Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 181 - Bab 190

288 Bab

Bab 181

Kebetulan, Ryasa juga telah mengambil tindakan dengan menerjang ke arah Afkar. Namun, saat melihat perubahan situasi ini, dia langsung mengubah arah dan menyerang salah satu sosok itu.Bam! Telapak tangan Ryasa berbenturan dengan telapak tangan sosok itu. Udara seketika terdistorsi karena energi keduanya. Bisa dilihat bahwa keduanya sama-sama kuat.Sementara itu, sosok lainnya langsung mengeluarkan pistol untuk membidik orang-orang yang ada di ruangan."Jangan ada yang bergerak!" Suara ini mengandung aksen orang Negara Sakura.Yuvan, Lukman, dan lainnya pun ketakutan hingga bercucuran keringat. Mereka semua mengangkat tangan sebagai tanda menyerah.Sementara itu, tatapan Afkar tampak tajam. Dia tidak menduga orang-orang ini akan datang secepat ini.Adapun Gwen, dia ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia lantas melirik Afkar. Jadi, yang dikatakan Afkar benar? Memang ada yang mengincarnya?Gwen tentu tahu bahwa target sosok itu adalah dirinya. Untungnya, ada Ryasa yang melindunginya. Seh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 182

"Hahaha! Cuma begini kemampuan kalian?" Tiano tergelak. "Orang-orang bilang pesilat Negara Yanura sangat hebat, begitu juga pasukan militer kalian. Tapi, nyatanya cuma begini kemampuan kalian!"Begitu mendengarnya, wajah Ryasa memerah. Saking emosinya, dia lagi-lagi memuntahkan darah. Ryasa menyergah, "Jangan sombong dulu! Ada banyak ahli bela diri di Negara Yanura! Aku memang bukan lawanmu, tapi pasti ada yang bisa membunuhmu! Di atas langit masih ada langit!""Oh? Masa?" Tiano memandang ke sekeliling dengan angkuh. "Di mana ahli bela diri seperti itu? Kenapa aku nggak melihatnya? Negara Sakura jelas lebih hebat dari negara kalian!"Usai berbicara, tatapan Tiano tertuju pada Gwen. Hari ini, targetnya adalah putri panglima."Di sini!" Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria yang tenang. Tampak Afkar yang sedang meneguk tehnya dengan santai."Hm?" Tiano termangu, lalu segera mengalihkan pandangannya. Para petarung Negara Sakura juga melontarkan tatapan mereka kepada Afkar.Sementara itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 183

Di hadapan kekuatan yang mutlak, semua trik akan menjadi trik murahan!Teknik tubuh Tiano memang rumit. Ahli bela diri biasa akan kewalahan menghadapinya. Sayangnya, lawannya adalah Afkar!Tulang pergelangan tangan Tiano hancur. Dia merasakan sakit yang sangat menusuk. Seketika, pisau spiral tiga sisi terlepas dari genggamannya.Sebelum Tiano sempat berteriak kesakitan atau melancarkan serangan balik, dia sontak merasakan hawa dingin pada lehernya!Jleb! Pisau spiral tiga sisi yang kini dipegang oleh Afkar telah menembus leher Tiano dengan kejam! Gerakan Afkar sangat cepat hingga Tiano tidak sempat bereaksi.Kemudian, Afkar menendang dada Tiano, membuatnya terhempas begitu saja. Setelah mendarat, Tiano hanya sempat meronta-ronta sesaat. Sesudah itu, tidak ada pergerakan apa pun lagi.Ternyata, selain luka mengerikan pada leher Tiano, dadanya juga penyok akibat tendangan Afkar. Jantung dan paru-parunya hancur. Dia tidak mungkin bisa bertahan hidup lagi.Dengan demikian, seorang ahli bel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 184

Lawan jelas-jelas sudah mencapai tingkat semi-master, tetapi Afkar membunuhnya dengan mudah. Hanya seorang master yang memiliki kemampuan seperti itu!Sebelumnya, Ryasa malah mengatakan dirinya ingin memberi Afkar bimbingan. Sekarang dia merasa malu sekali! Ternyata dia memang hanya anak ayam jika dibandingkan dengan Afkar!Semua orang terkejut melihat Ryasa berlutut kepada Afkar. Mereka bukan pesilat sehingga tidak tahu betapa menakutkannya Afkar. Namun, setelah melihat tingkah Ryasa, mereka bisa menebaknya."Aku bukan master. Aku juga nggak menerima murid." Afkar melambaikan tangannya. Dia tidak tahu kekuatannya sudah mencapai tingkat apa. Yang dia tahu dirinya baru mencapai tingkat pembentukan energi, tingkatan terendah di Mantra Roh Naga.Ryasa merasa kecewa mendengarnya. Ahli bela diri tingkat master memang tidak menerima murid secara sembarangan. Harapannya yang terlalu tinggi. Sementara itu, Afkar yang membantah dirinya adalah seorang master, membuat Ryasa berpikiran bahwa Afkar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 185

Para supplier yang hadir di sini punya hubungan kerja sama dengan Safira Farma. Safira Farma memiliki pesanan senilai 2,6 triliun, jadi volume bisnis mereka tentu meningkat dua kali lipat dibandingkan sebelumnya.Bagaimanapun, peningkatan produksi berarti bahan obat yang dibutuhkan juga bertambah banyak."Benar, Bu Erlin yang mengusir mereka! Dengar-dengar semua aset mereka diambil!" sahut salah seorang supplier sambil mengangguk."Sekarang Safira Farma dikelola oleh Renhad, putra kedua Keluarga Safira. Safira Farma sudah nggak ada hubungannya dengan Bu Felicia dan Pak Afkar!" timpal orang lain.Selanjutnya, orang-orang itu sibuk berdiskusi, memberi tahu Sutopo semua yang mereka ketahui.Beberapa saat kemudian, ekspresi Sutopo tampak murka. "Berengsek! Bukankah ini berarti semua yang dilakukan Bu Felicia dan Pak Afkar jadi sia-sia? Malah orang lain yang dapat keuntungan!""Begitulah .... Hais ...." Para supplier menghela napas.Sutopo berucap, "Aku sudah membuat keputusan. Aku nggak ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 186

"Pesanan yang awalnya 200 miliar, kini mau diubah menjadi 1 triliun. Yang 1 triliun pun minta diubah jadi 2 triliun. Gimana menurutmu?""Tentu saja disetujui! Ternyata masih laku meskipun harganya dinaikkan. Terutama Cahaya Hati, itu adalah obat penyelamat nyawa. Haha!" Ketika mendengar para agen ingin menambah pesanan, Renhad tertawa girang. Dia tidak mungkin melewatkan kesempatan ini."Tapi, takutnya pabrik nggak bisa mengejar pesanan sebanyak ini." Jesslyn mengingatkan."Bukan masalah. Aku bisa telepon ibuku supaya dia menyuruh perusahaan lain ikut serta dalam produksi ini. Mereka bisa mengosongkan beberapa jalur produksi dan memprioritaskan produk Safira Farma.""Bagaimanapun, produk kita sangat laku! Industri lain tentu harus minggir dulu! Pokoknya kita harus bisa mengejar semua pesanan! Haha!"Renhad melambaikan tangannya, lalu langsung menelepon Erlin. Setelah panggilan berakhir, Renhad berkata dengan bangga, "Ibu setuju!""Hore! Ayah memang hebat!" Wajah Viola tampak merah saki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 187

Karena Lukman bersikap begitu sungkan kepadanya, Afkar pun mengobrol beberapa saat dengannya. Setelah berbasa-basi, Lukman menyapa Felicia dan akhirnya berpamitan.Saat ini, Felicia bertanya dengan heran, "Kok kamu bisa kenal Lukman?""Kamu seharusnya tahu kejadian hari itu, 'kan? Aku tahu batu mentah yang disediakan Lukman semuanya nggak berguna. Kalau sampai dia menjualnya kepada Dennis, bukannya Dennis bakal membencinya? Dennis nggak mungkin mau kerja sama dengannya lagi, 'kan? Reputasinya pasti buruk dong? Makanya, dia sangat berterima kasih padaku." Afkar mengedikkan bahunya sambil berbohong."Rupanya begitu?" Felicia mengangguk. Meskipun merasa agak ragu, dia tidak bertanya lagi.Ketika sampai di ruang privat, keduanya tak kuasa termangu. Saat berikutnya, wajah mereka menjadi masam.Afkar dan Felicia mengira mereka sudah datang sangat awal. Siapa sangka, masih ada yang lebih awal dari mereka. Renhad dan keluarganya sudah duduk di dalam ruang privat. Harun dan Gauri juga tampak mu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 188

Renhad mendengus dingin, lalu berniat meninggalkan ruang privat. Meskipun ditakuti oleh Afkar, setidaknya tujuan mereka hari ini tercapai. Mereka berhasil membuat Keluarga Harun marah.Tiba-tiba, ponsel Renhad berdering. Dia mengeluarkan ponselnya, lalu melihat manajer departemen pembelian yang meneleponnya. Seketika, Renhad tidak jadi pergi dan menyalakan pengeras suara supaya semua orang bisa mendengarnya. Dia bertanya, "Ada apa?"Tujuan mereka hari ini adalah menyombongkan diri di hadapan Keluarga Felicia. Karena yang menelepon adalah bawahannya, Renhad pun ingin Harun dan lainnya mendengarnya. Biar mereka tahu selaris apa produk Safira Farma sekarang."Pak Renhad, ada masalah di perusahaan! Bahan obat kita habis!" Yang terdengar malah suara Suranta."Tinggal beli saja! Masa hal sepele begini harus dilaporkan?" balas Renhad dengan kesal. Kemudian, dia tersenyum dan berkata kepada semua orang, "Jumlah produksi meningkat drastis. Wajar kalau bahan baku habis dalam dua atau tiga hari.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

Bab 189

Renhad sekeluarga yang tadinya tampak bangga seketika hanya bisa memasang ekspresi suram. Bahkan, terlihat kepanikan pada wajah mereka.Jika tidak ada bahan baku, mereka harus berhenti memproduksi. Tindakan para supplier ini adalah pukulan fatal bagi Safira Farma.Ada begitu banyak pesanan yang menunggu. Jika tertunda, akibatnya akan sangat fatal.Saat ini adalah giliran Felicia dan keluarganya mentertawakan Renhad. Ketika melihat wajah masam Renhad, mereka pun merasa sangat senang.Harun berujar dengan nada datar, "Renhad, Feli susah payah mengelola perusahaan hingga bangkit kembali. Kamu baru menjabat beberapa hari, tapi para supplier sudah ingin berhenti menyuplai bahan baku? Kamu bisa kerja nggak sih?""Aku ... aku ...." Wajah Renhad memucat."Kalian jangan senang terlalu cepat! Aku rasa para supplier itu iri melihat kami kaya begitu cepat. Paling-paling mereka cuma ingin dapat untung!" Sergah Viola.Kemudian, Viola berkata kepada Renhad, "Ayah, sebaiknya kamu yang telepon mereka.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 190

Usai berbicara, Sutopo langsung mengakhiri panggilan."Halo? Halo? Sialan!" maki Renhad saking murkanya.Saat ini, wajah Jesslyn dan Viola pun menjadi sangat suram. Mereka menyinggung orang yang tidak bisa disinggung Sutopo? Siapa? Mereka hanya menyinggung keluarga Felicia dan Afkar si pecundang!Jangan-jangan .... Namun, bagaimana mungkin?"Sutopo ini sudah gila! Ada uang, tapi dia nggak mau! Sayang, coba telepon supplier lain!" gerutu Jesslyn. Namun, dia masih menaruh harapan pada supplier lain.Renhad mengangguk dengan murung. Dia mencoba menelepon supplier lain. "Berengsek!"Hanya dalam beberapa menit, Renhad telah melakukan enam panggilan. Pada akhirnya, dia murka hingga membanting ponselnya ke lantai.Kini, mereka sekeluarga tampak murung. Padahal, tadi mereka memasuki ruang privat dengan angkuh.Saat ini, Gauri tersenyum lebar dan menyindir, "Sepertinya, Tuhan sedang menghukum beberapa orang yang nggak punya moral.""Renhad, Jesslyn, Viola, ayo duduk. Bukannya kalian datang untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
29
DMCA.com Protection Status