Share

Bab 372

Author: Russel
Dengan mendapatkan sebotol pil ini dari Afkar, Wira tidak hanya bisa meminumnya sendiri. Dia juga bisa untung banyak dengan menjualnya!

"Nggak perlu 160 miliar, cukup 100 miliar. Tapi, aku punya syarat lain yang harus kamu setujui. Kalau nggak, jangan harap kamu bisa mendapatkan sebutir pil pun!" ujar Afkar dengan dingin sambil menggeleng.

Wira mengangguk antusias dan menyahut, "Ya, ya! Apa syaratmu? Katakanlah, selama aku bisa mewujudkannya, itu nggak akan jadi masalah."

Afkar tertawa kecil, lalu menoleh ke arah Wulan. Dia berucap, "Wulan, bicaralah. Kamu mau syarat apa?"

"Hah? Aku?" tanya Wulan kaget.

"Iya, bilang saja. Nggak apa-apa," jawab Afkar dengan senyum di wajahnya.

Wulan menatap Afkar dengan binar terima kasih dan emosi rumit di matanya. Dia juga tidak berpura-pura segan.

Detik berikutnya, Wulan mengarahkan pandangan ke arah Wira. Dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Pak Wira, kelak aku ingin bekerja dengan tenang di perusahaan. Aku nggak mau dilecehkan siapa pun!"

Wi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 373

    Fendi ditampar begitu keras hingga kepalanya berdengung dan kacamatanya terlempar. Penampilannya terlihat begitu menyedihkan. Dia berkata dengan nada tidak percaya, "Pak Wira! Ka ... kamu ...."Wira sama sekali tidak peduli pada Fendi. Di matanya, pria itu hanya bawahan yang tidak memiliki nilai."Kamu pikir siapa dirimu? Apa kamu benaran mengira kamu sepenting itu bagiku? Mengaca sana! Pergi! Mulai besok, kamu nggak boleh datang ke perusahaan lagi!" hardik Wira sambil menunjuk ke arah Fendi.Fendi tertegun dengan raut seperti ingin menangis. Detik berikutnya, dia menoleh ke arah Wulan dan membujuknya sambil tersenyum, "Wulan, selama ini aku sudah memperlakukanmu dengan baik, 'kan? Tolong bujuk Pak Wira, jangan ...."Plak! Bunyi tamparan kembali terdengar. Wulan mengayunkan lengannya dan menampar wajah Fendi dengan keras."Fendi, apa kamu nggak tahu betapa menjijikkannya dirimu? Pergi!" seru Wulan.Fendi terbelalak dan memegangi pipinya. Raut wajahnya seketika berubah beringas. Dia men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 374

    Mengenai pinjaman sebesar 1,6 miliar itu, Wulan masih bisa melunasinya dengan bekerja keras selama beberapa tahun. Namun, dia benar-benar bingung harus bagaimana menutupi kerugian 60 miliar ini.Afkar hanya tersenyum santai dan berkata, "Pil itu nggak berarti bagiku. Lagian, hal ini nggak penting. Semasa sekolah dulu, kamu selalu membantuku di tengah rumor buruk. Aku nggak pernah melupakan kebaikanmu.""Orang bilang, kebaikan harus dibalas dengan kebaikan. Ngomong-ngomong, gimana cara bilangnya dalam bahasa Inggris?" Afkar menepuk keningnya dan melanjutkan, "Ah, iya! You bla bla me, I bla bla you, 'kan?"Pfft! Wulan tertawa geli dan berkata, "Cih! Bahasa Inggrismu masih nggak ada perkembangan, ya!"Usai tertawa, perasaan Wulan menjadi lebih baik. Dia sudah tidak terlalu canggung dan malu pada Afkar.Namun, tatapannya pada Afkar mengandung binar rumit dan pahit. Pria itu mengira bahwa hal-hal yang terjadi di sekolah hanyalah rumor. Afkar yang bodoh tidak tahu bahwa Wulan benar-benar men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 375

    Sekarang, Afkar akhirnya tahu alasan Wulan meminjam uang padanya. Ternyata ibunya sedang sakit dan harus dioperasi.Afkar pernah merasakan keputusasaan serta hangat dan dinginnya hubungan antarmanusia saat Shafa sakit. Jadi, dia tentu akan menolong Wulan tanpa ragu.Saat ini, hati Wulan sedang diliputi kegelisahan. Meskipun merasa malu, dia tidak menolak tawaran Afkar.Di dalam mobil, Afkar menanyakan tentang penyakit Sumi dan kondisi spesifiknya. Wulan sempat ragu-ragu, tetapi akhirnya menjelaskan semuanya pada Afkar."Tenang saja, aku bisa sembuhkan penyakit Bibi. Kamu nggak usah terlalu khawatir," hibur Afkar setelahnya.Wulan menatap Afkar dengan binar kaget di matanya. Namun, dia sama sekali tidak berharap.Afkar bisa menyembuhkan penyakit? Wulan tidak pernah dengar hal ini sebelumnya. Dia mengira pria itu hanya sedang menghiburnya.Afkar melajukan mobilnya dengan cepat. Di bawah arahan Wulan, mereka segera tiba di sebuah kompleks apartemen kelas menengah.Dahulu, sebenarnya kondi

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 376

    Agus menatap Afkar dengan ekspresi dingin dan berucap, "Kamu sudah punya anak, gimana kamu bisa begitu nggak tahu malu? Beraninya kamu memperdaya kakakku!"Mendengar ini, Afkar sontak mengernyit. Shafa juga terlihat sebal.Wulan mengentakkan kakinya dan berkata, "Kalian ngomong apa, sih? Aku dan Afkar hanya teman sekolah biasa!""Teman biasa? Melihatmu secantik ini, dia pasti ingin memilikimu. Gadis bodoh! Gimana kamu bisa ditipu pria yang sudah punya anak hanya demi 1,6 miliar!" marah Sumi.Menurut Sumi, putrinya layak bersama dengan pria yang lebih baik. Jika tersebar kabar bahwa Wulan terlibat dengan pria yang sudah memiliki anak, reputasi gadis itu akan rusak!Detik berikutnya, wajah Sumi tiba-tiba memerah. Dia memukul-mukul dada kirinya dengan ekspresi kesakitan. Reaksinya sangat mengejutkan."Ibu kenapa? Ibu! Ibu!" Martin, Wulan, dan Agus ketakutan melihatnya.Raut wajah Afkar berubah serius. Dia buru-buru mendekat sambil berkata, "Minggir!""Mau ngapain kamu?" bentak Agus."Meny

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 377

    Shafa agak kesal melihat seseorang meremehkan ayahnya. Martin dan Agus hendak mengatakan sesuatu, tetapi pada akhirnya memilih untuk tidak berdebat dengan anak kecil.Mereka masih antipati dan tidak percaya pada Afkar. Namun, mereka tidak berkata lebih banyak karena kondisi Sumi memang sepertinya sudah membaik. Hanya saja, dalam hati mereka berpikir bahwa Afkar hanya melakukan pertolongan pertama untuk meringankan sakit Sumi.Beberapa saat kemudian ...."Oke, sudah selesai," ucap Afkar sambil mencabut jarum perak dari pergelangan tangan Sumi. Dia mendisinfeksinya dengan energi naga, lalu menyimpannya kembali."Gimana perasaanmu sekarang?" tanya Martin pada istrinya dengan gugup.Wajah Sumi terlihat cerah. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku merasa baikan! Rasanya aku belum pernah senyaman ini sebelumnya."Tatapan Sumi pada Afkar sedikit melembut. Dia berucap, "Nak, kamu cukup terampil memberikan pertolongan pertama. Kondisiku terasa membaik sekarang."Selama bertahun-tahun in

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 378

    "Kamu bilang Codet layak untuk kakakmu? Heh! Sepertinya nilai-nilai dalam hidupmu agak melenceng. Kamu mengidolakan pecundang seperti Codet?" ujar Afkar, merasa adik Wulan ini sangat naif.Raut wajah Agus berubah. Dia langsung berseru dengan marah, "Kamu bilang Pak Codet pecundang? Apa kamu lagi cari mati? Kalau kata-katamu ini tersebar, kamu nggak akan selamat!"Setelah itu, Agus berkata dengan nada mendesak pada Wulan, "Kak, jangan bergaul dengan pria bodoh ini lagi! Jangan sampai keluarga kita terlibat dalam masalah!"Martin dan Sumi juga menatap Afkar dengan dingin. Mereka berkata, "Nak, mulutmu harimaumu. Kamu boleh makan sembarangan, tapi nggak bisa bicara sembarangan! Apa kamu tahu seberapa berkuasanya Pak Codet itu?"Wulan juga menarik Afkar menjauh dan berkata, "Afkar, jangan mengucapkan hal-hal itu lagi di luar."Wulan pernah melihat bagaimana Kenil memperlakukan Afkar dengan hormat, tetapi itu karena Afkar adalah bos Hotel Royal. Kenil adalah anak buahnya.Namun, Codet berbe

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 379

    Agus memang mengagumi sosok Codet dan berkata bahwa dia ingin mencari pria seperti itu untuk kakaknya. Namun, bukan berarti dia benar-benar berharap Wulan bersama Codet.Agus tahu bawah Codet sering bergonta-ganti wanita. Kakaknya hanya akan menjadi mainan jika bersama pria itu!Sungguh tidak disangka, Ucup yang mengetahui kecantikan Wulan malah sengaja memperkenalkannya pada Codet. Agus tidak berani membayangkan apa akibatnya bila kakaknya benar-benar diincar Codet."Hei, aku membantumu! Seharusnya kamu berterima kasih padaku!" ujar Ucup sambil menendang perut Agus.Setelah menunjukkan foto kakaknya Agus pada Codet, Codet langsung tertarik. Pria itu bahkan berkata akan menyerahkan tanggung jawab salah satu kasinonya pada Ucup. Kelak Ucup akan menjadi bos kasino itu!Ucup bergembira dan merasa dirinya sangat pintar. Mengenai apakah Wulan akan dijadikan mainan oleh Codet, dia tidak peduli. Kalaupun wanita itu dipermainkan hingga mati, itu bukan urusannya.Mungkin setelah Codet puas bers

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 380

    "Sialan! Jangan lewat batasan, ya!" umpat Codet."Pak Codet, tolong lepaskan putriku! Jangan bawa putriku! Kalau nggak, kamu akan berhadapan denganku!" Sumi dan Martin juga sama paniknya. Martin bahkan mengangkat asbak dan bersiap melawan anak buah Codet hingga titik darah penghabisan.Wulan memelototi Codet dengan marah dan berkata, "Apa kamu sudah nggak takut pada hukum?""Hukum? Heh! Hukum bisa dibeli. Nona, menurut sajalah. Kamu dan keluargamu nggak akan rugi. Kalau kamu pintar, layani aku dengan baik. Kalau nggak ...." Codet tidak melanjutkan kata-katanya dan hanya tertawa keji.Mendadak, terdengar suara seseorang berucap dengan nada dingin, "Kalau nggak, apa yang akan terjadi?" Afkar yang tadinya berdiri di samping bersama Shafa kini mendekat dan berdiri di sisi Wulan. Matanya yang cerah menatap Codet dengan tajam."Ugh!" Codet yang tadinya bersikap angkuh tiba-tiba terkejut. Sekujur tubuhnya sontak bergetar, seolah-olah tersengat listrik."Pak ... Pak Afkar. Kenapa kamu bisa di

Latest chapter

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 821

    "Dilaporkan, sebuah pabrik kimia di pinggiran selatan kota kita telah meledak! Berdasarkan sisa-sisa bahan baku yang ditemukan di lokasi, pabrik kimia ini sebenarnya merupakan tempat produksi narkoba milik sebuah kelompok kriminal.""Ledakan ini menyebabkan banyak korban tewas dan luka-luka. Diduga ledakan dipicu oleh kelalaian saat proses produksi narkoba! Tapi ada juga yang menduga, ini adalah aksi balas dendam di antara kelompok-kelompok kejahatan ...."Berbagai laporan berita terdengar di mana-mana. Sementara itu, di sisi lain. Setelah bantu mengobati mertuanya, Afkar pun segera mengajaknya pulang.Sebenarnya, kondisi fisik Harun tidak mengalami cedera serius. Jadi setelah mendapat pengobatan dari Afkar menggunakan energi naga, keadaannya pun sudah jauh membaik.Namun dalam hati Afkar, masih ada sedikit rasa kecewa. Sebab, Guntur bersama Kobra dan yang lainnya sudah lebih dulu meninggalkan markas utama dan menuju Kota Nubes. Kalau saja mereka belum pergi ....Bagaimanapun, keselama

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 820

    "Fadly sudah nyerah, mau gimana lagi?"​ Seorang pria berjanggut yang sedang memainkan pisau kecil di tangannya, berkata sambil tersenyum dingin.​"Sial, kita disuruh jaga di sini, bosan sekali! Memangnya dia bisa kabur?"​ Pria botak itu tertawa sinis.​Orang lain juga mencebik. "Sebenarnya perlu nggak sih kita jaga begini? Ini 'kan markas, siapa yang berani datang selamatin dia?"​"Iya! Aku sampai berkarat di sini!"​"Nggak bisa, kita harus cari hiburan!"​ Pria berjanggut itu berkata sambil menatap Harun dengan niat buruk.​Pria botak itu juga menyeringai, menunjukkan ekspresi mengejek dan penuh permainan. "Kalau begitu, kita lanjutkan? Yang penting dia nggak cacat. Lagian, siapa yang tahu kapan dia dipukuli, 'kan?"​Mendengar itu, beberapa orang tertawa kecil.​ Harun yang terikat di sana menunjukkan ekspresi marah dan takut.​ Mungkin dia ingin memaki mereka, tetapi karena mulutnya disumpal kain, dia hanya bisa mengeluarkan suara yang tidak jelas.​Namun, pada saat itu, suara dingin da

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 819

    Guntur mencibir dengan penuh penghinaan."Ya! Ya! Terima kasih banyak, Pak Guntur. Kalau nanti Organisasi NC benar-benar masuk ke Kota Nubes, keluarga kami tentu sangat berharap bisa bekerja sama dengan kalian," ucap Erlin dengan ramah, mencoba menunjukkan sikap bersahabat.Guntur hanya tertawa dingin dan langsung menutup telepon, malas membuang waktu dengan si nenek tua.Di sisi lain!Melihat panggilan sudah berakhir, raut wajah Erlin berubah. Dia menarik napas panjang, lalu sorot matanya menjadi kelam.Tentu saja dia tahu Guntur memandang rendah dirinya. Hal ini membuat Erlin yang sudah berkuasa seumur hidup merasa terhina dan marah.Sejak kapan dia pernah diperlakukan seperti ini? Namun, yang terpenting adalah nyawanya selamat. Harga diri bisa dikesampingkan."Nek ... gimana? Fadly sudah nyerah belum?" tanya Viola yang berada di sampingnya. Renhad juga menatap dengan penuh harap, menantikan jawaban.Erlin tersenyum dan mengangguk. "Tentu saja dia nyerah. Pak Guntur sendiri bilang, s

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 818

    "Pak Fadly, ini aku, Guntur! Aku akan datang bersama anak buahku buat menyambutmu. Tapi, ayahmu nggak mungkin kubawa, takutnya kamu main curang lagi. Tenang saja, di markas besar sini banyak ahli. Mereka pasti bisa menjamin keselamatan Harun.""Nanti setelah pertemuan selesai dan kamu bekerja sama dengan baik, aku janji kamu bisa ketemu lagi sama ayahmu!" Nada suara Guntur terdengar penuh percaya diri dan mendominasi.Fadly menarik napas dalam-dalam dan menjawab, "Oke! Semoga kamu bisa pegang omonganmu.""Itu sudah pasti! Kalau kamu sudah jadi saudara kami, masa aku tega bohongin kamu? Hahaha ...." Guntur tertawa, pikirannya sudah memperhitungkan segalanya dengan cermat.Dengan datang sendiri ke pertemuan yang diselenggarakan oleh Fadly, dia bisa menunjukkan eksistensinya di depan kekuatan besar di Kota Nubes. Bahkan, dia bisa sekaligus menggertak kelompok Farel dan lainnya.Sementara itu, Harun tetap ditinggal di markas besar, jadi Guntur tidak perlu takut Fadly akan berbuat macam-mac

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 817

    "Pak Fadly, gimana? Hehehe .... Masih belum mau menyerah? Organisasi NC paling menjunjung tinggi kepercayaan, kamu tenang saja.""Kalau kami sudah janji nggak bakal bunuh ayahmu sebelum malam ini, berarti dia tetap akan hidup sampai malam ini. Tapi ya ... kasih dia sedikit hiburan nggak apa-apa, 'kan?""Sebenarnya, kamu nunda-nunda buat apa sih? Hasilnya juga sama saja, 'kan? Kamu harus tunggu sampai akhir banget baru mau kompromi? Biar ayahmu makin menderita?" Suara Kobra di telepon terdengar sinis."Oke! Oke! Aku setuju! Aku setuju bawa semua anggotaku gabung ke Organisasi NC! Jangan sentuh ayahku lagi, paham?" Fadly akhirnya tidak tahan melihat Harun terus disiksa. Dia berteriak keras di telepon.Mendengar itu, Gauri yang ada di samping hanya bisa terus menghapus air matanya, tidak sanggup berkata-kata. Felicia pun tidak lagi menahan Fadly."Hehe, begitu dong dari tadi. Kapan kamu mau adakan pertemuan bawah tanah? Cepat kasih tahu!" Kobra terkekeh-kekeh, suaranya penuh kepuasan.Fa

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 816

    Saat mobil berhenti untuk istirahat, Orion menghubungi Guntur."Guntur, selama aku nggak ada di tempat, apa ada masalah?" tanya Orion dengan suara berat.Saat ini, Guntur sedang berada di markas Organisasi NC Provinsi Jimbo, menunggu kabar dari Fadly apakah akan menyerah atau tidak. Siapa sangka, dia malah mendapat telepon dari Orion.Ekspresi Guntur sedikit berubah, tetapi dia tetap berkata, "Nggak ada apa-apa. Tenang saja, Pak!""Bagus kalau nggak ada apa-apa. Tapi, rencana ekspansi ke Kota Nubes yang sudah kita susun itu batal. Paham?" jelas Orion."Hah? Kenapa?" Nada suara Guntur berubah berat, penuh dengan rasa heran dan tidak puas."Karena di Kota Nubes ada orang yang nggak bisa kita usik! Pokoknya kamu cukup ikuti instruksi dariku!" jawab Orion dengan dingin. Dalam hati, dia sebenarnya merasa kesal karena Guntur mempertanyakan keputusannya.Guntur mendengus, menggertakkan giginya, dan berkata, "Ya, aku sudah paham. Omong-omong, kapan kamu kembali?"Orion berpikir sejenak. "Palin

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 815

    Detik berikutnya, si kakek melambaikan tangan sambil berkata pelan, "Naik mobil dulu, kita bicara di dalam."Afkar mengangguk cepat, lalu segera membukakan pintu mobil untuk si kakek, mempersilakannya duduk di kursi penumpang depan.Setelah Afkar duduk di kursi pengemudi, dia tak bisa menahan diri untuk kembali memandang pria tua itu dengan lebih saksama.Penampilannya benar-benar berantakan. Rambut kusut, wajah kotor, dan tubuhnya mengeluarkan bau tak sedap, bahkan lebih parah dari gelandangan di jalanan.Namun, orang seperti inilah yang memukul mati seorang kultivator tingkat inti emas hanya dengan satu pukulan."Senior, kamu ini siapa? Kenapa kamu menolongku?" tanya Afkar dengan hati-hati, tak mampu lagi menahan rasa penasarannya yang membuncah.Kakek gila itu tampak cukup waras untuk sekarang. Tatapannya saat menatap Afkar mengandung semacam emosi rumit yang sulit dijelaskan.Detik berikutnya, bukannya menjawab, dia malah bertanya balik, "Ayahmu di mana?"Begitu pertanyaan itu kelu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 814

    Afkar awalnya sudah bersiap untuk bertarung habis-habisan melawan Safwan. Namun, orang itu malah terpental begitu saja?Tampak sesosok pria tua berjubah compang-camping dan lusuh. Pria tua itu berdiri tepat di jalur di mana Safwan melesat tadi.Meskipun penampilannya acak-acakan, aura yang terpancar dari tubuhnya justru dalam hingga tak terprediksi, seperti jurang tanpa dasar.Afkar hanya bisa melongo, menatapnya dengan penuh kebingungan. 'Buset, bukannya ini kakek gila yang nabrak aku sampai jatuh ke kawah di Lembah Obat?'Sekarang, pria tua itu sama sekali tidak tampak gila. Justru ada aura agung dan tak terjangkau yang mengelilinginya, seperti dewa yang membuat orang ingin menunduk hormat.Safwan diserang olehnya hanya dengan satu telapak tangan, lalu tubuhnya terpental keras ke tanah. Badannya sempat mengejang beberapa kali, lalu langsung tewas di tempat!Darah dan cairan tubuh lainnya menyebar membentuk genangan yang menjijikkan. Pemandangan yang sungguh mengenaskan. Orang yang ti

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 813

    "Rasanya pasti sangat memuaskan membunuh seorang genius, 'kan? Bocah, kenapa kamu nggak menyembunyikan kekuatanmu sampai akhir? Sepertinya, mentalmu masih belum cukup matang!""Ingat baik-baik untuk kehidupan selanjutnya, sebelum kamu benar-benar tumbuh kuat, belajarlah untuk menunduk dan menyembunyikan taringmu!"Giiik! Giiik .... Di saat itu, beberapa mobil tiba-tiba berhenti tidak jauh dari sana. Suara rem mereka memecah keheningan.Jelas, mereka juga menyadari ada sesuatu yang terjadi di jalan ini dan memutuskan untuk menepi dan mengamati.Dari salah satu mobil, terlihat sosok Raditya, Santo Sekte Bulan Hitam, bersama dengan Kelam dan Orion."Santo, bukankah itu Afkar?" Kelam menyipitkan mata sambil bertanya dengan ekspresi terkejut.Raditya mengangguk pelan. "Yang berjubah biru itu sepertinya adalah perwakilan dari Keluarga Pakusa dari dunia misterius. Dilihat dari situasinya, sepertinya dia sedang mengincar Afkar.""Terus, kita harus gimana?" tanya Kelam.Orion yang duduk di kurs

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status