Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menikahi Billionaire Bodoh: Chapter 41 - Chapter 50

110 Chapters

41. Xavi Sudah Tak Polos Lagi

"Pelan-pelan, Sisi!" seru Xavier sembari mengambil gelasnya kembali dan meletakkannya di atas meja.Kasih masih terbatuk-batuk dengan hebat. Seolah air tehnya sudah masuk memenuhi paru-parunya. Xavier pun tak tinggal diam, pria itu mengusap punggung Kasih dengan lembut karena ingin menghentikan Kasih yang tersedak."Astaga ...." Kasih memegangi dadanya setelah ia tenang. Lalu Xavier menatap sang istri yang matanya sudah berair."Sisi nggak papa?" tanya pria itu dengan polosnya.Kasih menatap gemas ke arah suaminya. Memangnya gara-gara siapa dia jadi tersedak hebat seperti itu?"Aku nggak papa.""Beneran?""Iya.""Tapi kenapa Sisi tersedak? Apakah minuman itu beracun?" tanya pria itu dengan kedua alis saling bertaut."Nggak, Xavi. Minuman ini nggak beracun.""Terus kenapa Sisi tersedak?" Pria itu masih saja mengejar Kasih agar memberikannya jawaban.Kasih pun menautkan kedua alisnya. Lalu gadis itu mencubit pelan kedua pipi Xavier. "Memangnya gara-gara siapa? Ini gara-gara kamu, Xavi."
Read more

42. Minta Cium

Xavier malah terkekeh pelan melihat kepanikan istri kecilnya. Sementara Kasih mulai mengomeli suaminya yang selalu bertingkah seenaknya.Kini setelah beberapa drama, Xavier akhirnya memakai pakaiannya dengan lengkap. Pria itu pun duduk di salah satu sisi tempat tidur sembari menghadap Kasih yang tengah berkacak pinggang di depannya."Sisi jangan marah ...." cicit pria itu."Habisnya ... Kamu bilang kamu udah gede, harusnya kamu paham kalau kamu nggak boleh telanjang seperti itu," omel Kasih lagi."Tapi kan ini kamarku, Sisi. Biasanya juga nggak masalah, kan?" Xavier masih saja pintar menjawab."Astaga ...." Kasih menggeleng pelan. Meski tingkah Xavier yang seperti itu sering dilakukan, namun Kasih tak ingin terus-menerus menyaksikan tubuh kekar Xavier yang telanjang."Ya udah, maaf, deh. Tapi kan Xavi suami Sisi." Pria itu mengerucutkan bibirnya."Tapi malu, Xavi ...." Kasih kembali gemas."Jangan malu, Sisi ....""Ihhh. Nggak ngerti juga.""Enggak. Hehehe." Pria itu malah terkekeh la
Read more

43. Si Bocah Cemburu

Hari itu Kasih kembali masuk kuliah. Entah ia harus merasa senang atau malu dan tak enak hati setelah tahu bahwa keluar suaminya memang bukanlah dari keluarga sembarangan."Sisi mau kuliah? Ikut, ya?" Pagi-pagi Xavier sudah mulai merengek minta ikut.Kasih menoleh menatap suaminya. "Nggak boleh, Xavi. Kamu di rumah saja, ya? Kaya biasanya. Lagian aku pulangnya nggak lama, kok," bujuk gadis itu.Xavier mengerucutkan bibirnya. Membuat sang istri menghela napas panjang. Perlahan Kasih mendekati suaminya."Nanti setelah aku pulang, kita main, deh," bujuk gadis itu lagi.Xavier terdiam sejenak seolah sedang memikirkan sesuatu. Lalu pria itu pun tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Oke. Xavi nurut, deh. Tapi nanti mainnya beda, ya?" ujar peiabiru dengan senyuman lebar penuh arti."Asal jangan kuda-kudaan aja," sahut Kasih."Hahaha. Ya enggak, lah. Pokoknya rahasia," ucap Xavier sembari tertawa.*Saat Kasih kembali berkuliah, reaksi teman-temannya langsung berubah. Mereka bahkan tiba-ti
Read more

44. Ingin Sisi (18+)

Terkejut, Kasih membulatkan kedua matanya. "A-apa?""Xavi ingin Sisi," jawab Xavier dengan suara beratnya yang terdengar menggelitik telinga gadis dalam kungkungannya."Kita pacaran, kan?" tanya pria itu kemudian.Kasih hanya diam. Entah mengapa suami bocahnya itu saat ini terlihat berbeda. Tatapan Xavier yang biasanya polos, terlihat begitu dewasa dan memang seolah ingin memangsanya. Kasih pun mulai merasa gugup. Jantungnya berdegup kencang mendapatkan tatapan seintens itu dari suaminya."Xavi hanya ingin Sisi jadi milik Xavi," bisik pria itu mulai mendekatkan wajahnya. Xavier berbisik tepat di telinga kanan sang istri.Kasih yang masih bingung sekaligus tak percaya dengan tindakan suami bocahnya pun mencoba menahan dada bidang yang menghimpitnya dengan kedua tangannya. Xavier benar-benar berat dengan ukuran tubuhnya yang jauh lebih besar dari Kasih.CupTiba-tiba saja Xavier mencium pipi Kasih dengan lembut. Kasih yang kaget menoleh menatapnya dengan tatapan bingung. Sementara Xavie
Read more

45. Maafkan Aku

Tangan Kasih bergetar saat menyadari apa yang telah ia lakukan. Baru saja dia menampar wajah suaminya dengan cukup kuat. Menimbulkan rasa perih baik di telapak tangannya maupun di pipi Xavier.Namun Kasih tentu saja tak melakukannya semata-mata tanpa alasan. Baru saja sekelebat ingatan mengenai malam panasnya yang bergairah dan telah menghancurkannya muncul. Membuat Kasih tak menikmati ciuman dengan suami bocahnya."Ahhh ...." Gadis itu mulai merasa bersalah.Xavier masih saja diam. Pria itu kemudian menatap Kasih sembari memundurkan tubuhnya. Ekspresi kaget pria itu masih terlihat jelas. Lalu Xavier menatap Kasih dengan tatapan kecewa."Ahh. Xavi ... Aku nggak ...." Gadis itu kehilangan kata-katanya. Ia tentu saja takut ketika harus mengungkapkan ketakutan terbesarnya. Namun Xavier yang merupakan suami sahnya kini menatap sedih padanya."Kenapa Sisi menampar Xavi? Apakah Sisi nggak suka Xavi?" tanya pria itu dengan tatapan polos.Kasih menelan ludahnya. Xavier pun berguling ke sampin
Read more

46. Permintaan Xavier

Malam itu Kasih duduk di atas tempat tidurnya. Sementara Xavier baru saja keluar dari kamar mandi. Pria itu berjalan pelan mendekati sang istri.Dengan warna piyama yang serasi dengan Kasih, pria itu duduk di salah satu sisi tempat tidur."Ada apa, Xavi?" tanya Kasih saat suaminya menoleh menatapnya.Xavier diam sejenak kemudian menaikkan kedua kakinya ke atas kasur. Dia meraih bantal guling dan meletakkannya di tengah-tengah. Lalu dengan gerakan cepat tanpa menjawab pertanyaan Kasih, Xavier memindahkan tubuh ramping itu pada salah satu sisi ranjang."Sisi bobok di sini, Xavi di sini. Jangan lewati bantal guling ini," tegasnya.Kasih menautkan kedua alisnya. "Kamu ... yakin?"Xavier menjawab dengan anggukan. "Tapi ... Bukannya kamu selalu minta peluk kalau tidur?" tanya Kasih khawatir.Xavier diam sejenak. "Iya, sih ... Tapi Sisi kan takut sama laki-laki. Xavi nggak mau menakuti Sisi," gumamnya dengan bibir mengerucut.Ternyata pria bocah itu khawatir pada istrinya. Kasih pun terseny
Read more

47. Sisi, Manis (21+)

Setelah mengajukan pertanyaan, Xavier menunggu Kasih memberikan jawabannya. Gadis itu pun mengangguk setuju, membuat suami bocahnya tersenyum senang."Makasih, Sisi. Xavi akan pelan," ucap pria tampan itu yang kini kembali duduk.Xavier menatap Kasih yang sudah berbaring di hadapannya dengan pasrah. Pria bocah itu pun mulai menjulurkan kedua tangannya dan kini menarik kain terakhir yang menutupi dada sintal yang indah itu.Kedua alis Xavi terangkat saat melihat hal yang pernah ia sentuh sebelumnya dan membuatnya terkena tamparan keras dari Kasih. "Ja-jangan melihatnya seperti itu ...." cicit Kasih malu dengan wajah merah padamnya.Xavier menatap wajah Kasih yang merah itu. "Tapi susu Sisi bagus," ucapnya takjub, membuat Kasih semakin malu. Ingin rasanya Kasih menghilang dari hadapan suami bocahnya yang bodoh itu. Tak ia sangka bahwa Xavier bisa mengatakan hal seperti itu padanya."Omong kosong!" sahut Kasih sembari memalingkan wajahnya.Xavier pun terdiam. Membuat Kasih kembali menat
Read more

48. Permintaan Kakek

"Xavi, aku harus segera berangkat," ucap Kasih yang kini duduk sembari memangku Xavier yang kembali menyusu padanya."Puahhh. Sebentar, Sisi ...." jawab pria itu sembari membuka mulutnya sejenak, lalu kembali menghisap payudara sekal Kasih lagi seperti bayi."Tapi aku ada kelas, Xavi," ucap Kasih sembari memeriksa jam pada ponselnya.Sudah beberapa hari ini Xavier terus saja meminta menyusu padanya. Padahal gadis itu sama sekali tak mengeluarkan asi. Xavier hanya mencari kenyamanan dalam pelukan Kasih dan bermanja-manja pada gadis cantik itu."Ayolah, Xavi. Kita lanjutkan nanti saja," bujuk Kasih sembari menarik kepala suaminya agar melepas hisapan di dadanya."Akh!" Gadis itu malah terpekik pelan saat merasakan sedikit sakit pada pucuk dadanya yang dihisap cukup kuat oleh Xavier."Uhhh. Sakit?" tanya pria itu mulai panik.Kasih mengangguk sembari menutupi dadanya dengan tangan."Maaf ... Habisnya Sisi tiba-tiba menarik Xavi," cicit pria itu sembari mengerucutkan bibirnya."Soalnya ka
Read more

49. Permintaan Kakek (Bagian 2)

"A-apa, Kek?" Kasih terkejut mendengar permintaan pria tua di hadapannya. Ia sendiri tahu bagaimana sulitnya untuk membuat suaminya mengingat masa lalunya. Mengapa tiba-tiba Wibowo memintanya mempercepat kepulihannya?"Maaf jika permintaan Kakek terkesan memaksa, Kasih. Tapi hanya padamu Xavier menurut. Kakek berharap banyak padamu," pinta Wibowo lagi dengan tatapan sendu."Bukannya saya nggak mau, Kek. Tapi Kakek tahu sendiri bagaimana Xavier. Dia akan marah jika saya memaksanya. Bahkan ... dia bisa pingsan karena sakit kepala saat kita memaksa dia mengingat masa lalunya," jelas Kasih merasa keberatan.Wibowo diam sejenak. Lalu pria tua itu membuang napasnya. "Kakek mengerti. Hanya saja ... Jika kita tidak bisa mempercepat kepulihannya, maka dalam waktu dekat perusahaan yang telah lama dibangun oleh kedua orang tua Xavier bisa colaps," paparnya.Mendengar penjelasan dari kakek mertuanya, Kasih merasa tertekan. Akan tetapi ia juga merasa kasihan pada Xavier. Zeen Corporation merupakan
Read more

50. Buku Harian

Kabar kebangkrutan Zeen Corporation membuat Kasih tak bisa tidur. Malam itu setelah berhasil membuat Xavier terlelap, gadis itu memilih bangun kembali dan duduk pada meja kerja yang ada di kamar Xavier.Dalam kesunyian malam, Kasih mencari tahu soal perusahaan yang telah dipimpin oleh suaminya. Berbagai informasi yang ada di meja kerja Xavier ia baca dengan saksama. Berharap dirinya bisa membantu dalam memulihkan ingatan Xavier dan juga menjaga agar perusahaan suaminya tidak colaps."Aku benar-benar nggak ngerti. Ini masih cukup asing bagiku ... Tapi ... Xavier benar-benar hebat bisa menjalankan perusahaan milik kedua orang tuanya di usianya yang masih sangat muda," puji Kasih dengan berbisik pelan sembari menatap ke arah tempat tidur di mana suaminya sudah terlelap dibuai mimpi.Gadis itu kagum dengan prestasi suaminya. Tak dia sangka, Xavier pernah menimba ilmu di luar negeri. Bahkan pria itu menjadi lulusan terbaik seangkatannya. Pantas saja pria itu bisa memimpin per
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status