Semua Bab RANTAI CINTA MAFIA KEJAM: Bab 41 - Bab 44

44 Bab

Bersama menghadapi bahaya

Namun, sepertinya sang ayah enggan untuk melepaskannya. Sehingga Jia dan Revandro terjebak.Setelah Jia dan Revandro berhasil keluar dari ruang pertempuran, mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui koridor markas yang kini tampak lebih tenang, meski suasana di sekitar masih penuh dengan ketegangan. Jia berusaha mengatur napasnya setelah pertemuan emosional dengan ayahnya dan konflik yang baru saja terjadi.Mereka tiba di ruang yang lebih tenang. Revandro menatap Jia dengan penuh perhatian. "Bagaimana keadaanmu?" Jia berusaha menenangkan diri. "Aku... aku bingung. Semua ini terlalu banyak untuk dihadapi."Revandro memperhatikan sekeliling dengan cermat. "Kami masih dalam bahaya. Tidak ada waktu untuk berlama-lama."Tiba-tiba, terdengar suara ledakan kecil dari luar ruangan, diikuti oleh suara jeritan dan tembakan yang semakin mendekat. Revandro langsung mengambil posisi, siap menghadapi kemungkinan bahaya. Jia merasa ketegangan kembali menyelimuti dirinya."Kenapa ada ledakan lagi
Baca selengkapnya

Masalah baru

Revandro, Lydia, dan Jia terus melintasi koridor markas yang kacau. Suara tembakan dan ledakan menjadi latar belakang yang konstan, mengintensifkan ketegangan yang sudah membara. Mereka berhati-hati, melangkah cepat untuk menghindari bahaya yang semakin mendekat.Lydia memimpin di depan, mengarahkan mereka melalui koridor yang tampak semakin berantakan. Revandro, dengan tatapan tegas, memantau situasi di sekitar mereka. Jia mengikuti di belakang, matanya terus-menerus memindai lingkungan sekitar, siap untuk merespons ancaman yang muncul.Saat mereka memasuki sebuah ruangan yang tampaknya lebih aman, Lydia memeriksa beberapa laporan yang tertinggal di meja. "Ada laporan bahwa beberapa area kunci dalam markas mungkin sudah diambil alih oleh pengkhianat," katanya, nada suaranya penuh kekhawatiran.Revandro langsung menanggapi, "Kita perlu memprioritaskan area yang paling kritis. Jika pengkhianat sudah mengambil alih tempat-tempat itu, kita mungkin menghadapi ancaman yang lebih besar."Ji
Baca selengkapnya

Situasi sulit

Jia merasakan panas menjalar di bahunya, namun dia memaksakan dirinya untuk tetap berdiri. Rasa sakit yang tajam menyelinap saat darah merembes keluar, menodai pakaian yang dikenakannya. Tetapi Jia tidak ingin terlihat lemah, terutama di depan Revandro dan Lydia."Semua sudah terkendali," gumamnya sambil menyeka keringat di dahinya. Suaranya terdengar tenang, tetapi di dalam, tubuhnya menjerit.Revandro memandangi Jia dari ujung ruangan, matanya menyipit saat menatap wajahnya yang mulai pucat. "Jia, kau baik-baik saja?"Dia mencoba tersenyum, meski nyeri mulai merambat ke seluruh tubuhnya. "Hanya luka kecil. Jangan khawatir."Namun, napasnya mulai tersengal, dan setiap langkah terasa semakin berat. Dalam setiap detik, dunia di sekelilingnya terasa berputar lebih cepat. Dia terus bergerak, menyembunyikan kelemahannya sebaik mungkin, tetapi tubuhnya mulai goyah."Jia, kau—" suara Lydia tertahan ketika melihat Jia hampir kehilangan keseimbangannya."Saya bilang saya baik-baik saja," Jia
Baca selengkapnya

Ancaman yang tidak berhenti

Mobil melaju kencang di tengah kegelapan malam, deru mesin dan getaran halus di bawah roda semakin membuat suasana tegang. Jia masih terkulai di kursi belakang, tubuhnya terbaring lemas, namun napasnya makin pelan. Revandro sesekali melirik ke arah Jia, rasa khawatir merayap di matanya meskipun wajahnya tetap tenang.Lydia yang duduk di sebelah Jia tampak panik, berusaha menekan kain pada luka yang semakin banyak mengeluarkan darah. "Kita harus segera sampai ke tempat yang aman," ucap Lydia dengan suara bergetar. Revandro mengangguk tanpa kata. "Kita akan sampai. Jangan terlalu banyak bicara, fokuslah padanya." Dia kemudian mengambil ponsel dari sakunya, menelepon tim medis yang sudah ia siapkan di tempat aman. "Kita perlu bantuan medis. Segera."Suaranya terdengar datar, namun siapa pun yang mengenalnya bisa merasakan kekhawatirannya dari nada tegas yang ia keluarkan. Tatapannya tidak lepas dari jalan di depannya, meski pikirannya penuh dengan kecemasan tentang kondisi Jia.Tiba-ti
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status