Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 211 - Chapter 220

292 Chapters

Bab 211

Afkar menelan ludah, hampir tidak bisa menahan diri."Sial! Aku harus tahan! Aku bukan orang yang mengambil kesempatan dalam kesempitan!"Meskipun Felicia terus meminta dari Afkar, Afkar tahu ini karena dia berada dalam pengaruh obat. Felicia tidak benar-benar menginginkannya.Sambil menahan diri dari godaan mematikan ini, Afkar menarik napas dalam-dalam supaya dirinya tenang. Dia melepaskan tangan Felicia dari lehernya, lalu menekan titik akupunkturnya dan berujar, "Kamu sudah aman sekarang. Aku akan mengeluarkan racun di tubuhmu.""Afkar ... ayolah. Kita lakukan sekarang juga .... Kumohon ...." Suara Felicia yang manja hampir membuat Afkar kehilangan kendali."Buset! Jangan begini! Nanti aku benaran nggak tahan!"Felicia sangat memesona. Wajahnya cantik, tubuhnya seksi. Pria mana pun pasti ingin mencicipinya."Maafkan aku." Afkar menggertakkan giginya, lalu memutuskan untuk membuat Felicia pingsan. Dengan demikian, Felicia tidak membuat pergerakan apa pun lagi."Fiuh, hampir saja," g
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 212

Meskipun tidak bertanya, Afkar bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Felicia diam-diam menemui Hendrik pasti karena Hendrik mengancamnya dengan video itu."Berengsek! Dia ingin meniduri istriku? Aku akan membuat reputasinya hancur!"....Setelah kembali ke kamar tempat Felicia berada, Felicia mengatakan dirinya ingin pulang. Dia tidak berniat menghadiri pertemuan bisnis lagi setelah masalah seperti ini terjadi.Namun, Afkar menahannya. "Jangan dong. Nanti ada pertunjukan seru yang harus kamu nonton.""Pertunjukan seru? Apa maksudmu?" Felicia mengernyit. Suasana hatinya sedang buruk. Ini karena dirinya terlalu syok hari ini."Ya, Hendrik pemeran utamanya. Aku yakin kamu akan merasa puas setelah menontonnya nanti."Karena dibujuk Afkar, Felicia akhirnya kembali ke aula. Kebetulan, saat ini Hendrik sedang berdiri di panggung untuk berpidato. Gauri dan Harun buru-buru menghampiri. Harun bertanya dengan kesal, "Ke mana saja kalian?"Gauri mengernyit dan menegur keduanya, "Kalian nggak
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 213

Begitu ucapan ini dilontarkan, semua orang bertatapan dengan heran dan mulai bergosip. Mereka tidak menyangka akan ada sesi seperti ini pada pertemuan bisnis hari ini. Situasi macam apa ini?Sementara itu, Felicia tampak tegang setelah mendengarnya. Dia menggenggam tangan Afkar dengan erat. Ekspresinya panik."Afkar, kita pergi dari sini. Cepat," bisik Felicia dengan suara bergetar. Dia teringat pada ancaman Hendrik. Hendrik bilang akan menunjukkan videonya kepada publik dan menghancurkan reputasinya jika tidak menurut.Felicia tentu tahu maksud dari ucapan Hendrik. Seketika, kepanikan dan kegelisahan menyelimuti seluruh hatinya. Meskipun video itu hanya merekam kehidupan pribadinya, tetap saja memalukan."Sayang, percaya padaku. Pertunjukan seru akan dimulai." Afkar menggenggam tangan Felicia. Dia menenangkannya karena bisa merasakan kegelisahan Felicia."Tapi ...." Ketika Felicia ingin berbicara, tiba-tiba terdengar suara dari video yang diputar."Hei, jalang! Gimana rasanya? Enak ng
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 214

"Sayang, gimana? Puas nggak?" tanya Afkar sambil terkekeh-kekeh nakal.Wajah Felicia tersipu. Dia melirik Afkar dengan malu. Namun, dia merasa sangat puas. Siapa suruh Hendrik ingin menghancurkan reputasinya? Pada akhirnya, Hendrik yang hancur.Felicia tentu tahu bahwa semua ini adalah perbuatan Afkar. Seketika, dia merasa sungguh terharu. Afkar tahu tentang videonya, tetapi tidak menanyakan apa-apa dan menyelamatkannya dari krisis."Afkar, terima kasih," ucap Felicia dengan tulus. Faktanya, dia merasa ucapan terima kasih saja tidak cukup untuk membalas kebaikan Afkar."Nggak usah berterima kasih." Afkar menggeleng dengan tidak peduli.Segera, ekspresi Felicia menjadi cemas kembali. "Tapi, videoku ...."Afkar mendengus dan menyahut, "Tenang saja, semuanya sudah kuhancurkan. Kami menemukan file aslinya di kamar Hendrik dan langsung melenyapkannya. Video-video itu sudah musnah dari dunia."Mata Felicia seketika berkaca-kaca. Kemudian, dia bertanya, "Afkar, kenapa kamu nggak tanya soal vi
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 215

Malam itu juga, Freya pulang ke rumah orang tuanya. Anita dan Gordon pun kaget.Anita berseru dengan girang, "Freya, kamu sudah bebas? Kami masih berusaha mencari orang yang bisa membantumu."Gordon tampak lega. "Kami mencari Rafai, tapi dia malah mengusir kami waktu itu. Kami nggak nyangka dia tetap membantumu."Freya terkekeh-kekeh. "Bukan Rafai yang membantuku. Dia sudah mencampakkanku."Ketika ditahan, Freya mencoba menelepon Rafai. Namun, Rafai sudah ketakutan dibuat Afkar. Dia memilih untuk putus hubungan dengan Freya.Saat Aldo dan bawahannya diberi pelajaran oleh Afkar, Rafai juga berada di tempat kejadian. Itu sebabnya, dia tahu betapa menakutkannya kemampuan dan koneksi Afkar.Daru yang merupakan panglima sampai membawa pasukan untuk membantunya. Selain itu, Afkar sendiri juga sangat hebat. Sekalipun Rafai bernyali besar, dia tidak akan berani melawan Afkar.Bagaimanapun, Freya adalah mantan istri Afkar. Rafai hanya bisa mengagumi Freya dari jauh, tidak akan berani menyentuhn
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 216

Untuk sesaat, Afkar hanya diam. Kemudian, dia menyahut, "Freya, apa kamu tahu? Dulu aku bersikap baik padamu karena aku bodoh. Tapi, kalau sekarang aku masih meladenimu, berarti aku murahan! Orang boleh bodoh, tapi nggak boleh murahan. Jadi, sebaiknya kamu berhenti."Usai berbicara, Afkar langsung mengakhiri panggilan dan memblokir nomor Freya. Begitu mendengarnya, wajah Freya memucat."Afkar, kamu bakal menyesal nanti! Pasti! Kamu milikku! Kalau aku nggak bisa mendapatkanmu kembali, berarti kamu hanya bisa hancur! Kamu tunggu saja!"....Keesokan pagi, Hendrik pindah ke hotel lain. Dia duduk di sofa dan menggertakkan giginya sambil bergumam, "Felicia, kamu yang memaksaku melakukan semua ini! Barang yang nggak bisa kudapat harus hancur!"Hendrik menelepon seseorang yang berada di Magizta. "Khaliq, ini aku, Hendrik. Bahan obat berkualitas rendahmu itu belum terjual, 'kan? Hubungi saja Safira Farma dari Kota Nubes. Mereka sangat kekurangan bahan obat sekarang. Kujamin terjual. Oke, sama-
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 217

Ekspresi ketiga orang itu tampak masam. Semua sudah jelas. Sutopo menyuruh para supplier berhenti menyuplai bahan obat demi Afkar."Memohon pada pecundang itu? Cih! Nggak mungkin!" pekik Jesslyn."Gimana dong? Kalau nggak ada bahan obat, kita nggak bisa mengirim produk sesuai jadwal yang dijanjikan. Kita harus bayar kompensasi besar nanti. Totalnya triliunan. Bahkan, kita bisa dituntut secara hukum! Kita nggak bisa memproduksi apa pun untuk sekarang." Viola tampak cemas.Wajah Renhad benar-benar suram. Dia tentu tidak akan meminta maaf kepada Afkar. Namun, jika bersikap keras kepala, mereka bukan hanya akan menderita kerugian, tetapi juga masuk penjara!Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu. Renhad bertanya dengan kesal, "Siapa?""Pak Renhad, ini aku, Suranta." Ternyata manajer departemen pembelian.Renhad menyuruhnya masuk. Di belakang Suranta, tampak seorang pria berwajah kurus.Renhad tentu kebingungan melihatnya. "Siapa dia?""Ini Pak Khaliq, supplier bahan obat dari Magizta." Suranta
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 218

"Pak Khaliq ini memang cerdas, nggak seperti Sutopo dan para supplier bodoh itu. Masa mereka menolak rezeki?" cela Viola sambil tersenyum.Dengan demikian, keluarga yang beranggotakan tiga orang ini tampak sangat lega karena merasa masalah mereka telah teratasi.Saat ini, Jesslyn tiba-tiba teringat pada sesuatu. "Menurut kalian, gimana reaksi Kak Harun dan keluarganya kalau tahu kita dapat pasokan bahan obat?"Begitu mendengarnya, Renhad dan Viola langsung teringat pada kejadian di hari ulang tahun Gauri. Harun dan keluarganya tampak sangat senang saat mengetahui mereka tidak mendapat bahan obat."Huh! Mereka pasti bakal kaget dan nggak bisa sombong lagi." Viola mendengus."Mereka juga bakal sadar usaha mereka selama ini sia-sia. Yang dapat untung adalah orang lain. Hahaha. Kehabisan bahan cuma sementara, tapi profit dari keempat obat itu adalah selamanya!" timpal Renhad dengan bangga."Benar! Begitu mereka tahu, mereka pasti bakal kesal! Memuaskan sekali! Sayang, gimana kalau panggil
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 219

Viola membawa Afkar dan Felicia menuju ke gudang pabrik. Mereka melihat Renhad dan Jesslyn yang menatap mereka dengan tatapan licik.Beberapa truk berhenti di depan gudang. Beberapa pekerja tampak menunggu di sana. Begitu melihatnya, Felicia dan Afkar bertatapan. Mereka sama-sama bisa menebak sesuatu."Oh, Felicia dan Afkar sudah datang?" panggil Renhad dengan wajah penuh senyuman."Paman, kenapa memanggil kami kemari?" tanya Felicia dengan ekspresi datar."Mau suruh kalian bantu lihat. Begini, aku berhasil mendapat supplier. Dia memasok banyak bahan obat untukku. Waktu kamu masih menjabat, kamu sering datang ke pabrik untuk lihat, 'kan? Kamu pasti tahu betul mana bahan obat yang berkualitas bagus. Ayo, bantu aku lihat. Hahaha," goda Renhad dengan puas.Setelah mendengarnya, wajah Felicia tampak suram. Tatapannya menjadi dingin."Eh? Kenapa? Kenapa wajahmu murung?" tanya Jesslyn dengan nakal."Paling-paling kesal karena kita dapat supplier baru! Hehehe." Viola terkekeh-kekeh dan meneru
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 220

Afkar terkekeh-kekeh, lalu menunjuk salah satu truk tersebut."Haha. Kamu bilang plum asap ini berkualitas rendah? Ayo, buka pintu belakang truk. Kita tunjukkan kasih dia," ujar penanggung jawab itu dengan penuh antusiasme. Dia tertawa tanpa merasa takut sedikit pun.Begitu pintu belakang dibuka, terlihat setumpuk plum asap. Renhad maju untuk melihat dengan saksama. Dia tersenyum kepada Afkar dan berujar, "Aku tahu kamu nggak suka melihat kami senang. Nggak ada masalah dengan plum asap ini. Kamu mau menakutiku supaya aku menolak bahan obat ini? Jangan mimpi!""Ya! Aku tahu kamu punya niat jahat! Kamu pasti iri melihat kami dapat bahan obat! Makanya, kamu sembarangan bicara!" Viola menggertakkan giginya."Sudahlah, nggak usah repot-repot. Kamu kira kami bakal percaya pada omong kosongmu?" ejek Jesslyn."Semua plum asap ini sudah melewati proses kimia dan dikeringkan dengan belerang. Makanya, kelihatannya normal saja. Tapi, masa kalian nggak mencium aromanya yang aneh? Plum asap yang nor
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
30
DMCA.com Protection Status