“...kak Arbi bisa bantu?” Belum sempat Arbi menjawab, Agil berlari menghampirinya, “Papaaaa. Pa, aku laper.” Rania baru ingat ini jam makan siang Agil, “Agil, tante udah bikinin makanan favoritnya Agil. Kita makan yuk, kak, yuk, kita makan bareng.” “Iya, Ran.” Mereka makan siang bertiga. Arbi terus-terusan melirik Rania yang terus menawari sayur pada Agil. Rania tahu Agil tidak suka sayur sama sekali. “Ayo coba aja dulu, nanti kalo gak suka ya udah gak papa, gak usah di makan.” “Gak mau, gak enak.” “Agil tahu gak enak dari mana?” Agil tak menjawab. Ia malah berdiri sambil memakan perkedel Kentang. “Agil makannya sambil duduk ya,” Rania membantu Agil duduk di kursi, “Ini Wortelnya coba sedikit ya? Dikit aja. Mau gak?” “Ya udah.” Rania menyiukkan satu potong Wortel dalam Capcay, “Nah, cobain.” Agil mengambilnya dengan tangan telanjang. Ia mengunyahnya pe
Read more