Home / CEO / Hasrat Terlarang Tuan CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Hasrat Terlarang Tuan CEO: Chapter 11 - Chapter 20

101 Chapters

Bab 11

"Kau tampak kacau." Julien dan Axel Junior mengunjungi Dietrich di ruang kerja kepala keluarga Toussaint sebelum makan malam.Yah, benar. Dietrich memang kacau. Kacau balau! Lelaki tampan itu mengurung diri berteman dengan vodka milik Vladimir Alexandrov yang tertinggal—atau sengaja ditinggal—di perpustakaan. Rambutnya kusut masai. Bekas diacak-acak berulang kali oleh tangannya sendiri.Dietrich merebahkan diri di kursi kebesaran milik Toussaint. Sebelah tangannya masih menggenggam leher botol vodka, sedangkan yang sebelah lagi terkulai di sisi tubuh. Pikirannya melanglang buana entah ke mana bahkan si pria tampan masih tetap bergeming saat kedua sepupunya masuk ke ruangan."Aku tidak ada di sana, tapi aku mendengar apa yang terjadi." Axel Junior berkata dengan nada geli yang terdengar kental. "Kudengar Natalie Casiraghi menunggangi kuda milik papa.""Kuda balap." Dietrich membetulkan dengan sengit."Oke. Kuda balap milik papa." Axel Junior membetulkan. Lelaki itu menarik kursi di had
Read more

Bab 12

Natalie tidak heran jika pada pengaturan tempat duduk untuk makan malam, dirinya mendapatkan kursi di samping Julien Toussaint. Sementara itu, lewat sudut matanya, Nat bisa melihat Dietrich berada di kepala meja. Tampak begitu berwibawa sebagai head of the family—kepala keluarga Toussaint.Nat sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa Dietrich akan cocok sekali mengemban posisi tersebut. Kecongkakan yang hanya dapat dilahirkan dari kekayaan tak habis tujuh turunan sebelumnya, ditambah kepercayaan diri mutlak yang berasal murni dari dalam jiwa lelaki itu, membuat Dietrich seolah tak tersentuh. Pria tampan itu bersinar terang, pembawaannya menimbulkan kesan yang kuat—seolah dirinya adalah raja.Dietrich terlihat berbincang dengan beberapa orang penting dari anggota senat. Meskipun tampak akrab dengan para pria paruh baya tersebut, Natalie menyadari bahwa pria-pria yang diundang kemari semuanya memiliki anak gadis yang belum menikah! Mon Dieu. Toussaint sepertinya tidak main-main kali
Read more

Bab 13

Natalie terpaku. Seluruh tubuhnya lunglai bagai tak bertulang. Seolah kejadian dengan kuda belum cukup buruk, saat ini reputasinya terancam hancur akibat berduaan dengan lelaki di semak-semak. Namun, justru bukan itu yang Nat pikirkan.Ini adalah Dietrich Toussaint.Lelaki ini berhasil memporak-porandakan seluruh hidupnya dalam sekejap. Memberikannya begitu saja pada Julien, menyambarnya dari atas kuda dan memarahinya habis-habisan di depan seluruh tamu kalangan atas, dan kini ... menciumnya.Mon Dieu!Natalie tidak percaya ini. Dia sedang ... berciuman dengan Dietrich Toussaint?!Nat berusaha melepaskan diri—sebelum kesadaran akan apa yang sebaiknya tidak dilakukan hilang dari pikirannya. Akan tetapi, ketika gadis cantik itu merasakan tangan Dietrich diletakkan di pinggangnya, kemudian turun untuk menangkup bokongnya, seluruh pergolakan batin Nat menguap ke awan.Gadis itu menyerah terhadap rasa nikmat. Mon Dieu—Ya, Tuhan! Natalie belum pernah dicium sebelumnya. Akan tetapi, tidak ad
Read more

Bab 14

"Ke mana saja kau?"Acara makan malam sudah berganti. Ketika Natalie kembali ke tempat acara, para pria sudah pergi ke ruangan sebelah untuk menghisap cerutu dan membicarakan hal-hal yang tidak seharusnya didengar oleh para wanita. Waktu istirahat ini bisa berlangsung selama beberapa lama sampai semua orang siap untuk berkumpul kembali di ballroom—tempat diadakannya pesta dansa.Jadi, Chiara menggunakan kesempatan ini untuk menghadang dan menggandeng Natalie agar gadis itu duduk bersamanya di sebuah meja melingkar. Salah satu kursi lainnya sudah diduduki oleh Catherine."Aku ... yah, kau tahu ke mana aku pergi." Natalie praktis menggumam saat menjawab pertanyaan Chiara.Chiara berbisik. "Apakah kau menemui Dietrich?"Nat mengedikkan bahu. "Begitulah."Kedua perempuan muda itu mengerling sekilas pada Catherine. Sungguh aneh. Betul-betul aneh rasanya membicarakan kakak Catherine saat wanita itu sedang berada di sini bersama mereka.Akan tetapi, Catherine mengibaskan tangan dan tertawa.
Read more

Bab 15

Natalie, Catherine, dan Chiara bergerak bersama menuju ballroom ketika musik mulai berkumandang. Begitu pula dengan para pria dari ruangan sebelah. Suasana ballroom begitu meriah. Makanan lezat di meja-meja prasmanan terus diisi dan tidak dibiarkan kosong. Irama musik yang dimainkan langsung oleh musisi klasik terbaik dunia juga mengalun begitu indah, membuat malam menjadi terasa romantis.Sial. Paman Axel sepertinya memang tidak main-main dalam membangun ambience musim perjodohan di kastil Toussaint ini."Aku akan duduk di pojok." Catherine mengumumkan. "Kalian berdua pergilah berdansa dan bersenang-senang." Ia berkata lagi.Chiara dengan senang hati mematuhi saran Kat untuk 'bersenang-senang', sedangkan Natalie justru mengerang malas."Aku akan duduk di pojok bersamamu.”Kat mendelik. "Tidak, Natalie. Kau masih muda, masih lajang, dan teramat sangat cantik. Ini adalah waktu emasmu untuk berdansa dengan lelaki-lelaki paling tampan seantero Brussel."Natalie memberengut. "Tidak ada ya
Read more

Bab 16

Jantung Natalie bergemuruh ketika ia melangkah cepat mengikuti Dietrich Toussaint melintasi lorong-lorong panjang berpenerangan temaram menuju quartier khusus keluarga. Namun, Dietrich tampaknya tidak menyadari itu. Pria berpostur tubuh tinggi tersebut terus saja bergerak seolah ingin menggandeng Natalie menghilang dengan cepat dari kerumunan.Cahaya menyorot mereka dari arah drawing room—ruangan tempat seluruh anggota keluarga Toussaint biasanya berkumpul. Letaknya berada tepat di ujung lorong ini. Karpet tebal nan mewah di bawah kaki mereka menjadi saksi bahwa kedua anak manusia tersebut melintasinya terburu-buru.Natalie merasa gugup. Sinar temaram dari lampu-lampu yang menempel di sisi-sisi dinding menerangi rambut gelap dan tebal pria di depannya itu, serta mempertajam bentuk atletis tubuhnya. Bahunya yang bidang bergerak tegap seiring langkahnya yang lebar. Kesan kuat maskulin memancar dari sosoknya yang kekar, sehingga gemuruh di hati Natalie berubah menjadi badai yang menyapu
Read more

Bab 17

Natalie terdiam dengan mulut menganga. "Dietrich ... Julien sungguh tidak melakukan apa pun. Tangannya baik-baik saja di pinggangku dan—""Kau menyebut namanya lagi."Natalie kini gusar. "Dietrich! Dewasalah! Bagaimana kita akan membicarakan seseorang tanpa menyebut namanya? Kau pikir sepupumu itu semacam Bloody Mary yang dipanggil tiga kali akan datang menghantui kita atau apa?"Dietrich mendengkus kasar, tetapi tidak mengatakan apa pun.Nat mencoba lagi. Kali ini dengan nada yang lebih lembut. Tangannya terulur untuk menyentuh lengan pria itu. "Apa yang kau pikirkan tidak benar. Semuanya hanya ada di dalam kepalamu. Julien tidak melakukan apa pun. Dietrich, apakah kau sadar bahwa apa yang kau lakukan di ballroom bisa menimbulkan kegemparan? Aku tidak ingin kau terkena masalah karena aku."Dietrich terdiam—berubah menjadi jauh lebih tenang akibat sentuhan Natalie."Jika aku terkena masalah, itu karena diriku sendiri." Lelaki itu menimpali. "Jangan berpikir yang bukan-bukan."Natalie
Read more

Bab 18

Setelah Natalie pergi, Dietrich keluar menuju perpustakaan. Di balik rak-rak buku kuno, ia mengeluarkan sebotol wiski. Sial. Tidak ada hal yang berjalan sesuai keinginannya hari ini. Semuanya terasa salah dan satu-satunya hal menyenangkan yang ia rasakan justru yang paling terasa salah.Mencium Natalie.Pertanyaan Nat berputar-putar dalam pikirannya. Menyabotase seluruh hal lain yang seharusnya ia pikirkan.'Apakah aku akan mencium Catherine seperti aku mencium Nat?' Berulang kali Dietrich menanyakan itu kepada diri sendiri dan jawabannya mengejutkan sekaligus mengerikan. Mencium Catherine? Yang benar saja! Itu tidak akan pernah terjadi. Tidak. Mon Dieu.Pintu perpustakaan kemudian terbuka dengan suara yang cukup kencang. Beberapa orang masuk sekaligus. Ekspresi mereka keras. Kasar. Penuh ketidaksetujuan. Kakek Auguste menyerbu masuk paling depan. Diikuti tiga dari lima orang anak laki-lakinya. Anthony—ayah Dietrich sendiri, paman Axel, dan paman Arthur—ayah Julien.Semua orang tampak
Read more

Bab 19

Ada kilau cahaya yang berpendar dari lampu tidur di nakas untuk memancarkan penerangan redup ke wajah mereka, tetapi cukup bagi Natalie untuk melihat senyum setengah sadar licik yang tiba-tiba muncul di mata Dietrich Toussaint. Jika ada yang mengetahui bahwa mereka berdua berada dalam keadaan mencurigakan ini, nasib Natalie akan tamat.Tangan Natalie menekan lebih keras ke mulut Dietrich—membekapnya. Mata Nat hanya beberapa inci dari lelaki itu saat dia menatap Dietrich dengan tatapan yang mengancam.Suara para musisi yang bergabung dengan suara instrumen, nada-nada yang ditarik sampai semuanya bercampur dalam harmoni, serta disonansi diselaraskan, masih terdengar sampai ke kamar Natalie. Pesta dansa belum usai. Namun, malam sudah mulai larut dan beberapa tamu mulai kembali ke kamar masing-masing pun sebagian butuh melewati depan kamar Natalie karena gadis itu mendapatkan kamar dengan posisi paling strategis di kastil ini.Kamar khusus tamu-tamu kehormatan. Tamu yang dianggap agung.G
Read more

Bab 20

Natalie tidak sanggup meneruskan kalimatnya karena bibir Dietrich kembali melumat lembut, membungkam semua kalimat yang hampir meluncur dari mulutnya. Lelaki tampan itu mencicipinya lagi, sedangkan Natalie mencari dengan sapuan halus lidah pria berwajah malaikat itu. Natalie dikejutkan oleh penjelajahan intim. Kemudian, lebih terkejut lagi oleh sensasi tak terkatakan yang menembus tempat-tempat rentan di tubuhnya. Kekuatan gairah menguasai tubuh Natalie, dan gadis cantik itu tersentak dalam cengkeraman Dietrich.Tangan pria itu meraba-raba lehernya, kemudian tangan Natalie balas merayap ke rambut Dietrich yang tebal dan halus di antara jari-jarinya. Gerakan dari tangan gadis memesona itu menyebabkan Dietrich menarik napas tidak teratur, seolah-olah sentuhan Nat teramat memengaruhinya.Natalie menyelipkan satu tangan ke sisi wajah Dietrich, meraih pipi pria itu. Membuat Dietrich menarik kepalanya ke belakang. Cukup untuk menggigit dan menggoda leher Natalie, menangkap dengan lembut bib
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status