Beranda / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 45. Mencari Makam Kedua Orang Tua Mika

Share

45. Mencari Makam Kedua Orang Tua Mika

Penulis: Evie Edha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 13:00:07

Pak Eko. Pria paruh baya itu mencekal lengan calon menantunya ketika akan mendaratkan sebuah tamparan pada Mika. Dia melepaskan secara kasar sehingga Olip terhubung ke belakang. Beruntung Bu Tuti yang ada di sana sigap menangkap tubuh Olip sehingga perempuan itu tidak terjatuh ke lantai.

"Pak Eko. Jangan Keterlaluan. Anda sudah mendorong putri saya," ujar Bu Tuti yang merasa tidak terima.

Pak Eko tidak merasa takut atauu pun bersalah. "Dia ynag memulai," tunjuknya pada Olip.

Pria itu langsung menatap Pak Purnomo. "Pak Purnomo juga tidak terima? Mau memarahi saya juga? Silakan. Tapi sebelum itu dengarkan saya dulu." Dia menunjuk dirinya sendiri.

"Di mana mata Pak Purnomo selama ini? Kelakuan Olip begitu buruk terhadap kakaknya. Tapi kalian masih membelanya. Sekarang dia mau menampar Mika dan kalian masih diam saja?" Dia menggeleng pelan.

"Sayang sih sayang. Tapi ya nggak diam saja kalau anaknya melakukan kesalahan. Itu sama saja kalian men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rifda Nafisha
waahh tamnah suru aha,, lanjut thor update terus banyak² & smanygat yakkk, thanks
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Permintaan Gila Adikku   46. Makam Yang Terawat

    Baik Noval dan Mika terkejut mendapati makam kedua orang tua Mika yang terlihat terawat dan begitu bersih juga rapi. Mereka pikir karena tidak pernah tahu akan keberadaan makam ini dan membuatnya tidak pernah datang akan berakibat makam tidak terawat dan bahkan rusak. Ditumbuhi rumput dan banyaknya sampah dari daun yang berjatuhan dari pohon di atas mereka.Namun, apa yang dilihat keduanya sangatlah berbeda. Bahkan makam itu dikeramik dengan begitu indahnya. Tulisan nama dan tanggal lahir juga kematian terlihat jelas, tidak seperti makam yang terbengkalai selama berpuluh-puluh tahun yang lalu. Mika mengerutkan kening kalah menyadari sesuatu. Perempuan itu segera berjongkok di samping makam ayahnya dan meraih kelopak bunga yang bertaburan di atas makam. Mika menyadari kalau kelopak bunga itu adalah kelopak baru.Dia langsung menoleh ke arah Noval. "Apakah baru saja ada yang dari sini?" tanya perempuan itu kemudian.Noval mengerutkan kening dan iku

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Permintaan Gila Adikku   47. Dipaksa Orang Tua

    Mika tidak habis pikir dengan Olip. Hari ini, perempuan itu kembali meminta dirinya untuk membayar dekorasi pernikahaannnya agar dia masih tetap bisa memakai dekorasi yang sudah terpasang.Satu pertanyaannya, kenapa menagih ketika dia akan berangkat ke toko, bukan sejak tadi ketika Noval masih belum berangkat ke bengkel?"Iya nih. Sudahlah bayarkan saja dekorasi itu," ujar Pak Purnomo yang saat ini secara terang-terangan ikut meminta paksa Mika."Iya, Kak Mika. Bukankah Ibu sudah mengatakan sejak awal kalau Kak Mika harus memberikan uang hajatan Kak Mika untuk acara pernikahanku. Kenapa tidak Kak Mika kasih?" tanya perempuan itu kemudian."Aku tidak mau kalau dekorasi di depan diganti dengan yang harganya murah," ujarnya kemudian.Mika mendengus kesal. "Sudah berapa kali sih harus aku katakan kalau aku tidak mau membayar dekorasi pernikahan Olip? Dia yang mau menikah, biarkan dia sendiri yang membayarnya," ujar Mika yang kali ini tidak peduli kalau bapaknya aka kembali mengamuk padany

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Permintaan Gila Adikku   48. Dekorasi Mahal Diganti Dekorasi Paling Murah

    Mika yang sebenarnya berniat pergi ke toko pun harus menundanya sebentar saja. Dia ingin melihat drama dekorasi pernikahan Olip dan Ridwan sedikit lebih lama. Dia pun masih berdiri di ambang pintu pemisah ruang tamu dan ruang tengah dengan melipat tangan di depan dada dan menatap ke arah dua keluarga yang sedang membahas dekorasi dengan pihak WO."Tapi maaf sebelumnya. Yang bisa diganti hanya dekorasinya. Tidak untuk pakaian pengantin dan keluarga karena pakaian yang sudah dipesan pastinya sudah tahap penyelesaian mengingat acara sudah sangat dekat. Jadi, tidak mungkin kalau kalian akan mengubah juga pakaiannya." Meega memberitahu.Pak Eko terdiam. Dia pun mengangguk akhirnya. "Baiklah. Tidak apa. Sudah terlanjur juga." Mungkin nanti dia akan menekan di angka dekorasi.Meega menoleh ke arah salah satu anak buahnya. Dia mengangguk. "Berikan buku katalognya, Eli." Dia berujar.Anak buah Meega mengangguk, dia memberikan buku pada keluarga mempelai dengan ekspresinya yang dia buat sebaik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Permintaan Gila Adikku   49. Ejekan Dari Tetangga

    Bu Tuti dan Olip saling tatap satu sama lain. "Mbak. Mbak bohong, kan? Nggak mungkin Noval ngasih tips sebanyak itu," ujar Bu Tuti yang jelas merasa Tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Meega menoleh. "Kenapa tidak mungkin? Anak buah saya yang ikut bongkar pasang saja masing-masing dikasih satu juta," ujar Meega.Perempuan itu langsung menatap Mika kembali. "Ya sudah. Saya pulang dulu, Mbak Mika. Nanti orang-orang saya yang akan mengurus pembongkaran ini." Dia berujar. Kduanya pun berpisah.Setelah kepergian Meega, Mika pun ikut berpamitan untuk menuju toko miliknya. Sinta pasti sudah lama menunggu di sana."Hei. Maaf aku telat," ujar Mika pada Sinta. Dia meletakkan tas di bawah meja kasir.Sinta yang baru saja melayani pembeli langsung mendekati Mika. Dia duduk di hadapan Mika dengan meja sebagai pemisah. Sinta tampak bertopang dagu. "Gimana? Gimana? Apa hasil akhir dari pembicaraan mereka?" Sinta yang sejak tadi merasa kepo sudah tidak sabar untuk mengetahui kabar dari Olip.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Permintaan Gila Adikku   50. Hanya Karena Ponsel Mika Baru

    "Duh yang mimpinya mau buat acara megah. Eh ternyata nggak jadi."Bu Lestari langsung menoleh ke arah kumpulan ibu-ibu yang sedang membicarakannya. Jelas kalau kata-kata barusan adalah bentuk sindiran yang ditunjukan mereka untuk dirinya. Baru juga datang berniat mbeli sayur, tapi sudah dibuat kesal.Dia menatap sengit beberapa ibu-ibu yang ada di warung sayur itu. "Ngomong apa kalian? Coba bicara lagi. Sini bicara di depan saya," ujar perempuan itu dengan berkacak pinggang. Dagunya terangkat menantang beberapa ibu-ibu yang ada di depannya.Sedangkan ibu-ibu itu malah tertawa. "Lah memangnya kita takut." Balasan itu dia dapat disertai tawa yang semakin keras."Bu Lestari ini loh. Kok ya lucu. Impiannya mau buat acara megah. Mau nyaingin acaranya Mika tapi nggak taunya duitnya nggak ada," ujar seorang perempuan bertubuh tambun.Perempuan itu langsung menatap ibu-ibu yang ada di sekitarnya. "Tahu nggak ibu-ibu? Ternyata kemarin tuh Olip memaksa Mita untuk membayar dekorasi pernikahannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Permintaan Gila Adikku   51. Kesabaran Mika Ada Batasnya

    "Tampar, Pak! Tampar," balas Mika cepat ketika melihat tangan bapaknya yang terangkat. Dia tahu kalau pria itu berniat menampar dirinya.Bukannya merasa takut, Mika malah menyodorkan wajahnya ke arah Pak Purnomo. Bahkan perempuan itu mendekatkan pipinya sembari menepuknya beberapa kali. "Ayo, Pak. Tampar. Silakan tampar saja," lanjut MikaUntuk sesaat Pak Purnomo merasa tertegun. Pria itu perlahan menurunkan tangannya tanpan kata.Perempuan itu membalas tatapan tajam Pak Purnomo. "Kenapa? Kenapa berhenti? Bukankah menampar, memukul, menendang dan menyiksa Mika adalah hal biasa bagi Bapak?"Perempuan itu terkekeh kemudian. "Oh tidak. Bukan hanya Bapak tapi untuk kalian semua," ujarnya dengan menunjuk ke arah tiga orang di hadapannya."Tidak hanya badan. Bahkan batin Mika pun kalian tidak berpikir dua kali untuk menyakitinya." Dia menatap kedua orang tua yang sudah membesarkan dirinya itu secara bergantian. Kemarahan, kekecewaan dan kesedih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Permintaan Gila Adikku   52. Resepsi Ridwan dan Olip

    Hari pernikahan Olip dan Ridwan tiba. Biasanya, di hari pernikahan mempelai akan merasa bahagia karena sedang menjadi raja dan ratu sehari. Namun, itu tidak terjadi pada acara pernikahan kedua orang ini.Bagaimana tidak? Pernikahan impian yang Olip inginkan tidak dapat dia capai. Sejak acara ijab qabul tadi pagi, sampai hari menjelang sore pada acara resepsi, wajah dua pengantin itu ditekuk tanpa ada senyum. Meski terkadang ada, itu bukanlah senyum kebahagiaan melainkan senyum yang mereka paksa untuk menyambut tamu.Ya. Mungkin bisa dikatakan kalau Ridwan lebih legowo daripada Olip yang masih tidak terima dengan kenyataan dekorasinya karena pria itu masih banyak senyumnya."Aduh. Rasanya aku malas keluar. Rasanya aku ingin membuyarkan acara ini saja," ujar Olip. Perempuan itu tengah berada di kamar karena baru saja menggantik pakaian pengantin keduanya. Pakaian mahal yang dia pesan untuk acara pernikahan.Namun, meski pakaian yang dia inginkan itu sesuai, tetap saja dekorasi di luar m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Permintaan Gila Adikku   53. Hinaan Dari Teman

    "Senyum dong, Bu. Kenapa cemberut terus sih?" Pak Eko yang melihat istrinya selalu mengerucutkan bibir berujar. Kekesalan terlihat jelas di wajah perempuan itu."Kita harus menunjukkan rasa bahagia kita," lanjut Pak Eko kemudian.Bu Lestari yang mendengar ucapan suaminya pun langsung menatap Pak Eko dengan melotot. "Mau gimana Ibu nggak cemberut? Gimana Ibu mau menunjukkan kebahagiaan ibu, Pak kalau ibu saat ini sedang kesal?" tanya perempuan itu sembari menarik ujung pakaiannya untuk melampiaskan rasa kesal yang sedang dia rasakan."Lah memang kenapa Ibu kesal? Ini hari bahagia anak kita?" tanya Pak Eko kemudian.Bu Lestari langsung mendelik. Dia bertanya dalam hati suaminya ini pura-pura tidak tahu apa memang tidak tahu? "Nggak usah pura-pura tidak tahu deh, Pak. Bapak, kan juga tahu apa alasan ibu seperti ini. Ibu ini sedang malu, Pak. Malu dibuat bahan pembicaraan warga desa."Dia mengalihkan pandangan. "Bisa-bisanya dekorasi yang bagus diganti sama dekorasi yang jelek seperti ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09

Bab terbaru

  • Permintaan Gila Adikku   135. Olip Pengen Makan Enak

    Setelah menutup panggilan telepon dari ibunya beberapa menit lalu, itu membuat Olip termenung. Perempuan itu berpikir cukup lama dengan acara syukuran di rumah baru Mika."Datang nggak ya?" tanyanya pada diri sendri. Tentu kita tahu apa yang dikatakan oleh Olip pada ibunya tadi di telepon kalau dia tidak mau datang ke acara itu.Ya. Kita tahu kalau Olip semakin merasa kesal dengan apa yang dicapai oleh kakanya, apalagi kelakuan Ridwan akhir-akhir ini yang memperlihatkan seperti dirinya tida ada artinya lagi untuk Ridwan.Olip menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi gelisah. Dia menunduk melihat perutnya yang rata. Dia mengelusnya pelan dengan ekspresi sedih."Pasti di sana sekarang banyak makanan. Pasti banyak yang enak-enak juga." Olip membayangkan makanan yang kini ada di rumah Mika. Ayam, daging, sayur, buah dan juga jajanan. Belum lagi kue-kuenya."Apa aku ke sana saja, ya? Sudah lama banget nggak makan enak. Udah berapa hari ini makanya cuma emi," ujarnya sekali lagi. Dia masih

  • Permintaan Gila Adikku   134. Praduga

    Keluarga Noval dan juga neneknya Mika saling mengobrol bersama di sebuah ruangan yang terpisah dengan tempat acara syukuran berjalan. Kedua keluarga berkenan dan bercerita mengenai kilas balik.Mika dan Noval memasuki ruangan. "Maaf, ya. Kami baru bisa menemani," ujar Mika merasa bersalah."Tidak apa. Namanya juga lagi punya hajatan. Pasti sibuk ngurusin para tamu." Nenek Saseka berujar dengan senyuman.Nyonya Maysa tersenyum. Dia menepuk punggung tangan Mika. "Semoga di rumah baru ini hubungan kalian semakin erat," ujarnya mendoakan yang terbaik."Dan yang pasti, semoga kalian segera mendapat momongan," lanjutnya dengan senyuman mengembang.Noval yang mendengar itu langsung menatap papanya di mana sang papa hanya memberikan senyum miring di sana."Benar tidak Nyonya Saseka?" tanya Nyonya Maysa pada nenek Mika."Betul itu. Saya juga pengen segera dapat cicit dari Mika. Saya sudah tua. Harus cepet. Takutnya keburu diambil sama yang maha kuasa." Nyonya Saseka berujar.Mika yang mendenga

  • Permintaan Gila Adikku   133.

    Bu Tuti yang kepikiran mengenai Olip setelah mendapat pertanyaan dari beberapa tetangganya tadi gegas menuju tempat paling belakang agar tida diketahui orang. Tidak. Dia bukannya ingin berbuat curang. Dia hanya ingin mencoba menghubungi Olip karena merasa heran putrinya itu bum datang juga. Padahal, dia sudah memberitahu mengenai acara ini."Jangan-jangan dia beneran tidak mau datang lagi. Kemarin, kan dia bilang gitu." Bu Tuti mulai berkutat dengan ponsel miliknya, mencari nomor milik Olip dan mencoba untuk menghubunginya.Panggilan pertama tidak mendapat jawaban meski dia tahu kalau nomor Olip aktif. Hingga percobaan ketempat, dia pun akhirnya bisa mendengar suata Olip. Bu Tuti terlihat lega akan hal itu."Olip. Kamu ini ke man aja sih? Dihubungi dari tadi coba," ujar Bu Tuti yang langsung mengomel. Padahal beberapa saat lalu dia terlihat khawatir."Maaf, Bu. Tadi Olip dari kamar mandi. Ibu tahu sendiri kalau kamar mandi di kontrakan ini harus antre." Olip berujar dari seberang sana

  • Permintaan Gila Adikku   132. Bisik-bisik Tetangga

    Acara syukuran rumah Mika berlangsung. Jika siang ini diperuntukan untuk para ibu-ibu, naka di acara malam nanti akan diperuntukan untuk para bapak-bapak. Biar tidak tercampur begitu. Terlihat Bu Tuti yang tampak sibuk dan juga kerepotan karena perempuan itu memang diserahi tugas untuk mengatur makanan oleh Mika. Bukan karena semangat, tetapi diahanya tidak ingin kalau acara ini apan memiliki masalah pada makanannya karena itu akan menjadi hal yang tidak baik nantinya. Para tamu sudah datang. Mereka mulai pengajian dengan seseorang yang memimpin. Namun, kita tahu kalau seperti ini pasti ada saja beberapa orang yang tidak fokus. "Bu Tuti tumben giat gitu bantuin Mika." Ya. Beberapa ibu-ibu malah salfok sama keberadaan Bu Tuti yang terlihat sangat sibuk mengatur menu yang ada di acara syukuran ini. "Iya. Dia seperti paling sibuk ngatur menu sejak tadi." 'Tumben. Kan ini acaranya Mika." "Memang kenapa kalau acaranya Mika?" tanya salah satu ibu-ibu yang sejak tadi mendengar pembicar

  • Permintaan Gila Adikku   131. Ancaman Ridwan

    Olip meringkuk ketakutan. Dia menunduk sembari menangis, sesekali melirik ke arah keberadaan suaminya dengan tubuh bergetar. Bagamana tidak? Ridwan yang biasanya akan selalu menurutmu kemauannya, selalu mengalah kikadia marah, kini berubah seratus delapan pukul derajat. Bahkan kini Olip sangat ketakutan melihat suaminya itu. "Enak?" tanya Ridwan dengan senyum miring. Pria itu pun bangkit lalu mengenakan pakaianya secara cepat semampu melirik sinis ke arah Olip. Terlihat ekspresi penuh kepuasan di wajah pria itu. Setelah mengenakan pakaiannya dengan lengkap, dia pun mendekati Olip. Hal itu membuat Olip kembali merasakan takut. Dia menarik tubuhnya untuk semakin merapat ke dinding yang ada di belakangnya. Sedikit gerakan saja dia sudah berdesis. Olip merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya karena mendapat penyiksaan dari Ridwan. Yang paling parah adalah bagian intinya karena Ridwan sudah menggangg*hinya secara brutal dan kasar. "Jangan," bisik Olip. Ridwan pun hanya terkekeh. Tak

  • Permintaan Gila Adikku   131. Hukuman Untuk Olip

    Ridwan merasa marah dan kesal dengan insiden yang terjadi padanya di warung kopi tadi. Niat hati bertemu teman lama yang dulunya sama-sama bekerja mejadi guru, dia malah dipermalukan oleh ibu mertuanya. "Sial*n! Kurang ajar sekali orang tua itu. Berani-beraninya dia mempermalukan aku di tempat umum," ujar Ridwan yang terus menggerutu sepanjang perjalanan tadi. "Mana pukulannya sakit semua lagi?" Dia masih di atas motor menuju kontrakannya. Sesekali Ridwan melihat lengannya yang tadi juga terkena pukulan dari Bu Tuti. Terlihat beberapa ruam di sana akibat cubitan juga. Tiba-tiba pandangannya menajam lurus ke arah depan. Giginya bergemerut satu sama lain menandakan amarah pria itu. "Olip" Dia mengucapkan nama istrinya dengan suara menggeram. Kilat emosi terpancar di sorot matanya. Entah seberapa marah pria itu saat ini. "Awas saja kau Olip. Kau sudah membuat aku dipermalukan oleh ibumu di tempat umum. Tungu saja pembalasanku," ujarnya kemudian. Meski sejak dipukuli tadi dia terus

  • Permintaan Gila Adikku   130. Peringatan Untuk Bu Tuti

    Tepat ketika mobil sampai di rumahnya Bu Tuti langsung turun dan berjalan cepat memasuki rumahnya."Ada apa, Bu?" tanya Pak Purnomo yang melihat istrinya baru datang. Namun, ekspresinya membuat dia bertanya-tanya.Bu Tuti hanya menoleh sekilas pada suaminya lalu kembali membuang muka dan melanjutkan langkah untuk memasuki rumah. Dia kembali merasa kesal pada sang suami kala mengingat kalau suaminy itu duku tidk mau membela Olip ketika mendapat perlakuan tidak baik dari Ridwan.Pak Purnomo semakin merasa bingung dengan keadaan istrinya. "Ada apa sih? Ditanya bukannya jawab malah nyelonong aja." Dia menggeleng pelan sembari berkacak pinggang.Pak Purnomo berniat duduk kembali ketika pandangannya menangkap keberadaan Bu Ane yang sedang menurunkan belanjaan dibantu sopir Mika.Dia pun mengurungkan niatnya untuk duduk dan memilih untuk membantu Bu Ane. "Banyak sekali belanjaannya, Bu?" tanya Oak Purnomo uang terkejut melihat isi bagasi mobil itu.Bu Ane mengangguk. "Iya, Pak. Ini saja belu

  • Permintaan Gila Adikku   129. Ngamuk

    "Dasar laki-laki tidak tahu diri. Tidak berguna. Bisanya hanya menyusahkan saja. Laki-laki macam apa kamu. Tidak bertanggung jawab. Pria macam apa kamu? Sukanya main tangan. Kurang ajar!" Bu Tuti terus menyerocos tiada henti untuk meluapkan kekesalannya. Tak lupa tangannya yang terus bergerak memukuli Ridwan."Berani-beraninya kamu, ya. Berani-beraninya kamu menampar putriku. Kurang ajar kamu. Laki-laki kurang ajar kamu," ujar Bu Tuti dengan terus memukuli pundak Ridwan."Apa sih, Bu?" tanya Ridwan yang mencoba menghindari pukulan Bu Tuti. Namun, ibu mertuanya itu terus saja memukulinya."Apa sih, Bu. Apa sih, Bu. Jangan pura-pura kamu. Laki-laki tidak tahu malu. Beraninya main tangan sama perempuan. Kamu laki-laki apa banc*?" Bu Tuti terus memberikan pukulan pada Ridwan.Ridwan yang terkejut akan kedatangan Bu Tuti dan segala tingkah lakunya kini mulai merasa kesal. Dia pun segera menepis tangan ibu mertuanya itu."Apa-apaan sih, Bu? Bikin malu aja," ujar Ridwan. Dia menatap ke seki

  • Permintaan Gila Adikku   128. Bu Lestari Semakin Menyesal

    "Ke mana sih si Ridwan ini? Udah beberapa hari kok nggak datang. Biasanya datang cari makanan?" tanya Bu Lestari yang merasa bingung karena tidak melihat Ridwan datang beberapa hari ini."Kan mau ada yang aku tanyakan," ujarnya sekali lagi. Dia bahkan mondar-mandir di ruang tamu sembari menggigit jarinya.Suara motor terdengar mendekat. Bu Lestari tahu itu suara motor siapa. "Itu suara motor Ridwan," ujarnya semangat.Bu Lestari pun dengan bersemangat langsung keluar dari rumah. Dia tersenyum melihat putranya memarkirkan motornya."Kamu ini ke mana aja sih, Wan? Kok dua hari ini nggak ke sini?" tanya Bu Lestari.Ridwan yang mendengar perkataan ibunya pun mengerutkan keningnya, merasa heran dengan ibunya. "Ada apa memang, Bu?" tanyanya kemudian."Ada yang mau ibu tanyain," ujar Bu Lestari. Dia langsung meraih tangan Ridwan dan menariknya memasuki rumah dan mengajaknya duduk."Ibu mau tanya," ujar Bu Lestari kemudian.Ridwan berdecak. "Nanti aja deh, Bu. Ridwan laper nih. Pengen makan,"

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status