Share

Bab 219

Penulis: Russel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 18:00:01
Viola membawa Afkar dan Felicia menuju ke gudang pabrik. Mereka melihat Renhad dan Jesslyn yang menatap mereka dengan tatapan licik.

Beberapa truk berhenti di depan gudang. Beberapa pekerja tampak menunggu di sana. Begitu melihatnya, Felicia dan Afkar bertatapan. Mereka sama-sama bisa menebak sesuatu.

"Oh, Felicia dan Afkar sudah datang?" panggil Renhad dengan wajah penuh senyuman.

"Paman, kenapa memanggil kami kemari?" tanya Felicia dengan ekspresi datar.

"Mau suruh kalian bantu lihat. Begini, aku berhasil mendapat supplier. Dia memasok banyak bahan obat untukku. Waktu kamu masih menjabat, kamu sering datang ke pabrik untuk lihat, 'kan? Kamu pasti tahu betul mana bahan obat yang berkualitas bagus. Ayo, bantu aku lihat. Hahaha," goda Renhad dengan puas.

Setelah mendengarnya, wajah Felicia tampak suram. Tatapannya menjadi dingin.

"Eh? Kenapa? Kenapa wajahmu murung?" tanya Jesslyn dengan nakal.

"Paling-paling kesal karena kita dapat supplier baru! Hehehe." Viola terkekeh-kekeh dan meneru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 220

    Afkar terkekeh-kekeh, lalu menunjuk salah satu truk tersebut."Haha. Kamu bilang plum asap ini berkualitas rendah? Ayo, buka pintu belakang truk. Kita tunjukkan kasih dia," ujar penanggung jawab itu dengan penuh antusiasme. Dia tertawa tanpa merasa takut sedikit pun.Begitu pintu belakang dibuka, terlihat setumpuk plum asap. Renhad maju untuk melihat dengan saksama. Dia tersenyum kepada Afkar dan berujar, "Aku tahu kamu nggak suka melihat kami senang. Nggak ada masalah dengan plum asap ini. Kamu mau menakutiku supaya aku menolak bahan obat ini? Jangan mimpi!""Ya! Aku tahu kamu punya niat jahat! Kamu pasti iri melihat kami dapat bahan obat! Makanya, kamu sembarangan bicara!" Viola menggertakkan giginya."Sudahlah, nggak usah repot-repot. Kamu kira kami bakal percaya pada omong kosongmu?" ejek Jesslyn."Semua plum asap ini sudah melewati proses kimia dan dikeringkan dengan belerang. Makanya, kelihatannya normal saja. Tapi, masa kalian nggak mencium aromanya yang aneh? Plum asap yang nor

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 221

    Wajah cantik Felicia menunjukkan kekhawatiran.Terlepas dari yang lainnya, hanya dengan muatan penuh plum asap berbau aneh tadi saja sudah menjadi masalah besar. Plum asap adalah bahan baku untuk arang plum yang memiliki khasiat menghentikan pendarahan dan merupakan salah satu bahan utama dalam Obat Luka Safira Farma.Jika terjadi masalah pada plum asap, kemungkinan besar Obat Luka Safira Farma akan kehilangan efektivitasnya. Ketika saat itu tiba, para korban yang sangat membutuhkan obat penghenti pendarahan tersebut mungkin akan kehilangan nyawa mereka.Mendengar pertanyaan Felicia, Afkar menatapnya dengan pandangan penuh apresiasi. Istrinya ini ternyata cukup baik hati. Dalam situasi seperti ini, yang pertama kali dia pikirkan bukanlah perselisihan dengan keluarga pamannya, melainkan apakah obat yang diproduksi akan membahayakan orang lain."Benar. Kalau obat ini sampai beredar di pasar, efek paling ringan adalah nggak memberikan manfaat, sementara yang parah bahkan bisa membahayakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 222

    Begitu Afkar tiba di Apotek Rejuvenasi, alisnya langsung berkerut dalam.Di rak-rak apotek tersebut, terpajang produk Penghitam Rambut Safira Farma, salep penghilang bekas luka, Obat Luka Safira Farma, bahkan kapsul Cahaya Hati. Tak hanya itu, di pintu masuk apotek, terpampang iklan berbagai produk ini.Yang paling mencengangkan adalah harga satu kotak kapsul Cahaya Hati yang mencapai 40 juta rupiah!Amarah membara di hati Afkar. Obat yang dia ciptakan dengan tujuan membantu pasien leukemia sebagai obat murah, kini telah berubah menjadi obat mahal yang menguras harta masyarakat seperti yang dikatakan Sutopo!"Renhad, kamu benar-benar pedagang busuk! Kalau harga untuk Penghitam Rambut dan salep penghilang bekas luka naik, masih bisa kuterima. Tapi harga Cahaya Hati sampai setinggi ini benar-benar keterlaluan!" Afkar mengumpat dengan geram. Kini, tekadnya semakin bulat untuk merebut kembali kendali Safira Farma dari tangan mereka."Pak, Anda butuh apa?" Seorang pegawai apotek menghampiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 223

    "Ini adalah obat yang baru diproduksi Safira Farma?" tanya Afkar dengan suara rendah dan serius."Betul! Begitu barang sampai, langsung aku kirim ke Pak Rido! Kenapa? Ada urusan apa sama kamu?" jawab Harris dengan anggukan puas. Sambil tersenyum dingin, dia menyempatkan diri berbasa-basi dengan Rido sebelum kembali mengejek Afkar.Rido tersenyum sambil mengangguk kepada Harris, lalu menatap Afkar dengan ekspresi tidak ramah. "Pak, kalau mau beli obat, silakan beli dan pergi. Jangan terlalu banyak bertanya, bikin orang kesal. Huh ...."Empat jenis obat baru dari Safira Farma memang sedang laris di pasaran saat ini. Harris, yang bisa menyediakan stok tersebut, jelas mendapat perlakuan istimewa dari Rido. Melihat Harris dan Afkar tampaknya tidak akur, Rido langsung berpihak pada Harris dan ikut menyindir Afkar dengan sinis.Mendengar hal itu, Harris tertawa terbahak-bahak dengan wajah penuh kemenangan. "Pak Rido, kamau benar! Tenang saja, pengiriman berikutnya kukasih tambahan 20% untukmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 224

    Melihat situasi itu, Afkar langsung maju dan berkata dengan tegas, "Tunggu dulu! Jangan pakai yang baru dikirim hari ini. Apa nggak ada stok yang lama? Kloter obat ini bermasalah!"Mendengar peringatan Afkar, wajah Rido langsung berubah suram. "Anak muda, kalau kamu nggak mau beli obat, sebaiknya cepat pergi dari sini! Kalau kamu terus ngomong sembarangan, aku bisa tuntut kamu karena menyebar fitnah!"Wanita paruh baya itu pun langsung menunjuk Afkar dengan penuh kemarahan, "Dari mana datangnya bocah sok tahu ini? Berani-beraninya menghalangi pengobatan anakku! Aku bisa habisi nyawamu!"Afkar menatapnya dengan dingin. "Aku mengerti kamu panik karena anakmu terluka, jadi aku nggak akan permasalahkan ucapanmu kali ini. Tapi, sebaiknya jaga mulutmu!""Oh, apa yang kudengar barusan? Ada yang berani mengancamku di Kota Nubes ini? Siapa kamu sebenarnya?" tanya wanita itu dengan alis terangkat."Memangnya bisa siapa lagi? Bu Lona pernah dengar tentang Nona Besar Keluarga Safira?" Harris menye

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 225

    Melihat pendarahan anaknya yang tidak berhenti dan malah mulai membusuk, Lona benar-benar kehilangan akal sehatnya. Dia menangis sambil berteriak, memaki semua orang di apotek dan bersumpah akan menutup apotek itu serta menyeret Rido dan Tabib Taufan ke penjara."Anakku! Anakku, gimana keadaanmu? Bangun, Sayang!" teriak Lona sambil mengguncang tubuh anaknya yang tergeletak tak sadarkan diri.Dia lalu menuding Rido dengan penuh amarah. "Kalian ini pedagang obat nggak bermoral! Kalau terjadi sesuatu sama anakku, suamiku akan menghancurkan keluargamu!"Mendengar ancaman itu, wajah Rido langsung pucat pasi. Dengan ekspresi cemas, dia berbalik dan menunjuk Harris sambil memaki, "Harris, ini semua salahmu! Obat ini dari kamu! Apa yang dikatakan Afkar tadi benar, obat ini bermasalah!"Lemak di wajah Harris bergetar saat dia panik. Namun, dia tetap mencoba membela diri. "Omong kosong! Obatnya ... obatnya pasti nggak bermasalah! Pasti cara pemakaian kalian yang salah!"Meski Harris mencoba memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 226

    "Hehe, apa ini caramu memohon padaku?" tanya Afkar sambil tertawa dingin."Aku ... iya! Anggap saja aku memohon padamu. Cepatlah selamatkan anakku! Kalau kamu berhasil menyelamatkannya, aku akan memberimu 2 miliar ... nggak, 20 miliar!" ujar Lona sambil menggertakkan giginya.Afkar menggeleng pelan, merasa heran sekaligus kesal. Kenapa ada orang sebodoh ini? Sikapnya masih saja sesombong ini saat meminta pertolongan dari orang. Apa dia pikir uang bisa menyelesaikan segalanya?Dengan tenang, Afkar duduk di kursi di dekatnya dengan ekspresi datar. Dia menatap Lona yang masih berdiri dengan arogan. "Aku punya masalah di tulang leher, jadi aku nggak suka mendongak melihat orang. Paham maksudku?"Ekspresi Lona berubah, matanya berkedip ragu. Lona teringat kata-kata Afkar sebelumnya, bahwa Afkar akan memaksanya berlutut. Apakah ini artinya dia harus benar-benar berlutut sekarang?"Anak muda, kamu tahu siapa aku? Berani-beraninya kamu memintaku berlutut?" kata Lona dengan suara keras, jari te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 227

    "Bu Lona, ada perintah apa? Katakan saja, pasti akan kubantu! Nggak perlu minta tolong segala!" kata Rido sambil tersenyum menjilat."Anak itu, dia datang untuk membeli obat, 'kan? Aku mau kamu menahannya sebentar. Jangan biarkan dia pergi terlalu cepat!" kata Lona dengan ekspresi penuh dendam."Nggak masalah! Serahkan padaku, Bu Lona. Akan kupastikan dia nggak bisa kabur!" jawab Rido sambil menepuk dadanya. Dalam hatinya, dia tertawa licik membayangkan Afkar yang akan segera tertimpa masalah.Setelah memberikan instruksi kepada Rido, Lona keluar dari apotek dan menelepon suaminya."Sayang, aku dipermalukan! Hiks ... hiks .... Orang itu memaksaku untuk berlutut! Aku nggak mau hidup lagi, aku nggak bisa tahan lagi! Cepat bawa orang-orangmu dan beri pelajaran padanya!"Sementara itu, Harris yang mulai menyadari bahwa obat dalam kloter baru ini memang bermasalah pun langsung bertindak. Dia memerintahkan bawahannya untuk menarik kembali obat-obatan yang baru saja dikirim ke apotek tersebut

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 276

    Dalam sekejap, beberapa hari telah berlalu. Hari ini, dengan ditemani Fadly, Afkar datang ke Rumah Lelang Keluarga Samoa.Di pinggiran barat Kota Nubes, terdapat sebuah vila pribadi seluas ratusan hektar. Ini adalah rumah Keluarga Samoa, sekaligus lokasi lelang. Biasanya, tempat ini tidak terbuka untuk umum, kecuali ada acara lelang.Pukul 8 pagi, banyak mobil mewah terparkir di vila itu. Afkar dan Fadly memarkirkan mobil mereka di luar. Setelah menjalani pemeriksaan, mereka baru memasuki vila."Fad, kamu lagi ada masalah belakangan ini ya?" Setelah berjalan beberapa langkah, Afkar tiba-tiba menatap Fadly yang berjalan di sampingnya dan bertanya demikian. Ketika bertemu Fadly hari ini, Afkar bisa melihat ekspresinya dipenuhi kecemasan."Hah?" Fadly termangu sejenak, lalu menggeleng. "Nggak ada kok! Cuma sedikit masalah kerjaan. Aku bisa mengatasinya sendiri.""Kalau butuh bantuan, kasih tahu saja aku. Aku mungkin bisa membantumu," pesan Afkar."Aku tahu. Kalau ada masalah, aku pasti me

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 275

    Kaysan akhirnya menyadari apa yang terjadi. Dia menjelaskan, "Banyak makanan nggak beracun, tapi kalau dimakan bersamaan jadi beracun. Logikanya sama dengan fengsui. Kolam, ikan, cermin delapan diagram. Satu saja sudah cukup untuk membawa keberuntungan.""Tapi, kalau disatukan semuanya, ini sama saja dengan strategi membunuh. Siapa sebenarnya yang berniat jahat pada kalian? Kalau nggak ada Pak Afkar, aku rasa keluarga kalian nggak bakal tenang untuk selamanya! Keluarga kalian bisa binasa!"Begitu mendengarnya, Namish dan Reno pun terkesiap. Mereka tidak menyangka hasilnya akan semenakutkan itu."Apa mungkin ini kerjaan desainer itu?" tanya Namish dengan ekspresi masam. Dia tidak mengerti kenapa desainer itu ingin mencelakai mereka. Dia pun bertekad akan mencarinya untuk mengetahui kebenarannya.Reno menatap Afkar dengan heran. "Hei, Pak Kaysan saja nggak menyadari hal ini. Kenapa kamu langsung tahu hanya dengan melihat sekilas? Jangan-jangan kamu sekongkol dengan desainer itu untuk men

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 274

    "Kamu mau 600 miliar, 'kan? Kami bakal membayarmu kok! Cepat sedikit! Sebenanya kamu bisa nggak sih?" desak Reno yang sungguh panik.Afkar mendengus, lalu sontak mengentakkan kakinya dan melompat turun dari jendela lantai dua. Begitu mendarat, dia tiba-tiba melompat lagi dan menghancurkan cermin delapan diagram di atas pintu. Prang! Cermin itu hancur berkeping-keping!"Apa yang kamu lakukan? Barang itu digunakan itu mencegah energi jahat!" seru Reno dengan kaget sambil menjulurkan kepalanya dari jendela."Nyonya sudah sembuh!" Tiba-tiba, ada yang berteriak demikian. Qaila yang tadinya hendak menggantung diri tiba-tiba jatuh pingsan setelah cermin itu hancur.Namish buru-buru menghampiri untuk memeriksa napas istrinya. Kemudian, dia menghela napas lega. Napas istrinya teratur. Istrinya hanya tidur.Setelah memastikan Qaila baik-baik saja, sekelompok orang itu pun datang ke halaman. Namish segera mengucapkan terima kasih, "Pak, terima kasih banyak!""Nggak usah sungkan-sungkan. Aku juga

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 273

    Afkar tidur dengan sangat nyenyak. Tiba-tiba, dia menerima panggilan dari nomor tak dikenal."Siapa ini?" tanya Afkar yang masih mengantuk. Dia melihat jam dan ternyata masih tengah malam."Pak Afkar, kamu benaran bisa menolong ibuku?" Terdengar suara panik dari ujung telepon."Hm?" Segera, Afkar tersadarkan. "Reno?""Ya! Ini aku! Kamu benar! Ibuku dalam bahaya! Kamu benaran bisa menolong ibuku?" tanya Reno dengan suara rendah setelah ragu-ragu sejenak. Dia mendapat nomor telepon Afkar dari Cello."Tentu saja bisa! Tapi seperti yang kubilang, kamu harus membayarku 600 miliar kalau mencariku lagi!" timpal Afkar dengan tenang."Oke! Aku bakal bayar 600 miliar!" pekik Reno sambil menggertakkan giginya. Meskipun merasa kesal dengan sikap Afkar, keselamatan ibunya adalah yang terpenting untuk sekarang.Sejam kemudian, Afkar yang dijemput Reno akhirnya tiba di vila Keluarga Manggala. Keluarga Manggala memang kontraktor hebat. Vila mereka sangat luas dan dekorasinya sangat elegan. Ada kolam,

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 272

    "Baiklah kalau begitu." Kaysan tidak sungkan-sungkan lagi.Namish menyuruh koki menyiapkan makanan lezat. Dia dan Reno menemani Kaysan minum. Suasana sungguh harmonis.Tiba-tiba, terdengar suara dari lantai atas. Saat berikutnya, disusul dengan tangisan wanita. Kali ini, tangisan itu terdengar lebih tajam dari sebelumnya. Semua orang sontak bergidik ngeri.Ekspresi ketiga orang itu berubah drastis. Mereka buru-buru berlari ke lantai dua. Terlihat Qaila yang rambutnya berantakan dan matanya memerah. Air mata terus berderai di wajahnya.Saat ini, Qaila menyatukan kedua kain yang diguntingnya dan menggantungnya di lampu kamar. "Huhu ... huhuhu ...."Sambil menangis, Qaila menginjak ranjang dan memasukkan kepalanya ke dalam tali. Jelas sekali, dia ingin gantung diri!"Sayang!" Namish ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia tidak sempat memedulikan rasa takut dalam hatinya lagi dan bergegas maju untuk menghentikan istrinya.Namun, tenaga Qaila sangat besar. Qaila sontak menendangnya dan meng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 271

    Larut malam itu juga!"Huhuhu ... huhu ...."Di vila Keluarga Manggala, terdengar tangisan seorang wanita. Di tengah malam seperti ini, tangisan itu terdengar sangat mengerikan.Reno dan ayahnya, Namish, sama-sama berdiri di kamar dengan ekspresi tak menentu. Mereka menatap Qaila yang duduk di lantai sambil menangis. Seketika, bulu kuduk mereka meremang."Sayang, kamu kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Namish dengan jantung berdebar-debar.Tadi, mereka sudah tidur. Tiba-tiba, Namish mendengar tangisan di sampingnya. Siapa pun yang mengalami hal seperti ini pasti akan merinding dan ketakutan.Apalagi, Qaila bukan hanya menangis. Dia seperti kehilangan akal sehatnya. Sambil menangis, dia menggunting seprai dengan gila.Tidak peduli bagaimana Namish dan Reno memanggilnya, Qaila sama sekali tidak bereaksi. Qaila seperti kehilangan kesadarannya."Ayah, apa mungkin Ibu ... kerasukan?" tanya Reno dengan takut dan tidak yakin."Cepat panggil Pak Kaysan kemari!" instruksi Namish segera.Tidak ber

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 270

    Cello tersenyum lebar. Hal ini membuat Reno merasa agak canggung. Pada akhirnya, dia berkata kepada Afkar dengan enggan, "Terima kasih ya."Ketika melihat sikap Reno yang tidak tulus, Afkar pun mencebik dan bertanya, "Gimana kamu akan berterima kasih kepadaku?"Afkar tidak keberatan membantu orang, tetapi keberatan jika orang yang dibantunya tidak tahu diri. Makanya, dia ingin menyulitkan Reno.Setelah mendengarnya, ekspresi Reno membeku. Dengan wajah murung, dia bertanya, "Kamu mau apa? Gimana kalau aku kasih uang saja?"Ucapan ini jelas mengandung makna menghina!Siapa sangka, Afkar malah mengangguk. "Boleh, aku minta 20 miliar."Begitu mendengarnya, Reno sontak memelotot dan menatap Afkar dengan marah. Cello juga kaget karena Afkar benar-benar meminta uang."Beraninya kamu minta uang. Kamu miskin ya sampai minta 20 miliar? Memangnya Bu Felicia nggak kasih kamu uang jajan?" cela Reno dengan jengkel."Kalau ada yang mati di lokasi konstruksi ini, bukankah kamu juga harus bayar kompens

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 269

    "Kalau ada sesuatu yang kotor di dalam sana, aku bakal memakannya!" janji Kaysan dengan yakin."Wow! Besar sekali nyalimu." Afkar hanya bisa menggeleng dengan pasrah.Ekskavator datang dan mulai menggali sesuai instruksi Afkar. Afkar yang berdiri di samping hanya menyaksikan dengan tenang, sedangkan Kaysan merasa gugup hingga terus mengedipkan matanya. Adapun Reno dan Kaysan, keduanya melipat lengan di depan dada sambil tersenyum dingin.Tidak berselang lama, mereka telah menggali hingga kedalaman 5 meter. Selain batu, tidak ada lagi yang terlihat."Lucu sekali! Mana barang yang kamu bilang? Kamu seharusnya cari tahu dulu seterkenal apa aku. Beraninya kamu meragukan kemampuanku. Ayo, ganti rugi. Aku nggak minta banyak. Cuma 2 triliun kok!" ucap Kaysan dengan angkuh."Pak Afkar, kalau kamu nggak punya uang sebanyak itu, minta maaf saja pada Pak Kaysan. Aku bakal bantu kamu bicara nanti. Jangan malah minta uang sama Bu Felicia. Malu-maluin saja," goda Reno."Pak Reno, masih mau digali ng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 268

    Apalagi, Afkar mengejeknya malam itu. Reno tidak bisa melupakannya sampai sekarang."Aku yang minta Kak Afkar kemari untuk lihat fengsui di sini," sahut Cello sambil tersenyum.Begitu mendengarnya, alis Reno berkerut. "Serahkan saja masalah di sini kepada kami. Kamu nggak perlu repot-repot.""Jangan bicara begitu. Ada bagusnya juga kalau aku ikut mengawasi," balas Cello."Kamu nggak percaya padaku?" tanya Reno dengan kesal.Saat ini, pria tua berjubah kuning itu tiba-tiba mendengus. Reno memperkenalkan kepada Cello, "Ini Pak Kaysan, ahli fengsui terkenal di Kota Nubes. Sebelum proyek dimulai, perusahaan kami selalu mengundangnya ke lokasi konstruksi dulu. Pak Kaysan sudah cukup, nggak perlu amatiran lain. Jadi, sebaiknya bawa Pak Afkar pergi dari sini."Usai berbicara, Reno melirik Afkar dengan tatapan menghina dan melambaikan tangannya.Kaysan mengangguk, lalu berkata dengan sombong, "Aku sudah periksa. Fengsui di sini termasuk bagus karena ada cahaya keberuntungan. Konstruksi bisa di

DMCA.com Protection Status