Share

67. Bertemu Kembali

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-30 22:32:59

Entah mengapa atmosfer di sekitar Kasih tiba-tiba berubah menjadi tegang. Gadis itu pun melepaskan genggaman tangan pria yang sama sekali tak dia kenal. Sementara Xavier terus memeluknya dari belakang.

Sang pria yang berdiri di hadapan mereka pun menaikkan kedua alisnya. Seolah ia tak percaya dengan apa yang saat ini dia lihat.

"Jangan rebut istri Xavi! Sisi one and only milik Xavi!" Pria bocah itu malah menegaskan kepemilikannya.

"A-apa?"

"Mereka bilang mereka sudah menikah. Tapi ... seperti ada yang aneh dengan pria itu, Mas," ucap Sintia sembari menunjuk ke arah Xavier dan Kasih.

"Suamiku memang seperti ini. Tapi dia baik dan nggak pernah menyakiti siapa pun," tegas Kasih.

Pria di hadapannya pun mulai memijit pangkal hidungnya. Lalu ia menoleh menatap Sintia.

"Sin, izinkan mereka masuk. Mas harus berbicara pada Tuan Xavier dan Kasih," ucap pria itu pada gadis yang berdiri di belakangnya.

Kasih kembali kaget. Ia pun mengajak suaminya untuk segera pergi. Namun, Xavier malah malah mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Billionaire Bodoh   68. Bolehkah Aku Percaya?

    "Sisi penyelamat Xavi. Dia adalah Ibu Peri yang menyelamatkan Xavi setelah kecelakaan," jawab Xavier sembari menatap wajah Johan.Pria yang merupakan asisten kepercayaannya itu pun terdiam. Jadi karena itulah sang Tuan Muda menikahi gadis yang ia nodai. Sungguh Johan merasa lega sekaligus khawatir.'Dari penjelasan Tuan Xavier tadi, ini menandakan bahwa Kasih belum tahu soal malam panas di hotel itu ....' pikir Johan sembari mengamati dua orang di hadapannya.Kasih menatap ke arah Johan dengan masih menaruh rasa curiga."Jadi begitu, ya? Saya benar-benar menyesal ...." cicit Johan sembari menundukkan kepalanya lagi."Maaf, aku juga mau bertanya pada Kak Johan," ucap Kasih kemudian."Apa itu?""Jika Kak Johan sudah sembuh, kenapa Kak Johan nggak kembali ke rumah Tuan Xavier dan membantunya?" tanya gadis itu dengan kedua alis saling bertaut.Johan terdiam. "Sudah aku katakan sebelumnya bahwa aku ingin mencari tahu soal penyebab kecelakaan itu. Lagi pula jika aku muncul tiba-tiba, maka k

  • Menikahi Billionaire Bodoh   69. Menumpang

    Setelah berbicara serius dengan Johan dan Sintia, Kasih dan Xavier mulai membersihkan diri. Sintia mengizinkan kedua tamunya itu untuk beristirahat di rumahnya."Maaf mengganggu, Mbak. Tapi kami berdua butuh waktu satu minggu sebelum kembali," ucap Kasih merasa tak enak hati. Gadis cantik dengan rambut panjang yang digelung itu terlihat segar setelah selesai mandi. Kini gantian Xavier yang sedang membersihkan diri.Dengan tatapan matanya, Sintia seolah memindai gadis remaja yang berdiri di hadapannya. "Nggak masalah, sih. Asalkan Mas Jo nggak disakiti lagi," sahutnya.Kasih tersenyum. "Tentu saja, Mbak. Bagaimana pun juga Kak Johan kan temannya Xavi."Sintia menaikkan sebelah alisnya. "Tapi masa kamu manggil suami kamu langsung dengan namanya? Sepertinya dia seusia dengan Mas Jo. Apa nggak masalah kalau nanti Tuan Xavier sudah mendapatkan ingatannya kembali dan kamu manggil dia begitu?" tanya gadis itu.Kasih terperangah. Ia setuju dengan ucapan Sintia. "Tapi ... Aku pernah memanggil

  • Menikahi Billionaire Bodoh   70. Harus Kembali

    Mendengar kabar yang cukup mengejutkan itu, Kasih segera meninggalkan warung dan masuk ke ruangan lain. Sintia memilih untuk membiarkannya, mengingat situasi ini sangat pelik dan mungkin memerlukan waktu.Gegas saja Kasih mulai menggali informasi tentang Zeen Corporation melalui internet. Dugaannya terbukti benar, kabar tentang kebangkrutan perusahaan itu sudah tersebar luas di media maya. Berita demi berita, artikel demi artikel, semua mengungkapkan kesulitan finansial yang dihadapi oleh Zeen Corporation."Kenapa seperti ini, ya Tuhan ...?" gumam gadis itu seolah tak percaya dengan apa yang telah ia temukan."Bagaimana ini bisa terjadi? Berita ini baru beberapa hari yang lalu tapi sudah sangat heboh. Apa ...." Gadis itu mengepalkan tangannya. Ia marah. Marah pada orang-orang yang dengan tega menjatuhkan orang lain demi keuntungan sendiri.Saat gadis cantik berambut panjang itu sedang memikirkan rencananya untuk membalas kejahatan, Xavier membuka pintu kamar dan mendapati Kasih yang m

  • Menikahi Billionaire Bodoh   71. Sambutan

    Pandangan mata Kasih ikut tertuju ke depan di mana banyak orang berkumpul di depan pintu gerbang. "Ada apa ini sebenarnya?" tanya Kasih.Taksi semakin mendekat dan sang sopir membunyikan klakson agar orang-orang itu menyingkir. Dan saat ada jalan, sang sopir membawa penumpangnya mendekati pintu gerbang."Biar aku saja yang turun. Kalian tetaplah di sini. Dan Xavi," ucap Kasih sembari menoekh menatap suaminya. "Kamu tutupi wajahmu. Sepertinya mereka ingin bertemu kamu," ucap gadis itu sembari menutupi wajah Xavier dengan penutup kepala.Pintu taksi terbuka perlahan. Kasih pun turun dan bertemu dengan para penjaga yang langsung mengenalinya."N-Nona ... Bagaimana bisa?" tanya pria itu terlihat terkejut.Kasih heran dengan tatapan tak biasa tersebut. Namun ia harus meminta dua penjaga itu untuk membukakan pintu gerbang."Jika kalian ingin mendengarkan hal yang sebenarnya, jagalah rahasia ini dan izinkan kami masuk," ucap gadis itu sembari mendekati salah satu dari penjaga dan berbisik.

  • Menikahi Billionaire Bodoh   72. Ayo Beri Kejutan!

    Malam itu Kasih terdiam di kamarnya seorang diri. Sementara suami bocahnya sedang berada di ruang kerja bersama Johan. Gadis itu memilih menunggu sembari membaca beberapa dokumen yang ia dapatkan. Rasa khawatir terus saja mengganggunya.Membaca dokumen itu seakan menjadi pelarian singkat daripada menghadapi ketakutan akan apa yang nanti terjadi saat Xavier menghadapi para musuhnya. Namun, rasa penasaran itu tetap saja menggerogoti hati. Setiap detik yang berlalu, rasa khawatir Kasih semakin memuncak.CklekSaat jarum jam di dinding menunjukkan pukul dua belas malam, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Kasih yang sedang duduk di kursi kerja suaminya langsung menoleh dengan refleks."Xavi ...." panggilnya lembut, sambil beranjak dari duduknya.Xavier melangkah masuk, kemudian menutup kembali pintu kamar. Tampak kerutan di dahinya mulai mengendur, menandakan bahwa ia agak lega. Dengan langkah pelan, pria tampan itu berjalan mendekati Kasih dan melihat wajahnya yang tampak lelah."Sisi, kenapa

  • Menikahi Billionaire Bodoh   73. Rencana Jeremy

    Beberapa hari sebelum Xavier kembali ke rumahnya, terjadi suatu hal yang cukup serius. Di dalam sebuah ruangan, terlihat beberapa orang dengan jabatan penting di perusahaan sedang duduk saling berhadapan. Telihat jelas mereka sedang membahas hal yang sangat serius."Jadi bagaimana ini? Pak Xavier sudah lama absen dari tanggung jawabnya." Seorang pria bertubuh gemuk mulai menyuarakan pendapatnya."Ya, benar. Meski beliau merupakan seorang direktur sekaligus pewaris perusahaan, seharusnya tetap memimpin perusahaan dan menjadi contoh yang baik bagi bawahannya!"Suara keributan mulai terdengar, menunjukkan ketidak puasan mereka atas absennya sang pemimpin. Mereka bahkan mulai membicarakan soal kesewenang-wenangan Xavier dalam memanfaatkan jabatannya.Meski keadaan mulai kacau, namun ada juga beberapa orang yang memilih diam, menahan diri maupun memang tak memiliki masalah dengan direktur mereka."Kalian tenanglah!" Suara tegas itu terdengar, menghentikan perdebatan yang sedang berlangsung

  • Menikahi Billionaire Bodoh   74. Rencana Jeremy [Bagian 2]

    Wibowo yang dibawa ke rumah sakit segera mendapatkan perawatan intensif. Pria tua berusia tujuh puluh tahunan itu kini terbaring di atas ranjang rumah sakit sembari menatap salah satu cucunya dan juga seorang pria paruh baya yang bersamanya."Bagaimana keadaan Papah?" tanya pria paruh baya itu sembari mendekati Wibowo. Dia merupakan putra pertama Wibowo dan juga ayah kandung dari Jeremy."Haris ...." gumam Wibowo sembari menatap lemah putranya."Tenanglah, Pah. Papah harus banyak beristirahat," ucap Haris sembari meraih tangan keriput sang ayah.Tatapan Wibowo beralih pada cucunya. Jeremy juga menatap pria tua itu. "Jer ... Bagaimana kabar Xavier? Dia masih hidup, kan?" tanya pria itu dengan tatapan penuh harap.Jeremy tersenyum simpul. Pria tampan itu mendekati kakeknya. "Sabar, Kek. Maafkan aku karena nggak bisa menjaga adikku," ucapnya lembut namun penuh kebohongan.Wibowo terlihat sedih. "Tapi dia nggak mungkin meninggal, kan, Jer?" tanya pria itu lagi. Terlihat jelas jika Wibowo

  • Menikahi Billionaire Bodoh   75. Rencana Jeremy [Bagian 3]

    Langkah panjang Xavier memasuki ruang rapat. Semua orang langsung fokus menatap kehadirannya. Atmosfer seketika berubah dari tenang menjadi menegangkan secara tiba-tiba.'Bagaimana dia bisa sampai di sini? Bukankah mereka sudah membereskannya?' geram Jeremy dalam hati. Namun pria itu harus tetap bersikap tenang di hadapan orang penting."Pak Xavier," sapa perwakilan dari investor yang mengenali sang direktur.Xavier tersenyum tipis. Lalu Kasih dengan sigap menarik kursi untuknya."Terima kasih," ucap Xavier sebelum duduk dan pria itu juga menarikkan kursi untuk istrinya. Sementara Johan kini duduk di sisi lain sang bos."Selamat pagi, Pak Xavier," sapa pria tersebut dengan ramah. Sementara telihat jelas tiga orang lainnya tengah kaget karena kehadiran sang direktur secara tiba-tiba. Bahkan tak terlihat bahwa direktur itu amnesia."Pagi, Pak Gerald," jawab Xavier dengan senyuman tipisnya."Senang bertemu dengan Anda, Pak. Perwakilan Anda juga sangat baik dalam menyambut saya," ucap Ger

Bab terbaru

  • Menikahi Billionaire Bodoh   112. Aku Suka Kamu Cemburu

    "Sayang ...." Sapaan lembut itu menyadarkan Kasih dari lamunannya. Wanita itu pun menoleh dan mendapati sang suami yang sudah kembali."Ah, Xavi ...." sahut Kasih yang terlihat gugup."Ada apa?" tanya pria itu.Xavier kembali duduk di samping Kasih, ia menaikkan sebelah alisnya, saat menyadari ada yang aneh dengan istrinya. Namun, Kasih hanya tersenyum."Ada apa? Apakah ada yang mengganggumu? Katakan siapa dan bagaimana orangnya?" tanya Xavier sembari meraih tangan Kasih dan menggenggamnya dengan lembut.Kasih menggeleng. "Nggak ada apa-apa, kok. Nggak ada yang menggangguku juga," jawabnya sembari tersenyum lagi."Benarkah?""Iya, Xavi. Sudahlah sebaiknya kamu makan dulu," ucap Kasih sembari menunjuk piring suaminya yang masih penuh."Baiklah kalau kamu bilang begitu." Xavier menurut dan segera menyantap makanannya.Sementara itu, di dalam hati Kasih ingin menanyakan sejuta pertanyaan mengenai hubungan Xavier dan Erika sebelumnya. Ia menikah dengan Xavier karena perjanjian dan berlanj

  • Menikahi Billionaire Bodoh   111. Erika

    Seorang wanita cantik yang seusia dengan Xavier tersenyum ramah. Wanita itu menatap Xavier dan juga wanita cantik bertubuh mungil yang menggandeng tangan direktur Zeen Corporation."Erika," sahut Xavier dengan ekspresi datarnya yang khas. Memang senyumannya khusus diberikan pada Kasih saja.Kasih pun mengangguk sopan untuk menyapa. Gerakannya sungguh terlihat anggun. Erika kemudian memerhatikan wanita cantik yang tampak masih begitu muda."Selamat datang, kamu pasti istrinya Xavier," ucap Erika ramah."Iya ...." jawab Kasih sembari tersenyum manis.Erika membalas senyuman Kasih. Lalu wanita itu mengulurkan tangan kanannya. "Aku Erika, dulu aku temannya suamimu," ucapnya ramah.Kasih menyambut uluran tangan tersebut. "Saya Kasih," ucapnya."Nama yang bagus. Kamu benar-benar pintar memilih istri, Xavier. Tapi kenapa kalian nggak mengadakan pesta?" tanya Erika yang kemudian menarik tangannya kembali."Ah ... Itu ...." Kasih bingung memberikan jawabannya."Kami hanya mengadakan intimate w

  • Menikahi Billionaire Bodoh   110. Undangan

    Beberapa hari telah berlalu. Di kediaman Xavier dan Kasih sudah mulai kembali tenang. Kali ini Xavier tak akan membiarkan siapa pun menyentuh keluarganya."Kakek dengar kamu diculik, Kasih. Bagaimana keadaanmu?" tanya Wibowo di sela-sela makan malam yang diadakan di kediaman Xavier."Aku baik-baik saja, Kek," sahut Kasih sembari tersenyum."Benarkah?""Iya. Kakek jangan khawatir. Xavi selalu menjagaku dengan baik. Bahkan pelakunya sudah ditangkap," jawab wanita cantik itu."Syukurlah kalau begitu." Wibowo terlihat lega mendengarnya. Pria itu kemudian menatap sang cucu."Kakek tidak perlu khawatir. Orang-orang yang telah berani menyentuh Kasih sudah berada di tempat yang benar," ujarnya dengan tatapan tegasnya.Wibowo mengangguk. "Kakek percaya padamu, Xavier. Kamu ternyata benar-benar mirip dengan ayahmu. Sampai akhir hayat pun William melindungi ibumu dengan baik. Meski akhirnya takdir berkata lain dan Tuhan mempersatukan mereka di tempat yang baru," paparnya teringat dengan sang put

  • Menikahi Billionaire Bodoh   109. Menyentuhmu [21+]

    Xavier pulang dari kantornya dengan ekspresi lesu. Pria itu langsung mencari sang istri yang tengah duduk di taman belakang, menikmati suasana sore yang indah."Sayang," panggil Xavier yang berjalan mendekati istrinya."Ah ... Xavi ...." sahut Kasih dengan senyuman cerah yang langsung menghangatkan hati sang pria dingin."Aku mencarimu, ternyata kamu di sini," ucap pria tampan itu yang kemudian duduk di sebelah Kasih."Aku hanya sedang menikmati waktu senggang ku, Xavi. Dan kamu sudah mandi?""Kenapa? Apa kamu mau memandikanku?" goda Xavier. Pria itu kemudian memeluk dan mencium pipi Kasih dengan lembut."Haha. Kamu kan sudah besar, Xavi.""Iya, iya. Aku sudah besar. Dan sebentar lagi aku akan memiliki anak denganmu," bisiknya sembari mengusap lembut perut Kasih yang terasa semakin membesar."Iya. Semoga anak kita sehat, ya, Xavi?""Aamiin."Kasih menoleh menatap wajah suaminya. "Tapi sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa wajahmu terlihat murung?" tanyanya sembari mengusap pipi Xavier d

  • Menikahi Billionaire Bodoh   108. Masih Ada yang Mengganggu

    Kejadian penculikan tersebut membuat Xavier semakin posesif pada istrinya. Pria itu kini meminta orang kepercayaannya untuk mengawasi Kasih di mana pun wanita itu berada."Pokoknya jangan sampai kalian mengalihkan perhatian kalian dari istriku! Kalian harus bisa melindunginya! Aku juga sudah membayar kalian untuk bekerja dengan benar!" tegas Xavier sebelum pria itu memasuki mobilnya."Baik, Tuan," jawab dua orang bodyguard yang diberi tugas dengan patuh."Xavi ... Apakah masih lama?" tanya Kasih yang sudah duduk menunggu di dalam mobil."Ah. Tidak. Aku segera ke sana," ucap Xavier. Lalu pria itu kembali menatap kedua bodyguard-nya. "Dan satu hal lagi. Tangkap orang yang bekerja sama dengan perempuan kurang ajar itu!""Baik, Tuan."Setelah mendengar jawaban dari dua bodyguard-nya, Xavier segera masuk ke dalam mobil. Pria itu akan memastikan istrinya baik-baik saja saat tiba di kampus. Untuk sementara, Xavier masih mencari keberadaan pelaku lain di balik penculikan istrinya. Setidaknya

  • Menikahi Billionaire Bodoh   107. Berhasil Selamat

    Kasih mencoba melepaskan ikatannya. Sejak tadi ia tidak melawan karena takut pada keadaan kehamilannya. Namun ternyata Arina memilih nekat."Jangan macam-macam!" seru Kasih."Kenapa? Kamu takut? Nyatanya suami kamu nggak dateng, tuh. Lagian ... Siapa juga yang mau sama cewek bekas," cela Arina merendahkan sepupu tirinya lagi."Ughhh ...."Gadis itu berjalan semakin mendekat. Saat itu juga, tanpa mereka berdua sadari, datanglah segerombolan orang."Berhenti di situ!" Suara tegas dan dingin itu terdengar dari arah pintu masuk.Xavier datang tepat waktu. Pria itu pun berlari menerjang Arina dan berhasil menjauhkannya dari Kasih yang masih terikat."Argh!" Arina memekik kesakitan saat tubuhnya yang lebih kecil didorong dengan kuat. Lalu datanglah beberapa orang lagi yang mulai menangkapnya."Lepas!" teriaknya mencoba melepaskan diri.Sementara Xavier berhasil melepaskan istrinya dan segera menggendong wanita itu dengan kedua tangannya."Bawa dia dan kita akan memberikan hukuman yang setim

  • Menikahi Billionaire Bodoh   106. Kasih Diculik

    "Tahan Nona Kasih dan mintalah orang di rumah untuk membawakan mobil lain ...." pinta sang sopriypribadi Xavier. Dari suaranya terdengar ia sedang kesakitan."A-apa?! Jadi yang barusan ...." gumam sang bodyguard mulai panik. "Sial!" umpatnya."Selamatkan Nona Kasih ...." ucap sang sopir lagi."Baiklah. Kamu juga bertahanlah dan minta bantuan yang lain. Aku akan segera menghubungi yang lainnya untuk mencari mobil itu dan menyelamatkan Nona!" serunya.Setelah mendapatkan laporan tersebut, mereka segera mencari keberadaan mobil sang Nona Muda. Laporan pun terdengar sampai ke telinga Xavier dengan cepat."Berengsek! Aku tidak akan mengampuni siapa pun yang melukai istriku! Segera tangkap orang itu!" titah Xavier dengan amarah yang memuncak.Pria tampan itu segera bangkit dari tempat duduknya untuk ikut mencari keberadaan Kasih. Beberapa anak buahnya pun dikerahkan untuk mencari keberadaan mobil yang ditugaskan untuk menjemput sang istri."Sialan! Bagaimana bisa kalian kecolongan seperti i

  • Menikahi Billionaire Bodoh   105. Jangan Biarkan Pulang

    "Sisi, ini hari terakhir kamu ujian, kan?" tanya Xavier saat dia dan Kasih sedang bersiap di dalam kamar."Iya. Kenapa?" tanya wanita itu sembari mengepang rambutnya yang panjang dan hitam.Xavier berjalan mendekat. Pria itu kemudian berlutut di samping sang istri yang sedang duduk di depan meja rias."Nanti malam kita makan di restoran biasa, ya?" ajak pria itu dengan senyuman lembut yang memesona.Kasih segera memasang pita merah muda di ujung rambutnya. Wanita itu pun tersenyum tak kalah manis. "Iya.""Bagus." Xavier meraih tangan sang istri dan menempelkannya pada salah satu pipi. Diciumnya telapak tangan yang halus itu dengan lembut."Xavi ... Kamu kebiasaan, deh," protes Kasih merasa geli. Ada rasa basah di telapak tangannya."Memangnya kenapa? Aku hanya melakukan ini denganmu," sahut Xavier yang kemudian mencium punggung tangan istrinya."Dasar, Om!" ejek wanita itu.Salah satu alis Xavier terangkat. "Apa maksudmu meledekku lagi, ha? Apa kamu sengaja mau dihukum pagi ini dan ng

  • Menikahi Billionaire Bodoh   104. Pertengkaran

    "Tapi harganya ...." gumam Kasih, tak bisa berhenti memikirkan harga perhiasan yang baru saja diberikan suaminya. Dia merasa takut karena perhiasan itu terlalu mahal baginya.Xavier hanya terkekeh melihat reaksi istri kecilnya yang terlihat begitu lucu dalam kebingungan. "Jangan khawatir, Sayang," ujarnya dengan lembut. "Aku tidak akan jatuh miskin hanya dengan membelikanmu kalung dan anting ini. Lagi pula, perhiasan ini sebenarnya tak ada apa-apanya dibanding jasamu yang telah menyelamatkan nyawaku sebanyak dua kali."Terbayanglah dalam benak Kasih saat ia memberanikan diri menolong Xavier dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Serta saat ia dengan nekat merebut racun pada minuman Xavier dan meneguknya."Tapi aku ikhlas melakukannya ...." sahut Kasih. Dia tak suka jika suaminya hanya berbuat baik karena ingin membalas budi saja."Iya, aku mengerti. Jadi jangan sungkan, Sisi. Mintalah padaku apa pun yang kamu mau. Aku pasti akan menurutinya," ucap Xavier sembari memeluk Kasih

DMCA.com Protection Status