Home / Rumah Tangga / Permintaan Gila Adikku / 42. Potong Saja Burungmu, Ridwan

Share

42. Potong Saja Burungmu, Ridwan

Author: Evie Edha
last update Last Updated: 2024-10-28 21:36:53

Mika memasuki kamarnya dengan tawa geli. Dia merasa lucu dengan kegaduhan yang terjadi di depan. Ingin sekali dia tertawa sejak tadi tetapi dia menahannya karena tidak ingin keberadaan dirinya yang sedang menguping ketahuan.

Noval yang melihat istrinya kembali dengan tawa lebar pun mengerutkan kening. "Kamu kenapa?" tanya Noval kemudian. Dia meletakkan ponsel yang ada di tangannya.

Mika pun duduk di samping Noval. Perempuan itu mulai bercerita, "Di luar heboh banget. Semua saling menyalahkan. Olip juga, dia sekarang malah nuntut Ridwan untuk membayar biaya dekorasinya. Katanya sebagai pihak pria dia harus membayarnya seperti kamu membiayai pernikahan kita sebelumnya." Dia menjelaskan.

Noval hanya menggeleng pelan mendengar itu. "Terus jadinya bagaimana sekarang?" Dia bertanya.

"Tadi Pak Eko yang turun tangan. Dia memohon pada pihak WO untuk diberi waktu lagi guna mengumpulkan uangnya. Pihak WO setuju dan kalau nggak salah entah besok atau lusa mereka akan kembali lagi untuk meminta pe
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
fadil anggara
serunbgt kk critanya,, lanjut up yg banyak thorrr tiap hari ya. smangat berkarya, tq
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Permintaan Gila Adikku   43. Ya Sudah. Nggak Usah Nikah Sekalian

    Keesokan harinya, Pak Eko mengajak putranya Ridwan untuk mendatangi kediaman calon besannya. Siapa lagi kalau bukan Pak Purnomo. Pria itu hanya mengajak Ridwan tanpa mengajak istrinya.Katanya, "Ibu nggak usah ikut. Bikin rusuh saja." Meski mendapat penolakan sebelumnya dari Bu Lestari, pria itu tetap tidak ingin dibantah dan akhirnya mereka pun pergi hanya berdua saja.Pria berbeda usia itu memasuki kediaman Pak Purnomo, sudah ada calon menantunya di sana yang masih dalam keadaan wajah bantal. Kentara sekali kalau baru bangun. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. "Panggil bapak dan ibu kamu," ujar Pak Eko pada Olip.Olip mengangguk dengan menggaruk kepalanya. Dia pun berbalik untuk memanggil kedua orang tuanya.Pak Eko menggeleng melihat kepergian Olip. Dia tidak habis pikir dengan kelakuan perempuan itu, tak habis pikir lagi dengan putranya yang memilih Olip untuk dijadikan istri ketimbang Mika.Pak Eko pun berbisik di telinga Ridwan. "Perempuan seperti itu yang kam

    Last Updated : 2024-10-29
  • Permintaan Gila Adikku   44. Tukar Dengan Dekorasi yang Murah

    Olip langsung mendelik mendengar apa yang dikatakan Pak Eko. Pria itu menatapnya tanpa ekspresi seolah apa yang dikatakan barusan adalah benar."Mak---maksudnya?" tanya Olip kemudian.Pak Eko pun mengangguk. "Iya. Sudah. nggak usah nikah sekalian kalau nggak mau dekorasinya diganti." Dia kembali memberitahu."Ya nggak bisa gitu dong, Pak," ujar Olip kemudian."Undangannya, kan sudah disebar." Dia melanjutkan."Makanya saya kasih saran untuk ganti dekorasi di depan. Uangnya, kan tidak ada yang untuk membayar. Jadi mau tidak mau kalian harus mengganti dekorasi di depan itu dengan harga yang murah," ujar Pak Eko dengan menunjuk ke arah depan rumah Olip.Olip menatap bapaknya. "Pak. Gimana ini?"Kemudian dia menatap ibunya. "Bu." Dia mengentakkan kaki pelan beberapa kali seperti anak kecil yang sedang merajuk.Pak Purnomo menurunkan kedua bahunya. "Sepertinya saran dari calon mertua kamu memang ada benarnya Olip. Ma

    Last Updated : 2024-10-30
  • Permintaan Gila Adikku   45. Mencari Makam Kedua Orang Tua Mika

    Pak Eko. Pria paruh baya itu mencekal lengan calon menantunya ketika akan mendaratkan sebuah tamparan pada Mika. Dia melepaskan secara kasar sehingga Olip terhubung ke belakang. Beruntung Bu Tuti yang ada di sana sigap menangkap tubuh Olip sehingga perempuan itu tidak terjatuh ke lantai."Pak Eko. Jangan Keterlaluan. Anda sudah mendorong putri saya," ujar Bu Tuti yang merasa tidak terima.Pak Eko tidak merasa takut atauu pun bersalah. "Dia ynag memulai," tunjuknya pada Olip.Pria itu langsung menatap Pak Purnomo. "Pak Purnomo juga tidak terima? Mau memarahi saya juga? Silakan. Tapi sebelum itu dengarkan saya dulu." Dia menunjuk dirinya sendiri."Di mana mata Pak Purnomo selama ini? Kelakuan Olip begitu buruk terhadap kakaknya. Tapi kalian masih membelanya. Sekarang dia mau menampar Mika dan kalian masih diam saja?" Dia menggeleng pelan."Sayang sih sayang. Tapi ya nggak diam saja kalau anaknya melakukan kesalahan. Itu sama saja kalian men

    Last Updated : 2024-10-30
  • Permintaan Gila Adikku   46. Makam Yang Terawat

    Baik Noval dan Mika terkejut mendapati makam kedua orang tua Mika yang terlihat terawat dan begitu bersih juga rapi. Mereka pikir karena tidak pernah tahu akan keberadaan makam ini dan membuatnya tidak pernah datang akan berakibat makam tidak terawat dan bahkan rusak. Ditumbuhi rumput dan banyaknya sampah dari daun yang berjatuhan dari pohon di atas mereka.Namun, apa yang dilihat keduanya sangatlah berbeda. Bahkan makam itu dikeramik dengan begitu indahnya. Tulisan nama dan tanggal lahir juga kematian terlihat jelas, tidak seperti makam yang terbengkalai selama berpuluh-puluh tahun yang lalu. Mika mengerutkan kening kalah menyadari sesuatu. Perempuan itu segera berjongkok di samping makam ayahnya dan meraih kelopak bunga yang bertaburan di atas makam. Mika menyadari kalau kelopak bunga itu adalah kelopak baru.Dia langsung menoleh ke arah Noval. "Apakah baru saja ada yang dari sini?" tanya perempuan itu kemudian.Noval mengerutkan kening dan iku

    Last Updated : 2024-10-31
  • Permintaan Gila Adikku   47. Dipaksa Orang Tua

    Mika tidak habis pikir dengan Olip. Hari ini, perempuan itu kembali meminta dirinya untuk membayar dekorasi pernikahaannnya agar dia masih tetap bisa memakai dekorasi yang sudah terpasang.Satu pertanyaannya, kenapa menagih ketika dia akan berangkat ke toko, bukan sejak tadi ketika Noval masih belum berangkat ke bengkel?"Iya nih. Sudahlah bayarkan saja dekorasi itu," ujar Pak Purnomo yang saat ini secara terang-terangan ikut meminta paksa Mika."Iya, Kak Mika. Bukankah Ibu sudah mengatakan sejak awal kalau Kak Mika harus memberikan uang hajatan Kak Mika untuk acara pernikahanku. Kenapa tidak Kak Mika kasih?" tanya perempuan itu kemudian."Aku tidak mau kalau dekorasi di depan diganti dengan yang harganya murah," ujarnya kemudian.Mika mendengus kesal. "Sudah berapa kali sih harus aku katakan kalau aku tidak mau membayar dekorasi pernikahan Olip? Dia yang mau menikah, biarkan dia sendiri yang membayarnya," ujar Mika yang kali ini tidak peduli kalau bapaknya aka kembali mengamuk padany

    Last Updated : 2024-11-01
  • Permintaan Gila Adikku   48. Dekorasi Mahal Diganti Dekorasi Paling Murah

    Mika yang sebenarnya berniat pergi ke toko pun harus menundanya sebentar saja. Dia ingin melihat drama dekorasi pernikahan Olip dan Ridwan sedikit lebih lama. Dia pun masih berdiri di ambang pintu pemisah ruang tamu dan ruang tengah dengan melipat tangan di depan dada dan menatap ke arah dua keluarga yang sedang membahas dekorasi dengan pihak WO."Tapi maaf sebelumnya. Yang bisa diganti hanya dekorasinya. Tidak untuk pakaian pengantin dan keluarga karena pakaian yang sudah dipesan pastinya sudah tahap penyelesaian mengingat acara sudah sangat dekat. Jadi, tidak mungkin kalau kalian akan mengubah juga pakaiannya." Meega memberitahu.Pak Eko terdiam. Dia pun mengangguk akhirnya. "Baiklah. Tidak apa. Sudah terlanjur juga." Mungkin nanti dia akan menekan di angka dekorasi.Meega menoleh ke arah salah satu anak buahnya. Dia mengangguk. "Berikan buku katalognya, Eli." Dia berujar.Anak buah Meega mengangguk, dia memberikan buku pada keluarga mempelai dengan ekspresinya yang dia buat sebaik

    Last Updated : 2024-11-02
  • Permintaan Gila Adikku   49. Ejekan Dari Tetangga

    Bu Tuti dan Olip saling tatap satu sama lain. "Mbak. Mbak bohong, kan? Nggak mungkin Noval ngasih tips sebanyak itu," ujar Bu Tuti yang jelas merasa Tidak percaya dengan apa yang mereka dengar.Meega menoleh. "Kenapa tidak mungkin? Anak buah saya yang ikut bongkar pasang saja masing-masing dikasih satu juta," ujar Meega.Perempuan itu langsung menatap Mika kembali. "Ya sudah. Saya pulang dulu, Mbak Mika. Nanti orang-orang saya yang akan mengurus pembongkaran ini." Dia berujar. Kduanya pun berpisah.Setelah kepergian Meega, Mika pun ikut berpamitan untuk menuju toko miliknya. Sinta pasti sudah lama menunggu di sana."Hei. Maaf aku telat," ujar Mika pada Sinta. Dia meletakkan tas di bawah meja kasir.Sinta yang baru saja melayani pembeli langsung mendekati Mika. Dia duduk di hadapan Mika dengan meja sebagai pemisah. Sinta tampak bertopang dagu. "Gimana? Gimana? Apa hasil akhir dari pembicaraan mereka?" Sinta yang sejak tadi merasa kepo sudah tidak sabar untuk mengetahui kabar dari Olip.

    Last Updated : 2024-11-06
  • Permintaan Gila Adikku   50. Hanya Karena Ponsel Mika Baru

    "Duh yang mimpinya mau buat acara megah. Eh ternyata nggak jadi."Bu Lestari langsung menoleh ke arah kumpulan ibu-ibu yang sedang membicarakannya. Jelas kalau kata-kata barusan adalah bentuk sindiran yang ditunjukan mereka untuk dirinya. Baru juga datang berniat mbeli sayur, tapi sudah dibuat kesal.Dia menatap sengit beberapa ibu-ibu yang ada di warung sayur itu. "Ngomong apa kalian? Coba bicara lagi. Sini bicara di depan saya," ujar perempuan itu dengan berkacak pinggang. Dagunya terangkat menantang beberapa ibu-ibu yang ada di depannya.Sedangkan ibu-ibu itu malah tertawa. "Lah memangnya kita takut." Balasan itu dia dapat disertai tawa yang semakin keras."Bu Lestari ini loh. Kok ya lucu. Impiannya mau buat acara megah. Mau nyaingin acaranya Mika tapi nggak taunya duitnya nggak ada," ujar seorang perempuan bertubuh tambun.Perempuan itu langsung menatap ibu-ibu yang ada di sekitarnya. "Tahu nggak ibu-ibu? Ternyata kemarin tuh Olip memaksa Mita untuk membayar dekorasi pernikahannya

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • Permintaan Gila Adikku   104.

    "Kamu gila, Kak?" tanya Olip tak habis pikir. Kemarahannya sudah mencapai ubun-ubun. Istri mana yang tidak akan marah kalau mendengar suaminya menawari perempuan lain untuk menjadi istri. Diamau dimadu."Bisa-bisanya Kak Ridwan menawari Kak Mika menjadi istri Kakak? Kakak sudah tidak waras!" bentak Olip.Ridwan yang merasa pusing mendengar teriakan Olip, langsung menatap Olip dengan tajam. "Hah! Bisa tidak kamu diam! Setiap hari bisanya hanya teriak saja. Pusing kepala aku!" Ridwan ikut berteriak!"Aku berteriak juga karena Kak Ridwan. Istri mana yang tidak akan marah kalau suaminya menawarkan perempuan lain untuk menikah dengannya. Kakakku pula yang kamu tawari," ujar Olip marah. Rasanya dia ingin berteriak dengan kencang saja."Semua itu karena aku baru sadar. Kalau Mika lah yang aku butuhkan. Mika yang aku cintai. Aku hanya bernafsu saja dengan kamu," ujar Ridwan dengan menunjuk istrinya. Tatapannya masih tajam dan penuh kemarahan.Olip semakin merasa tidak percaya mendengar apa ya

  • Permintaan Gila Adikku   103. Olip Cemburu

    Untuk sesaat keduanya saling tatap satu sama lain. Mika yang menunggu jawaban Noval, dan Noval yang merasa tertegun dengan pertanyaan dari Mika."Kok diam?" tanya Mika kemudian.Noval pun tersadar. Dia mengedipkan matanya beberapa kali lalu melanjutkan aktivitasnya. "Lebih ke arah kebersihan. Secara Ridwan adalah orang yang jorok," ujar Noval kemudian yang tentu itu hanya alasan."Oh gitu?" Mika mengangguk beberapa kali. Keduanya pun keluar dari kamar mandi lalu keluar dari toko."Aku kira kamu cemburu," ujar Mika ketika melihat suaminya yang sedang menutup toko. Rupanya tugasnya berganti pada Noval.Noval membalikkan badan menatap Mika ketika sudah mengunci toko. Dia meraih tangan Mika lalu memberikan kunci toko pada Mika. "Kenapa kamu tanyanya sejak tadi itu mulu?"Mika menggenggam kunci yang diberikan Noval lalu memasukkannya pada tas yang dia bawa. Mika menggeleng. "Nggak papa. Cuma mau tanya aja?"Noval menaiki motornya lebih dulu. "Kamu ingin tahu aku cemburu apa tidak?" tanyany

  • Permintaan Gila Adikku   102. Tawaran Jadi Istri Kedua?

    "Apa?" Tentu saja Mika merasa syok. Bahkan toples permen yang ada di tangannya dan akan dipindahkan ke dalam toko sebab toko akan tutup langsung terjatuh. Untung saja isinya tidak berceceran. "Biar aku bantu," ujar Ridwan ketika melihat toples itu jatuh. "Nggak usah nggak usah," ujar Mika cepat. Dia pun lebih memilih mengambilnya sendiri daripada menerima bantuan Ridwan. Bukan apa. Dia hanya takut kalau Noval salah paham saja melihatnya nanti mengingat suaminya itu akan datang. "Ngapain sih kamu di sini?" tanya Mika sekali lagi. Dia tak sungkan memperlihatkan wajah bencinya pada Ridwan. "Untuk menanyakan hal tadi," ujar Ridwan kemudian. "Wan. Kamu sudah gila, mending kamu ke rumah sakit sana. Jangan di sini," ujar Mika kemudian dengan menunjuk ke segala arah. Ridwan terkejut Mika mengatai dirinya gila. "Mik. Aku nggak gila." Dia menggeleng cepat. "Kalau nggak gila apa? Sinting? Mabok? Atau syarafmu sudah putus?" tanya Mika kemudian. Dia berkacak pinggang dengan tatapan tajam pad

  • Permintaan Gila Adikku   101. Ridwan Menggila

    "Ibu ngagetin aja," Ridwan sdah merasa deg-degan. Dia pikir tadi adalah bapaknya. Tentu saja diamerasa takut kalau bertemu kembali dengan Pak Eko. Dia yakin kalau dia akan dihajar kembali jika bapaknya itu melihat keberadaan dirinya di sini."Makan," jawab Ridwan pada pertanyaan ibunya tadi. Tanpa sungkan dia langsung mengambil nasi dan lauknya cukup banyak dan memakannya dengan lahap.Bu Lestari duduk di hadapan putranya. "Makanmu kayak orang yang nggak makan satu bulan aja.""Aku belum makan sejak pagi," jawab Ridwan di sela makannya dengan mulut penuh."Olip nggak masak?" Bu Lestari kembali bertanya."Ibu kayak nggak tahu aja," jawab Ridwan. Bu Lestari pun membiarkan anaknya makan."Kok bisa sih kamu sama Olip punya vidio kek gitu?" tanya Bu Lestari dengan kesal.Ridwan melirik ke arah ibunya beberapa kali sebelum menjawab. "Ya namanya juga pasangan, Bu. Ya wajarlah."Bu Lestari langsung memukul lengan putranya. "Kok bisa kamu melakukan itu sebelum menikah? Bikin malu aja.""Ya gim

  • Permintaan Gila Adikku   100. Cekcok

    Ridwan memarkirkan motor milik Olip di depan kontrakan mereka. Pria itu meletakkan sepatunya asal lalu memasuki kontrakan dengan wajah kesal. "Sial*n." Dia berujar kemudian.Olip yang sebelumnya tengah asyik melihat ponsel miliknya langsung menoleh ke arah kedatangan suaminya. Dia menatap bingung Ridwan yang tampak marah-marah."Kamu kenapa?" tanya Olip kemudian."Jangan tanya dulu kamu. Aku lagi kesel," ujar Ridwan. Pria itu berbaring membelakangi sang istri.Olip tang tipikal tidak suka diabaikan pun mengabaikan peringatan Ridwan. Dia meletakkan ponselnya dan memegang pundak sang suami lalu membua Ridwan mengubah posisinya menjadi menatap ke arah dirinya."Masalahnya aku nggak suka lihat kamu kek gini. Wajah kesal kamu itu bikin mood aku ikutan ancur. Bawaanya pengen marah," ujar Olip dengan nada tinggi yang selalu dia keluarga ketika berdebat dengan Ridwan.Ridwan langsung bangkit dari posisinya dan duduk menghadap Olip. "Lip. Jangan ajak aku bertengkar sore ini. Oke? Aku sudah ter

  • Permintaan Gila Adikku   99. Surat Dari Kampus

    Bu Tuti datang bersama sang suami dan membawa semua hal yang diinginkan oleh Olip. Meski dia merasa kesusahan untuk membawanya, tetapi dia tetap membawakannya demi sang anak.Pak Purnomo sempat tidak mau untuk datang ke kontrakan Olip, tetapi Bu Tuti yang terus memaksa membuat dia mau tidak mau harus mengantarnya. Sesampainya di kontrakan Olip, Olip pun langsung menyambut kedatangan ibunya."Akhirnya Ibu datang juga," ujar Olip.Bu Tuti tampak mengamati tempat tinggal Olip. "Ini beneran tempat tinggal kalian?" tanya Bu Tuti kemudian."Ya iyalah, Bu. Masa boongan?" Dia pun mengajak ibunya masuk tetapi Pak Purnomo memilih untuk tetap di luar."Kok bisa sih kamu tinggal di tempat seperti ini, Lip? Udah tempatnya di ujung desa, jauh, jalannya rusak, tempatnya nggak layak huni lagi," ujar Bu Tuti yang langsung berkomentar ketika dia sampai di kontrakan Olip."Udah tahu, kan? Makanya Olip minta Ibu buat datang ke sini dan lihat sendiri secara langsung." Olip berujar. Perempuan itu mengambil

  • Permintaan Gila Adikku   98. Kontrakan Tak Diinginkan

    Ridwan dan Olip yang sudah diusir dari rumah Pak Purnomo dan tak bisa kembali ke rumah Pak Eko terpaksa harus mencari kontrakan untuk tempat mereka tinggal. Namun, karena berita yang sudah tersebar, mereka mengalami kesulitan ketika mencari tempat tinggal.Bahkan tidak sedikit yang menolak mereka karena menganggap mereka pasangan tak memiliki ikatan. Ridwan dan Olip pun sampai harus mengeluarkan buku nikah mereka agar orang-orang percaya. Namun, tetap saja mereka menolak Olip dan Ridwan untuk menyewa kontrakan mereka."Terus kita mau tinggal di mana dong, Kak kalau semua orang menolak kita?" tanya Olip yang sudah merasa lelah karena hampir seharian mencari kontrakan tidak menemukannya."Ya kita harus terus cari lah. Kalau mau berhenti, gimana kita tidur malam ini," ujar Ridwan yang fokus terhadap jalan di depannya."His. Nyusahin banget sih. Itu warga kampung kenapa juga ngusir kita sih? Toh kita tinggal di rumah orang tua aku sendiri. Nggak minta makan sama mereka," ujar Olip yang t

  • Permintaan Gila Adikku   97. Tamparan Untuk Olip Dari Noval

    Ridwan langsung menatap istrinya. "Apa ini karena perbuatanmu?" tanyanya dengan menunjuk ke arah kening Mika yang terluka. Dia menunggu jawaban sang istri.Sedangkan Olip yang mendengar pertanyaan dari suaminya merasa bingung. Kenapa sekarang dia dojokkan lagi?"Jawab, Olip!" bentak Ridwan."Ya," balas Olip."Memangnya kenapa? tanya Olip kemudian."Lagian aku juga tidak sengaja," lanjutnya."Heh! Mana ada tidak sengaja? Kau mendorongnya. Itu yang katanya tidak sengaja?" Sinta yang tidak terima dengan perkataan Olip pun ikut memaki.Dia sudah tak tahan denga sifat perempuan itu. "Dasar perempuan gila. Sekolahnya aja pakai seragam, tapi kelakuannya kayak setan," lanjut Sinta yang tak tanggung-tanggung dalam mengolok Olip. Dia tidak peduli kalau ada orang tua Olip di sana."Jaga mulut kamu Sinta." Bu Tuti yang melihat anaknya diolok tidak terima. Dia pun menatap sahabat Mika itu dengan tajam."Emang iya, Kok." Sinta tentu tak mau kalah.Berkacak pinggang, dia menatap Olip dengan dagu ter

  • Permintaan Gila Adikku   96. Tuduhan

    "Cie yang baru aja pulang dari bulan madu." Baru saja sampai di toko, Mika sudah mendapat ejekan dari sahabatnya.Detik kemudian Sinta memasang wajah kasihan. Dia berdecak sembari menggeleng pelan. "Tapi sayang. Kasihan sekali kamu. Baru juga pulang dari bulan madu, udah masuk rumah sakit aja," ujarnya kemudian.Mika tak suka itu. Dia meletakkan tasnya di atas meja. "Apaan sih? Itu Noval aja yang berlebihan. Masa kepala kepentok meja aja sampai diinap rawat segala. Kan ngabisin duit," ujar Mika dengan menyentuh kepalanya yang masih diplester karena luka."Namanya juga perhatian sama istri, Mik." Sinta pun menaik turunkan alisnya bermaksud menggoda sang sahabat."Jangan mulai." Mika menatap Sinta dengan penuh peringatan.Mika terkekeh. Beberapa saat kemudian Sinta mengingat sesuatu. "Lagian adek kamu itu gila banget. Berani-beraninya celakain kamu. Sekarang, viral dah tuh vidio panasnya sama Ridwan," ujar Sinta dengan rasa gemas yang tak bisa ditutupi. Kita bisa lihat juga rasa puas da

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status