Arbi tidak tahu harus memberikan respon seperti apa. Tapi hatinya menghangat. Ia tahu ini salah. Tapi dengan berselingkuh, itu bisa membantu Rania. Ia pun senang. Meski dengan cara yang salah, setidaknya ia bisa memiliki Rania dan Satria selayaknya istri dan anak sendiri. Rania menggenggam sebelah tangan Arbi. Jantungnya berdegup kencang percis seperti orang pacaran. “Permisi, pak, saya minta persetujuan Agil untuk di pindahkan ke ruang rawat inap.” Arbi berdiri, “Oh iya, sus.” Ia melirik Rania, “Aku urus administrasinya dulu ya.” Rania tersenyum, ia melepaskan genggaman tangannya, “Aku tunggu disini.” Mereka seperti sepasang kekasih. Rania merasakan risau ketika Arbi tak kunjung kembali setelah pamit ke meja resepsionis. “Ran,” “Kamu lama banget sih.” rajuk Rania. Arbi tertawa, “Kamu—” Rania melendot manja pada lengan Arbi, “Aku kangen tahu.” Arbi bergerak memeluk Rania. Jantungnya dan jantung Rania sama-sama berdegup kencang seru. Sudah lama mereka tak merasaka
Baca selengkapnya