Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 401 - Chapter 410

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 401 - Chapter 410

452 Chapters

Bab 401

Melihat Afkar menunjuk ke arah Erlin dan mengatakan bahwa wanita tua itu adalah saksinya, semua orang menunjukkan ekspresi terkejut."Apa? Nyonya Erlin adalah saksi Afkar?""Afkar sudah gila, ya?""Siapa yang nggak tahu kalau Nyonya Erlin paling benci dia, mana mungkin dia mau menjadi saksinya?"Setelah tertegun sesaat, Renhad tertawa terbahak-bahak, "Kamu mau ibuku bersaksi untukmu? Hahaha ....""Pecundang, bisa-bisanya kamu dapat ide begini?" Viola juga mencibir tanpa henti.Jesslyn menampilkan senyum sinis, seolah-olah baru mendengar lelucon yang sangat lucu. Semua keluarga Renhad menganggap Afkar sedang bicara omong kosong!Namun, Afkar tetap terlihat sangat percaya diri. Dia memandang Erlin dan berkata, "Nenek, sekarang giliran Anda untuk bicara!"Pada detik berikutnya, di tengah tatapan mengejek dan meremehkan semua orang, Erlin berdiri perlahan-lahan. Semua orang tertegun sejenak dan menunjukkan ekspresi heran.Erlin benar-benar bersedia bekerja sama dengan Afkar? Bukankah dia b
Read more

Bab 402

Ekspresi keluarga Renhad tampak rumit. Sementara itu, pembantu yang sebelumnya memberikan kesaksian palsu, wajahnya langsung pucat pasi. Di bawah tatapan dingin dan tajam dari Aldo, mentalnya langsung runtuh."Aku ... aku nggak tahu apa-apa! Ini semua karena Pak Renhad yang ngasih aku sisa-sisa obat ini dan nyuruh aku ngomong begitu!""A ... aku cuma disuruh melakukan ini, aku nggak bersalah!"Dengan pengakuan ini, fakta bahwa keluarga Renhad mencoba menjebak Afkar menjadi semakin jelas dan tak terbantahkan. Renhad, Jesslyn, dan Viola menatap pembantu itu dengan penuh kebencian, seolah-olah ingin langsung menghabisinya di tempat."Kak, nggak nyangka ternyata kalian sekeluarga menjadikan kami sebagai tameng!""Kak Renhad, Kak Jesslyn, kalian benar-benar keterlaluan!""Padahal tadi aku mendukung kalian untuk beri kesaksian melawan Afkar! Kalian mau celakain aku ya?"Pada saat ini, paman dan bibi Felicia menunjukkan ekspresi penuh kemarahan. Mereka merasa telah dimanfaatkan oleh keluarga
Read more

Bab 403

Melihat Jovian dan muridnya akhirnya muncul, Afkar menghela napas lega."Jovian, ceritakan apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana mereka menyuapmu untuk mencelakai Nenek," ujar Afkar sambil menunjuk ke arah keluarga Renhad dengan nada datar.Ekspresi Renhad dan keluarganya langsung berubah drastis. Mata mereka berkedip gugup, wajah mereka tampak sangat muram. Hati mereka seolah-olah jatuh ke dasar jurang!Jovian ternyata masih hidup! Selesai sudah!Namun, pada detik berikutnya ...."Apa? Menyuapku untuk mencelakai Nyonya Erlin? Afkar, kamu bicara apa sih?""Oh, ya, setelah aku pergi waktu itu, aku menyerahkan pengobatan Nyonya Erlin padamu. Kenapa dia bisa jadi begini?" tanya Jovian dengan ekspresi bingung.Reaksi Jovian membuat wajah Afkar langsung tegang dan muram. Dia tidak menyangka, Jovian malah mengkhianatinya dan pura-pura tidak tahu apa-apa. Tatapan Afkar pada Jovian menjadi dingin dan penuh ancaman.Sementara itu, keluarga Renhad kembali merasa lega, bahkan mulai menampilkan e
Read more

Bab 404

Afkar menepuk bahu Renhad, Jesslyn, dan Viola satu per satu."Kamu ... kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Viola menatap senyum dingin di wajah Afkar dan merasakan ketakutan yang merayap di tubuhnya. Dia gemetar dan berteriak dengan suara melengking.Afkar mendengus dingin, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Jovian dan muridnya."Katakan!" ucapnya dengan tenang, tetapi penuh tekanan."Aaaah! Akan kuceritakan semuanya!""Renhad yang datang padaku dan minta aku untuk bantu mereka mencelakai Nyonya Erlin secara diam-diam! Mereka membayarku ... 400 miliar, ditambah aku memang dendam sama ... Afkar. Jadi, aku setuju melakukannya ....""Pak Afkar, tolong ampuni aku ... tolong ampuni aku ...," teriak Jovian dengan wajah penuh rasa sakit sambil berguling-guling di lantai.Muridnya juga ikut berteriak, "Benar! Benar ... Guru meracik obat yang mengandung daging angsa kering! Daging angsa jika dicampur dengan telur, bisa menyebabkan energi vital seseorang terkuras!""Dalam beberapa hari itu ...
Read more

Bab 405

Afkar tersenyum dingin sambil memandang semua orang di ruangan itu. "Heh, sekarang semuanya sudah jelas! Kalian semua dengar, bukan?"Semua orang memandang Afkar dengan campuran ketakutan dan keterkejutan.Melihat kondisi Jovian dan muridnya yang kesakitan luar biasa, banyak yang bertanya-tanya dalam hati, 'Apa ini termasuk interogasi secara paksa di depan Pak Aldo dan tim penyidik? Afkar ini benar-benar berani dan arogan!'Dengan wajah penuh kemarahan dan sedikit gugup, Renhad menunjuk ke arah Afkar. "Pak Aldo, apa yang dikatakan Jovian dan muridnya itu nggak bisa dipercaya! Ini jelas-jelas hasil penyiksaan Afkar, nggak bisa dijadikan bukti!"Aldo mengerutkan kening sesaat sebelum tersenyum dingin. "Aku nggak melihat Pak Afkar menyiksa siapa pun. Dia bahkan nggak menyentuh mereka. Lalu, bukankah tadi kalian sendiri bilang, segala sesuatu harus berdasarkan bukti?""Kamu ... aku ...." Renhad terdiam, tidak bisa berkata apa-apa.Jesslyn dan Viola juga terlihat sangat marah, tetapi mereka
Read more

Bab 406

"Pak Aldo, terima kasih!" Pada saat itu, Afkar mendekat dan mengulurkan tangannya kepada Aldo.Aldo menjabat tangannya sambil menunjuk ke arahnya dan berkata, "Kamu juga bukan orang baik! Hmph!"Semua orang bisa melihat dengan jelas, pasti ada sesuatu yang dilakukan Afkar pada Jovian dan muridnya. Berani sekali Afkar melakukan interogasi paksa di hadapannya!Afkar tersenyum masam. "Heh, aku berutang budi sama Bapak. Kalau ada yang bisa aku bantu ke depannya, jangan ragu untuk hubungi aku."Mendengar ucapannya, Aldo tertawa. "Pegang ucapanmu ya!"Malam itu, sekitar pukul 09.30. Di dalam kamar Erlin, Harun bersama istrinya, Afkar, Felicia, dan Fadly, semuanya berkumpul di sana.Erlin duduk di kursinya dan refleks mengambil cangkir tehnya untuk minum. Namun, Afkar dengan cepat mengambilnya dari tangan Erlin."Nenek, cangkir ini sebaiknya jangan dipakai lagi," ujar Afkar dengan nada tegas.Erlin menatapnya sejenak, lalu tiba-tiba menyadari sesuatu.Prang!Detik berikutnya, dia mendengus di
Read more

Bab 407

Reaksi Erlin itu langsung membuat Afkar, Felicia, dan keluarganya tercengang."Apa maksud Ibu? Kenapa tiba-tiba berubah sikap begini? Apa maksudnya kami mengancam Ibu? Kami cuma ingin kembali ke keluarga dan mengambil kembali apa yang menjadi hak kami.""Kalau bukan karena Afkar, Ibu sudah hampir dibunuh sama keluarga Renhad yang lain! Sekarang kami cuma meminta sedikit, tapi Ibu malah berbalik melawan kami?" tanya Gauri dengan penuh amarah.Berhubung telah dikeluarkan dari Keluarga Safira, Gauri dan Harun juga kehilangan posisi mereka di perusahaan keluarga. Selama beberapa waktu terakhir, mereka hanya bisa tinggal di rumah tanpa ada pekerjaan atau aktivitas.Meminta kembali saham dan posisi mereka bukan hanya soal uang, tetapi juga soal martabat dan sesuatu untuk dilakukan agar tidak merasa terbuang.Harun dan Gauri sebenarnya tidak kekurangan uang. Namun, di usia mereka yang masih cukup produktif, menganggur seperti ini benar-benar menyiksa."Hmph! Milik kalian? Apa yang menjadi mil
Read more

Bab 408

"Dasar! Wanita tua itu, aku benar-benar ingin menamparnya!" maki Gauri dengan wajah memerah karena marah."Gauri, apa-apaan kamu bicara begitu? Dia itu ibu kita ...." Harun mengerutkan kening mendengar istrinya berkata seperti itu."Dia ibumu, bukan ibu kita! Aku nggak mengakui wanita tua itu sebagai ibu mertuaku! Bikin kesal saja!"maki Gauri sambil menggertakkan giginya.Harun menarik lehernya sedikit, menunjukkan ketakutannya terhadap istri. Bagaimanpun, kali ini memang dia tidak punya alasan untuk membela ibunya. Apa yang dilakukan ibunya kali ini benar-benar keterlaluan, bahkan bisa dibilang hina."Bu, tenanglah! Kalau Keluarga Safira kehilangan kita, itu kerugian mereka sendiri," ujar Fadly sambil tersenyum masam.Afkar yang sedang mengemudi di depan, akhirnya angkat bicara. "Bu, ini salahku. Aku nggak menyangka Nenek akan seperti itu. Lain kali! Kalau ada kesempatan lagi, aku pastikan ... aku akan menyelesaikannya sepenuhnya!"Nada bicara Afkar di akhir kalimatnya mengandung haw
Read more

Bab 409

"Eh ...." Afkar menatap ponselnya yang baru saja dimatikan dengan ekspresi penuh kebingungan. Saat itu, dia merasakan tatapan tajam yang menusuk datang dari sampingnya!"Siapa itu, Sayang?" tanya Felicia dengan senyum yang terlihat menggoda, tetapi cukup membuat Afkar merasa canggung."Eh, cuma teman," jawab Afkar dengan nada sedikit gugup."Teman? Teman perempuan ya?" Felicia tersenyum sambil bertanya, tangannya sudah mencubit telinga Afkar dengan lembut tapi penuh peringatan."Ya! Eh, nggak! Maksudku, bukan begitu! Cuma teman perempuan biasa!" Afkar tersenyum kaku dan mencoba menjelaskan."Oh, begitu? Teman biasa?" Felicia menyipitkan matanya menatap Afkar dengan ekspresi menyelidik."Benar, cuma teman lama, teman sekelas dulu." Afkar buru-buru memberikan penjelasan.Felicia mendengus kecil. "Teman lama atau mantan pacar?""Apa pula ini? Kalau itu mantan pacar, apa aku berani mengangkat teleponnya di depanmu? Benar nggak?" jawab Afkar dengan berkeringat dingin.Mendengar ucapannya, F
Read more

Bab 410

"Kak Afkar, waktu itu kamu bilang, dia bisa dibawa untuk diperiksa. Apakah itu masih berlaku?"tanya Karen dengan ragu.Afkar mengangguk. "Tentu saja masih berlaku!"Mendengar hal itu, Karen bertukar pandangan dengan Heru dan berkata, "Kalau begitu, aku akan menghubunginya. Mungkin dia bisa datang dalam beberapa hari ke depan?""Silakan!" Afkar tersenyum sambil menyetujuinya.....Setelah meninggalkan Vila Imperial, Karen dan Heru berada di dalam mobil dengan ekspresi sedikit ragu."Kakek, apa nggak masalah kalau manggil Kak Noah ke sini?" tanya Karen dengan khawatir.Selama mereka tinggal di Kota Nubes, mereka pernah mendengar beberapa hal tentang hubungan Afkar dan Noah."Nggak masalah! Noah sangat patuh padaku. Kalau aku menjadi penengah, dan kalau Afkar berhasil mengobatinya, aku yakin hubungan mereka akan membaik!""Lagian, Afkar bukan tipe orang yang menyimpan dendam terlalu lama. Konflik mereka sejauh ini nggak sampai pada tingkat kebencian yang nggak bisa didamaikan." Heru meng
Read more
PREV
1
...
3940414243
...
46
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status