Semua Bab Menikahi Billionaire Bodoh: Bab 61 - Bab 70

117 Bab

61. Hari Kedua

"Sisi, kira-kira Jo ke mana, ya?" tanya Xavier yang malam itu kembali meminta menyusu pada istri kecilnya.Kasih diam sembari membetulkan selimut. "Aku juga nggak tahu, Xavi. Tapi jika Jo terbawa arus deras, kemungkinan dia sudah menghilang jauh," jawabnya ikut merasa sedih.Xavier terdiam. Pria itu menatap ke arah dada Kasih yang terbuka. "Kasihan Jo. Padahal dia teman baik Xavi ...."Kasih diam sejenak. Gadis itu mengingat-ingat kejadian kecelakaan di mana Kasih menemukan Xavier dalam keadaan yang mengenaskan. Saat itu dia tak menemukan korban lain. Lalu muncullah sebuah pikiran buruk di dalam otaknya."Xavi ... Maaf jika aku bertanya seperti ini. Tapi ... Apakah kamu nggak curiga kalau Jo yang membuat kecelakaan itu?" tanya Kasih dengan hati-hati. Entah mengapa dia merasa curiga pada pria bernama Johan yang selalu Xavier banggakan sebagai sahabat."Jo nggak mungkin seperti itu," jawab Xavier dengan kedua alis saling bertaut."Ah. Maaf ... Kalau begitu besok kita coba cari petunjuk
Baca selengkapnya

62. Kambing Hitam

Gadis cantik dengan rambut yang dikepang satu itu terdiam di tempatnya. Ia tentu saja kaget mendengar percakapan antara dua bodyguard tersebut. Entah apa yang sedang mereka bicarakan, namun Kasih merasa bahwa orang yang dimaksud adalah dirinya dan Xavier."Tapi perempuan itu benar-benar protektif. Tuan Muda juga selalu menempel padanya," sahut bodyguard yang lain."Nggak masalah, sih. Kita hanya perlu menahan mereka di sini sampai lebih dari satu bulan.""Perintahnya hilangkan mereka berdua, terutama Tuan Muda. Kita bisa menjadikan perempuan itu kambing hitamnya."Kasih benar-benar kaget mendengar obrolan tersebut. Tak ia sangka bahwa dua bodyguard yang seharusnya melindungi dirinya dan Xavier malah memiliki rencana yang mengerikan.'Tunggu. Mereka kan bodyguard yang diperintahkan oleh Kak Jeremy. Apakah mereka berkhianat? Atau ....' Kasih mulai mengajukan pertanyaan di dalam otaknya. "Sudahlah. Kita awasi mereka saja dulu. Setelah ini baru kita laksanakan rencana itu.""Tapi mereka
Baca selengkapnya

63. Rencana

"Sisi, katakan sesuatu ...." ucap Xavier karena sang istri diam saja.Kasih sedang mencoba merangkai kata di dalam pikirannya untuk disampaikan pada suami bocahnya. Namun Kasih sama sekali tak tahu bagaimana harus melindungi suami bocahnya itu. "Xavi ...." Gadis itu tiba-tiba memeluk Xavier. Dia benamkan wajahnya pada dada bidang Xavier yang terasa hangat dan nyaman."Sisi ...?" Xavier kaget dan kemudian membalas pelukan istrinya. Pria itu mengusap lembut rambut Kasih."Xavi ...." Kasih mendongak dan mata mereka saling bertemu. Ditatapnya lekat-lekat kedua mata Xavier."Xavi, kita harus kembali ke rumah kamu," ucap Kasih kemudian.Xavier pun menautkan kedua alisnya. "Kenapa? Apakah sudah selesai?" tanya pria itu dengan tatapan polosnya.Kasih menggeleng pelan. "Belum, sih. Aku bahkan belum membantumu mengingat apa pun. Tapi ... Ini lebih penting," jawab gadis itu.Kedua tangannya memeluk erat Xavier seolah tak ingin melepaskan pria bocah itu. Sementara Xavier terdiam, memikirkan ucap
Baca selengkapnya

64. Rencana [Bagian 2]

Ponsel Kasih sudah berpindah tangan. Xavier menggenggamnya erat dan menjauhkannya dari jangkauan sang istri."Aku menolak!" tegas Xavier dengan tatapan tajamnya yang nyalang.Kasih membeku di tempatnya. Gadis itu bahkan merasakan aura lain dari suami bocahnya. Saat Xavier menatap kedua matanya dengan tatapan setajam itu, dia merasa pria itu berbeda dan bukan bocah lagi."X-Xavi ...." cicit Kasih mulai takut.Lalu tatapan tajam itu mulai melembut. "Xavi menolak. Xavi nggak mau pisah sama Sisi. Apa pun yang terjadi, Xavi mau sama Sisi terus," tekannya yang malah terdengar seperti sedang merengek.Melihat wajah sedih itu tentu saja Kasih menjadi tak tega. Gadis itu pun sadar jika mengirimkan Xavier kembali menggunakan ojek saja dalam perjalanan yang cukup jauh sangatlah beresiko."Maafkan aku, Xavi ... Aku hanya nggak mau kamu celaka ...." cicit Kasih mulai menangis. Ia memang cukup buruk dalam membuat sebuah keputusan.Xavier meletakkan ponsel Kasih sebelum meraih tubuh mungil itu ke da
Baca selengkapnya

65. Kabur

"Sisi ... Apa kita nggak cari hotel untuk menginap?" tanya Xavier.Kasih pun menoleh menatap suaminya. Gadis itu kemudian menyerahkan sebotol air mineral pada Xavier yang kehausan."Sudah malam, Xavi. Nggak ada kendaraan yang menuju ke kota," jawab Kasih."Begitu, ya?""Ya." Kasih mengangguk. "Setidaknya kita sudah jauh dari kontrakan. Jika tadi kita berangkat siang, kemungkinan besar mereka akan langsung menemukan kita," gumam gadis itu mengingat bahwa siang tadi dua bodyguard itu membawakan makanan untuk mereka."Sekarang makanlah, Xavi." Kasih menyodorkan roti pada suaminya."Xavi sudah kenyang." Pria itu menolak.Mereka berdua berhasil kabur hingga ke kampung sebelah dengan berjalan kaki. Kini mereka sedang beristirahat di depan sebuah warung makan yang sudah tutup. Dengan hoodienya, Kasih dan Xavier duduk bersembunyi di bawah meja kayu yang ada di sana. Pria bocah itu pun harus menahan diri untuk tidak menyusu di tempat yang cukup terbuka."Maafkan aku, Xavi. Besok kita akan cari
Baca selengkapnya

66. Dituduh Mesum (Lagi)

Baik Kasih dan Xavier ikut kaget dengan munculnya seorang gadis manis dengan rambut seleher yang mendapati mereka saat baru saja bangun tidur. Spontan saja Kasih menjauhi suaminya, namun sayangnya dia masih berada di dalam jaket yang sama dengan Xavier sehingga membuat gadis itu tak bisa lepas."Maaf, Mbak ....""Kalian jangan berani-berani berbuat mesum di warungku!" hardik gadis itu sembari menunjuk ke arah Xavier dan Kasih.Cepat-cepat Kasih mencoba melepaskan jaket yang membungkus tubuhnya dan Xavier untuk melindungi mereka dari dinginnya malam. Kini mereka duduk pada bangku kayu yang ada di depan warung."Mbak salah paham. Kami hanya numpang tidur malam tadi." Kasih mencoba menjelaskan keadaannya."Nggak usah banyak alasan! Kalian kan yang kemarin berbuat mesum di tepi sungai?!" hardik gadis itu lagi."Nggak, Mbak. Sudah ku bilang kalau kami sudah menikah," jelas Kasih terlihat panik. Ia tak mau para warga berdatangan untuk menghakimi dirinya dan Xavier. Apa lagi jika mereka mem
Baca selengkapnya

67. Bertemu Kembali

Entah mengapa atmosfer di sekitar Kasih tiba-tiba berubah menjadi tegang. Gadis itu pun melepaskan genggaman tangan pria yang sama sekali tak dia kenal. Sementara Xavier terus memeluknya dari belakang.Sang pria yang berdiri di hadapan mereka pun menaikkan kedua alisnya. Seolah ia tak percaya dengan apa yang saat ini dia lihat."Jangan rebut istri Xavi! Sisi one and only milik Xavi!" Pria bocah itu malah menegaskan kepemilikannya."A-apa?""Mereka bilang mereka sudah menikah. Tapi ... seperti ada yang aneh dengan pria itu, Mas," ucap Sintia sembari menunjuk ke arah Xavier dan Kasih."Suamiku memang seperti ini. Tapi dia baik dan nggak pernah menyakiti siapa pun," tegas Kasih.Pria di hadapannya pun mulai memijit pangkal hidungnya. Lalu ia menoleh menatap Sintia."Sin, izinkan mereka masuk. Mas harus berbicara pada Tuan Xavier dan Kasih," ucap pria itu pada gadis yang berdiri di belakangnya.Kasih kembali kaget. Ia pun mengajak suaminya untuk segera pergi. Namun, Xavier malah malah mas
Baca selengkapnya

68. Bolehkah Aku Percaya?

"Sisi penyelamat Xavi. Dia adalah Ibu Peri yang menyelamatkan Xavi setelah kecelakaan," jawab Xavier sembari menatap wajah Johan.Pria yang merupakan asisten kepercayaannya itu pun terdiam. Jadi karena itulah sang Tuan Muda menikahi gadis yang ia nodai. Sungguh Johan merasa lega sekaligus khawatir.'Dari penjelasan Tuan Xavier tadi, ini menandakan bahwa Kasih belum tahu soal malam panas di hotel itu ....' pikir Johan sembari mengamati dua orang di hadapannya.Kasih menatap ke arah Johan dengan masih menaruh rasa curiga."Jadi begitu, ya? Saya benar-benar menyesal ...." cicit Johan sembari menundukkan kepalanya lagi."Maaf, aku juga mau bertanya pada Kak Johan," ucap Kasih kemudian."Apa itu?""Jika Kak Johan sudah sembuh, kenapa Kak Johan nggak kembali ke rumah Tuan Xavier dan membantunya?" tanya gadis itu dengan kedua alis saling bertaut.Johan terdiam. "Sudah aku katakan sebelumnya bahwa aku ingin mencari tahu soal penyebab kecelakaan itu. Lagi pula jika aku muncul tiba-tiba, maka k
Baca selengkapnya

69. Menumpang

Setelah berbicara serius dengan Johan dan Sintia, Kasih dan Xavier mulai membersihkan diri. Sintia mengizinkan kedua tamunya itu untuk beristirahat di rumahnya."Maaf mengganggu, Mbak. Tapi kami berdua butuh waktu satu minggu sebelum kembali," ucap Kasih merasa tak enak hati. Gadis cantik dengan rambut panjang yang digelung itu terlihat segar setelah selesai mandi. Kini gantian Xavier yang sedang membersihkan diri.Dengan tatapan matanya, Sintia seolah memindai gadis remaja yang berdiri di hadapannya. "Nggak masalah, sih. Asalkan Mas Jo nggak disakiti lagi," sahutnya.Kasih tersenyum. "Tentu saja, Mbak. Bagaimana pun juga Kak Johan kan temannya Xavi."Sintia menaikkan sebelah alisnya. "Tapi masa kamu manggil suami kamu langsung dengan namanya? Sepertinya dia seusia dengan Mas Jo. Apa nggak masalah kalau nanti Tuan Xavier sudah mendapatkan ingatannya kembali dan kamu manggil dia begitu?" tanya gadis itu.Kasih terperangah. Ia setuju dengan ucapan Sintia. "Tapi ... Aku pernah memanggil
Baca selengkapnya

70. Harus Kembali

Mendengar kabar yang cukup mengejutkan itu, Kasih segera meninggalkan warung dan masuk ke ruangan lain. Sintia memilih untuk membiarkannya, mengingat situasi ini sangat pelik dan mungkin memerlukan waktu.Gegas saja Kasih mulai menggali informasi tentang Zeen Corporation melalui internet. Dugaannya terbukti benar, kabar tentang kebangkrutan perusahaan itu sudah tersebar luas di media maya. Berita demi berita, artikel demi artikel, semua mengungkapkan kesulitan finansial yang dihadapi oleh Zeen Corporation."Kenapa seperti ini, ya Tuhan ...?" gumam gadis itu seolah tak percaya dengan apa yang telah ia temukan."Bagaimana ini bisa terjadi? Berita ini baru beberapa hari yang lalu tapi sudah sangat heboh. Apa ...." Gadis itu mengepalkan tangannya. Ia marah. Marah pada orang-orang yang dengan tega menjatuhkan orang lain demi keuntungan sendiri.Saat gadis cantik berambut panjang itu sedang memikirkan rencananya untuk membalas kejahatan, Xavier membuka pintu kamar dan mendapati Kasih yang m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status