Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 371 - Bab 380

452 Bab

Bab 371

"Kamu juga punya Pil Rejuvenasi? Kenapa? Apa setelah beli, kamu sayang untuk meminumnya, makanya mau dijual kembali buat dapat untung?" tanya Wira dengan nada mengejek.Kemudian, pria itu menatap Wulan dan berucap lagi dengan sinis, "Wulan, orang yang kamu cari ternyata pedagang kecil begini? Hahaha! Dia payah banget."Usai berkata begitu, Wira berkata pada Afkar sambil tersenyum, "Oke, tunjukkan Pil Rejuvenasi yang kamu punya. Kalau itu asli, aku akan bayar 10 miliar!""Sepuluh miliar?" gumam Afkar dengan ekspresi terkejut.Harga jual yang dipatok Afkar pada Mateo adalah 2 miliar per butir. Namun, sekarang dia ditawari 10 miliar? Ini juga harga yang dibuka Wira sendiri. Jadi, mungkin masih ada ruang untuk tawar-menawar. Dari percakapan Wira di telepon barusan, Afkar juga mendengar bahwa Mateo akan mengadakan lelang.Tanpa pikir panjang, Afkar meminta Wira untuk menunggu sebentar. Setelah itu, dia pergi membuka bagasi mobil dan mengambil sebotol pil. Ada belasan butir pil di dalam boto
Baca selengkapnya

Bab 372

Dengan mendapatkan sebotol pil ini dari Afkar, Wira tidak hanya bisa meminumnya sendiri. Dia juga bisa untung banyak dengan menjualnya!"Nggak perlu 160 miliar, cukup 100 miliar. Tapi, aku punya syarat lain yang harus kamu setujui. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa mendapatkan sebutir pil pun!" ujar Afkar dengan dingin sambil menggeleng.Wira mengangguk antusias dan menyahut, "Ya, ya! Apa syaratmu? Katakanlah, selama aku bisa mewujudkannya, itu nggak akan jadi masalah."Afkar tertawa kecil, lalu menoleh ke arah Wulan. Dia berucap, "Wulan, bicaralah. Kamu mau syarat apa?""Hah? Aku?" tanya Wulan kaget."Iya, bilang saja. Nggak apa-apa," jawab Afkar dengan senyum di wajahnya.Wulan menatap Afkar dengan binar terima kasih dan emosi rumit di matanya. Dia juga tidak berpura-pura segan.Detik berikutnya, Wulan mengarahkan pandangan ke arah Wira. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Pak Wira, kelak aku ingin bekerja dengan tenang di perusahaan. Aku nggak mau dilecehkan siapa pun!"Wi
Baca selengkapnya

Bab 373

Fendi ditampar begitu keras hingga kepalanya berdengung dan kacamatanya terlempar. Penampilannya terlihat begitu menyedihkan. Dia berkata dengan nada tidak percaya, "Pak Wira! Ka ... kamu ...."Wira sama sekali tidak peduli pada Fendi. Di matanya, pria itu hanya bawahan yang tidak memiliki nilai."Kamu pikir siapa dirimu? Apa kamu benaran mengira kamu sepenting itu bagiku? Mengaca sana! Pergi! Mulai besok, kamu nggak boleh datang ke perusahaan lagi!" hardik Wira sambil menunjuk ke arah Fendi.Fendi tertegun dengan raut seperti ingin menangis. Detik berikutnya, dia menoleh ke arah Wulan dan membujuknya sambil tersenyum, "Wulan, selama ini aku sudah memperlakukanmu dengan baik, 'kan? Tolong bujuk Pak Wira, jangan ...."Plak! Bunyi tamparan kembali terdengar. Wulan mengayunkan lengannya dan menampar wajah Fendi dengan keras."Fendi, apa kamu nggak tahu betapa menjijikkannya dirimu? Pergi!" seru Wulan.Fendi terbelalak dan memegangi pipinya. Raut wajahnya seketika berubah beringas. Dia men
Baca selengkapnya

Bab 374

Mengenai pinjaman sebesar 1,6 miliar itu, Wulan masih bisa melunasinya dengan bekerja keras selama beberapa tahun. Namun, dia benar-benar bingung harus bagaimana menutupi kerugian 60 miliar ini.Afkar hanya tersenyum santai dan berkata, "Pil itu nggak berarti bagiku. Lagian, hal ini nggak penting. Semasa sekolah dulu, kamu selalu membantuku di tengah rumor buruk. Aku nggak pernah melupakan kebaikanmu.""Orang bilang, kebaikan harus dibalas dengan kebaikan. Ngomong-ngomong, gimana cara bilangnya dalam bahasa Inggris?" Afkar menepuk keningnya dan melanjutkan, "Ah, iya! You bla bla me, I bla bla you, 'kan?"Pfft! Wulan tertawa geli dan berkata, "Cih! Bahasa Inggrismu masih nggak ada perkembangan, ya!"Usai tertawa, perasaan Wulan menjadi lebih baik. Dia sudah tidak terlalu canggung dan malu pada Afkar.Namun, tatapannya pada Afkar mengandung binar rumit dan pahit. Pria itu mengira bahwa hal-hal yang terjadi di sekolah hanyalah rumor. Afkar yang bodoh tidak tahu bahwa Wulan benar-benar men
Baca selengkapnya

Bab 375

Sekarang, Afkar akhirnya tahu alasan Wulan meminjam uang padanya. Ternyata ibunya sedang sakit dan harus dioperasi.Afkar pernah merasakan keputusasaan serta hangat dan dinginnya hubungan antarmanusia saat Shafa sakit. Jadi, dia tentu akan menolong Wulan tanpa ragu.Saat ini, hati Wulan sedang diliputi kegelisahan. Meskipun merasa malu, dia tidak menolak tawaran Afkar.Di dalam mobil, Afkar menanyakan tentang penyakit Sumi dan kondisi spesifiknya. Wulan sempat ragu-ragu, tetapi akhirnya menjelaskan semuanya pada Afkar."Tenang saja, aku bisa sembuhkan penyakit Bibi. Kamu nggak usah terlalu khawatir," hibur Afkar setelahnya.Wulan menatap Afkar dengan binar kaget di matanya. Namun, dia sama sekali tidak berharap.Afkar bisa menyembuhkan penyakit? Wulan tidak pernah dengar hal ini sebelumnya. Dia mengira pria itu hanya sedang menghiburnya.Afkar melajukan mobilnya dengan cepat. Di bawah arahan Wulan, mereka segera tiba di sebuah kompleks apartemen kelas menengah.Dahulu, sebenarnya kondi
Baca selengkapnya

Bab 376

Agus menatap Afkar dengan ekspresi dingin dan berucap, "Kamu sudah punya anak, gimana kamu bisa begitu nggak tahu malu? Beraninya kamu memperdaya kakakku!"Mendengar ini, Afkar sontak mengernyit. Shafa juga terlihat sebal.Wulan mengentakkan kakinya dan berkata, "Kalian ngomong apa, sih? Aku dan Afkar hanya teman sekolah biasa!""Teman biasa? Melihatmu secantik ini, dia pasti ingin memilikimu. Gadis bodoh! Gimana kamu bisa ditipu pria yang sudah punya anak hanya demi 1,6 miliar!" marah Sumi.Menurut Sumi, putrinya layak bersama dengan pria yang lebih baik. Jika tersebar kabar bahwa Wulan terlibat dengan pria yang sudah memiliki anak, reputasi gadis itu akan rusak!Detik berikutnya, wajah Sumi tiba-tiba memerah. Dia memukul-mukul dada kirinya dengan ekspresi kesakitan. Reaksinya sangat mengejutkan."Ibu kenapa? Ibu! Ibu!" Martin, Wulan, dan Agus ketakutan melihatnya.Raut wajah Afkar berubah serius. Dia buru-buru mendekat sambil berkata, "Minggir!""Mau ngapain kamu?" bentak Agus."Meny
Baca selengkapnya

Bab 377

Shafa agak kesal melihat seseorang meremehkan ayahnya. Martin dan Agus hendak mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya memilih untuk tidak berdebat dengan anak kecil.Mereka masih antipati dan tidak percaya pada Afkar. Namun, mereka tidak berkata lebih banyak karena kondisi Sumi memang sepertinya sudah membaik. Hanya saja, dalam hati mereka berpikir bahwa Afkar hanya melakukan pertolongan pertama untuk meringankan sakit Sumi.Beberapa saat kemudian ...."Oke, sudah selesai," ucap Afkar sambil mencabut jarum perak dari pergelangan tangan Sumi. Dia mendisinfeksinya dengan energi naga, lalu menyimpannya kembali."Gimana perasaanmu sekarang?" tanya Martin pada istrinya dengan gugup.Wajah Sumi terlihat cerah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku merasa baikan! Rasanya aku belum pernah senyaman ini sebelumnya."Tatapan Sumi pada Afkar sedikit melembut. Dia berucap, "Nak, kamu cukup terampil memberikan pertolongan pertama. Kondisiku terasa membaik sekarang."Selama bertahun-tahun in
Baca selengkapnya

Bab 378

"Kamu bilang Codet layak untuk kakakmu? Heh! Sepertinya nilai-nilai dalam hidupmu agak melenceng. Kamu mengidolakan pecundang seperti Codet?" ujar Afkar, merasa adik Wulan ini sangat naif.Raut wajah Agus berubah. Dia langsung berseru dengan marah, "Kamu bilang Pak Codet pecundang? Apa kamu lagi cari mati? Kalau kata-katamu ini tersebar, kamu nggak akan selamat!"Setelah itu, Agus berkata dengan nada mendesak pada Wulan, "Kak, jangan bergaul dengan pria bodoh ini lagi! Jangan sampai keluarga kita terlibat dalam masalah!"Martin dan Sumi juga menatap Afkar dengan dingin. Mereka berkata, "Nak, mulutmu harimaumu. Kamu boleh makan sembarangan, tapi nggak bisa bicara sembarangan! Apa kamu tahu seberapa berkuasanya Pak Codet itu?"Wulan juga menarik Afkar menjauh dan berkata, "Afkar, jangan mengucapkan hal-hal itu lagi di luar."Wulan pernah melihat bagaimana Kenil memperlakukan Afkar dengan hormat, tetapi itu karena Afkar adalah bos Hotel Royal. Kenil adalah anak buahnya.Namun, Codet berbe
Baca selengkapnya

Bab 379

Agus memang mengagumi sosok Codet dan berkata bahwa dia ingin mencari pria seperti itu untuk kakaknya. Namun, bukan berarti dia benar-benar berharap Wulan bersama Codet.Agus tahu bawah Codet sering bergonta-ganti wanita. Kakaknya hanya akan menjadi mainan jika bersama pria itu!Sungguh tidak disangka, Ucup yang mengetahui kecantikan Wulan malah sengaja memperkenalkannya pada Codet. Agus tidak berani membayangkan apa akibatnya bila kakaknya benar-benar diincar Codet."Hei, aku membantumu! Seharusnya kamu berterima kasih padaku!" ujar Ucup sambil menendang perut Agus.Setelah menunjukkan foto kakaknya Agus pada Codet, Codet langsung tertarik. Pria itu bahkan berkata akan menyerahkan tanggung jawab salah satu kasinonya pada Ucup. Kelak Ucup akan menjadi bos kasino itu!Ucup bergembira dan merasa dirinya sangat pintar. Mengenai apakah Wulan akan dijadikan mainan oleh Codet, dia tidak peduli. Kalaupun wanita itu dipermainkan hingga mati, itu bukan urusannya.Mungkin setelah Codet puas bers
Baca selengkapnya

Bab 380

"Sialan! Jangan lewat batasan, ya!" umpat Codet."Pak Codet, tolong lepaskan putriku! Jangan bawa putriku! Kalau nggak, kamu akan berhadapan denganku!" Sumi dan Martin juga sama paniknya. Martin bahkan mengangkat asbak dan bersiap melawan anak buah Codet hingga titik darah penghabisan.Wulan memelototi Codet dengan marah dan berkata, "Apa kamu sudah nggak takut pada hukum?""Hukum? Heh! Hukum bisa dibeli. Nona, menurut sajalah. Kamu dan keluargamu nggak akan rugi. Kalau kamu pintar, layani aku dengan baik. Kalau nggak ...." Codet tidak melanjutkan kata-katanya dan hanya tertawa keji.Mendadak, terdengar suara seseorang berucap dengan nada dingin, "Kalau nggak, apa yang akan terjadi?" Afkar yang tadinya berdiri di samping bersama Shafa kini mendekat dan berdiri di sisi Wulan. Matanya yang cerah menatap Codet dengan tajam."Ugh!" Codet yang tadinya bersikap angkuh tiba-tiba terkejut. Sekujur tubuhnya sontak bergetar, seolah-olah tersengat listrik."Pak ... Pak Afkar. Kenapa kamu bisa di
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3637383940
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status