Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Menikahi Billionaire Bodoh: Chapter 51 - Chapter 60

110 Chapters

51. Senasib

Tubuh Kasih tiba-tiba menggigil saat membaca tulisan tangan Xavier. Tulisan itu terlihat semakin menebal di paragraf terakhirnya. Terlihat penuh emosi dan amarah."Ya ampun ... Apakah benar seperti ini?" gumam Kasih sembari menutup mulutnya dengan salah satu tangan agar ia tak memekik.Dada Kasih merasa sesak seketika. Tulisan Xavier seperti menunjukkan kemarahan yang tak tertahan. Bahkan tulisan itu berubah menjadi semakin tak rapi.[PAPAH DAN MAMAH MENINGGAL KARENA DIBUNUH]"Ya Tuhan ...."Kasih membuka lembaran selanjutnya. Di sana ada beberapa foto kecelakaan mobil yang disimpan. Berikut dengan data tulisan Xavier. Kini gadis itu tahu jika kedua mertuanya tiada saat Xavier berusia lima tahun. Dan catatan itu dibuat ketika Xavier masih remaja. Nampaknya pria itu mulai curiga setelah mengerti sesuatu.Tangan Kasih mulai dingin karena membaca kejadian tak menyenangkan itu. Di sana hanya ada data-data kecelakaan kedua mertuanya yang kurang lengkap. Dan kemung
Read more

52. Menyusun Rencana

Mendengar bisikan yang tak biasa dari Xavier, perasaan Kasih berubah seketika. Pelukannya mengendur, dan matanya menatap wajah Xavier yang tak asing itu dengan heran."Barusan kamu bilang apa?" tanya Kasih terbata, tangisannya terhenti seketika oleh rasa ingin tahu dan kebingungan yang muncul tiba-tiba.Xavier balas menatap wajah Kasih yang basah oleh air mata. Dengan lembut, pria itu mengusap wajah Kasih dan berkata, "Kasih Rahayu ... Itu kan nama Sisi?"Kasih terdiam, kedua matanya kini tergenang oleh air mata yang terhenti. Sejenak, baru saja ia mengira Xavier telah berhasil mengingat kembali masa lalunya. Gadis itu segera menyeka air matanya yang jatuh, berusaha menahan harap yang telah tumbuh di dadanya."Ahhh. Ya. Itu nama lengkapku," kata Kasih mengangguk pelan.Xavier ikut mengangguk sambil meraih tangan ramping Kasih dan menggenggamnya erat. "Nama Sisi bagus, kok. Jadi, jangan sedih, ya?" Namun, kemudian sorot matanya berubah, dan pria itu menaikkan kedua alisnya sambil membe
Read more

53. Janji dan Rahasia

Xavier ikut kaget mendengar teriakan istrinya. Pria itu pun mendongak dan mulai menyentuh lutut Kasih."Maaf kalau Xavi ngagetin Sisi," cicit pria itu merasa bersalah.Kasih mengusap dadanya, ingin meredakan debaran di dalam jantungnya yang berdetak begitu cepat seolah ingin keluar dari rongga dadanya."Kamu benar-benar ...."Xavier pun berdiri. Pria itu meraih buku catatan Kasih yang berada di atas meja."Eh?" Kasih terkejut dan berusaha merebut kembali buku catatannya. Akan tetapi gerakan Xavier lebih cepat dan pria itu lebih tinggi dari Kasih.Kedua alis pria itu saling bertaut ketika membaca tulisan rapi Kasih. Ia kemudian menatap Kasih. "Sisi ... Apa benar kedua orang tua Xavi dibunuh?" tanya pria itu.Kasih tersentak mendengarnya. Lalu ia teringat bahwa catatan itu dibuat oleh Xavier ketika pria itu beranjak dewasa. Xavier yang sudah bisa mengolah informasi dengan akurat, mulai curiga dengan kematian kedua orang tuanya."Ah ....""Benarkah itu, Sisi?" tanya Xavier sembari menata
Read more

54. Membujuk Bayi Besar (21+)

Kasih terdiam mendengar pertanyaan beruntun yang diajukan oleh suami bocahnya. Gadis itu memalingkan wajah karena tak bisa menjawab. Jujur saja ia pasti akan sedih jika Xavier melupakannya. Tapi itu semua sesuai dengan perjanjian yang pernah dibuat dengan Kakek Wibowo."Ya, aku akan bahagia, Xavi. Aku akan menerima Xavi apa adanya ...." Jawaban Kasih hanyalah dusta. Ia yang sudah jatuh cinta pada suami bocahnya mana mungkin bisa bahagia jika pria itu melupakannya. Namun ia sangat sadar diri karena dia akan segera bercerai setelah Xavier mendapatkan ingatannya kembali.Xavier menatap kedua mata Kasih. Pria itu terdiam lalu melepaskan genggaman tangannya. "Baiklah ...."Suasana tiba-tiba menjadi canggung. Xavier sepertinya terlihat tidak puas."Eummm. Xavi ... Untuk mengembalikan ingatan kamu, bagaimana kalau kita pergi ke kampung lamaku?" usul Kasih sembari menatap suaminya lagi.Xavier kembali menoleh. "Ke kampung lama Sisi?""Iya." Kasih mengangguk.Pria itu terlihat memikirkan sesua
Read more

55. Tolong Xavi (21+)

Kasih terkesiap ketika merasakan tangan Xavier tiba-tiba menyelinap dan bergerak lincah di bawah sana. Dia tentu saja terkejut, sebab tindakan tersebut sungguh tak terduga dan tidak biasa dari suami bocah yang selama ini dia anggap polos itu. "Xa-Xavi ...." bisik Kasih lemah, merasa campur aduk antara malu, kaget, dan penasaran seiring tangan Xavier mulai meraba dengan lembut bagian bokongnya. 'Kenapa Xavier seperti ini? Apakah di baru saja menonton film romantis dewasa lagi? Atau dia menonton video porno!' gumam Kasih dalam hati, mencoba mencari tahu alasan di balik perubahan tindakan Xavier yang belum pernah ia alami sebelumnya.Xavier sekali lagi mencium bibir Kasih dengan penuh gairah sebelum gadis itu mendorongnya menjauh. Pria bocah itu seperti sedang merasakan tubuhnya yang bergelora saat ia berusaha untuk bertindak lebih jauh. Namun, ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Tangannya yang bergerak menaikkan rok panjang Kasih sampai telapak tangan menyentuh kulit paha
Read more

56. Menemui Kakek

"Ahhhh." Xavier mendesah dengan mata tertutup saat merasakan kenikmatan dari kedua tangan istrinya."Ahhhhhhh ...." desahnya panjang.Setelah beberapa menit merasakan sensasi yang mendebarkan tersebut, akhirnya Xavier melepaskan apa yang sedari tadi tertahan di dalam dirinya. Tangan Kasih pun terlepas dari pusakanya setelah berhasil mengeluarkan cairan hangat yang terasa lengket.Pria itu mengatur napasnya. Wajahnya merah sempurna. Sementara Kasih memundurkan tubuhnya menjauh dari Xavier.Duk"Aduh!" pekik gadis itu saat kepalanya terbentur salah satu sisi meja kerja. Xavier spontan mendekatinya dan menarik pelan tubuh Kasih. Ia usap pelan bagian belakang kepala Kasih yang baru saja terbentur. Membuat ikatan dasinya mengendur dan terlepas."Sisi nggak papa?" tanya pria itu dengan tatapan lembutnya.Kasih terpaku menatap wajah merah Xavier yang telihat seksi dan dewasa. Pria itu menatap intens pada mata bening Kasih yang tertuju padanya."Ah. Ya. Aku nggak papa," jawab Kasih yang ters
Read more

57. Pulang Kampung

"Kamu dengar tadi? Kita akan pergi ke kampungku. Jadi kita harus bersiap, Xavi. Kakek juga sudah membantuku membuat izin untuk cuti selama satu minggu di sana," papar Kasih saat gadis itu duduk dipeluk Xavier di dalam mobil."Ke rumah Sisi?" tanya pria itu dengan wajah polosnya.Kasih terdiam. Andai saja ia masih punya rumah, mungkin saja benar Xavier akan diajaknya ke sana. Namun, rumah itu sudah direbut oleh keluarga bibi tirinya yang licik."Ah. Bukan, Xavi. Aku sudah nggak punya rumah," cicit Kasih terdengar sedih."Kenapa Sisi nggak punya rumah?" tanya pria itu penasaran.Kasih tersenyum simpul. Lalu gadis itu mengusap lembut pipi suaminya. "Memang sudah nggak punya," jawabnya enggan bercerita. Baginya mungkin sulit Xavier memahami ceritanya dengan pikiran anak kecilnya yang polos.Xavier pun diam. Pria itu memilih menyandarkan dagunya pada bahu Kasih."Uh. Geli ... Kamu kayanya harus cukur kumis sama jenggot dulu, deh," ucap Kasih merasakan geli lagi pada lehernya."Cukurin Sisi
Read more

58. Malam di Kontrakan

Kasih menghela napas pelan, mencoba meredakan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti hatinya. "Sabarlah, Xavi. Kita tinggal di sini kan nggak lebih dari satu minggu," ucapnya dengan lembut.Xavier menoleh ke arah Kasih, dan tampaklah wajahnya yang cemberut. Kasih bisa merasakan bahwa Xavier jelas tidak senang dengan keadaan yang mereka hadapi saat ini.'Dia mungkin merasa terlalu jauh dari zona nyamannya, karena sudah terbiasa hidup dalam kemewahan,' pikir Kasih dalam hati. Tempat tinggal yang mereka huni saat ini memang jauh dari kata mewah. Namun, apa boleh buat, mereka hanya bisa tinggal di sana untuk sementara waktu setelah Kasih menolak tawaran Kakek Wibowo untuk tinggal di hotel."Lihatlah. Nggak ada tempat tidurnya, Sisi! Cuma kasur begitu. Gimana nanti Xavi nyusu!" protes pria itu.Kasih mulai memahami apa yang sebenarnya menjadi permasalahan. Ternyata bukan ukuran rumahnya yang kecil, tapi soal kenyamanan si pria itu untuk 'menyusu'. Gadis itu merasa sedikit kesal dengan keeg
Read more

59. Di Tempat Kecelakaan

Suara berisik terdengar dari arah dapur, membuat Xavier penasaran. Ia yang baru saja terbangun berjalan perlahan menuju dapur, mencari keberadaan Kasih. Pria tampan itu melangkah ke arah sumber suara tersebut dan ternyata Kasih sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. Senyuman hangat menghiasi wajah pria itu saat melihat istri kecilnya yang sibuk. "Ah, kamu sudah bangun, Xavi?" sapa Kasih dengan senyuman lembut yang selalu memenangkan si pria bocah.Dengan kedua mata sayu sehabis tidur dan juga wajah bantalnya, Xavier berjalan mendekati Kasih sembari mengucek kedua matanya. Pria itu menatap sang istri yang sedang sibuk memasak. Penampilan Kasih saat ini selalu saja terlihat cantik meski gadis itu masih mengenakan piyama dan juga rambut panjangnya yang digelung asal."Sisi lagi ngapain?" tanya pria itu. Jika dilihat pada jam di ponselnya, waktu masih menunjukkan pukul enam pagi dan Kasih sudah sibuk memasak."Aku lagi masak, Xavi," jawab Kasih sambil tersenyum lebar. Xavier mengeru
Read more

60. Dituduh Mesum

Pria yang ia panggil terdiam di tempatnya. Kasih pun ikut berjongkok dan menatap wajah suaminya. Xavier terlihat sedang mengerutkan keningnya dengan pandangan tertuju pada sungai di depannya.'Apakah ingatan Xavi mulai kembali?' gumam gadis itu dalam hati.Tangannya meraih bahu suaminya. "Xavi ... Kamu baik-baik saja?" tanya gadis itu.Xavier masih diam. Justru pria itu terlihat sedang melamun. Kasih pun mulai khawatir padanya. Dielusnya dengan lembut bahu suaminya dan Kasih perlahan memeluk Xavier, seolah memberikan rasa aman bagi pria bocah itu."Aku akan menemanimu di sini," ucap Kasih dengan lembut.Xavier pun menoleh menatap wajah sang istri yang begitu mengkhawatirkan dirinya. Kini keduanya terdiam di tempat tersebut. Cukup lama Kasih dan Xavier diam dengan posisi berjongkok menghadap ke sungai. Kasih memeluk suaminya karena gadis itu merasa pegal.Seolah mengerti, Xavier berganti posisi menjadi duduk dengan masih menatap ke sungai dengan arus yang cuku
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status