Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menikahi Billionaire Bodoh: Chapter 11 - Chapter 20

110 Chapters

11. Kecelakaan yang Disengaja

Rasa sakit di kepalanya seperti peluru yang menembus ke otak, mungkin akibat dari berbagai ingatan buruk yang terekam di alam bawah sadarnya. Xavier terus mengerang dan Kasih memeluknya erat."Xavi ... Tenang, Xavi ...." Kasih berbisik mencoba menenangkan suaminya."Ahhh. Ahhhh." Suara embusan napas Xavier terdengar berat. Tubuh besar pria itu menggigil ketakutan."Tuan, sebaiknya jangan membahas soal kecelakaan itu dulu. Tuan Xavier sepertinya merasa terganggu," ucap sang dokter mengingatkan.Wibowo mengangguk. "Iya, Dok.""Sisi, sakit, Sisi ...." rintih Xavier terdengar pilu. Rasa sakit di kepalanya benar-benar mengganggu."Xavier, maafkan Kakek ...." tutur Wibowo tak tega melihat cucunya kesakitan seperti itu.Kasih dengan lembut mengusap kepala suaminya. Dia membisikkan kalimat-kalimat lembut yang menenangkan. Hingga beberapa saat kemudian Xavier perlahan mulai tenang. Pria bocah itu segera dibawa pulang kembali ke rumahnya. Dalam perjalanan, Xavier tak melepaskan pelukannya pada
Read more

12. Siapa Wanita Itu?

Kasih tanpa sadar mendorong tubuh suaminya. Tubuhnya gemetaran takut saat teringat dengan kejadian buruk di sebuah hotel mewah."Sisi, ada apa, Sisi?" tanya Xavier terlihat panik.Napas Kasih tersengal-sengal. Gadis itu kemudian tersadar dan kini dia melihat wajah polos Xavier yang tengah mencoba menenangkannya."Jangan takut, Sisi. Ada Xavi di sini ...." ucap pria itu dengan lembut.Kasih mengatur napasnya dan gadis itu mulai tenang. Kedua mata dia pejamkan sejenak. Samar-samar tercium aroma wangi bunga mawar yang begitu dekat dengannya. Kasih membuka kedua matanya lagi lalu dia menyentuh bagian atas telinga kanannya.'Ternyata dia hanya menyematkan bunga mawar ini ....' gumamnya dalam hati. Merasa tersentuh dengan tindakan bocah Xavier."Sisi?" panggil Xavier lagi karena istrinya hanya diam saja."Ah ... Aku nggak papa, Xavi. Aku hanya kaget. Ternyata kamu mau memasangkan bunga ini, ya?" tanya gadis itu."Iya, Sisi." Xavier mengangguk. "Sisi terlihat cantik kalau ada mawarnya," puji
Read more

13. Gadis Unik

"Xavi ...!" Terdengar Kasih berteriak di dalam kamarnya. Gadis itu berlari menghampiri Xavier yang malah tertawa kegirangan. Suasana di dalam kamar pun cukup gaduh. Suara langkah kaki terdengar begitu jelas milik pasangan suami istri yang tak biasa tersebut."Xavi, berhenti!" seru Kasih lagi."Tangkap aku!" Xavier malah meledek istrinya. Pria itu tanpa diduga membuka pintu kamar dan berlari kabur, menghindar dari kejaran Kasih."Astaga ...." Kasih menghela napas. Gadis itu harus menyusul suaminya. Jika Xavier bertubuh kecil, mungkin saja ia bisa mengejarnya. Namun pria itu bertubuh bongsor dan juga memiliki otot-otot atletis. Meski pikirannya anak-anak, tapi kekuatannya sama dengan satu orang pria dewasa.Suara langkah kaki yang berlarian kini terdengar menuruni anak-anak tangga. Xavier terus tertawa. "Xavi! Jangan lari di tangga!" teriak Kasih. Ia khawatir jika suaminya jatuh dari tangga. Bisa semakin parah nanti luka di kepalanya yang baru saja sembuh.Xavier malah meledek istriny
Read more

14. Undangan Pesta

"Kasih, jangan menolak." Wibowo kembali membujuk."Tapi, Kakek. Biaya kuliah di kampus Bhumi Raya mahal. Sebenarnya saya pernah mendapatkan beasiswa di sana, hanya saja saya gagal mendapatkannya," cicit Kasih merasa tak enak hati. Ia sudah hidup enak di rumah mewah Xavier dengan segala fasilitasnya, dan jika harus berkuliah dengan biaya Kakek Wibowo, itu hal yang menurutnya berlebihan untuk membalas budi.Wibowo mengerti sekarang. Cucu menantunya bukanlah gadis yang mengincar kekayaan suaminya. Pria itu pun memiliki sebuah ide. "Jangan khawatir, Kasih. Kuliahmu ditanggung dengan beasiswa. Jadi isi saja data dirimu dan pilihlah jurusan yang kamu inginkan," bujuk pria tua itu lagi.Kasih diam memikirkan jawaban atas tawaran tersebut. "Jadi saya akan mendapatkan beasiswa?"Wibowo mengangguk membenarkan."Ka-kalau begitu baiklah, Kakek. Saya akan mengisi data ini dan menyerahkannya ke Kakek," ucap Kasih akhirnya setuju."Jadi Sisi mau kuliah?" tanya Xavier sembari menatap wajah cantik ist
Read more

15. Jangan Ngereog

Beberapa mobil mewah telihat memasuki area hotel bintang lima. Orang-orang dengan peran penting hadir dalam acara pesta peresmian salah satu cabang hotel yang akan segera dibuka. Termasuk Xavier yang masih memiliki peran penting di sana sebagai salah satu pemilik saham. Meski sudah kehilangan ingatannya, namun Xavier harus tetap hadir demi menutupi keadaannya dan juga menjaga nama baik perusahaan."Ingat, nggak boleh lari-lari, nggak boleh pisah sama aku, dan nggak boleh peluk-peluk," bisik Kasih mengingatkan sebelum mereka turun dari mobil."Iya, iya. Tapi jangan lama-lama. Xavi kan nggak boleh tidur lebih dari jam sembilan," rengek pria itu.Kasih menghela napas berat. "Iya, aku usahakan," sahutnya.Pasangan itu pun segera turun dari mobil. Xavier turun lebih dulu dan pria itu menunggu Kasih. Xavier segera mengamit tangan istrinya sesuai dengan latihan mereka. Pria itu sepertinya menurut perintah dari Kasih saja."Pak, tolong jemput jam sembilan, ya?" ucap Kasih sopan pada sang sopi
Read more

16. Xavier Mengomel

Seorang wanita cantik dengan gaun merah maroon berjalan mendekati Xavier. Gaunnya yang berkerlip terlihat anggun dan seksi dengan belahan yang memperlihat pahanya yang mulus.Xavier memilih diam karena tak mengenali wanita tersebut. Dia tak menjawab dan memilih kembali menatap ke depan, menunggu mobil jemputan dan juga menunggu Kasih kembali."Tuan sedang apa? Mau saya temani?" tanya wanita itu sembari berjalan semakin dekat. Dia bahkan mencoba meraih tangan Xavier. Namun dengan kasar Xavier menepisnya."Jangan sentuh!" sentak Xavier merasa tak nyaman.Wanita itu kaget dan mundur dua langkah. Dia menelan ludahnya dan kembali tersenyum. "Maaf, Tuan. Tapi acara ramah tamahnya masih berlangsung. Sebaiknya Tuan Xavier menunggu di dalam," bujuknya.Xavier menoleh dan pria itu memasang ekspresi kesal. Lalu ia kembali memalingkan muka."Eummm." Wanita itu bergumam dan dia kembali berjalan mendekat. Ada sebuah ide yang muncul di kepalanya untuk mendapatkan Tuan Muda kaya raya seperti Xavier.
Read more

17. Kabur dari Preman

"Ada apa, Pak?" tanya Kasih pada sopir pribadi suaminya."Maaf, Nona. Tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan," jawab sang sopir sembari menatap ke depan di mana dua motor menghalangi jalan mereka.Xavier kaget dan pria itu terbangun dari tidurnya. Dia menatap bingung ke arah Kasih. "Ada apa, Sisi?"Dua motor berhenti tepat di depan mereka dan empat orang menatap ke arah mobil tersebut. Jalanan yang terlihat sepi membuat suasana terasa mencekam. Kasih mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Apa lagi dua pria yang tadi membonceng mulai turun dari motor mereka dan mendekat ke arah mobil. Tiba-tibq saja mereka berdua mengetuk jendela mobil dengan benda tumpul."Woy! Buka!" teriak salah satu dari mereka.Kasih mulai ketakutan. Terlebih pria-pria tak dikenal itu mengenakan masker dan juga helm sehingga wajah mereka tak dapat dia lihat. Dan gadis itu menangkap mereka membawa balok kayu sebagai senjata."Gimana ini, Non?" tanya sang sopir yang juga terlihat ketakutan.Kasih mencoba teta
Read more

18. Kamu di Mana?

Ckiiit!Suara decitan ban mobil terdengar cukup nyaring. Mobil itu berbelok tajam tepat di sebuah tikungan sebelum mencapai jalan raya."Bangsat!" teriak salah satu preman saat buruan mereka lolos dari kejaran.Mobil Xavier akhirnya berhasil mencapai jalan raya yang ramai akan kendaraan-kendaraan yang lainnya. Kasih pun menghela napas lega sembari mengusap-usap bahu suaminya."Akhirnya kita berhasil ...." gumam gadis itu."Me-mereka nggak akan ngejar lagi, kan, Sisi?" tanya Xavier sembari terus menatap ke belakang.Kasih menggeleng pelan. "Sekarang sudah aman, Xavi. Kita pulang sekarang."Xavier kembali menenggelamkan kepalanya pada dada Kasih. "Kenapa di dunia ini ada orang-orang yang jahat, sih? Mereka memangnya siapa mau mukulin mobil Xavi? Nanti Xavi dimarahin Kakek ...." cicitnya masih ketakutan.Kasih mengeratkan pelukannya. "Tenanglah, Xavi. Kita aman sekarang."Pria itu terus meringkuk ketakutan. Namun berkat perlindungan Kasih, ia mulai tenang. Hingga mobilnya tiba memasuki h
Read more

19. Langit dan Bumi

"Sisi, bangun," ucap Xavier yang kini duduk menghadap istrinya yang masih terlelap."Sisi, Sisi ...." panggil pria itu lagi sembari menoel-noel pipi Kasih."Emhhh." Kasih melenguh pelan saat merasakan sentuhan di pipinya. Gadis itu baru bisa tidur sekitar pukul empat pagi. Dan kini saat masih mengantuk, ia harus dibangunkan oleh suami bocahnya."Sisi, bangun ... Kita kan harus sarapan. Xavi lapar ...." Pria itu mulai merengek di pagi hari.Kasih membuka kedua matanya. Gadis itu kini membulatkan kedua matanya saat melihat wajah menggemaskan Xavier yang sedang menatapnya. Namun dia memalingkan muka ketika menyadari suaminya itu bertelanjang dada."Kenapa Sisi nggak mau melihat Xavi? Apakah wajah bangun tidur Xavi jelek?" tanya pria itu.Kasih terdiam. Gadis itu segera duduk dan menatap wajah tampan suaminya yang manja. Ia tatap wajah itu lekat-lekat."Kamu tadi malam mencari siapa?" tanya Kasih saat teringat dengan pertanyaan yang dilontarkan sang suami dengan suara dinginnya.Xavier me
Read more

20. Kuda-Kudaan

"Jadi kalian datang lagi, ya?" Jeremy tersenyum begitu hangatnya pada pasangan Kasih dan Xavier."Ah. Iya. Ini sesuai perintah Kakek," jawab Kasih. Sementara suaminya bersembunyi di balik tubuhnya."Jaga-jaga si Xavier. Kalau dia bertingkah seperti itu nanti akan ketahuan para karyawan," tunjuk Jeremy."Apa, sih? Xavi nggak suka Jerry!" ucap pria tampan yang masih bersembunyi di balik tubuh mungil Kasih."Tapi Kak Jeremy ada benarnya juga, Xavi. Ayo, tegakkan badanmu," ucap Kasih dengan lembut. Dengan wajah cemberut, Xavier menuruti permintaan Kasih. Pria itu menegakkan badannya. Kini dia kembali gagah. Jeremy pun menatap geli ke arah adik sepupunya itu."Memang cuma sama kamu dia nurut. Padahal kalau dia nggak hilang ingatan dia sama sekali nggak mau mendengarkan siapa pun. Dia itu terkenal arogan," ucap Jeremy.Kasih menatap pria yang tak kalah gagah dari Xavier. Hanya saja jika Xavier memiliki karakteristik wajah yang dingin dan tegas, Jeremy justru terlihat sangat ramah."Dia ...
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status