Share

Bab 25

Author: Alana Nourah
last update Last Updated: 2024-10-15 16:24:26

Natalie Casiraghi beralasan bahwa siklus datang bulannya kali ini membuat perutnya benar-benar sakit sampai ia tidak dapat berjalan. Acara menangisnya di ruang makan pada pagi hari dimaklumi semua orang. Nyonya-nyonya sosialita bahkan mengerubunginya dan mengucapkan kata-kata untuk menguatkan.

"Natalie yang malang." Salah seorang wanita paruh baya berkata dengan nada sedih. "Begitulah akibatnya jika seorang wanita menjadi perawan terlalu lama. Akan tetapi, jangan khawatir. Saat kau mulai aktif dalam hubungan seksual dan pada akhirnya melahirkan anak, rasa sakit datang bulanmu akan berkurang."

Beberapa ibu-ibu yang lain mengamini hal tersebut. Namun, beberapa membantah dan mengatakan bahwa siklus bulanan mereka tetap terasa sakit meski mereka sudah melahirkan berkali-kali.

"Sebaiknya kau cepat menikah saja, Sayang. Mungkin suamimu nanti dapat menemukan cara untuk meredakan ketegangan dalam tubuhmu saat kau merasakan sakit." Pernyataan nyonya lain yang ini diikuti beberapa tawa cekikika
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 26

    Kat terdiam. "Bagaimana keadaan Natalie sekarang?""Sejak sore, Nona Natalie bilang dia hanya ingin tidur, Nyonya." Bryn menjawab. "Dia melewatkan makan siang dan makan malam."Catherine melemparkan pandangan khawatir ke arah pintu kamar Natalie. Begitu juga dengan Chiara.Perlahan tapi pasti, mereka berdua membuka pintu kamar Natalie dan menyelinap masuk. Benar kata Bryn. Natalie kini tampak sedang terlelap. Wajahnya damai. Begitu cantik seperti Putri Tidur. Akan tetapi, Kat melihat pipi dan leher Nat memerah seolah terbakar.Catherine langsung menghampiri Natalie. Tangannya meraba leher Nat sekilas, kemudian wanita yang tengah hamil tujuh bulan tersebut berjengit kaget. "Natalie demam." Ia berbisik pada Chiara.Chiara menoleh pada Bryn. "Kau punya obat-obatan yang biasa dikonsumsi Natalie? Dia demam."Bryn mengangguk. "Ada, Nona Chiara. Akan saya siapkan.""Nat." Catherine meraih pipi Natalie lembut. "Nat, bangunlah sebentar. Natalie ...."Kelopak mata Natalie perlahan bergetar, kem

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 27

    Natalie sudah keluar kamar untuk hari berikutnya. Namun, ketika gadis cantik itu duduk di ruang makan, orang-orang mulai berbisik. Beberapa mengomentari betapa lesu penampilannya, dan beberapa yang lain memasang taruhan apakah hari ini Nat akan menangis lagi karena siklus datang bulan.Natalie sepertinya tidak bisa menghilangkan kemurungan yang menempel padanya seperti mantel es. Tidurnya tidak nyenyak, dan dia hampir tidak bisa makan sarapan mewah yang disajikan di lantai bawah. Semua orang menganggap wajahnya yang pucat dan sikap diamnya sebagai efek yang tersisa dari sakitnya baru-baru ini, dan mereka telah memberinya simpati dan penghiburan sampai Natalie ingin mendorong orang-orang yang mengelilinginya pergi.Teman-temannya, Catherine, Chiara, dan gadis-gadis muda lain debutan Brussel juga sama-sama menyebalkan dalam kebaikan mereka. Sehingga untuk pertama kalinya Natalie tidak menikmati olok-olok ceria mereka. Natalie mencoba mengidentifikasi alasan ketika semangatnya menjadi be

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 28

    Natalie duduk di bangku favoritnya di seluruh kastil Toussaint siang itu. Pohon beech yang besar menaunginya. Warna daun si pohon sudah berubah menjadi kecokelatan dan kemerahan. Akan tetapi, Natalie menyukainya.Gadis cantik itu sudah duduk di sana melewati berbagai musim semenjak masih kanak-kanak. Semuanya memiliki kenangan indah. Tempat ini juga tidak terlalu jauh dari istal—tempat yang sangat tepat untuk menunggu Dietrich dan para pegawai istal menyiapkan kuda-kuda yang akan mereka tunggangi.Kuda poni, dulu saat Natalie masih bocah dan kuda jinak lain disesuaikan berdasarkan pertumbuhan tinggi dan pertambahan usia gadis itu.Dietrich yang mengajarinya berkuda—selain tentu saja ada pelatih berkuda khusus yang dipanggil oleh keluarga Toussaint untuk mengajari anak-anak mereka. Namun, Dietrich adalah guru yang galak. Guru yang sangat disiplin jelas berkebalikan dengan Natalie yang menganggap santai semua hal di dunia ini.Hidup Natalie seolah sudah memiliki jalur. Seperti track ber

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 29

    "Nat!" Dietrich kini berpaling, menunduk, dan memandang gadis cantik itu lurus-lurus. Raungannya kasar, dipenuhi campuran emosi yang kompleks. "Apa salahku? Mengapa kau melakukan itu padaku?"Natalie mengerjap. "Melakukan ... apa?""Kau berganti nomor, G*ddamnit! Jangan coba mengelak! Aku menghubungimu ratusan kali. Ratusan! Tapi, tak satu panggilan pun tersambung. Aku mengirimkan pesan. Melalui nomorku dan nomor para bawahanku juga. Namun, lagi-lagi tak satu pun terkirim. Kau benar-benar jahat, Natalie. Kau kejam!" Dietrich mulai mengamuk seperti balita tantrum.Lelaki itu memejamkan mata sekilas. Kemudian, saat membukanya lagi, Natalie dikejutkan oleh sisi lain Dietrich—yang memandangnya dengan keputusasaan. "Kau benar-benar membenciku, ya?"Natalie berusaha bernapas. Namun, sekali ia menghela napas dalam-dalam udara yang menyelubunginya menguarkan wangi tubuh Dietrich. Membuatnya mabuk kepayang. Natalie merasakan panas dalam sekejap juga dingin sekaligus. Tarikan napasnya semakin c

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 30

    Rupanya, Dietrich membawa Natalie ke sebuah ruangan favorit mereka di masa kecil. Di quartier khusus anak-anak. Natalie awalnya tidak menyukai pengaturan seperti ini—anak-anak memiliki tempat bermainnya sendiri yang terpisah dengan orang dewasa. Akan tetapi, di kastil Toussaint, semuanya berbeda. Ada banyak anak-anak. Jadi, tidak ada yang kesepian, dan justru bagus untuk mendekatkan antar sepupu.Yang paling penting, Nat baru menyadarinya saat ia sudah berumur dua puluh enam seperti ini, adalah tidak ada anak-anak Toussaint yang menyelesaikan masalah mereka dengan teman sebayanya bertameng ayah atau ibu mereka. Mereka bebas bertengkar lalu berbaikan lagi dengan saudara mereka sendiri tanpa campur tangan orang tua, kecuali jika masalahnya menimbulkan luka fisik pada anak.Di antara semua anak-anak Toussaint, Dietrich adalah yang paling besar. Tidak hanya usianya, tapi juga badannya—meski sebetulnya usianya tidak berbeda terlalu jauh dengan Axel Junior, Julien, Pieter, Luc, dan Leroux.

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 31

    Natalie mengangguk paham. Dietrich memang begitu, ‘kan? Sebetulnya, di balik cangkang ketidakpedulian yang dipasangnya sebagai tameng, Natalie tahu Dietrich adalah seseorang yang penuh perhatian. Terutama pada orang-orang yang sudah dianggap sebagai keluarga dan Natalie tahu dia seharusnya tidak berharap lebih dari kebaikan Dietrich yang seperti ini.Saudara perempuan Dietrich satu-satunya sudah menikah dengan lelaki yang mencintainya. Natalie menduga, Dietrich merasa bahwa beban berat di pundaknya untuk menjaga Catherine sudah terangkat. Oleh karena itu, enam tahun belakangan Dietrich jadi lebih memerhatikan Natalie.Karena Natalie dianggap sebagai saudara perempuan yang masih perlu dilindungi.Mon Dieu, Nat jadi ingin lebih cepat menemukan pria lain untuk menikah dengannya agar Dietrich tidak perlu terbebani olehnya.Benar. Kata-kata ibunya selalu saja benar. Perempuan yang menikah punya pelindung. Punya posisi yang lebih kuat dalam masyarakat. Itu sudah bukan merupakan sesuatu yang

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 32

    Dada Nat naik turun dengan tempo lebih cepat. "Dietrich." Gadis itu merintih pelan. "Aahhh!" Ia mengejang sekilas saat lelaki tampan itu menggigit lehernya sekaligus mendaratkan tangan besar nan hangat di atas salah satu payudaranya.Natalie memiliki payudara yang indah di mata Dietrich. Tepat satu genggaman tangan penuh. Bulat dan kencang dengan puncak yang selalu mengacung tegak di bawah sentuhannya. Seolah menantang Dietrich untuk melakukan hal-hal yang tidak seharusnya.Hal-hal seperti mulai menyentuh mereka dalam gerakan memutar yang membuat desahan Natalie semakin keras atau menarik dan memilin agar pucuk-pucuk merah jambu tersebut memanjang dan seluruh tubuh Natalie mengejang."Ahhhh ... Dietrich ... aaahhh ...." Nat membusungkan dada berkali-kali. Matanya memejam dan jemari kakinya menekuk—tak sanggup menahan seluruh sensasi ini.Pada saat kehangatan dan kelembapan mulut Dietrich melingkupi payudaranya, Nat merasa seolah baru saja dilemparkan dari tebing. Kepalanya terkulai ke

    Last Updated : 2024-10-16
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 33

    Natalie memaksa tangannya bergerak cepat untuk memakai pakaian dengan benar begitu pintu tertutup dan Dietrich menghilang dari pandangan. Apa yang baru saja terjadi? Mon Dieu, kali ini tidak satu pun dari mereka mabuk. Tidak ada alasan yang masuk akal bagaimana mereka bisa hampir melakukannya di sini. Di ruangan khusus anak-anak—bahkan Natalie tadinya masih menggenggam boneka kepunyaan Nasya dan Tata.Setelah berhasil menguatkan dirinya sendiri, Natalie berpegangan pada sudut meja lalu berdiri. Ia berusaha berjalan dengan normal karena tak hanya hatinya, tubuhnya pun terasa porak poranda setelah yang barusan. Natalie memejamkan mata sekilas. Dietrich memang berengsek. Sangat. Akan tetapi, tidak pernah ada keraguan bahwa pria itu pencium yang hebat.Pecinta yang hebat.Pada saat pintu terbuka dengan panggilan panik dari luar, Nat sudah berdiri tegak."Natalie!" Itu suara Catherine dan sepertinya ada Chiara juga di belakang perempuan itu. Teriakan mereka sampai duluan sebelum pintu bena

    Last Updated : 2024-10-16

Latest chapter

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 137 [END]

    Natalie memang berada di dalam elemennya. Wanita cantik itu duduk di sebuah kursi rotan, di hadapan bunga-bunga bermekaran, pada dua musim semi selanjutnya. Ruangan di sekelilingnya besar, memiliki sirkulasi udara yang sangat baik, dan berbatasan langsung dengan halaman belakang. Sebuah kebun, penuh tanah berumput, yang sudah jarang ada di properti milik pribadi di Paris.Perempuan itu menarik napas dalam-dalam sembari tersenyum. Ini adalah aroma favoritnya sepanjang masa. Perpaduan lavendel, mawar, dan wisteria yang wangi semerbak bercampur menjadi satu di udara."Kau seharusnya menambahkan wisteria di acara pernikahanmu," kata seseorang yang datang dari belakangnya.Tanpa berbalik pun, Natalie sudah terlalu mengenal suara itu. "Menurutmu begitu, Madame Vernoux?"Seorang wanita pemilik kedai bunga terkenal di Paris ini, Madame Vernoux, mengambil tempat duduk di samping Natalie. Natalie adalah pelanggan favoritnya. Tak perlu mengatakan apa pun, tetapi Madame Vernoux selalu mengabaikan

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 136

    "Ya. Ya … berhasil dengan pujian. Sempurna. Kau benar-benar nakal, Mon Amour." Dietrich masih terengah-engah. Namun, kejantanannya terasa menyembul sekali lagi. Menekan perut Natalie yang duduk di pangkuannya.Sial.Dietrich akhirnya tidak dapat menahannya lagi. Sang presdir tampan kini sepenuhnya menanggapi rayuan Natalie. Tangannya menelusup di balik piyama wanita cantik itu, menyentuh punggungnya yang halus.Bibir Natalie menuruni rahang Dietrich ... mengecap aroma di lehernya lalu, beralih sedikit ke belakang telinga lelaki itu—yang kini Natalie tahu, menjadi titik dimana Dietrich takkan bisa menolaknya. Natalie menjilat belakang telinga Dietrich yang seketika membuat lenguhan pria tampan itu keluar tertahan.Dietrich membenarkan posisi duduknya. Tangannya turun ... beralih menyibak bagian bawah piyama Natalie. Menjamah paha sang istri hingga membangkitkan sensasi geli yang menyenangkan.Dietrich menyentuh bagian lembap diantara kedua kaki Natalie. Wanita cantik itu benar-benar ti

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 135

    Awalnya, Natalie merasa tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya. Berbagai macam ketakutan menyeruak di dalam hatinya. Bagaimana jika keluarga Toussaint menolaknya? Bagaimana jika mereka merasa terhina dengan apa yang telah dilakukannya? Namun, rupanya itu semua tidak terjadi.Natalie selalu diterima dengan tangan terbuka. Sejak dulu pun begitu. Semua orang bersikap baik padanya—bahkan seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Satu-satunya hal yang dapat dikeluhkan oleh Nat adalah pekerjaan suaminya.Well, masa bulan madu memang sudah berakhir, tapi bukankah terlalu cepat?Dietrich sibuk sekali. Meski tidak pergi ke mana-mana, tetapi lelaki itu selalu mengubur diri dalam pekerjaan. Sudah hampir dua bulan Natalie tinggal di dalam kastil Toussaint. Namun, perempuan itu bahkan lebih sering melihat Nasya dan Tata—serta Catherine, tentu saja—ketimbang suaminya sendiri."Dietrich berada di ruang kerjanya lagi?" Catherine menebak saat melihat raut wajah Natalie yang masam seusai makan malam.

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 134

    "Tuan Dietrich, Nyonya Natalie ...."Dietrich dan Natalie menoleh di saat yang bersamaan, ketika mereka mendengar Ashley Morgans memanggil. Ketukan sepatu hak tinggi wanita itu bahkan sama sekali tidak terdengar saking kedua sejoli itu melupakan dunia seisinya dan hanya memperhatikan pasangannya.di sisi lain Ashley meringis saat melihat wajah Natalie Casiraghi memerah. Wanita bangsawan yang telah resmi menjadi majikannya setelah menikah dengan Dietrich itu terlihat malu dan penuh penyesalan."Ah, begini. Tuan Axel Senior memanggil saya untuk beberapa urusan pekerjaan di Brussel. Saya rasa ...." Ashley menunjuk Natalie dan Dietrich yang sudah dalam pose setengah berpelukan itu, lalu melanjutkan, "Saya rasa jasa saya sudah tidak dibutuhkan di sini. Bukan begitu?"Dietrich tersenyum dan mengangguk. "Paman Axel memanggilmu? Wah, kau benar-benar wanita yang sangat sibuk, Ash. Baiklah. Tentu saja kau boleh pergi. Aku akan segera mengirim hadiah ke nomor rekeningmu."Ashley Morgans mengangg

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 133

    Natalie terkesiap kasar. Matanya mulai berair, tetapi pipinya bersemburat merah jambu.Dietrich tadi hampir menyemburkan tawa. Hampir. Beruntung, pria tampan itu dapat membekap mulutnya sendiri tepat waktu. Wah, wah. Ini benar-benar pertunjukan menarik. Seumur hidup, Dietrich belum pernah melihat Natalie mengamuk.Oh, jangan salah. Amukannya sungguh dahsyat—sampai semua orang di ruangan yang sama menahan napas. Namun, entah mengapa, di mata Dietrich, Natalie terlihat ... menggemaskan.Dan manis.Mon Dieu. Sekarang rona merah yang merayapi wajah hingga leher dan dada perempuan itu tampak terlalu menggiurkan untuk ditampik."Tentu saja tidak ...." Natalie menjawab dengan suara bergetar."Apakah kau tidak ingin aku menikah dengan Ashley Morgans?" Dietrich bertanya lagi.Natalie mulai menangis. "Itu ... urusanmu! Terserah padamu ingin menikah dengan siapa."Dietrich menggeram tidak puas. "Jadi, kau baik-baik saja mendengar aku akan menikah dengan orang lain? Come on. Setidaknya jujurlah p

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 132

    Natalie cukup terkejut bagaimana berita-berita mencengangkan yang mengguncang dirinya hingga ke inti, belakangan ini tidak membuatnya langsung pingsan di tempat."Tunggu. Tunggu dulu. Kau akan ... menikah dengan Ashley?" Natalie mendelik tak percaya. "Ashley Morgans?"Dietrich melirik Ashley yang tampak kaku, serta gelisah, di tempatnya berdiri lalu mengembalikan perhatiannya pada Natalie. "Apakah ada yang salah dengan Ashley? Menurutmu ... ada yang kurang dari dia?"Natalie menelan ludah, lalu buru-buru menggeleng. "Tidak. Tentu saja bukan itu maksudku. Ash, aku tidak bermaksud apa-apa. Jangan salah paham. Aku ...."Natalie memutuskan untuk mengatur napasnya dulu sebentar, sebelum ia merasa semakin pusing dan agak tersengal. Wanita cantik itu kemudian mendongak dengan pandangan menantang pada Dietrich. Kebencian terpancar jelas di matanya."Kita bahkan belum resmi bercerai. Tapi, bisa-bisanya kau—" Natalie memejamkan mata dan menggigit bibir. Suara yang dihasilkan selanjutnya terdeng

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 131

    Natalie ingin memikirkan sesuatu. Apa pun untuk mengalihkan kegelisahan yang terus melandanya sejak semalam. Sosok cantik tersebut tidak dapat tidur. Tidak bernafsu makan. Seluruh tubuhnya tidak bisa berfungsi dengan baik semenjak ia mendengar berita mencengangkan itu.Rasanya, Nat masih tidak percaya.Perempuan itu menghela napas panjang lalu melangkah masuk ke dalam shower room dan mengguyur dirinya sendiri dengan air hangat. Ia lelah. Yang diinginkannya adalah tidur. Tetapi, otaknya menolak berhenti berputar. Pikirannya penuh. Usaha memejamkan mata seperti apa pun tidak juga berhasil membuatnya terlelap. Jadi, Natalie memutuskan untuk pergi ke Lyubova saja.Meskipun tidak terlalu berhasil menutupi bengkak di matanya akibat terlalu banyak menangis, setidaknya Natalie berhasil sampai di kantornya tanpa kesulitan lain. Beberapa orang menyapanya hati-hati—seolah ia adalah barang pecah belah—dan beberapa lainnya menyembunyikan pandangan kasihan.Nat benci dua-duanya.Wanita cantik itu b

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 130

    Di saat Natalie berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja dan kembali normal, Dietrich sungguh bersikap mengejutkan. Mengejutkan dan sialnya ... menyebalkan. Ini tidak mungkin, bukan?Natalie memejamkan mata, lalu berusaha mengingat kembali semuanya. Semua yang pernah pria itu lakukan dalam kurun waktu ... semenjak Natalie dapat mengingat.Dietrich selalu ada di sana. Menjadi bagian besar dalam hidup Natalie. Pria itu tidak pernah meninggalkannya sendirian. Keberadaannya dapat dirasakan oleh Natalie melalui banyak hal, meski mereka tinggal berjarak—lewat surat, e-mail, hadiah-hadiah yang dikirim random maupun terjadwal, serta pesan-pesan teks singkat yang terkadang masuk ke dalam ponsel Natalie tanpa tahu waktu.Yang jelas, Natalie tahu Dietrich tidak pernah dekat dengan perempuan lain. Perempuan dalam hidup lelaki itu hanya ada tiga. Ibunya, Catherine, dan Natalie. Banyak gadis-gadis bangsawan mengejar perhatiannya. Akan tetapi, Dietrich tidak pernah memberikan apa yang mereka ingi

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 129

    Natalie kesal bukan main. Dasar Dietrich kurang ajar. Berani sekali lelaki itu mengganti password apartemen dan membuat Natalie mempermalukan diri sendiri di hadapan para resepsionis dan pegawai apartemen lainnya?Lihat saja. Perempuan itu akan membuat perhitungan. Sepertinya sudah sangat lama semenjak Dietrich merasakan kemarahan Natalie, ya?Siang itu, Natalie pergi ke Lyubova. Lalu, menunggu di sana bersama dengan teman-temannya, Chiara dan Achilleas, seolah tidak ada yang salah. Seolah tidak ada yang terjadi.Natalie berhasil mengalihkan pikirannya dari sang suami selama beberapa jam. Lyubova rupanya cukup sibuk di awal tahun. Setelah liburan Natal dan tahun baru selesai, kantor-kantor mulai beroperasi kembali. Banyak perusahaan yang memakai jasa mereka untuk membuat acara lalu ada sebuah pesanan pesta pernikahan.Natalie selalu super excited dengan pesanan pesta pernikahan."Siapa nama pengantinnya?" Natalie mulai memberondong Chiara dengan pertanyaan. "Apakah mereka jatuh cinta

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status