Share

65. Kabur

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 21:35:50

"Sisi ... Apa kita nggak cari hotel untuk menginap?" tanya Xavier.

Kasih pun menoleh menatap suaminya. Gadis itu kemudian menyerahkan sebotol air mineral pada Xavier yang kehausan.

"Sudah malam, Xavi. Nggak ada kendaraan yang menuju ke kota," jawab Kasih.

"Begitu, ya?"

"Ya." Kasih mengangguk. "Setidaknya kita sudah jauh dari kontrakan. Jika tadi kita berangkat siang, kemungkinan besar mereka akan langsung menemukan kita," gumam gadis itu mengingat bahwa siang tadi dua bodyguard itu membawakan makanan untuk mereka.

"Sekarang makanlah, Xavi." Kasih menyodorkan roti pada suaminya.

"Xavi sudah kenyang." Pria itu menolak.

Mereka berdua berhasil kabur hingga ke kampung sebelah dengan berjalan kaki. Kini mereka sedang beristirahat di depan sebuah warung makan yang sudah tutup. Dengan hoodienya, Kasih dan Xavier duduk bersembunyi di bawah meja kayu yang ada di sana. Pria bocah itu pun harus menahan diri untuk tidak menyusu di tempat yang cukup terbuka.

"Maafkan aku, Xavi. Besok kita akan cari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Billionaire Bodoh   66. Dituduh Mesum (Lagi)

    Baik Kasih dan Xavier ikut kaget dengan munculnya seorang gadis manis dengan rambut seleher yang mendapati mereka saat baru saja bangun tidur. Spontan saja Kasih menjauhi suaminya, namun sayangnya dia masih berada di dalam jaket yang sama dengan Xavier sehingga membuat gadis itu tak bisa lepas."Maaf, Mbak ....""Kalian jangan berani-berani berbuat mesum di warungku!" hardik gadis itu sembari menunjuk ke arah Xavier dan Kasih.Cepat-cepat Kasih mencoba melepaskan jaket yang membungkus tubuhnya dan Xavier untuk melindungi mereka dari dinginnya malam. Kini mereka duduk pada bangku kayu yang ada di depan warung."Mbak salah paham. Kami hanya numpang tidur malam tadi." Kasih mencoba menjelaskan keadaannya."Nggak usah banyak alasan! Kalian kan yang kemarin berbuat mesum di tepi sungai?!" hardik gadis itu lagi."Nggak, Mbak. Sudah ku bilang kalau kami sudah menikah," jelas Kasih terlihat panik. Ia tak mau para warga berdatangan untuk menghakimi dirinya dan Xavier. Apa lagi jika mereka mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Menikahi Billionaire Bodoh   67. Bertemu Kembali

    Entah mengapa atmosfer di sekitar Kasih tiba-tiba berubah menjadi tegang. Gadis itu pun melepaskan genggaman tangan pria yang sama sekali tak dia kenal. Sementara Xavier terus memeluknya dari belakang.Sang pria yang berdiri di hadapan mereka pun menaikkan kedua alisnya. Seolah ia tak percaya dengan apa yang saat ini dia lihat."Jangan rebut istri Xavi! Sisi one and only milik Xavi!" Pria bocah itu malah menegaskan kepemilikannya."A-apa?""Mereka bilang mereka sudah menikah. Tapi ... seperti ada yang aneh dengan pria itu, Mas," ucap Sintia sembari menunjuk ke arah Xavier dan Kasih."Suamiku memang seperti ini. Tapi dia baik dan nggak pernah menyakiti siapa pun," tegas Kasih.Pria di hadapannya pun mulai memijit pangkal hidungnya. Lalu ia menoleh menatap Sintia."Sin, izinkan mereka masuk. Mas harus berbicara pada Tuan Xavier dan Kasih," ucap pria itu pada gadis yang berdiri di belakangnya.Kasih kembali kaget. Ia pun mengajak suaminya untuk segera pergi. Namun, Xavier malah malah mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Menikahi Billionaire Bodoh   68. Bolehkah Aku Percaya?

    "Sisi penyelamat Xavi. Dia adalah Ibu Peri yang menyelamatkan Xavi setelah kecelakaan," jawab Xavier sembari menatap wajah Johan.Pria yang merupakan asisten kepercayaannya itu pun terdiam. Jadi karena itulah sang Tuan Muda menikahi gadis yang ia nodai. Sungguh Johan merasa lega sekaligus khawatir.'Dari penjelasan Tuan Xavier tadi, ini menandakan bahwa Kasih belum tahu soal malam panas di hotel itu ....' pikir Johan sembari mengamati dua orang di hadapannya.Kasih menatap ke arah Johan dengan masih menaruh rasa curiga."Jadi begitu, ya? Saya benar-benar menyesal ...." cicit Johan sembari menundukkan kepalanya lagi."Maaf, aku juga mau bertanya pada Kak Johan," ucap Kasih kemudian."Apa itu?""Jika Kak Johan sudah sembuh, kenapa Kak Johan nggak kembali ke rumah Tuan Xavier dan membantunya?" tanya gadis itu dengan kedua alis saling bertaut.Johan terdiam. "Sudah aku katakan sebelumnya bahwa aku ingin mencari tahu soal penyebab kecelakaan itu. Lagi pula jika aku muncul tiba-tiba, maka k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Menikahi Billionaire Bodoh   69. Menumpang

    Setelah berbicara serius dengan Johan dan Sintia, Kasih dan Xavier mulai membersihkan diri. Sintia mengizinkan kedua tamunya itu untuk beristirahat di rumahnya."Maaf mengganggu, Mbak. Tapi kami berdua butuh waktu satu minggu sebelum kembali," ucap Kasih merasa tak enak hati. Gadis cantik dengan rambut panjang yang digelung itu terlihat segar setelah selesai mandi. Kini gantian Xavier yang sedang membersihkan diri.Dengan tatapan matanya, Sintia seolah memindai gadis remaja yang berdiri di hadapannya. "Nggak masalah, sih. Asalkan Mas Jo nggak disakiti lagi," sahutnya.Kasih tersenyum. "Tentu saja, Mbak. Bagaimana pun juga Kak Johan kan temannya Xavi."Sintia menaikkan sebelah alisnya. "Tapi masa kamu manggil suami kamu langsung dengan namanya? Sepertinya dia seusia dengan Mas Jo. Apa nggak masalah kalau nanti Tuan Xavier sudah mendapatkan ingatannya kembali dan kamu manggil dia begitu?" tanya gadis itu.Kasih terperangah. Ia setuju dengan ucapan Sintia. "Tapi ... Aku pernah memanggil

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31
  • Menikahi Billionaire Bodoh   70. Harus Kembali

    Mendengar kabar yang cukup mengejutkan itu, Kasih segera meninggalkan warung dan masuk ke ruangan lain. Sintia memilih untuk membiarkannya, mengingat situasi ini sangat pelik dan mungkin memerlukan waktu.Gegas saja Kasih mulai menggali informasi tentang Zeen Corporation melalui internet. Dugaannya terbukti benar, kabar tentang kebangkrutan perusahaan itu sudah tersebar luas di media maya. Berita demi berita, artikel demi artikel, semua mengungkapkan kesulitan finansial yang dihadapi oleh Zeen Corporation."Kenapa seperti ini, ya Tuhan ...?" gumam gadis itu seolah tak percaya dengan apa yang telah ia temukan."Bagaimana ini bisa terjadi? Berita ini baru beberapa hari yang lalu tapi sudah sangat heboh. Apa ...." Gadis itu mengepalkan tangannya. Ia marah. Marah pada orang-orang yang dengan tega menjatuhkan orang lain demi keuntungan sendiri.Saat gadis cantik berambut panjang itu sedang memikirkan rencananya untuk membalas kejahatan, Xavier membuka pintu kamar dan mendapati Kasih yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Menikahi Billionaire Bodoh   71. Sambutan

    Pandangan mata Kasih ikut tertuju ke depan di mana banyak orang berkumpul di depan pintu gerbang. "Ada apa ini sebenarnya?" tanya Kasih.Taksi semakin mendekat dan sang sopir membunyikan klakson agar orang-orang itu menyingkir. Dan saat ada jalan, sang sopir membawa penumpangnya mendekati pintu gerbang."Biar aku saja yang turun. Kalian tetaplah di sini. Dan Xavi," ucap Kasih sembari menoekh menatap suaminya. "Kamu tutupi wajahmu. Sepertinya mereka ingin bertemu kamu," ucap gadis itu sembari menutupi wajah Xavier dengan penutup kepala.Pintu taksi terbuka perlahan. Kasih pun turun dan bertemu dengan para penjaga yang langsung mengenalinya."N-Nona ... Bagaimana bisa?" tanya pria itu terlihat terkejut.Kasih heran dengan tatapan tak biasa tersebut. Namun ia harus meminta dua penjaga itu untuk membukakan pintu gerbang."Jika kalian ingin mendengarkan hal yang sebenarnya, jagalah rahasia ini dan izinkan kami masuk," ucap gadis itu sembari mendekati salah satu dari penjaga dan berbisik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Menikahi Billionaire Bodoh   72. Ayo Beri Kejutan!

    Malam itu Kasih terdiam di kamarnya seorang diri. Sementara suami bocahnya sedang berada di ruang kerja bersama Johan. Gadis itu memilih menunggu sembari membaca beberapa dokumen yang ia dapatkan. Rasa khawatir terus saja mengganggunya.Membaca dokumen itu seakan menjadi pelarian singkat daripada menghadapi ketakutan akan apa yang nanti terjadi saat Xavier menghadapi para musuhnya. Namun, rasa penasaran itu tetap saja menggerogoti hati. Setiap detik yang berlalu, rasa khawatir Kasih semakin memuncak.CklekSaat jarum jam di dinding menunjukkan pukul dua belas malam, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Kasih yang sedang duduk di kursi kerja suaminya langsung menoleh dengan refleks."Xavi ...." panggilnya lembut, sambil beranjak dari duduknya.Xavier melangkah masuk, kemudian menutup kembali pintu kamar. Tampak kerutan di dahinya mulai mengendur, menandakan bahwa ia agak lega. Dengan langkah pelan, pria tampan itu berjalan mendekati Kasih dan melihat wajahnya yang tampak lelah."Sisi, kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Menikahi Billionaire Bodoh   73. Rencana Jeremy

    Beberapa hari sebelum Xavier kembali ke rumahnya, terjadi suatu hal yang cukup serius. Di dalam sebuah ruangan, terlihat beberapa orang dengan jabatan penting di perusahaan sedang duduk saling berhadapan. Telihat jelas mereka sedang membahas hal yang sangat serius."Jadi bagaimana ini? Pak Xavier sudah lama absen dari tanggung jawabnya." Seorang pria bertubuh gemuk mulai menyuarakan pendapatnya."Ya, benar. Meski beliau merupakan seorang direktur sekaligus pewaris perusahaan, seharusnya tetap memimpin perusahaan dan menjadi contoh yang baik bagi bawahannya!"Suara keributan mulai terdengar, menunjukkan ketidak puasan mereka atas absennya sang pemimpin. Mereka bahkan mulai membicarakan soal kesewenang-wenangan Xavier dalam memanfaatkan jabatannya.Meski keadaan mulai kacau, namun ada juga beberapa orang yang memilih diam, menahan diri maupun memang tak memiliki masalah dengan direktur mereka."Kalian tenanglah!" Suara tegas itu terdengar, menghentikan perdebatan yang sedang berlangsung

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02

Bab terbaru

  • Menikahi Billionaire Bodoh   145. Kebahagiaan yang Sempurna [TAMAT]

    Waktu berlalu begitu cepat, Aidan kini telah berusia lima tahun. Dan kehangatan keluarga kecil Xavier dan Kasih semakin terasa. Setelah Aidan genap berusia satu tahun, Kasih memutuskan untuk melanjutkan kuliah yang sempat tertunda. Usahanya yang gigih selama empat tahun terakhir kini membuahkan hasil. Hari ini adalah hari wisudanya, momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga kecil itu. Xavier dan Aidan datang ke acara wisuda Kasih dengan setelan rapi. Xavier mengenakan jas hitam elegan yang mempertegas wibawanya, sementara Aidan mengenakan kemeja putih kecil dengan rompi abu-abu yang membuatnya tampak seperti miniatur ayahnya. Rambutnya yang hitam ditata rapi oleh Xavier pagi tadi, meski bocah itu sempat memberontak karena tak mau diam. Namun, ada satu hal yang membuat Xavier sedikit geleng-geleng kepala—Aidan menolak digendong olehnya. "Ayah, aku bukan bayi lagi!" protes Aidan dengan nada malu-malu, sambil memalingkan wajahnya yang tampan dan menggemaskan. Xavier tersen

  • Menikahi Billionaire Bodoh   144. Kebahagiaan

    Malam berlalu dengan tenang, dan keesokan harinya, keluarga kecil itu menikmati waktu bersama di rumah. Xavier sengaja mengambil cuti untuk menghabiskan waktu bersama dengan Kasih dan Aidan. Dan tentu saja Johan yang akan menghandel semuanya.Saat pagi menjelang, Xavier membantu Kasih memandikan Aidan yang tertawa gembira saat air hangat menyentuh kulitnya. Atas permintaan Kasih lah mereka merawat Aidan sendiri, tanpa adanya baby sitter. Karena menurut Kasih, dia ingin merawat Aidan dengan benar dan penuh kasih sayang agar ikatan batin di antara orang tua dan anak semakin kuat."Aidan selalu ceria, ya," kata Xavier sambil mengeringkan badan putranya dengan handuk lembut. Kali ini pria itu yang memutuskan untuk memandikan Aidan.Kasih tersenyum, memperhatikan suaminya yang begitu telaten dan penuh kelembutan. "Ya. Aidan memang selalu ceria," jawabnya lembut.Xavier menoleh, menatap istrinya dengan senyum kecil. "Kalau begitu, dia pasti punya sifat seperti itu dari Bundanya yang cantik

  • Menikahi Billionaire Bodoh   143. Tujuan Baru Xavier

    Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Aidan tumbuh menjadi bayi yang sehat dan ceria. Kasih sering menghabiskan waktu di rumah untuk merawat anaknya dan Xavier. Sementara Xavier, meski sibuk dengan urusan perusahaan, selalu menyempatkan waktu untuk pulang lebih awal. Hal ini tak lain karena ia ingin melakukan perannya sebagai seorang ayah dan juga suami dengan baik.Suatu sore, Xavier pulang lebih awal dari biasanya. Pria itu menemukan Kasih dan Aidan di ruang tengah. Kasih sedang duduk di lantai dengan Aidan yang tertawa riang saat ia memainkan mainan berbentuk bola. Xavier berdiri di ambang pintu, tersenyum lebar melihat pemandangan itu."Serunya! Sepertinya kalian bersenang-senang tanpa ayah, ya?" katanya sambil berjalan mendekat. Senyumannya lebar telihat bahagia karena keluarganya aman dan baik-baik saja."Ayah sudah pulang!" Kasih menyambut kepulangan suaminya dengan senyum lebar. Aidan, meski belum sepenuhnya mengerti, segera mengulurkan tangan kecilnya ke arah sang ayah.Xavier

  • Menikahi Billionaire Bodoh   142. Haris Terbukti Bersalah

    Malam itu, Xavier kembali ke rumahnya dan duduk di ruang kerja ayahnya yang kini menjadi miliknya. Di atas meja, ada sebuah foto lama keluarganya— ayahnya; William, serta ibunya; Melinda, dan Haris berdiri berdampingan dengan senyum lebar.Xavier menatap foto itu dengan campuran emosi. Di satu sisi, ia merasa lega karena telah mengungkap kebenaran. Di sisi lain, ia merasa kehilangan yang sangat besar. Tak dia sangka pamannya lah yang menjadi orang paling mencurigakan yang telah mencelakai kedua orang tuanya.Saat dirinya sedang bersedih, Kasih datang mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Xavier. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Xavier menghela napas. "Ayahku selalu percaya bahwa keluarga adalah segalanya. Tapi sekarang aku tahu, bahkan keluarga pun bisa menjadi ancaman yang nyata."Kasih menggenggam tangan suaminya, memberikan kekuatan. "Apa yang kamu lakukan sudah benar, Xavi. Kamu melindungi harga diri keluargamu. Ayahmu pasti bangga padamu."Xavier tersenyum tipis. "Aku harap b

  • Menikahi Billionaire Bodoh   141. Orang di Balik Zero [Bagian 3]

    Xavier duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh dokumen-dokumen, rekaman suara, dan foto-foto yang membuktikan keterlibatan pamannya, Haris, dalam berbagai insiden tragis yang menimpa keluarganya. Wajahnya tegang, matanya menatap tajam pada berkas yang baru saja diserahkan Johan, kepala tim investigasinya.Setelah sekian lama, akhirnya meski dengan paksaan dan mencari sampai ke titik yang sulit dijangkau, Xavier menemukan pelaku utama yang selama ini dia cari setelah mendapatkan petunjuk dari catatan lama milik ayahnya."Tuan Xavier, semua bukti ini sudah cukup untuk mengamankan Pak Haris. Dari kecelakaan kedua orang tua Anda hingga penculikan Tuan Muda Junior, semuanya mengarah padanya. Jeremy, yang sudah kita jebloskan ke penjara, akhirnya mengakui bahwa dia hanya menjalankan perintah dari ayahnya, alias ‘Zero,’" lapor Johan dengan tegas.Xavier mengangguk pelan, mencoba mengendalikan emosinya. "Kali ini aku tidak akan membiarkan dia lolos. Om Haris telah menghancurkan keluargaku.

  • Menikahi Billionaire Bodoh   140. Orang di Balik Zero [Bagian 2]

    "Xavi, sebaiknya kamu istirahat dulu," ucap Kasih dengan lembut."Maaf, Sayang. Tapi aku harus segera menyelesaikan masalah ini. Aku ingin kita bertiga aman," balas Xavier sembari memeluk sang istri. Lalu pria itu mencium lembut bibir Kasih."Kalau begitu tetaplah hati-hati, Xavi. Kamu juga jangan sampai kelelahan ...." ucap Kasih lagi. Wanita itu memang benar-benar perhatian pada suaminya.Xavier mengangguk. "Pastinya. Kamu juga istirahatlah. Maaf karena aku tidak bisa ikut menjaga Aidan malam ini," ucapnya."Aku mengerti, Xavi. Yang penting kamu jaga kesehatanmu dan semoga masalah ini segera berakhir," ucap Kasih penuh harap.Malam itu, Xavier memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan tanpa menunggu waktu lebih lama. Ia tahu bahwa kebenaran sudah ada di depan mata, tetapi harus digali lebih dalam untuk memastikan semua bukti tidak terbantahkan. Ia memanggil Johan dan Bagas ke ruang kerjanya di tengah malam."Johan, Bagas, kita harus memanfaatkan momen ini. Om Haris pasti tahu bahwa

  • Menikahi Billionaire Bodoh   139. Orang di Balik Zero

    Hari itu, Xavier memutuskan untuk fokus pada penyelidikan mendalam terkait pamannya, Haris, seperti yang diusulkan Johan dan Bagas. Meski hatinya berat, Xavier tahu bahwa untuk melindungi keluarganya, ia harus bersikap netral dan tegas, bahkan jika itu berarti mencurigai kerabatnya sendiri.Di ruang kerjanya, Xavier mengumpulkan Johan, Bagas, dan beberapa tim penyelidik terbaik yang ia percayai. "Kita perlu mengumpulkan semua informasi terkait Om Haris. Mulai dari rekam jejak bisnisnya, interaksi dengan keluargaku, hingga pergerakan terakhirnya dalam beberapa bulan ini," perintah Xavier dengan nada tegas.Johan mengangguk. "Kami akan menyisir setiap dokumen, email, hingga rekaman CCTV yang berkaitan dengannya, Tuan. Jika ada koneksi antara Pak Haris dan 'Zero,' kami pasti menemukannya dan memberikan bukti itu pada Anda.""Ya. Aku percaya pada kalian," sahut Xavier sembari mengangguk.Salah satu penyelidik segera mengakses arsip bisnis Haris dan menemukan bahwa Haris pernah terlibat da

  • Menikahi Billionaire Bodoh   138. Mencari Zero

    Xavier memulai harinya lebih awal dari biasanya. Pagi itu, setelah sarapan bersama Kasih, ia langsung masuk ke ruang kerja untuk mendiskusikan rencana bersama Johan. Nama 'Zero' terus menghantui pikirannya sejak pengakuan terakhir dari pelaku penculikan. Apalagi dengan dugaan keterlibatan nama itu dalam kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya beberapa tahun silam. Xavier tidak bisa membiarkan hal ini berlalu begitu saja."Johan," panggil Xavier tegas, "Kita tidak bisa membuang waktu. Aku yakin 'Zero' bukan nama sembarangan. Ini bukan hanya soal Aidan, tapi juga keluargaku.""Benar, Tuan," jawab Johan, mencatat setiap arahan yang diberikan. "Apa langkah pertama kita?"Xavier berdiri dan memandang ke luar jendela. Ia kemudian menghela napas panjang sebelum berbalik. "Aku ingin kamu menyisir setiap data yang kita miliki—mulai dari bisnis ayahku hingga jaringan sekarang. Cari tahu siapa saja yang pernah berurusan denganku atau keluargaku dan memiliki hubungan dengan nama ini,

  • Menikahi Billionaire Bodoh   137. Pencarian Pelaku Utama

    "Zero ...." gumam pria itu.Xavier dan Johan saling berpandangan. Nama itu seperti tidak asing dalam pikiran Xavier. Pria itu terdiam sejenak, seolah menggali informasi mengenai nama tersebut. Namun meski terdengar seperti familiar, Xavier benar-benar lupa."Apakah Anda mengenal nama samaran itu, Tuan?" tanya Johan yang menyadarkan bosnya.Xavier menggeleng pelan. "Aku tidak tahu," jawabnya."Kalau begitu saya akan menyelidikinya," ucap Johan sembari memberikan instruksi pada anak buahnya."Katakan saja siapa dan bagaimana orangnya!" Xavier mencoba menekan sanderanya lagi."Tuan ... Sepertinya tidak akan mudah. Dia sendiri belum pernah bertemu dengan orang yang menyuruhnya," ucap Johan mencoba menenangkan sang bos yang emosi.Setelah mendengar pengakuan itu, Xavier keluar dari ruangan dengan ekspresi dingin, meninggalkan Johan untuk menangani pria tersebut. Dia berjalan menuju kamarnya untuk menemui sang istri dan putranya yang berhasil selamat.Di sisi lain, Kasih yang masih berada d

DMCA.com Protection Status