Driving Me Mad

Driving Me Mad

last updateTerakhir Diperbarui : 2020-12-10
Oleh:  Orihim3Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
46Bab
36.0KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sekuel #2 of TWINS D This is story about Daffa and Shine.. Daffa mengeram atas sentuhan Shine. Daffa menangkap tangan Shine yang membelai area sensitifnya. "Apa yang kau lakukan Shine?" "Aku menginginkanmu kak." Daffa menggelap, ia membalik posisi dan mengurung Shine di antara kedua l

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Seorang gadis berumur sekitar sebelas tahun sedang termenung di ruang tamu.

Tanpa rasa takut ia memeluk boneka pandanya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.

Wajahnya tertekuk menanti seseorang.

Dari belakang datang wanita paruh baya yang tergopoh-gopoh, berjalan cepat ke arahnya.

"Nona Shine, nona Shine."

Gadis kecil itu menengok melihat seseorang memanggil namanya.

"Meri."

"Nona kenapa ada disini? Saya mencari nona kemana-mana. Ini sudah malam nona, ayo tidur. Tuan Ed akan marah kalau tuan tau nona masih belum tidur juga."

"Aku sedang menunggunya."

"Tuan Ed akan pulang besok pagi nona, jadi nona tidur saja."

"Kalau begitu tinggalkan aku sendiri disini. Aku ingin menunggunya."

Wanita yang dipanggil Meri hanya terdiam, nonanya memang keras kepala. Tidak ada seorangpun yang bisa membujuknya kecuali Edward, sang kakak. Akhirnya, dengan berat hati Meri memutuskan untuk menemani nona mudanya menunggu Ed.

.

Sementara itu...

"Kau tidak pulang Ed?"

"Tidak sekarang Caroline."

Caroline membenarkan tas, kemudian ikut duduk di kursi bar bersama sahabatnya itu.

"Kau sangat berubah Ed, kau lebih pendiam. Kenapa kau selalu pulang larut?"

"Aku hanya merasa jika aku pulang ke rumah sekarang, kenangan itu akan muncul kembali. Kenangan bersama orang tuaku."

Caroline tau yang Ed maksud, ia tau Ed sangat terpukul dengan apa yang menimpanya.

"Edward.. sudah satu tahun berlalu sejak kecelakaan itu. Kau harus bisa mengikhlaskan orang tuamu."

Pria itu meneguk satu gelas kecil sampanye.

"Kenapa mereka meninggalkan kami secepat itu?" Ia tersenyum hambar. "Padahal Shine masih membutuhkan mereka."

"Shine membutuhkanmu." tegas Caroline.

"Aku hanya takut jika aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untuknya."

"Kau orang baik Ed, aku yakin kau bisa menjaganya."

"Kau tau Caroline? Aku sangat lelah. Andai aku bukan anak yang tertua, aku pasti tidak akan mewarisi perusahaan sebesar itu sendirian. Aku merasa aku tidak mampu."

Caroline menepuk pundak Edward. "Kau orang yang luar biasa Ed. Aku yakin kau bisa melewati semua ini."

Edward tersenyum. "Bagaimana denganmu? Kau juga terlihat sangat lelah." tanyanya balik.

"Ya sedikit ada masalah tentang pasien jantungku."

"Maksudmu, pria yang kau ceritakan waktu itu?"

"Ya, aku takut terjadi apa-apa padanya, kondisinya makin tidak stabil, dan keluarganya terlihat sangat bersedih dan putus asa." jelas Caroline menerawang.

"Apa keluarganya masih lengkap?"

"Ya, dan setiap hari, mereka selalu menantikan pria itu sadarkan diri, padahal aku tau kemungkinan ia sembuh sangatlah tipis." Caroline membuang napas.

Keheningan melanda, hanya suara dentuman musik halus dan dentingan gelas-gelas kaca yang beradu dengan meja.

Edward terus sibuk meneguk minumannya, sedangkan Caroline tetap menemani pria itu.

"Carol...."

"Hmm..ya?"

"Jika terjadi sesuatu padaku, bisakah kau ambil jantungku dan berikan pada pria itu?"

Caroline tertawa. "Hentikan omong kosongmu itu Ed."

Edward ikut tertawa dan kembali meminum minumannya.

"Setidaknya, masih banyak orang-orang yang menantinya untuk sembuh. Menantinya untuk kembali."

.

Ucapan adalah doa.

Pepatah itu mungkin sangat tepat untuk diri Edward sekarang.

Ia ditemukan sekarat setelah mobil yang ia tumpangi menabrak sebuah pembatas jalan hingga hancur.

"Kau benar-benar keterlaluan Ed." ucap Caroline dengan suara bergetar ketika terburu-buru membawa Ed ke ruang IGD bersama para perawat disampingnya.

Tangan Edward masih dapat bergerak. Ia dalam keadaan setengah sadar.

Dengan sigap para perawat itu memberi pertolongan pertama dan memasang selang infus untuk Edward dibantu oleh Caroline.

"Ca..roline.." panggil Ed lemah.

"Jangan bicara Ed."

"Ku mohon hentikan, aku sudah lelah."

"Tidak Ed."

"Aku tidak sanggup menerima semuanya."

"Hentikan Ed, kau pria yang baik."

Dengan perlahan Edward mencoba meraih tangan Caroline dengan sekuat tenaga.

"Ku mohon Carol, aku sudah lelah."

Caroline hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, air matanya mulai berjatuhan ke pipi dan bibir pucatnya.

"Caroline, seperti permintaanku, tolong berikan jantungku pada pasienmu itu."

Caroline menggeleng kuat. "Tidak Ed."

Edward tersenyum. "Aku tau kau adalah dokter yang baik. Kau pasti.. tau.. apa yang terbaik untukku.. dan juga pasienmu." ucapnya terbata.

Air mata mengucur deras di pipi Caroline. "Maafkan aku Ed, maafkan aku." pungkasnya menggenggam erat tangan Ed sebelum membulatkan keputusan yang ia ambil dengan sangat berat hati.

Ia melepas tangan Ed dan memandangi sekelilingnya.

"Persiapkan operasi untuk tuan Daffa Revano Abrata yang ada di ruang ICU." perintahnya pada para perawat dan berlalu meninggalkan ruangan itu.

Dengan mengusap air matanya yang tanpa henti mengalir, Caroline pergi ke ruang ICU, tepatnya ruangan dimana Daffa berada.

Disana ia melihat ibu dari pria itu yang bernama Ema, tengah bersandar di pundak seorang pria paruh baya yang Caroline tau adalah ayah Daffa, Brata.

Sedangkan kembarannya, Darren, duduk disebelahnya.

Mata Ema terlihat sembab. Seperti terus menangis berhari-hari.

Begitu melihat Caroline, mereka semua bangkit dan mendekat.

"Kami akan segera mengoperasi Daffa." tukas Caroline tanpa basa basi.

"Apa?" kembarannya terlihat kaget. Begitu juga dengan orangtuanya.

"Ada seseorang yang ingin mendonorkan jantungnya pada Daffa. Jadi kami akan segera melakukan operasi."

"Benarkah?"

Tangan Caroline digenggam erat oleh Ema dengan mata berbinar yang dengan jelas menunjukkan harapan.

Caroline mengangguk.

"Siapa dia? Bisakah kami bertemu dengannya?"

Caroline menelan ludah. Kemudian mengiyakan permintaan Ema.

Ia mengantar ibu itu ke ruangan dimana Edward sudah dipindahkan. Disana pria itu sudah tergeletak tak berdaya.

Dan yang paling Caroline takuti adalah melihat kematian sahabatnya sendiri yang sudah di depan mata. Ia memutuskan mengoperasi Daffa dan menyetujui permintaan Ed untuk mendonorkan jantungnya pada pria itu. Artinya, ia tidak memberikan pengobatan pada Ed, dan membiarkan pria itu mendekati ajalnya untuk diambil jantungnya.

Demi Tuhan. Ini adalah keputusan terberat Caroline.

Ia harus melakukannya karena Ed menginginkannya.

Selama ini pria itu sudah bertahan lebih lama dengan kehidupannya. Beban yang sangat berat dan depresi yang berkepanjangan hanya akan menyiksanya.

Semoga keputusan yang Caroline buat adalah keputusan yang tepat untuk semuanya.

Ema terlihat menggenggam tangan Ed.

"Ya Tuhan, dokter Caroline, tolong selamatkan saja dia." pinta Ema.

Sepertinya wanita itu tidak tega.

Caroline membuang wajahnya, ia benar-benar tidak berdaya. Ed masih bisa tersenyum kemudian menggeleng.

Matanya sayu-sayu hampir tertutup.

"Tidak, aku.. bolehkah aku meminta satu permintaan sebelum aku pergi?" Erangnya terlihat seperti kesakitan.

Caroline mendekat.

"Apapun, apapun akan aku kabulkan." jawab Ema, masih menggenggam tangan Ed.

"Tolong jaga dia, adikku, dia hanya seorang diri di dunia ini."

Ema mengangguk-angguk. "Pasti, pasti aku akan menjaganya."

Caroline mulai menangis kembali.

Dibelakang mereka Brata dan Darren sudah menyaksikan semuanya.

Perlahan Ed tersenyum penuh kelegaan dan memejamkan mata, hingga ia benar-benar pergi diiringi tangis yang pecah.

.

Shine menatap kosong ke arah gundukan tanah di depannya sambil memeluk boneka panda kesayangannya.

Boneka pemberian Ed.

Diumurnya yang baru sebelas tahun, ia sudah harus kehilangan orang tuanya setahun yang lalu, dan kini kakak yang ia miliki satu-satunya, keluarga yang paling ia sayang, juga pergi meninggalkannya.

Tidak ada keluarga yang bisa Shine percaya. Mereka hanya menginginkan harta orangtuanya. Itu yang selalu Ed katakan pada Shine.

Ayah, Ibu dan Ed meninggalkan seluruh harta mereka pada Shine.

Tidakkah mereka jahat meninggalkan Shine sendirian dengan harta yang melimpah?

Shine tidak menangis.

Air matanya sudah habis ketika ia mendapat kabar bahwa kakaknya tewas dalam kecelakaan parah.

Ia tetap memeluk boneka pandanya dan tetap memandang gundukan dengan bunga-bunga yang masih segar menumpuk di tanah itu.

Tiba-tiba sepasang wanita dan pria paruh baya mendekatinya.

Dengan mata dan senyuman yang teduh, mereka mengulurkan tangan pada Shine.

"Ikutlah dengan kami, mulai hari ini kau adalah puteri kami."

...............

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Pisca
cerita yg keren bngeet...
2022-10-11 21:55:55
0
user avatar
Vonny Ambar
Ceritanya bagus. Love it.
2021-12-31 10:14:45
0
user avatar
Nayra Cazhra
d lapak satunya q udah baca semuanya tinggal kisah si Abang Rendy yg masih nunggu on going lama amat Thor......
2021-10-02 10:59:01
1
user avatar
Ati Ati
aku sudah baca smpe akhir apa g ada extra part lgi kak sampe shine lahiran gitu
2021-07-21 12:31:30
0
user avatar
Rifda Ananda
belum selesai sih bacanya... tapi alur awal nya lumayan seru dan bikin penasaran untuk lanjut baca...😀😀😀
2021-07-06 11:01:11
0
user avatar
Bestina Rustami
Awesome! alur cerita yg sangat kreatif
2021-05-26 00:28:24
0
user avatar
Rio Tambunan
bagus cerita yang menrik.
2021-04-26 05:07:24
1
user avatar
Auril Aura
Novelnya mantul bgtt dr yg shine mndrta ahirnya bahagiaa tp kurang bnyak extra part nyaa author hehehehe🙈😍😍😍😍
2021-04-20 22:06:59
0
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Dapat salam dari >> My Girl is mine
2021-04-18 11:32:07
0
user avatar
Auril Aura
Bagus sekali
2021-04-01 12:05:20
0
user avatar
Cyntia Adi
aku sukak semua karya kakak .. tp kok yg kisah rendy nggak selesai sii kak 😭 kan jd sedih 😭 tolong dong kak , selesai in yg driving me insane .. 🥺🥺🥺
2021-03-30 08:40:31
0
user avatar
Nurul Rizky Salsabila Pohan
i like this novel so much! keep going!
2020-11-09 09:24:37
0
default avatar
Icang
Good yeyeyyee
2023-06-07 15:34:43
0
46 Bab
Prolog
Seorang gadis berumur sekitar sebelas tahun sedang termenung di ruang tamu.Tanpa rasa takut ia memeluk boneka pandanya, padahal waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Wajahnya tertekuk menanti seseorang.Dari belakang datang wanita paruh baya yang tergopoh-gopoh, berjalan cepat ke arahnya."Nona Shine, nona Shine."Gadis kecil itu menengok melihat seseorang memanggil namanya."Meri.""Nona kenapa ada disini? Saya mencari nona kemana-mana. Ini sudah malam nona, ayo tidur. Tuan Ed akan marah kalau tuan tau nona masih belum tidur juga."
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 1 : Siblings
Daffa terbangun memegangi dadanya yang berdegup kencang. Keringat dingin mengucur deras dari dahi dan seluruh tubuhnya. Napasnya naik turun tidak beraturan seperti lelah berlari kerena dikejar sesuatu dan tercekik.Ia bermimpi. Mimpi yang selalu sama seperti tujuh tahun yang lalu, ketika untuk pertama kali nadinya berdetak dengan jantung orang lain yang ada dalam tubuhnya.Menyibak selimut tebalnya, Daffa bangkit untuk mengambil air minum di dapur. Ia menuruni tangga dan melihat jam besar yang ada di ujung ruangan masih menunjukkan pukul dua dinihari.Waktu untuk semua orang mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Begitu juga semua orang di rumah Daffa yang juga sudah terlelap dalam tidurnya, tidak dengan ayah dan ibu Daffa sedang berlibur ke Italia bersama dengan teman mereka selama sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 2 : Warm
Ponsel Daffa berdering ketika baru saja ia menegakkan punggungnya dari sandaran kursi tempat biasa ia menandatangani dokumen-dokumen penting dan mengerjakan sesuatu dilaptopnya.Diraihnya ponsel itu, yang ternyata terlihat panggilan dari ayahnya, Brata. Daffa segera menggeser tanda terima panggilan."Hi Dad." sapanya sambil memutar-mutar kursi kerja. "Bagaimana kabar kalian? Apa kalian bersenang-senang?""Daff.." balas Brata pelan. "Ada hal yang ingin ayah sampaikan." Begitu mendengar suara Brata yang terdengar serius, Daffa mengerutkan keningnya."Ada apa? Apa terjadi sesuatu disana?""Tidak. Kami baik-baik s
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 3 : Propose
"Kaaakk! Kak Daffa!"Suara teriakan Shine menggelegar memenuhi ruangan.Merasa namanya terus dipanggil dengan tidak sabar, Daffa dengan segera turun dari tangga kamar sambari mengancingkan lengan kemejanya."Ada apa Shine?" tanyanya mendekat."Apa-apaan ini kak?" Shine menunjuk dua pria berbadan kekar berpenampilan rapi dan berkacamata hitam yang berdiri tegap menghadap Shine."Oh, mereka yang akan menjagamu." jawab Daffa santai, sambil berlalu ke meja makan.Shine membuntutinya."Jadi, ini hukuman yang kau berikan padaku kak?" tanyanya geram.
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 4 : I do
Kepala Shine menoleh dengan cepat ketika ia mendengar kalimat yang baru saja Daffa lontarkan.Me..menikah? Ia tidak salah dengar bukan? Daffa baru saja mengajaknya menikah?Pria itu masih memegang setirnya, menatap kosong ke depan, seperti ada keraguan diwajahnya."Menikah?" Tanya Shine memastikan bahwa pendengarannya bekerja dengan baik.Daffa mulai menatapnya lembut, kemudian ia membelai rambut Shine seperti biasa."Ya, menikahlah denganku Shine.""Ke..kenapa?" Gadis itu mengerutkan dahinya bingung, ia tidak tahu bagaimana raut wajahnya dan nada bicaranya yang tidak mungkin akan nampak normal. "...i..ini..tiba..tiba sekali.." lanj
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 5 : Doubt
Semua terdiam."Aku bersedia menikah dengan kak Daffa." ucap Shine sekali lagi dengan pancaran kebahagiaan yang tentu tidak dapat ia tutupi.Ema mendekati Shine dan mengelus rambutnya lembut. "Ganti bajumu dulu Shine, kita akan membicarakan hal ini nanti setelah kau mengganti baju, dan kita akan makan bersama sekarang." tuntun Ema ke kamar Shine.Gadis itu hanya menurut, ia tersenyum ke Ema sebelum menutup pintu kamarnya yang dibalas dengan cubitan di pipinya. Ema kemudian kembali meninggalkan putri kesayangannya itu ke ruang keluarga."Jangan ada yang mengatakan sepatah katapun tentang rencana ini padanya, aku akan menceraikan Shine setelah usianya genap 25 tahun, setelah ia matang, dan dapat mengambil alih perusahaannya sendiri." te
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 6 : Dream?
Mobil Shine melaju mulus menuju ke sekolah, beberapa kali mereka mendapatkan kemacetan dijalan. Tetapi bukan itu yang Shine pikirkan.Wajah mungil Shine tertekuk, bibirnya mengerucut dan ia melipat tangannya ke depan dada. Sesekali ia menghentak-hentakkan kakinya ke bawah, membuat kedua bodyguardnya yang duduk di kemudi depan menengok, mengintip melalui kaca depan mobil. Mereka jelas tau apa yang membuat mood Shine begitu buruk.Nona mudanya itu baru saja resmi menjadi nyonya Daffa.Iya, mereka baru saja melangsungkan pernikahan sekitar 45 menit yang lalu, dan kini Shine harus menuju ke sekolah untuk menuntut ilmu.Shine mencebik. Ini adalah hari istimewanya, tapi apa yang ia dapat?
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 7 : Patience
"Jadi dia tidak menyentuhmu sama sekali?"Pertanyaan yang ntah keberapa kali Sophie lontarkan hari ini membuat Shine kesal. Apalagi Sophie akan tertawa sangat keras sesudahnya."Hentikan menanyakan hal itu Soph," ucap Jane dikursi belakang sembari menepuk pundak Sophie yang sibuk menyetir mobilnya. Jane menutupi mulutnya dengan jemari. Shine tau bahwa gadis berlesung pipi itu sedang menahan tawa.Saat ini mereka sedang pergi bersama-sama mengantar Vonie menemui Jim, pria yang sewaktu itu tertangkap bersama mereka di pertandingan tinju liar. Shine berpikir Vonie benar-benar serius menyukai Jim.Setelah perdebatan yang cukup panjang dengan bodyguard Shine, akhirnya Shine diizinkan pergi dengan para sahabatnya itu sepulang sekol
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 8 : What the?
Setelah malam itu, Shine mengikuti semua keinginan Daffa. Tidak berkeliaran setelah pulang sekolah selama menjelang ujian, tidak bermain-main setiap hari bersama teman-temannya dan belajar dengan giat.Ya... tentu saja itu karena Daffa selalu mengawasinya dengan sangat ketat.Bayangkan saja, Daffa mengantar jemput Shine ke sekolah dengan tepat waktu, memastikan Shine masuk ke dalam kelasnya dan menjemput Shine di depan pintu kelas, hingga beberapa temannya terus-menerus menanyai nomor ponsel Daffa, karena pria itu sangat mencuri perhatian.Shine bisa gila!Tapi gila yang dirasakan Shine terbayar sudah. Kini, ia sedang tertawa sambil berteriak-teriak memeluk teman-temannya yang baru saja melihat papan pengumuman kelulusan, dan mereka s
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Part 9 : Wedding
Setelah seminggu penuh Shine mempersiapkan pernikahan impiannya, tentu saja dengan bantuan para sahabat serta Ema dan Brata, karena Daffa terlalu sibuk bekerja, ia hanya mengiyakan apapun permintaan dan konsep yang Shine inginkan, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu gadis itu tiba.Hari pernikahannya.Shine mengenakan gaun putih gading menjuntai bak princess, gaun rancangan perdana Sophie khusus untuknya, dan hanya dikerjakan dalam satu Minggu setelah Daffa menawarkan sebuah pesta pernikahan malam itu.Dengan tatanan messy hair masih ala-ala putri kerajaan Shine nampak terlihat sangat cantik. Sedikit anak rambut nakalnya menjuntai dari pinggiran leher Shine."Kau sangat luar biasa Shine," puji Jane menatap sahabatnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-07
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status