Kasih mendongak untuk menatap wajah orang yang ia tabrak. Kedua matanya membulat saat mengenali wajah itu."Kak Harun ...." cicit Kasih memanggil nama seorang pria yang ia tabrak."Iya. Kamu Kasih, kan?" tanya pria bernama Harun itu sembari melepaskan rambut Kasih yang terkait di resleting jaketnya."Iya, Kak. Ah. Makasih," ucap gadis cantik itu lagi setelah rambutnya terlepas dari resleting jaket."Jadi kamu kuliah di sini?" tanya Harun."Iya, Kak. Kakak juga kuliah di sini?" Kasih balas bertanya."Iya. Ambil prodi apa?""Aku ... Manajemen, Kak," jawab Kasih.Harun tersenyum. "Kalau begitu kita sama. Barengan aja kita," ajaknya kemudian.Kasih menoleh ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba ia merasa waspada. Apa lagi Harun merupakan seorang pria, meski mereka berdua sudah saling kenal."Ada apa?" tanya Harun."Ah. Nggak ada apa-apa, Kak," jawab Kasih sembari tersenyum. Padahal gadis itu sedikit takut pada Harun. Ia takut jika kakak tingkatnya itu tahu mengenai skandalnya di kampung.Harun k
Read more