"Nggak akan! Sekalipun nyaliku besar, aku nggak akan berani macam-macam," sahut Jovian dengan ekspresi khawatir dan cemas sambil menggeleng."Sebaiknya begitu. Jam 8 malam ini, Keluarga Safira akan mengadakan pertemuan keluarga. Pastikan kamu hadir," pesan Afkar. Dia mendengus, lalu menepuk bahu murid Jovian. Usai berbicara, dia pun pergi.Setelah Afkar menjauh, mata murid itu berkilat. "Guru, kita benaran mau membantunya bersaksi? Gimana kalau kita kabur sekarang? Kita bisa kembali ke Magizta. Dengan kekuatan kita di sana, aku yakin dia nggak akan berani mengejar sampai ke sana. Kalaupun dia pergi, mungkin dia yang akan mati."Jovian tersenyum dingin. "Kamu mau kabur? Kenapa harus kabur? Aku punya rencana sendiri."Usai berbicara, kilatan licik dan jahat muncul di mata Jovian.Menyesal? Afkar masih terlalu muda di mata Jovian. Jovian sama sekali tidak takut dengan ancamannya. Nanti, dia akan membuat Afkar dan Renhad sama-sama terkejut! Mereka akan berselisih, sementara dia akan mendap
Read more