Semua Bab Menikahi Billionaire Bodoh: Bab 21 - Bab 30

110 Bab

21. Gangguan

"Ah. Maaf ...." ucap seorang wanita yang baru saja membuka pintu. Dia kaget sendiri melihat adegan ambigu yang dilakukan oleh sang direktur dan sekretarisnya.Pintu pun kembali tertutup rapat dari luar."Tu-tunggu!" Kasih mencoba memanggil. Namun wanita itu sudah pergi."Astaga ...." gumam Kasih malu. Sementara Xavier menatap bingung ke arah pintu ruangannya."Dia nggak sopan. Seharusnya Kakak itu kan mengetuk pintu dulu," gerutu Xavier."Tapi ... Seperti pernah lihat wajahnya," gumam Kasih dengan dahi mengernyit. Gadis itu pun mendorong tubuh Xavier agar dia kembali duduk."Dia yang gangguin Xavi dengan pamer susu itu, kan?" tebak sang direktur bocah."Sepertinya iya. Jadi dia kerja di sini?" gumam Kasih."Oh. Tidak! Jangan-jangan dia mau ganggu Xavi lagi! Gimana ini, Sisi? Xavi nggak suka. Jijik lihat Kakak yang pamer susu itu!" Xavier memeluk dirinya sendiri.Kasih menatap suaminya yang kembali meributkan sesuatu. Gadis itu pun membetulkan pakaiannya. Lalu membantu membetulkan keme
Baca selengkapnya

22. Alat Tes Kehamilan

"Mbak, tolong buka!" teriak Kasih sembari mengetuk-ngetuk pintu dari dalam."Mbak!" teriak gadis itu lagi.Karena tak ada jawaban, Kasih pun terdiam. Gadis itu mengamati keadaan di dalam gudang. Lalu dia mendengar suara dari luar pintu."Siapa pun di sana, tolong keluarkan aku!" teriak gadis itu lagi."Maaf, Mbak. Tapi saya ....." Sang OB yang diberi ancaman oleh Vira mendekati pintu. Sebenarnya dia tak tega. Namun dia juga takut dengan keberadaan Vira yang selalu menindas orang seperti dirinya."Tolong buka, Mas. Aku harus segera kembali. Pak Xavier sudah menunggu," pinta Kasih.Pria yang merupakan salah satu office boy di kantor tersebut mulai gelisah.Sementara itu, Vira berjalan dengan penuh percaya diri menuju ke ruangan direktur. Wanita itu selalu menjadi pusat perhatian karena kecantikan dan tubuhnya yang seksi. Dia kini akan kembali mendekati sang atasan yang terkenal dingin dan arogan.'Hari ini aku akan mendapatkannya,' gumam Vira yang kemudian mengusap bibirnya dan mengoles
Baca selengkapnya

23. Hasil Tes Kehamilan

"I-ini benar, kan?" Kasih masih menatap alat tes kehamilan di tangannya. "Ya Tuhan ...." Gadis itu tiba-tiba bersimpuh. Ia mulai menitikkan air matanya.Di dalam kesunyian malam itu, Kasih menangis sembari menggenggam erat alat tes kehamilan yang dia beli secara sembunyi-sembunyi."Syukurlah aku nggak hamil ... Tapi ...." Gadis itu terdiam sejenak. "Kenapa aku belum datang bulan juga?" gumamnya.Kasih mengusap air matanya. Kelegaan terasa memenuhi rongga dadanya. Hasil tes yang menunjukkan negatif membuat dia tenang. Setidaknya tak akan ada yang curiga padanya. Dan tentu saja Kasih tak akan semakin merasa bersalah karena seolah memanfaatkan kebodohan suami billionaire-nya.Gadis itu segera keluar dari kamar mandi sembari menyembunyikan alat tes kehamilan di dalam sana. Ia akan membuangnya nanti ketika Xavier tak sedang bersamanya.Saat pintu kamar mandi terbuka, Xavier langsung meletakkan bukunya dan ia melompat turun dari atas kasurnya yang empuk. Membuat Kasih terkejut akan kemuncu
Baca selengkapnya

24. Makan Malam Berakhir Kacau

Malam itu ada undangan makan malam dari Kakek Wibowo untuk cucu-cucunya. Kasih pun akan ikut serta ke mana pun suaminya berada. Kini ia lagi-lagi duduk satu meja dengan pria tua yang masih memiliki kharisma."Jadi bagaimana perkembangannya, Kasih?" tanya Wibowo di sela-sela makan malam mereka.Kasih yang baru saja melamun, menatap wajah Kakek Wibowo. "Ah. Ya ... Seperti ini, Kek. Xavier masih belum bisa mengingat apa-apa.""Tidak apa-apa, Kasih. Keberadaan kamu di sampingnya sudah sangat membantu. Hanya saja kasus kecelakaan itu masih saja belum menemukan titik terang. Bagaimana ini, Jer?" tanya Wibowo beralih menatap cucunya yang lain.Jeremy menatap Kasih sebelum menoleh menatap kakeknya. "Yah ... Aku belum mendapatkan laporan lagi, Kek. Sepertinya akan sangat sulit menemukan pelaku. Apa lagi Johan juga menghilang dan mayatnya tidak ditemukan," paparnya.Wibowo menghela napas panjang. "Begitu, ya? Hahhh. Semoga cepat tertangkap. Apa lagi ...." Pria tua itu menggantungkan kalimatnya.
Baca selengkapnya

25. Kesaksian Kasih

Gegas gadis cantik berambut panjang itu dibawa ke rumah sakit. Kini dia mendapatkan perawatan dan tinggal menunggu sadar."Sisi kenapa, Dokter? Sisi kenapa? Sisi kenapa?" Xavier bertanya dengan hebohnya sembari mengguncang-guncangkan tubuh seorang dokter yang tadi menangani Kasih."Tenanglah, Xavi." Wibowo menarik cucunya sehingga pria tampan itu melepaskan genggamannya.Sang dokter pria mengendurkan otot-ototnya yang baru saja digenggam begitu erat oleh pria kekar tersebut. Ia merasa takut sekarang karena Xavier seolah ingin memburunya dengan tatapan tajamnya itu."Nona Kasih mengalami keracunan. Sepertinya ada makanan atau minuman yang mengandung racun yang telah dikonsumsi," jelas dokter pria tersebut."Apa? Racun?" tanya Wibowo seolah tak percaya. Padahal ia yakin di restoran yang ia sewa merupakan restoran terbaik di kotanya."Iya, Tuan. Saya sudah memeriksanya dan memang benar Nona Kasih mengalami keracunan. Tapi beruntungnya racun itu tidak banyak," jelas dokter itu lagi.Xavie
Baca selengkapnya

26. Milik Xavi!

Xavier segera melompat turun dari sofa, larut dalam kecemburuan dan meluapkan rasa marahnya, menghampiri Jeremy yang sedang mendekati Kasih."Jangan sentuh Sisi! Sisi itu milik Xavi! One and only milik Xavi!" geram Xavier sambil menatap tajam sepupunya itu.Ia menarik Kasih ke dalam pelukannya, berusaha melindunginya dari pria yang tak diinginkannya itu."X-Xavi...sesak..." keluh Kasih lemah. Apa lagi ia yang baru saja sadar, merasakan tubuhnya yang terlalu lemas diremas oleh pelukan Xavier yang terlalu kuat.Di dalam hati Xavier, ada perasaan campur aduk antara marah dan ingin melindungi gadis yang selalu merawatnya itu. Perasaan yang bahkan pria bocah itu tak mengerti."Husss, husss. Jauh-jauh kamu dari Sisi!" perintah Xavier sambil mengibaskan tangan kanannya pada Jeremy."Ya, ya. Aku tahu apa yang ku lakukan. Tapi lihat, Kasih kesulitan bernapas jika kamu memeluknya seerat itu," balas Jeremy dengan sinis, seolah menegur perilaku Xavier yang terlalu overprotektif dan kekanakan.Xav
Baca selengkapnya

27. Tolong, Sisi (18+)

Kasih sudah boleh dibawa pulang. Gadis cantik itu kini semakin mendapatkan perhatian khusus dari Tuan Muda posesif yang manja."Sisi ...." panggil Xavier yang kemudian ikut duduk di samping istrinya."Ada apa, Xavi?" tanya Kasih sembari menatap wajah tampan suaminya."Xavi pengen jadi suami betulan buat Sisi," jawabnya dengan wajah polos yang menggemaskan.Kasih mengernyitkan keningnya. "Maksudnya?""Nggak ada maksud apa-apa, sih. Cuma ... Katanya kalau suami istri itu harusnya olahraga malam," ucapnya."O-olahraga malam ...?" Kasih kaget mendengarnya. Pikirannya langsung tertuju pada hal-hal yang berbau dewasa."Iya." Xavier mengangguk dengan yakin. "Tapi masa malam-malam harus olahraga?" gumamnya.Kasih menghela napas lega. Setidaknya suaminya masih berpikiran polos. Entah bagaimana nantinya jika Xavier benar-benar paham dari ucapannya sendiri. Ia belumlah siap.*Sore itu Xavier terlihat ceria. Pria itu berdendang riang sembari menata pakaian ganti untuknya dan Kasih."Xavi, aku bi
Baca selengkapnya

28. Insiden Kamar Mandi (18+)

"Apa itu?" gumam Xavier ketika ingatan buram yang menggairahkan itu muncul kembali. Kepalanya terasa sakit dan ia menatap ke arah Kasih yang masih telanjang bulat.Dengan kesadarannya, Xavier menarik selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya. Lalu pria itu ikut berbaring dan merasakan sesak di dadanya."Ahhhh." Ia mendesah pelan dengan gejolak yang tak ia ketahui.Xavier memejamkan kedua matanya sejenak dan merasakan sensasi panas yang seolah membakar dirinya.Pria itu kemudian kembali membuka kedua matanya dan menatap ke arah Kasih yang sudah tak sadarkan diri. Perlahan ia mendekati tubuh Kasih dan mulai menyibakkan selimutnya lagi."Sisi ... Kenapa Xavi ingin menyentuh tubuh Sisi ...." gumam pria itu dengan tatapan mulai berkabut.Xavier mendekati Kasih. Tangannya bergetar ketika hendak menyentuh dada sintal itu. Rongga dada Xavier bergemuruh seolah ingin melahap gadis yang masih memejamkan kedua matanya."Sisi ...." Dengan kesadaran yang tak sepenuhnya, Xavier mulai menyentuh tub
Baca selengkapnya

29. Sikap Aneh Xavier

"Kamu tahu kan kalau kamu nggak boleh memberi tahu siapa pun?" tanya Wibowo."Tapi, Kek. Saya sama sekali nggak pernah memberi tahu siapa pun di kantor ini," ucap Kasih membela diri."Lalu siapa? Kakek dengar dari orang-orang yang bekerja di sini mereka bilang bahwa kamulah yang mengatakannya," papar Wibowo dengan tatapan kecewa.Kasih membulatkan kedua matanya. "Tapi saya bersumpah saya tidak pernah melakukannya, Kek. Janji adalah janji ...." Wibowo sudah terlihat kecewa. Namun pria tua itu masih menunjukkan ketenangan. "Kalau begitu kita dengarkan kesaksian dari beberapa karyawan di sini," tuturnya.Tiga orang perwakilan dari karyawan Zeen Corporation dipanggil memasuki ruangan. Mereka menghadap ke arah Wibowo dan berdiri di belakang Kasih.Gadis cantik itu pun harus menoleh untuk menatap wajah ketiga orang karyawan yang tak dia kenal. Namun, pernah berpapasan dengannya beberapa kali saat bekerja."Jadi, katakan padaku siapa yang memberi tahu kalian soal berita Direktur Xavier?" ta
Baca selengkapnya

30. Membujuk Bayi Besar

Pria itu kemudian menoleh menatap Kasih. Wajahnya terlihat memerah. "Apa? Ada apa?" tanya Kasih bingung. "Sisi ... Sisi mau nggak hamil anaknya Xavi?" Ckiiit! Sang sopir menginjak rem secara mendadak dan membuat beberapa pengendara marah. Pertanyaan Xavier tak hanya mengagetkan sopir pribadi pria itu, tapi juga Kasih. "Pak Sopir, hati-hati!" protes Xavier kesal. Padahal dirinya lah yang membuat sang sopir menghentikan mendadak mobilnya. Kini Xavier mengusap-usap keningnya yang terbentur bagian belakang kursi. Kasih pun juga melakukan hal yang sama. "Maaf, Tuan ...." Pria paruh baya itu segera melanjutkan perjalanan. Saat mobil kembali melaju pelan, Xavier menatap wajah istrinya lagi. Kasih yang kaget bergantian memalingkan wajahnya. Ternyata sejak tadi pria itu memikirkan hal tersebut. Bukannya khawatir karena amnesia pria itu diketahui banyak orang kantor. "Jawab, Sisi ... Kita kan suami istri. Jadi mau nggak?" Xavier bertanya dengan polosnya. "Astaga ...." Kasih h
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status