Share

Ancaman yang tidak berhenti

Mobil melaju kencang di tengah kegelapan malam, deru mesin dan getaran halus di bawah roda semakin membuat suasana tegang. Jia masih terkulai di kursi belakang, tubuhnya terbaring lemas, namun napasnya makin pelan. Revandro sesekali melirik ke arah Jia, rasa khawatir merayap di matanya meskipun wajahnya tetap tenang.

Lydia yang duduk di sebelah Jia tampak panik, berusaha menekan kain pada luka yang semakin banyak mengeluarkan darah. "Kita harus segera sampai ke tempat yang aman," ucap Lydia dengan suara bergetar.

Revandro mengangguk tanpa kata. "Kita akan sampai. Jangan terlalu banyak bicara, fokuslah padanya."

Dia kemudian mengambil ponsel dari sakunya, menelepon tim medis yang sudah ia siapkan di tempat aman. "Kita perlu bantuan medis. Segera."

Suaranya terdengar datar, namun siapa pun yang mengenalnya bisa merasakan kekhawatirannya dari nada tegas yang ia keluarkan. Tatapannya tidak lepas dari jalan di depannya, meski pikirannya penuh dengan kecemasan tentang kondisi Jia.

Tiba-ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status