadi melarang-larang?" Kali ini Sinta sudah berdiri dengan berkacak pinggang menatap Ridwan."Kamu tidak usah ikut campur!" teriak Ridwan kemudian yang semakin membuat Sinta melongo.Ridwan kembali menatap Mika. "Mika tidak. Jangan lakukan itu. Jangan sampai kamu menyukai Noval. Aku .
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

35. Merayu Noval

Suasana perjalanan antara Noval dan Mika terasa tidak menyenangkan. Sejak insiden pemukulan Noval terhadap Ridwan beberapa saat lalu, pria itu mengajak Mika pergi tetapi tidak mengatakan satu kata pun.Mika merasa bingung saat ini. Duduk di belakang Noval dia terus memikirkan apa yang harus dilakukan agar suasana ini tidak lagi nanggung. "Noval," panggil Mika kemudian memutuskan untuk membuka percakapan di antara mereka.Entahlah Noval yang memang irit bicara sejak awal kali ini terasa berbeda. Auranya seperti lebih menyeramkan."Hem," jawab Noval tanpa satu kata punMika yang melihat itu mengerucutkan bibir. Dia merasa kesal dengan tanggapan suaminya itu. Pelan. Dia mengulurkan tangan lalu menepuk pundak suaminya. "Noval," panggilnya sekali lagi.Noval pun akhirnya menghentikan motornya. Dia menolehkan wajah lalu bertanya, "Apa?""Kamu jangan diam saja," ujar Mika kemudian."Rasanya sangat tidak menyenangkan," lanjutnya kemudian."Bukankah biasanya aku memang seperti ini? Tak banyak
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

36. Mika. Bayar Dekorasi Olip!

Sejak kejadian Noval menghina Olip beberapa hari lalu, Olip tampak semakin membenci Noval dan juga kakaknya Mika. Entahlah, padahal yang menghinanya hanya Noval tetapi rasa kebenciannya juga ikut diarahkan pada Mika. Hari ini, perempuan itu merasa bahagia karena WO sudah datang untuk pemasangan tenda dan segala dekorasi untuk pernikahannya.Senyum tak pernah luntur dari wajah Bu Tuti dan juga Olip. Beberapa tetangga yang lewat pun sering memuji keduanya karena melihat tenda yang akan dipakai dalam pernikahan nanti terlihat begitu mewah dan cantik. Meskipun belum terpasang seratus persen, "Wah. Dekorasinya kelihatannya bagus ya, Bu?" Dua ibu-ibu kebetuoan lewat lalu berhenti ketika melihat keberadaan Bu Tuti. "Tentu saja, Bu. Masak anak saya yang seorang bidan ini mau pernikahan yang biasa-biasa saja. Nggak mungkin dong," ujar Bu Tuti dengan penuh percaya diri. Perempuan itu selalu mengangkat dagunya sombong.Dua orang tetangga itu pun saling tatap dengan senyum penuh arti. "Iya deh,
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

37. Mika Nggak Mau bayar. Mau Apa?

"Ada apa sih teriak-teriak?" tanya Bu Tuti yang kini sudah mendekati Olip dan Mika. Ada keluarga Ridwan yang mengikutinya di belakang.Wajah sedih dan khawatir Olip terlihat jelas. "Ini, Bu. Kak Mika enggak mau bayar WOnya," ujar Olip dengan menunjuk ke arah Mika. Dia mengentakkan kakinya kesal dan suaranya yang serak terdengar jelas kalau perempuan itu hampir menangis.Bu Tuti yang mendengar itu pun melotot. Tidak. Bukan hanya Bu Tuti akan tetapi ibunya Ridwan juga. Bu Lestari mendelik ke arah mantan calon menantunya itu. Kini, pandangan keduanya sama-sama tajam ke arah Mika. "Mika!" panggil Bu Tuti dengan suara keras."Apa-apaan kamu ini? Cepat bayar WO itu!" Bu Tuti berujar dengan menunjuk ke arah pihak WO yang kini memerhatikan perdebatan keluarga ini.Mika masih menggeleng. "Tidak mau," jawabnya kemudian.Bu Tuti semakin melotot lebar, seperti hampir keluar saja. "Jangan main-main kamu!" bentak Bu Tuti kemudian"Aku nggak main-main kok, Bu. Aku memang nggak mau bayar WOnya," uja
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

38. Kemarahan Seorang Noval

"Jangan berani kau sentuh Istriku!" Noval. Pria itu menatap tajam Ridwan yang masih tergelatak di tanah. Noval yang baru saja pulang dari kerjanya harus diperlihatkan adegan yang tidak mengenakan di mana istrinya itu akan dipukul oleh pria lain. Langsung saja, Noval berlari cepat dan menendang Ridwan dari belakang.Sekarang kita tahu bagaimana Ridwan bisa tersungkur mencium lantai. Mika yang sebelumnya menutupi wajah dengan lengannya langsung menoleh ketika mendengar suara Noval. Perempuan itu cukup terkejut mendapati keberadaan suaminya di sampingnya dan posisi Ridwan yang kini tengah tergeletak di lantai. Tidak perlu ditanya dia sudah tahu apa yang terjadi.Tentu saja kejadian itu membuat semua orang di sana langsung melotot lebar. Terutama Bu Tuti, Olip dan juga Bu Lestari."Noval!" teriak Bu Tuti marah tetapi Noval hanya menatap perempuan itu dengan sengit.Bu Lestari sendiri merasa panik. Dia langsung mendekati putranya dan melihat Ridwan yang mengalami memar pada bagian kening
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

39. Hadiah Dari Noval

Dengan segelas minuman di tangan, Mika menatap suaminya yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan menunduk dan memegangi ujung keningnya. Tampaknya Noval sedang mengatur emosinya."Kamu tidak apa?" tanya Mika dengan mengulurkan segelas minuman pada sang suami. Noval menoleh, dia menerima minuman dari sang istri. "Terima kasih," ujar pria itu.Namun, sebelum itu dia menatap Mika lamat-lamat. "Apa kau terluka? Apa kau sempat dilukai oleh Ridwan tadi?" tanyanya penasaran.Mika menggeleng yang mana membuat Noval mengangguk. Dia lalu meneguk minumannya pelan dan mengembuskan napas pelan setelahnya."Aku hanya tidak menyangka kalau Ridwan bisa melakukan hal itu sama kamu," ujarnya kemudian. Dia mendongak menatap langit-langit kamar.Beberapa saat kemudian dia menatap Mika. "Apa sebelumnya ketika kau bersamanya dia juga sering melakukan itu? Melakukan kekerasan fisik terhadapmu?" tanyanya dengan khawatir. Karena jika itu benar terjadi, maka dia akan memberikan pelajaran pada pria itu.Mik
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

40. Aku, kan memang bukan anak kalian.

Perkataan dari pihak WO membuat Olip meradang. Kedua tangannya mengepal kuat karena merasa tidak terima dengan kalimat barusan. "Jangan sembarangan bicara kalian!" teriak Olip menunjuk para pihak Wo."Kami tidak asal bicara. Kalau kalian memang ada uang, seharusnya kalian langsing bisa membayar sisa uang dekorasinya tanpa ada drama meminta sama orang lain." Salah satu pihak WO yang sejak tadi merasa jengkel dengan pasangan itu berujar dengan nada sinis."Dia kakakku. Bukan orang lain," balas Mika."Sama saja. Uhh." "Kalau memang nggak punya uang, sewa dekorasi yang murah saja. Jangan sok-soan nyari yang paling mahal. Kalau seperti ini kita yang repot," ujar pihak WOnya."Iya. Mana lucunya minta bayarin orang lain lagi. Siapa yang nikah siapa yang bayar. Katanya calon bidan, lakinya calon PNS. Tapi nikah numpang." Pihak WO tidak merasa sungkan untuk mengatai Olip dan juga Ridwan karena itu adalah sebuah kenyataan."Jaga ya mulut kalian!" teriak Olip dengan nada tinggi karena dia sudah
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status