Semua Bab Hasrat Terlarang Tuan CEO: Bab 21 - Bab 30

101 Bab

Bab 21

Ini adalah waktu yang tepat untuk segera mengusir Dietrich pergi—atau para tamu yang kembali dari ruang dansa akan semakin banyak. Yang memalukan, Natalie justru tetap berdiam diri. Tubuhnya dengan lapar menyerap seluruh sensasi menyenangkan saat Dietrich terus membelainya. Tangan lelaki itu bergerak ke bagian belakang gaun tidur Nat, dan Natalie merasakan gerakan jari-jari Dietrich yang cekatan. Bahkan ketika Dietrich menunduk untuk mencium bibirnya lagi, kali ini Natalie tidak bisa menahan suara. Isak tangis kecil yang pecah dari tenggorokannya, rengekan lega saat gaun tidurnya dilepaskan, terdengar bagai pengkhianatan di telinga gadis itu sendiri. Sembari terus mencium Natalie, Dietrich menarik gadis itu turun bersamanya hingga Nat telentang pasrah di bawah kungkungan otot-otot besarnya. Puas dengan pemandangan di bawah tubuhnya, Dietrich menggendong Natalie ke pangkuan. Jari-jari lelaki itu mulai menarik lepas gaun tidur Natalie ke bawah
Baca selengkapnya

Bab 22

Dietrich terbangun di kamarnya sendiri pada pagi harinya. Bajunya berbau wiski menyengat—membuatnya teringat bahwa semalam dia menghabiskan hampir beberapa botol yang disisakan oleh Alexandrov di perpustakaan. Ingatannya akan kejadian semalam tumpang tindih tak beraturan. Membuat kepala Dietrich sakit bukan kepalang.Ada bayangan Natalie Casiraghi yang begitu sembrono menunggangi kuda balap non jinak milik paman Axel. Kemudian, Dietrich mengambil kudanya sendiri dan melesat cepat menyelamatkan gadis itu dari ancaman patah tulang leher akibat terlempar dari kuda.Ada juga bayangan Dietrich mencium Natalie di taman. Di sela-sela pagar tanaman yang tinggi, bersembunyi dari para nyonya sosialita dari seluruh Eropa daratan yang kebetulan lewat. Mon Dieu. Belum apa-apa Dietrich sudah merindukan rasa manis madu dan susu dari bibir lembut Natalie.Dietrich cepat-cepat menabok dirinya sendiri. Apa, sih, yang dia pikirkan? Ini Natalie! Mencium Nat saja hampir terasa ilegal.Ada bayangan sang ay
Baca selengkapnya

Bab 23

Dietrich terbangun di kamarnya sendiri pada pagi harinya. Bajunya berbau wiski menyengat—membuatnya teringat bahwa semalam dia menghabiskan hampir beberapa botol yang disisakan oleh Alexandrov di perpustakaan. Ingatannya akan kejadian semalam tumpang tindih tak beraturan. Membuat kepala Dietrich sakit bukan kepalang.Ada bayangan Natalie Casiraghi yang begitu sembrono menunggangi kuda balap non jinak milik paman Axel. Kemudian, Dietrich mengambil kudanya sendiri dan melesat cepat menyelamatkan gadis itu dari ancaman patah tulang leher akibat terlempar dari kuda.Ada juga bayangan Dietrich mencium Natalie di taman. Di sela-sela pagar tanaman yang tinggi, bersembunyi dari para nyonya sosialita dari seluruh Eropa daratan yang kebetulan lewat. Mon Dieu. Belum apa-apa Dietrich sudah merindukan rasa manis madu dan susu dari bibir lembut Natalie.Dietrich cepat-cepat menabok dirinya sendiri. Apa, sih, yang dia pikirkan? Ini Natalie! Mencium Nat saja hampir terasa ilegal.Ada bayangan sang ay
Baca selengkapnya

Bab 24

Prague—begitu orang-orang berbahasa Inggris dan Prancis menyebutnya, merupakan ibukota Republik Ceko. Sebuah ibukota bersejarah di Bohemia. Dietrich dapat mengakui bahwa kota yang dulunya merupakan tiga terbesar di seluruh Eropa daratan bersama dengan Roma dan Paris ini sangat cantik. Sangat cantik, tetapi Dietrich membencinya.Dietrich membenci Sungai Vltava juga Jembatan Charles-nya yang terkenal. Kota ini dingin, kuno, kaku. Mengingatkannya kepada keluarga Toussaint—yang indah sempurna di mata semua orang, tetapi kejam di dalam.Kota ini butuh kehangatan. Kota ini butuh iklim Mediterania yang cerah dan terik. Seperti di Monte Carlo, seperti di Monako.Dietrich mengepalkan tangannya pada saat mendarat di bandar udara Vaclav Havel Praha. Monsieur Randall—supir pribadi Dietrich—masih harus mengemudi sejauh kurang lebih dua puluh kilometer ke pusat kota untuk menurunkan sang majikan di Patricia Royal Inn Hotel cabang Praha. Namun, yang ingin dilakukan oleh Dietrich justru berputar arah
Baca selengkapnya

Bab 25

Natalie Casiraghi beralasan bahwa siklus datang bulannya kali ini membuat perutnya benar-benar sakit sampai ia tidak dapat berjalan. Acara menangisnya di ruang makan pada pagi hari dimaklumi semua orang. Nyonya-nyonya sosialita bahkan mengerubunginya dan mengucapkan kata-kata untuk menguatkan."Natalie yang malang." Salah seorang wanita paruh baya berkata dengan nada sedih. "Begitulah akibatnya jika seorang wanita menjadi perawan terlalu lama. Akan tetapi, jangan khawatir. Saat kau mulai aktif dalam hubungan seksual dan pada akhirnya melahirkan anak, rasa sakit datang bulanmu akan berkurang."Beberapa ibu-ibu yang lain mengamini hal tersebut. Namun, beberapa membantah dan mengatakan bahwa siklus bulanan mereka tetap terasa sakit meski mereka sudah melahirkan berkali-kali."Sebaiknya kau cepat menikah saja, Sayang. Mungkin suamimu nanti dapat menemukan cara untuk meredakan ketegangan dalam tubuhmu saat kau merasakan sakit." Pernyataan nyonya lain yang ini diikuti beberapa tawa cekikika
Baca selengkapnya

Bab 26

Kat terdiam. "Bagaimana keadaan Natalie sekarang?""Sejak sore, Nona Natalie bilang dia hanya ingin tidur, Nyonya." Bryn menjawab. "Dia melewatkan makan siang dan makan malam."Catherine melemparkan pandangan khawatir ke arah pintu kamar Natalie. Begitu juga dengan Chiara.Perlahan tapi pasti, mereka berdua membuka pintu kamar Natalie dan menyelinap masuk. Benar kata Bryn. Natalie kini tampak sedang terlelap. Wajahnya damai. Begitu cantik seperti Putri Tidur. Akan tetapi, Kat melihat pipi dan leher Nat memerah seolah terbakar.Catherine langsung menghampiri Natalie. Tangannya meraba leher Nat sekilas, kemudian wanita yang tengah hamil tujuh bulan tersebut berjengit kaget. "Natalie demam." Ia berbisik pada Chiara.Chiara menoleh pada Bryn. "Kau punya obat-obatan yang biasa dikonsumsi Natalie? Dia demam."Bryn mengangguk. "Ada, Nona Chiara. Akan saya siapkan.""Nat." Catherine meraih pipi Natalie lembut. "Nat, bangunlah sebentar. Natalie ...."Kelopak mata Natalie perlahan bergetar, kem
Baca selengkapnya

Bab 27

Natalie sudah keluar kamar untuk hari berikutnya. Namun, ketika gadis cantik itu duduk di ruang makan, orang-orang mulai berbisik. Beberapa mengomentari betapa lesu penampilannya, dan beberapa yang lain memasang taruhan apakah hari ini Nat akan menangis lagi karena siklus datang bulan.Natalie sepertinya tidak bisa menghilangkan kemurungan yang menempel padanya seperti mantel es. Tidurnya tidak nyenyak, dan dia hampir tidak bisa makan sarapan mewah yang disajikan di lantai bawah. Semua orang menganggap wajahnya yang pucat dan sikap diamnya sebagai efek yang tersisa dari sakitnya baru-baru ini, dan mereka telah memberinya simpati dan penghiburan sampai Natalie ingin mendorong orang-orang yang mengelilinginya pergi.Teman-temannya, Catherine, Chiara, dan gadis-gadis muda lain debutan Brussel juga sama-sama menyebalkan dalam kebaikan mereka. Sehingga untuk pertama kalinya Natalie tidak menikmati olok-olok ceria mereka. Natalie mencoba mengidentifikasi alasan ketika semangatnya menjadi be
Baca selengkapnya

Bab 28

Natalie duduk di bangku favoritnya di seluruh kastil Toussaint siang itu. Pohon beech yang besar menaunginya. Warna daun si pohon sudah berubah menjadi kecokelatan dan kemerahan. Akan tetapi, Natalie menyukainya.Gadis cantik itu sudah duduk di sana melewati berbagai musim semenjak masih kanak-kanak. Semuanya memiliki kenangan indah. Tempat ini juga tidak terlalu jauh dari istal—tempat yang sangat tepat untuk menunggu Dietrich dan para pegawai istal menyiapkan kuda-kuda yang akan mereka tunggangi.Kuda poni, dulu saat Natalie masih bocah dan kuda jinak lain disesuaikan berdasarkan pertumbuhan tinggi dan pertambahan usia gadis itu.Dietrich yang mengajarinya berkuda—selain tentu saja ada pelatih berkuda khusus yang dipanggil oleh keluarga Toussaint untuk mengajari anak-anak mereka. Namun, Dietrich adalah guru yang galak. Guru yang sangat disiplin jelas berkebalikan dengan Natalie yang menganggap santai semua hal di dunia ini.Hidup Natalie seolah sudah memiliki jalur. Seperti track ber
Baca selengkapnya

Bab 29

"Nat!" Dietrich kini berpaling, menunduk, dan memandang gadis cantik itu lurus-lurus. Raungannya kasar, dipenuhi campuran emosi yang kompleks. "Apa salahku? Mengapa kau melakukan itu padaku?"Natalie mengerjap. "Melakukan ... apa?""Kau berganti nomor, G*ddamnit! Jangan coba mengelak! Aku menghubungimu ratusan kali. Ratusan! Tapi, tak satu panggilan pun tersambung. Aku mengirimkan pesan. Melalui nomorku dan nomor para bawahanku juga. Namun, lagi-lagi tak satu pun terkirim. Kau benar-benar jahat, Natalie. Kau kejam!" Dietrich mulai mengamuk seperti balita tantrum.Lelaki itu memejamkan mata sekilas. Kemudian, saat membukanya lagi, Natalie dikejutkan oleh sisi lain Dietrich—yang memandangnya dengan keputusasaan. "Kau benar-benar membenciku, ya?"Natalie berusaha bernapas. Namun, sekali ia menghela napas dalam-dalam udara yang menyelubunginya menguarkan wangi tubuh Dietrich. Membuatnya mabuk kepayang. Natalie merasakan panas dalam sekejap juga dingin sekaligus. Tarikan napasnya semakin c
Baca selengkapnya

Bab 30

Rupanya, Dietrich membawa Natalie ke sebuah ruangan favorit mereka di masa kecil. Di quartier khusus anak-anak. Natalie awalnya tidak menyukai pengaturan seperti ini—anak-anak memiliki tempat bermainnya sendiri yang terpisah dengan orang dewasa. Akan tetapi, di kastil Toussaint, semuanya berbeda. Ada banyak anak-anak. Jadi, tidak ada yang kesepian, dan justru bagus untuk mendekatkan antar sepupu.Yang paling penting, Nat baru menyadarinya saat ia sudah berumur dua puluh enam seperti ini, adalah tidak ada anak-anak Toussaint yang menyelesaikan masalah mereka dengan teman sebayanya bertameng ayah atau ibu mereka. Mereka bebas bertengkar lalu berbaikan lagi dengan saudara mereka sendiri tanpa campur tangan orang tua, kecuali jika masalahnya menimbulkan luka fisik pada anak.Di antara semua anak-anak Toussaint, Dietrich adalah yang paling besar. Tidak hanya usianya, tapi juga badannya—meski sebetulnya usianya tidak berbeda terlalu jauh dengan Axel Junior, Julien, Pieter, Luc, dan Leroux.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status