Share

Bab 14

Penulis: Alana Nourah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-15 00:06:21

"Ke mana saja kau?"

Acara makan malam sudah berganti. Ketika Natalie kembali ke tempat acara, para pria sudah pergi ke ruangan sebelah untuk menghisap cerutu dan membicarakan hal-hal yang tidak seharusnya didengar oleh para wanita. Waktu istirahat ini bisa berlangsung selama beberapa lama sampai semua orang siap untuk berkumpul kembali di ballroom—tempat diadakannya pesta dansa.

Jadi, Chiara menggunakan kesempatan ini untuk menghadang dan menggandeng Natalie agar gadis itu duduk bersamanya di sebuah meja melingkar. Salah satu kursi lainnya sudah diduduki oleh Catherine.

"Aku ... yah, kau tahu ke mana aku pergi." Natalie praktis menggumam saat menjawab pertanyaan Chiara.

Chiara berbisik. "Apakah kau menemui Dietrich?"

Nat mengedikkan bahu. "Begitulah."

Kedua perempuan muda itu mengerling sekilas pada Catherine. Sungguh aneh. Betul-betul aneh rasanya membicarakan kakak Catherine saat wanita itu sedang berada di sini bersama mereka.

Akan tetapi, Catherine mengibaskan tangan dan tertawa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
farizyara rsfy
jdi princess mah g boleh bar bar y nat.........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 15

    Natalie, Catherine, dan Chiara bergerak bersama menuju ballroom ketika musik mulai berkumandang. Begitu pula dengan para pria dari ruangan sebelah. Suasana ballroom begitu meriah. Makanan lezat di meja-meja prasmanan terus diisi dan tidak dibiarkan kosong. Irama musik yang dimainkan langsung oleh musisi klasik terbaik dunia juga mengalun begitu indah, membuat malam menjadi terasa romantis.Sial. Paman Axel sepertinya memang tidak main-main dalam membangun ambience musim perjodohan di kastil Toussaint ini."Aku akan duduk di pojok." Catherine mengumumkan. "Kalian berdua pergilah berdansa dan bersenang-senang." Ia berkata lagi.Chiara dengan senang hati mematuhi saran Kat untuk 'bersenang-senang', sedangkan Natalie justru mengerang malas."Aku akan duduk di pojok bersamamu.”Kat mendelik. "Tidak, Natalie. Kau masih muda, masih lajang, dan teramat sangat cantik. Ini adalah waktu emasmu untuk berdansa dengan lelaki-lelaki paling tampan seantero Brussel."Natalie memberengut. "Tidak ada ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 16

    Jantung Natalie bergemuruh ketika ia melangkah cepat mengikuti Dietrich Toussaint melintasi lorong-lorong panjang berpenerangan temaram menuju quartier khusus keluarga. Namun, Dietrich tampaknya tidak menyadari itu. Pria berpostur tubuh tinggi tersebut terus saja bergerak seolah ingin menggandeng Natalie menghilang dengan cepat dari kerumunan.Cahaya menyorot mereka dari arah drawing room—ruangan tempat seluruh anggota keluarga Toussaint biasanya berkumpul. Letaknya berada tepat di ujung lorong ini. Karpet tebal nan mewah di bawah kaki mereka menjadi saksi bahwa kedua anak manusia tersebut melintasinya terburu-buru.Natalie merasa gugup. Sinar temaram dari lampu-lampu yang menempel di sisi-sisi dinding menerangi rambut gelap dan tebal pria di depannya itu, serta mempertajam bentuk atletis tubuhnya. Bahunya yang bidang bergerak tegap seiring langkahnya yang lebar. Kesan kuat maskulin memancar dari sosoknya yang kekar, sehingga gemuruh di hati Natalie berubah menjadi badai yang menyapu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 17

    Natalie terdiam dengan mulut menganga. "Dietrich ... Julien sungguh tidak melakukan apa pun. Tangannya baik-baik saja di pinggangku dan—""Kau menyebut namanya lagi."Natalie kini gusar. "Dietrich! Dewasalah! Bagaimana kita akan membicarakan seseorang tanpa menyebut namanya? Kau pikir sepupumu itu semacam Bloody Mary yang dipanggil tiga kali akan datang menghantui kita atau apa?"Dietrich mendengkus kasar, tetapi tidak mengatakan apa pun.Nat mencoba lagi. Kali ini dengan nada yang lebih lembut. Tangannya terulur untuk menyentuh lengan pria itu. "Apa yang kau pikirkan tidak benar. Semuanya hanya ada di dalam kepalamu. Julien tidak melakukan apa pun. Dietrich, apakah kau sadar bahwa apa yang kau lakukan di ballroom bisa menimbulkan kegemparan? Aku tidak ingin kau terkena masalah karena aku."Dietrich terdiam—berubah menjadi jauh lebih tenang akibat sentuhan Natalie."Jika aku terkena masalah, itu karena diriku sendiri." Lelaki itu menimpali. "Jangan berpikir yang bukan-bukan."Natalie

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 18

    Setelah Natalie pergi, Dietrich keluar menuju perpustakaan. Di balik rak-rak buku kuno, ia mengeluarkan sebotol wiski. Sial. Tidak ada hal yang berjalan sesuai keinginannya hari ini. Semuanya terasa salah dan satu-satunya hal menyenangkan yang ia rasakan justru yang paling terasa salah.Mencium Natalie.Pertanyaan Nat berputar-putar dalam pikirannya. Menyabotase seluruh hal lain yang seharusnya ia pikirkan.'Apakah aku akan mencium Catherine seperti aku mencium Nat?' Berulang kali Dietrich menanyakan itu kepada diri sendiri dan jawabannya mengejutkan sekaligus mengerikan. Mencium Catherine? Yang benar saja! Itu tidak akan pernah terjadi. Tidak. Mon Dieu.Pintu perpustakaan kemudian terbuka dengan suara yang cukup kencang. Beberapa orang masuk sekaligus. Ekspresi mereka keras. Kasar. Penuh ketidaksetujuan. Kakek Auguste menyerbu masuk paling depan. Diikuti tiga dari lima orang anak laki-lakinya. Anthony—ayah Dietrich sendiri, paman Axel, dan paman Arthur—ayah Julien.Semua orang tampak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 19

    Ada kilau cahaya yang berpendar dari lampu tidur di nakas untuk memancarkan penerangan redup ke wajah mereka, tetapi cukup bagi Natalie untuk melihat senyum setengah sadar licik yang tiba-tiba muncul di mata Dietrich Toussaint. Jika ada yang mengetahui bahwa mereka berdua berada dalam keadaan mencurigakan ini, nasib Natalie akan tamat.Tangan Natalie menekan lebih keras ke mulut Dietrich—membekapnya. Mata Nat hanya beberapa inci dari lelaki itu saat dia menatap Dietrich dengan tatapan yang mengancam.Suara para musisi yang bergabung dengan suara instrumen, nada-nada yang ditarik sampai semuanya bercampur dalam harmoni, serta disonansi diselaraskan, masih terdengar sampai ke kamar Natalie. Pesta dansa belum usai. Namun, malam sudah mulai larut dan beberapa tamu mulai kembali ke kamar masing-masing pun sebagian butuh melewati depan kamar Natalie karena gadis itu mendapatkan kamar dengan posisi paling strategis di kastil ini.Kamar khusus tamu-tamu kehormatan. Tamu yang dianggap agung.G

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 20

    Natalie tidak sanggup meneruskan kalimatnya karena bibir Dietrich kembali melumat lembut, membungkam semua kalimat yang hampir meluncur dari mulutnya. Lelaki tampan itu mencicipinya lagi, sedangkan Natalie mencari dengan sapuan halus lidah pria berwajah malaikat itu. Natalie dikejutkan oleh penjelajahan intim. Kemudian, lebih terkejut lagi oleh sensasi tak terkatakan yang menembus tempat-tempat rentan di tubuhnya. Kekuatan gairah menguasai tubuh Natalie, dan gadis cantik itu tersentak dalam cengkeraman Dietrich.Tangan pria itu meraba-raba lehernya, kemudian tangan Natalie balas merayap ke rambut Dietrich yang tebal dan halus di antara jari-jarinya. Gerakan dari tangan gadis memesona itu menyebabkan Dietrich menarik napas tidak teratur, seolah-olah sentuhan Nat teramat memengaruhinya.Natalie menyelipkan satu tangan ke sisi wajah Dietrich, meraih pipi pria itu. Membuat Dietrich menarik kepalanya ke belakang. Cukup untuk menggigit dan menggoda leher Natalie, menangkap dengan lembut bib

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 21

    Ini adalah waktu yang tepat untuk segera mengusir Dietrich pergi—atau para tamu yang kembali dari ruang dansa akan semakin banyak. Yang memalukan, Natalie justru tetap berdiam diri. Tubuhnya dengan lapar menyerap seluruh sensasi menyenangkan saat Dietrich terus membelainya. Tangan lelaki itu bergerak ke bagian belakang gaun tidur Nat, dan Natalie merasakan gerakan jari-jari Dietrich yang cekatan. Bahkan ketika Dietrich menunduk untuk mencium bibirnya lagi, kali ini Natalie tidak bisa menahan suara. Isak tangis kecil yang pecah dari tenggorokannya, rengekan lega saat gaun tidurnya dilepaskan, terdengar bagai pengkhianatan di telinga gadis itu sendiri. Sembari terus mencium Natalie, Dietrich menarik gadis itu turun bersamanya hingga Nat telentang pasrah di bawah kungkungan otot-otot besarnya. Puas dengan pemandangan di bawah tubuhnya, Dietrich menggendong Natalie ke pangkuan. Jari-jari lelaki itu mulai menarik lepas gaun tidur Natalie ke bawah

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 22

    Dietrich terbangun di kamarnya sendiri pada pagi harinya. Bajunya berbau wiski menyengat—membuatnya teringat bahwa semalam dia menghabiskan hampir beberapa botol yang disisakan oleh Alexandrov di perpustakaan. Ingatannya akan kejadian semalam tumpang tindih tak beraturan. Membuat kepala Dietrich sakit bukan kepalang.Ada bayangan Natalie Casiraghi yang begitu sembrono menunggangi kuda balap non jinak milik paman Axel. Kemudian, Dietrich mengambil kudanya sendiri dan melesat cepat menyelamatkan gadis itu dari ancaman patah tulang leher akibat terlempar dari kuda.Ada juga bayangan Dietrich mencium Natalie di taman. Di sela-sela pagar tanaman yang tinggi, bersembunyi dari para nyonya sosialita dari seluruh Eropa daratan yang kebetulan lewat. Mon Dieu. Belum apa-apa Dietrich sudah merindukan rasa manis madu dan susu dari bibir lembut Natalie.Dietrich cepat-cepat menabok dirinya sendiri. Apa, sih, yang dia pikirkan? Ini Natalie! Mencium Nat saja hampir terasa ilegal.Ada bayangan sang ay

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 125

    Dietrich kembali ke Brussel sendirian, setelah Natalie dibawa pulang ke Monte Carlo malam itu ... tanpa berpamitan. Seluruh keluarga Toussaint masih berada di istana musim panas Babushka. Vladimir dan Catherine berencana menghentikan pesta yang berlangsung untuk menyambut kelahiran kedua putra mereka—demi menghormati Dietrich dan menyatakan bahwa mereka turut berduka atas kehilangan yang Dietrich dan Natalie rasakan.Namun, Dietrich menolak. Fyodor dan Mykola berhak mendapatkan semua pesta itu. Begitu pula dengan Catherine—yang meski sudah memiliki empat anak, tetapi baru pertama kali merasakan bahwa pengalaman melahirkannya dirayakan. Jadi, malam itu juga Dietrich mengemasi barang-barangnya kemudian bertolak menuju bandara Pulkovo untuk selanjutnya terbang kembali ke rumah.Ke kastil Toussaint.Malam di awal bulan Januari itu gelap dan sungguh tanpa bintang. Membeku ... menggigit hingga ke dalam sukma. Dietrich menatap hampa semuanya melalui jendela pesawat—dan limosin yang dikemudik

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 124

    "Kau dengar sendiri apa yang dikatakan oleh putriku." Dietrich mendengar Tuan Casiraghi—ayah mertuanya—berjalan mendekat tatkala Natalie tertidur di dalam kamar rawat inapnya.Ya. Dietrich tidak tuli. Tentu saja dia mendengar semuanya."Kami akan membawanya pulang ke Monte Carlo," kata Tuan Casiraghi di depan semua orang. "Urusan perceraian nanti akan diselesaikan oleh tim pengacara yang kami tunjuk."Dietrich termenung. Semua yang terjadi padanya hari ini benar-benar terasa bagai mimpi yang jauh—sebuah mimpi buruk. Lelaki itu mengerling pada Natalie yang masih berada di atas bed pasien, namun sosok cantik itu telah mengalihkan pandangan ke arah lain.Bagaimana semuanya bisa menjadi seperti ini? Bagaimana cintanya dapat menyerah pada hubungan mereka berdua di saat mereka sama-sama kehilangan?Di saat seluruh ruangan hening selama beberapa saat, Dietrich tahu bahwa semua orang sedang menunggu jawabannya. Maka, ia mengangguk. Ia tidak sanggup mengatakan apa pun. Dan ia menahan diri agar

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 123

    Derap kaki Dietrich menggema di seluruh lorong rumah sakit, diikuti langkah kedua orang tuanya—Anthony Toussaint dan Lady Louise. Raut penuh kepanikan tampak jelas di wajah pria tampan itu. Tubuhnya yang tinggi dan tegap berpacu lebih dulu dibandingkan dengan siapa pun untuk mencapai ruang operasi tempat istrinya berada.Operasi masih berlangsung. Ruang tunggu di depannya lengang. Sunyi. Seolah mengejek lelaki itu dalam keheningan yang menyakitkan."Duduklah dulu dan tenangkan dirimu, Dietrich," bujuk Anthony Toussaint. "Kita doakan saja agar semuanya berjalan lancar dan Natalie baik-baik saja."Lady Louise sependapat dengan sang suami. "Aku sudah menghubungi Stéphanie. Dia dan keluarganya sudah dalam perjalanan kemari."Kedua tangan Dietrich lari ke kepala untuk meremas rambutnya sendiri. Kemudian, turun ke bagian tengkuk, dan berakhir membentuk sebuah kepalan yang diarahkannya ke mulut pria tampan itu sendiri. Kekalutan melanda dirinya—sampai paru-parunya mulai terasa kesulitan untu

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 122

    Pada saat mobil telah berhenti di depan ruang gawat darurat rumah sakit, Natalie tidak sempat berpikir lagi. Segalanya terasa bagai mimpi—bagaimana dia diangkat dan diletakkan di sebuah brankar. Brankar tersebut didorong ke dalam, lalu Dokter Özge tampak berbicara dengan beberapa petugas medis dan dalam sekejap Natalie dimasukkan menuju sekat pemeriksaan.Sebuah gelengan pelan yang dilakukan oleh Dokter Özge sesaat setelah pemeriksaan menghancurkan hati Natalie bahkan sebelum sang dokter sempat berbicara."Nyonya Natalie maafkan saya. Saya tidak menemukan detak jantung janin Anda lagi." Dokter Özge berkata gamblang.Penegasan itu membuat Natalie sontak terisak. Tangisannya pecah begitu saja—tanpa bisa ditahan lagi. Ini adalah hal yang menakutkan. Tidak, bukan. Sesungguhnya, ini adalah hal yang paling ia takutkan. Bahkan sejak awal kehamilan, Natalie tidak pernah merasa percaya diri bahwa semua akan baik-baik saja. Seolah dia sudah tahu bahwa ini akan terjadi."Nyonya," Dokter Özge men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 121

    "Apa yang Anda rasakan?"Pertanyaan Dokter Özge menyentakkan Natalie kembali pada kenyataan. Wanita itu melarikan tangan ke belakang leher, lalu mengusap keringat dingin yang terus membasahi kerah sweater-nya di sana sembari menelan ludah. "Tidak ada."Dokter Özge mengangguk. "Nyonya .... Sering kali kita tidak memerhatikan. Namun, apa yang kita rasakan tidak selalu itulah yang bayi kita rasakan. Anda mungkin tidak merasa lelah ... atau mungkin tidak sadar bahwa Anda sebenarnya sedang stres. Banyak sekali hal yang bisa memicu timbulnya flek. Pemeriksaan oleh dokter Anda di Venezuela menunjukkan beberapa gejala yang tidak bagus. Namun, jangan khawatir. Bukan berarti sekarang kondisinya belum membaik."Natalie mengangguk, kemudian memejamkan mata. Sebelah tangannya mengusap lembut perutnya. Wanita cantik itu berusaha merasakan. Apa pun—entah itu hingar bingar suara musik di kejauhan, kembang api yang terus memeriahkan langit musim dingin, suhu udara yang semakin menurun seiring bertamba

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 120

    Pada saat Natalie sampai di kamar tempat Catherine dan anak-anaknya berada, Dokter Özge membuka pintu dan keluar sebelum Natalie sempat menyentuh gagang pintu. Wanita berkacamata tebal itu agak terkejut, tetapi senang melihat kedatangan Natalie."Nyonya Toussaint!" Dokter Özge berseru lalu kedua tangannya meraih pundak Natalie. "Saya mendengar banyak hal tentang pernikahan Anda yang sensasional. Selamat, Nyonya. Semoga pernikahan Anda mendapatkan keberkahan dan langgeng. Anda ingin menjenguk Nyonya Alexandrov?"Natalie tersenyum. "Terima kasih. Ya, Dok. Saya kemari untuk melihat bayi-bayi Catherine."Dokter Özge mengangguk. "Bagaimana dengan kehamilan Anda sendiri? Apakah semuanya baik-baik saja?"Natalie terdiam agak lama."Nyonya? Apakah ada yang bisa saya bantu? Anda tampak ... sedikit pucat." Dokter Özge membantu Natalie untuk duduk di sebuah kursi di lorong. "Apakah ada masalah?"Natalie menelan ludah. "Saya sempat memeriksakan kandungan sebelum terbang kemari, tetapi ... dokter

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 119

    Natalie tidak berani banyak bergerak. Dokter kandungan yang diam-diam ia temui di Venezuela meresepkan serangkaian obat penguat kandungan dan beberapa vitamin tambahan, serta memberikan saran untuk beristirahat sebanyak mungkin demi menghindari stres.Yang terakhir adalah yang paling sulit. Natalie tidak merasa stres akan apa pun, tetapi entah mengapa dokter mengatakan itu. Badannya pun tidak terasa lelah bahkan setelah perjalanan panjang dari Brussel ke New York, kawin lari ke Las Vegas, kembali ke Monte Carlo, berbulan madu ke Caracas, kemudian sekarang sedang dalam penerbangan lanjutan dari Brussel menuju St. Petersburg."Selamat datang di Rusia, Tuan-Tuan dan Nyonya-Nyonya sekalian!" Erik—tangan kanan Vladimir Alexandrov—menyambut kedatangan pesawat jet pribadi terbesar milik Alexandrov, Lexstream One, yang ditugaskan khusus menjemput keluarga Toussaint—di bandar udara Pulkovo, dengan senyum ramah yang kini tidak lagi tampak seperti seringaian beruang di mata Natalie.Dietrich men

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 118

    "Vladimir Alexandrov baru saja memberi tahuku bahwa hari perkiraan lahir anak-anaknya sudah dekat. Keluarga Toussaint sudah akan berangkat ke Rusia. Tapi, aku ingin bertanya padamu dulu sebelum memutuskan apa pun. Bagaimana menurutmu? Apakah kita ikut berangkat ke St. Petersburg? Atau kita masih tinggal di sini untuk beberapa lama lagi?"Dietrich Toussaint kembali pada istrinya setelah memesan makan siang dan menerima telepon lain dari adik iparnya. Lelaki itu tampak riang. Sumringah. Senyumannya teramat lebar menandakan kebahagiaan menyambut calon keponakan-keponakan barunya.Ia menghampiri sisi ranjang istrinya, kemudian menggenggam jemari perempuan cantik itu lembut. "Mereka baru akan lahir, tetapi aku sudah tidak sabar menanti mereka dewasa. Kurasa, mereka akan sama ugal-ugalannya dengan kedua kakak mereka," ucapnya. "Dan mereka akan menjadi sepupu-sepupu yang baik untuk anak kita."Natalie menelan ludah. Sekilas, Dietrich sempat melihat kilau kesedihan di mata wanita cantik itu,

  • Hasrat Terlarang Tuan CEO   Bab 117

    "Natalie! Dieu, ke mana saja kau? Aku sudah selesai meeting—dan hasilnya menakjubkan. Kami akan memperluas jaringan hotel di Venezuela selama setahun ke depan. Apakah saat-saat berbelanjamu menyenangkan?" Dietrich bangkit dari sofa dan menutup laptop saat melihat sang istri datang dengan beberapa bodyguard wanita yang menenteng banyak sekali paperbag hasil belanja.Natalie mendekat dengan cepat. Perempuan cantik itu melemparkan tangan ke sekeliling leher sang suami, sedangkan Dietrich merengkuh dan membenamkan wajah di ceruk lehernya. "Wah, benarkah? Haruskah aku mengucapkan selamat? Kau memang hebat, Di!"Dietrich tampak bangga dengan dirinya sendiri. Ya Tuhan, sudah berapa lama ini berlangsung? Lelaki itu selalu mengharapkan ini setelah melakukan hal-hal yang prestisius—pengakuan dan pujian dari Nat. Seolah ia hidup hanya untuk itu.Mengapa selama ini Dietrich tidak menyadarinya? Dia sungguh bisa gila jika Natalie waktu itu benar-benar menikah dengan orang lain. Membayangkan itu di

DMCA.com Protection Status