แชร์

38. Kemarahan Seorang Noval

ผู้เขียน: Evie Edha
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-25 09:20:17

"Jangan berani kau sentuh Istriku!" Noval. Pria itu menatap tajam Ridwan yang masih tergelatak di tanah.

Noval yang baru saja pulang dari kerjanya harus diperlihatkan adegan yang tidak mengenakan di mana istrinya itu akan dipukul oleh pria lain. Langsung saja, Noval berlari cepat dan menendang Ridwan dari belakang.

Sekarang kita tahu bagaimana Ridwan bisa tersungkur mencium lantai.

Mika yang sebelumnya menutupi wajah dengan lengannya langsung menoleh ketika mendengar suara Noval. Perempuan itu cukup terkejut mendapati keberadaan suaminya di sampingnya dan posisi Ridwan yang kini tengah tergeletak di lantai. Tidak perlu ditanya dia sudah tahu apa yang terjadi.

Tentu saja kejadian itu membuat semua orang di sana langsung melotot lebar. Terutama Bu Tuti, Olip dan juga Bu Lestari.

"Noval!" teriak Bu Tuti marah tetapi Noval hanya menatap perempuan itu dengan sengit.

Bu Lestari sendiri merasa panik. Dia langsung mendekati putranya dan melihat Ridwan yang mengalami memar pada bagian kening
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก
ความคิดเห็น (1)
goodnovel comment avatar
Ayu Violet
wuiiihhh mantab Noval.. gw acungin jempol 4, keren
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Permintaan Gila Adikku   39. Hadiah Dari Noval

    Dengan segelas minuman di tangan, Mika menatap suaminya yang sedang duduk di pinggir ranjang dengan menunduk dan memegangi ujung keningnya. Tampaknya Noval sedang mengatur emosinya."Kamu tidak apa?" tanya Mika dengan mengulurkan segelas minuman pada sang suami. Noval menoleh, dia menerima minuman dari sang istri. "Terima kasih," ujar pria itu.Namun, sebelum itu dia menatap Mika lamat-lamat. "Apa kau terluka? Apa kau sempat dilukai oleh Ridwan tadi?" tanyanya penasaran.Mika menggeleng yang mana membuat Noval mengangguk. Dia lalu meneguk minumannya pelan dan mengembuskan napas pelan setelahnya."Aku hanya tidak menyangka kalau Ridwan bisa melakukan hal itu sama kamu," ujarnya kemudian. Dia mendongak menatap langit-langit kamar.Beberapa saat kemudian dia menatap Mika. "Apa sebelumnya ketika kau bersamanya dia juga sering melakukan itu? Melakukan kekerasan fisik terhadapmu?" tanyanya dengan khawatir. Karena jika itu benar terjadi, maka dia akan memberikan pelajaran pada pria itu.Mik

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-26
  • Permintaan Gila Adikku   40. Aku, kan memang bukan anak kalian.

    Perkataan dari pihak WO membuat Olip meradang. Kedua tangannya mengepal kuat karena merasa tidak terima dengan kalimat barusan. "Jangan sembarangan bicara kalian!" teriak Olip menunjuk para pihak Wo."Kami tidak asal bicara. Kalau kalian memang ada uang, seharusnya kalian langsing bisa membayar sisa uang dekorasinya tanpa ada drama meminta sama orang lain." Salah satu pihak WO yang sejak tadi merasa jengkel dengan pasangan itu berujar dengan nada sinis."Dia kakakku. Bukan orang lain," balas Mika."Sama saja. Uhh." "Kalau memang nggak punya uang, sewa dekorasi yang murah saja. Jangan sok-soan nyari yang paling mahal. Kalau seperti ini kita yang repot," ujar pihak WOnya."Iya. Mana lucunya minta bayarin orang lain lagi. Siapa yang nikah siapa yang bayar. Katanya calon bidan, lakinya calon PNS. Tapi nikah numpang." Pihak WO tidak merasa sungkan untuk mengatai Olip dan juga Ridwan karena itu adalah sebuah kenyataan."Jaga ya mulut kalian!" teriak Olip dengan nada tinggi karena dia sudah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-27
  • Permintaan Gila Adikku   41. Senam Jantung Pak Purnomo dan Bu Tuti

    Bu Tuti dan Pak Purnomo terpaku mendengar perkataan Mika. Kedua orang itu sempat saling tatap dan menunjukkan ekspresi sama-sama terkejut. Ada sesuatu yang terasa menakutkan dari kalimat yang diucapkan oleh Mika.Mika yang bisa melihat ekspresi berbeda dari kedua orang tua angkatnya ini tersenyum miring. "Iya kan, Pak? Bu?" tanyanya kembali. "Mika loh selama ini nggak merasakan kasih sayang kalian. Kalian selalu membela Olip, menomor satukan Olip, mendahulukan apa pun tentang Olip ketimbang aku. Itu kenapa meski Mika ini anak kalian, Mika merasanya bukan anak kalian. Jadi, kalau kalian sekarang mengatakan tidak akan menganggap Mika anak kalian, Mika rasa itu akan sama saja dengan sebelum-sebelumnya," lanjut Mika menjelaskan maksud dari perkataan sebelumnya. Dia menyukai ekspresi panik dari kedua orang itu.Baik Pak Purnomo dan Bu Tuti tidak menampik akan rasa penuh kelegaan setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Mika barusan. Mereka merasa bersyukur ka

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-27
  • Permintaan Gila Adikku   42. Potong Saja Burungmu, Ridwan

    Mika memasuki kamarnya dengan tawa geli. Dia merasa lucu dengan kegaduhan yang terjadi di depan. Ingin sekali dia tertawa sejak tadi tetapi dia menahannya karena tidak ingin keberadaan dirinya yang sedang menguping ketahuan.Noval yang melihat istrinya kembali dengan tawa lebar pun mengerutkan kening. "Kamu kenapa?" tanya Noval kemudian. Dia meletakkan ponsel yang ada di tangannya.Mika pun duduk di samping Noval. Perempuan itu mulai bercerita, "Di luar heboh banget. Semua saling menyalahkan. Olip juga, dia sekarang malah nuntut Ridwan untuk membayar biaya dekorasinya. Katanya sebagai pihak pria dia harus membayarnya seperti kamu membiayai pernikahan kita sebelumnya." Dia menjelaskan.Noval hanya menggeleng pelan mendengar itu. "Terus jadinya bagaimana sekarang?" Dia bertanya."Tadi Pak Eko yang turun tangan. Dia memohon pada pihak WO untuk diberi waktu lagi guna mengumpulkan uangnya. Pihak WO setuju dan kalau nggak salah entah besok atau lusa mereka akan kembali lagi untuk meminta pe

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-28
  • Permintaan Gila Adikku   43. Ya Sudah. Nggak Usah Nikah Sekalian

    Keesokan harinya, Pak Eko mengajak putranya Ridwan untuk mendatangi kediaman calon besannya. Siapa lagi kalau bukan Pak Purnomo. Pria itu hanya mengajak Ridwan tanpa mengajak istrinya.Katanya, "Ibu nggak usah ikut. Bikin rusuh saja." Meski mendapat penolakan sebelumnya dari Bu Lestari, pria itu tetap tidak ingin dibantah dan akhirnya mereka pun pergi hanya berdua saja.Pria berbeda usia itu memasuki kediaman Pak Purnomo, sudah ada calon menantunya di sana yang masih dalam keadaan wajah bantal. Kentara sekali kalau baru bangun. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. "Panggil bapak dan ibu kamu," ujar Pak Eko pada Olip.Olip mengangguk dengan menggaruk kepalanya. Dia pun berbalik untuk memanggil kedua orang tuanya.Pak Eko menggeleng melihat kepergian Olip. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan perempuan itu, tak habis pikir lagi dengan putranya yang memilih Olip untuk dijadikan istri ketimbang Mika.Pak Eko pun berbisik di telinga Ridwan. "Perempuan seperti itu yang kam

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-29
  • Permintaan Gila Adikku   44. Tukar Dengan Dekorasi yang Murah

    Olip langsung mendelik mendengar apa yang dikatakan Pak Eko. Pria itu menatapnya tanpa ekspresi seolah apa yang dikatakan barusan adalah benar."Mak---maksudnya?" tanya Olip kemudian.Pak Eko pun mengangguk. "Iya. Sudah. nggak usah nikah sekalian kalau nggak mau dekorasinya diganti." Dia kembali memberitahu."Ya nggak bisa gitu dong, Pak," ujar Olip kemudian."Undangannya, kan sudah disebar." Dia melanjutkan."Makanya saya kasih saran untuk ganti dekorasi di depan. Uangnya, kan tidak ada yang untuk membayar. Jadi mau tidak mau kalian harus mengganti dekorasi di depan itu dengan harga yang murah," ujar Pak Eko dengan menunjuk ke arah depan rumah Olip.Olip menatap bapaknya. "Pak. Gimana ini?"Kemudian dia menatap ibunya. "Bu." Dia mengentakkan kaki pelan beberapa kali seperti anak kecil yang sedang merajuk.Pak Purnomo menurunkan kedua bahunya. "Sepertinya saran dari calon mertua kamu memang ada benarnya Olip. Ma

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-30
  • Permintaan Gila Adikku   45. Mencari Makam Kedua Orang Tua Mika

    Pak Eko. Pria paruh baya itu mencekal lengan calon menantunya ketika akan mendaratkan sebuah tamparan pada Mika. Dia melepaskan secara kasar sehingga Olip terhubung ke belakang. Beruntung Bu Tuti yang ada di sana sigap menangkap tubuh Olip sehingga perempuan itu tidak terjatuh ke lantai."Pak Eko. Jangan Keterlaluan. Anda sudah mendorong putri saya," ujar Bu Tuti yang merasa tidak terima.Pak Eko tidak merasa takut atauu pun bersalah. "Dia ynag memulai," tunjuknya pada Olip.Pria itu langsung menatap Pak Purnomo. "Pak Purnomo juga tidak terima? Mau memarahi saya juga? Silakan. Tapi sebelum itu dengarkan saya dulu." Dia menunjuk dirinya sendiri."Di mana mata Pak Purnomo selama ini? Kelakuan Olip begitu buruk terhadap kakaknya. Tapi kalian masih membelanya. Sekarang dia mau menampar Mika dan kalian masih diam saja?" Dia menggeleng pelan."Sayang sih sayang. Tapi ya nggak diam saja kalau anaknya melakukan kesalahan. Itu sama saja kalian men

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-30
  • Permintaan Gila Adikku   46. Makam Yang Terawat

    Baik Noval dan Mika terkejut mendapati makam kedua orang tua Mika yang terlihat terawat dan begitu bersih juga rapi. Mereka pikir karena tidak pernah tahu akan keberadaan makam ini dan membuatnya tidak pernah datang akan berakibat makam tidak terawat dan bahkan rusak. Ditumbuhi rumput dan banyaknya sampah dari daun yang berjatuhan dari pohon di atas mereka.Namun, apa yang dilihat keduanya sangatlah berbeda. Bahkan makam itu dikeramik dengan begitu indahnya. Tulisan nama dan tanggal lahir juga kematian terlihat jelas, tidak seperti makam yang terbengkalai selama berpuluh-puluh tahun yang lalu. Mika mengerutkan kening kalah menyadari sesuatu. Perempuan itu segera berjongkok di samping makam ayahnya dan meraih kelopak bunga yang bertaburan di atas makam. Mika menyadari kalau kelopak bunga itu adalah kelopak baru.Dia langsung menoleh ke arah Noval. "Apakah baru saja ada yang dari sini?" tanya perempuan itu kemudian.Noval mengerutkan kening dan iku

    ปรับปรุงล่าสุด : 2024-10-31

บทล่าสุด

  • Permintaan Gila Adikku   163.

    Tentu saja kehadiran dua orang polisi itu membuat semua orang yang ada di rumah Pak Purnomo merasa terkejut. Mereka semua saling pandang satu sama lain sebelum akhirnya menatap penuh pada kedua polisi yang masih berdiri di ambang pintu itu."Iya." Pak Purnomo pun bangkit dari duduknya lalu berdiri di hadapan kedua polisi itu."Ada perlu apa ya, Pak sampai kalian datang ke kediaman saya?" tanya Pak Purnomo merasa penasaran. Sedangkan Ridwan yang masih berada di tempatnya tampak was-was.Salah satu polisi mengangguk pada Pak Purnomo. "Maaf sebelumnya kalau kedatangan kami membuat kalian semua terkejut. Kami datang untuk melaksanakan tugas tentunya.""Tugas?" Pak Eko pun bertanya. "Tugas apa, Pak?" Dia ikut berdiri di hadapan besannya.Salah satu polisi memberikan sebuah surat pada Pak Eko sembari menjelaskan niat mereka datang ke kediaman Pak Purnomo. "Kami datang dengan membawa surat penangkapan untuk saudara Ridwan," ujarnnya dengan menatap ke arah Ridwan yang sudah dia ketahui sebel

  • Permintaan Gila Adikku   162

    Pak Eko dan Bu Lestari pun menoleh ke arah pemilik suara. Terlihat Pak Purnomo baru saja keluar dari dalam rumah. "Ada apa ini berisik-berisik?" tanya Pak Purnomo. "Ini Pak. Ada besan datang. Katanya mau ketemu Olip," ujar Bu Tuti. "Kenapa ngga diminta duduk?" tanya Pak Purnomo. "Iya nih Bu Tuti. Kok saya datang nggak diminta duduk. Bagaimana sih?" tanya Bu Lestari dengan senyum simpul. Dia sepertinya senang kalau melihat besannya yang satu ini dimarahi oleh istrinya. Bu Lestari pun segera menarik suaminya untuk duduk. "Sini, Pak." "Bu. Ambilkan minim dan panggilkan Olip sama Ridwan," ujar Pak Purnomo memerintah sang istri. "Iya-oya." Bu Tuti pun bangkit dari tempat duudknyadan masuk untuk memanggil anak dan menantunya juga membuatku minum. "Apa kabar, besan?" tanya Pak Purnomo. "Baik." Pak Eko menjawab. "Pak Purnomo ini gimana aih? Olip hamil kok nggak ngasih tahu kami?" tanya Bu Lestari kemudian. Pak Purnomo terkejut. "Loh? Ridwan tidak menceritakan semua ini ke

  • Permintaan Gila Adikku   161

    Bu Lestari dan Pak Eko menuju rumah Pak Purnomo untuk menemui anak dan juga menantunya. Kabar kehamilan Olip yang didapat membuat mereka kesal sekaligus bahagia."Udah, Bu. Nggak usah ngomel-ngomel mulu," ujar Pak Eko ketika mereka berada di atas motor dan Bu Lestari tampak menggerutu tanpa henti sejak tadi."Ibu ini sedang kesal, Pak," ujar Bu Lestari memberi tahu."Iya Bapak tahu. Tapi udah dong keselnya. Jangan nyerocos terus. Nanti kalau bapak ngga bisa fokus nyeri gara-gara suara Ibu bagaimana?" tanya Pak Eko. Dia melirik keberadaan istrinya melalui kaca spion.Bu Lestari langsung menepuk pundak Pak Eko dari belakang. "Bapak ini. Memangnya suara ibu ini sura apaan sampai-sampai bisa membuat Bapak ngga konsen naik motor?" Dia bersungut-sungut."Ibu hnaya kesal aja, Pak. Kenapa Ridwan dan Olip itu tidak bilang sejak awal kalau dia pindah dari kontrakan ke rumahnya besan. Kalau dia bilang sejak awal, kan kita nggak perlu ke kontrakan dia dulu. Buang waktu. Buang bensin. Capek." Bu L

  • Permintaan Gila Adikku   160

    Sinta memberikan minuman pada Mika. Setelah ditinggal Nyonya Saseka dan juga Noval, beberapa waktu dari itu Mika bangun dari tidurnya. Sinta segera membantu ketika melihat sahabatnya itu ingin minum."Noval mana, Sin? Kok kamu yang ada di sini?" tanya Mika kemudian.Sinta mengerucutkan bibirnya mendengar pertanyaan Mika. "Kamu nggak suka kalau aku ada di sini?" tanyanya kemudian.Nika mengembuskan napas kasar. "Bukan gitu.""Iya-iya aku paham," ujar Sinta kemudian."Kamu ini dalam keadaan seperti ini masih saja mau bercanda." Mika menyeka keringat yang ada di keningnya."Dia lagi pergi. Katanya cari makan," ujar Sinta kemudian."Astaga. Aku memang belum masak lagi." Mika memegang kepalanya dan merutuki diri."Ya udah sih. Toh keadaan kamu masih nggak baik-baik aja gini. Lagi pun Noval juga nggak masalah kalau beli di luar. Kaya ini. Kalau aku, pasti mau beli tiap hari aja. Biar nggak capek-capek masak dan badan bau bawang," ujar Sinta dengan kekehannya.Mika berdecak. "Kamu ini." Dia

  • Permintaan Gila Adikku   159

    "Cepat katakan apa yang sebenarnya terjadi!" teriak Pak Bowo pada Ridwan ketika mereka sudah berada di rumah. Pria itu begitu marah oda menantunya akan kejadian hari ini.Selain membuat kerusuhan, kejadian kali ini juga membahayakan Olip dan kandungannya. "Bapak ini kenapa sih malah marah-marah sama Kak Ridwan? Marah tuh sama Kak Mika tuh yang udah dorong aku sampai aku jatuh," ujar Olip membela suaminya."Iya nih Bapak. Bapak kenapa malah marahin Rid---""Diam!" bentak Pak Purnomo sekali lagi. Pria itu menatap ketiganya dengan raut kemarahan. Terutama pada Ridwan."Sudah berapa kali Bapak katakan saka kalian. Noval bukan tipikal orang yang akan sapa mukul orang kain kalau tidak ada apa-apa." Dia bersungut-sungut. Heran sama anak dan istrinya ini. Kenapa masih saja bodoh."Pasti. Bapak yakin. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan sama kamu Ridwan!" Dia menunjuk ke arah Ridwan.Ridwan yang sudah smrasa ketakutan karena yadi dia mendengar jika neneknya Mika akan membawa kasus ini ke jalu

  • Permintaan Gila Adikku   159

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu. "Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi. Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan. Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan. "Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu. "Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika. "Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan

  • Permintaan Gila Adikku   157

    "Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu."Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi.Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan.Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan."Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu."Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika."Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan tidak

  • Permintaan Gila Adikku   156

    Mendengar cerita suaminya, tentu saja Olip menjadi marah. Perempuan itu meradang dan langsing bergegas pergi untuk menemui kakaknya. "Kurang ajar. Berani-beraninya Kak Mika ini." Dia bersungut-sungut.Ridwan yang terkejut dengan reaksi Olip pun ternyata langsung mengejar langkah sang istri. Dia menahan lengan Olip ketika berhasil mengejar langkah istrinya. "Kamu mau ke mana?" tanya Ridwan."Mau ke rumahnya Kak Mika." Olip pun menunjuk ke arah rumah Mika.Sudah Ridwan duga. "Ngapain?" tanyanya kemudian dengan ekspresi terkejut."Ya mau ngelabrak mereka lah," jawab Olip penuh dengan ambisi."Nggak suami nggak istri sama aja," sambung Olip.Bola matanya melotot, warna kulit wajahnya terlihat memerah pertanda kalau perempuan itu tengah menahan amarah. "Enak aja dia godain kamu. Nggak tahu malu. Udah punya suami juga. Masih aja godain suami orang. Mana suaminya gebukin kamu lagi. Harusnya tuh yang Noval gebukin istrinya yang ganjen itu."Noval ikut melotot. "Nggak usah." Dia menahan tangan

  • Permintaan Gila Adikku   155

    Ternyata, apa yang katakan Pak Purnomo membuat Olip berpikir. Perempuan itu merasa apa yang dikatakan bapaknya benar. Tidak mungkin Noval datang dan memukul Ridwan tanpa alasan. "Pasti ada sesuatu di balik semua ini," ujarnya kemudian."Udah dua hari ini suamiku nggak bisa nyari kerja gara-gara dihajar Noval tanpa jelas. Bikin kesel aja." Dia menggerutu."Sebaiknya aku tanyakan saja pada Kak Ridwan apa yang sebenarnya terjadi. Biar aku tahu alasan kenapa Noval main pukul Kak Ridwan. Biar aku ada penjelasan yang jelas ketika aku melaporkan Noval nanti." Dia menjentikkan jari dan tersenyum.Perempuan itu meletakkan gelas yang sebelumnya berisi susu nutrisi ibu hamil lalu pergi menuju kamarnya di mna Ridwan sedang beristirahat di sana."Loh, Lip? Mana minuman untuk aku?" tanya Ridwan yang melihat istrinya kembali tanpa membawa apapun padahal tadi dia meminta Olip untuk mengambilkan minuman.Olip tidak menjawab. Perempuan itu malah menaiki ranjang lalu duduk di hadapi Ridwan. Dia memberik

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status