Semua Bab Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO: Bab 121 - Bab 130

199 Bab

121. Pulang

Louis tersenyum memperhatikan balita yang tertidur di pangkuannya. Sesekali, tangannya mengelus wajah bulat yang menggemaskan itu. Sesekali, bibirnya turun mengecup hidung mungil yang manis itu. "Summer pasti sangat lelah. Lihatlah," Louis menyentuh dagu sang balita. Matanya melirik wanita yang duduk di sampingnya. "Mulutnya terbuka, persis denganmu kalau sedang kelelahan." Sky tersenyum malu-malu. "Ya, dalam beberapa hal, Summer memang mirip denganku." "Kurasa bukan beberapa saja, tapi banyak hal. Mungkin karena selama ini, dia tumbuh bersamamu." Tiba-tiba, tatapan Louis berubah sendu. Sambil tersenyum kecut, ia meraih jemari Sky. "Aku tahu, ayahmu masih belum merestui hubungan kita. Tapi, setelah apa yang baru saja terjadi, aku semakin sadar bahwa aku tidak bisa hidup tanpa dirimu dan Summer. Karena itu ...." Louis menarik napas dalam-dalam. "Tolong bersabarlah sebentar. Aku akan mencari cara untuk meluluhkan hati ayahmu. Setelah aku berhasil melakukan itu, mari hidup b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-01
Baca selengkapnya

122. Restu Edmund

Louis mematung dalam dekapan Edmund. Kedua tangannya melayang, tak tahu harus ke mana. Bukankah akan canggung kalau mereka berdua mendadak akrab? Namun, kalau ia tidak membalas pelukan Edmund, sopankah sikapnya? "Terima kasih," bisik Edmund tanpa terduga. Mata Louis semakin lebar dibuatnya. Bahkan Sky dan Freddy ikut terperangah. "T-terima kasih untuk apa, Tuan?" balas Louis seperti orang bodoh. "Terima kasih sudah menyelamatkan cucu dan putriku," ujar Edmund sembari mengembalikan jarak dan menepuk pundak Louis. "Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kalau kau tidak bertindak. Aku mungkin saja sudah kehilangan dua permata dalam hidupku." Louis tertegun menatap air mata yang menggenang di pelupuk pria paruh baya itu. Ia masih tidak percaya dengan telinganya sendiri. Apakah ia menangkap kata-kata yang tepat? Menerima ucapan terima kasih dari Edmund tidak pernah terbersit dalam benaknya. "Maaf, Tuan. Apakah Anda sungguh-sungguh berterima kasih kepada saya? B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

123. Ayah vs Papa

Louis meninggikan alis. "Ada apa dengan Summer?" Sky mengembuskan napas berat. "Kurasa," ia ragu sejenak, "Summer membencimu." Louis terbelalak. Telunjuknya teracung menekan dada. "Summer membenciku? Kenapa kau bisa berkata begitu? Aku justru merasa dia sangat sayang kepadaku. Bukankah dia berharap aku menikahimu supaya dia bisa memanggilku Papa?" Sky meringis. Kedua tangannya saling meremas di depan perut. "Ya, Summer memang berharap begitu. Tapi ...." Sky menggigit bibir. Ia tidak tega menghancurkan harapan Louis yang sudah tumbuh tinggi. "Saat berbicara dengan Kendrick, Summer mengungkapkan sesuatu," tuturnya lirih. Mata Louis terbuka lebih lebar. Keseriusan di wajah Sky telah membuat sarafnya menegang. "Mengungkapkan apa? Apakah Kendrick mencuci otaknya? Tapi Summer anak yang cerdas. Dia tidak mungkin terpengaruh oleh kata-kata orang jahat." "Tidak, Louis. Bukan itu. Kendrick hanya memancing Summer untuk bicara. Dari situlah, Summer mengungkapkan isi hatinya. Te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-02
Baca selengkapnya

124. Jika Aku Ayahmu

Semua mata tertuju pada Louis. Mereka penasaran dengan tanggapan pria itu terhadap omongan sang balita, terutama Edmund. Edmund baru saja memberi Louis restu. Siapa sangka, orang lain kini menggantikan posisinya sebagai penghalang, dan itu cucunya sendiri? Namun ternyata, Louis memilih untuk tidak menganggapnya masalah. Ia memaksakan tawa walaupun kesannya tidak natural. "Kenapa ...." Louis nyaris tersedak oleh kekhawatiran. "Kenapa kamu tidak mau turuti saja keinginan Kendrick? Kamu bisa mengakui bahwa aku ayahmu, Summer. Itu lebih aman. Lagi pula, bukankah kau mau aku menikahi ibumu?" "Ya, kamu memang harus menikahi Mama, Paman. Tapi waktu itu, aku ingin membuat Kendrick kesal. Jadi, aku menolak untuk mengakui kalau kamu adalah ayahku. Dengan begitu, aku bisa menuduhnya sebagai ayahku yang tidak bertanggung jawab!" Lidah Louis semakin kelu. "Lalu, kau berhasil membuatnya kesal?" "Ya!" angguk Summer bangga. "Dia bilang dia tidak sudi punya anak sepertiku. Padahal aku in
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-03
Baca selengkapnya

125. Kenangan yang Terlewatkan

Sekembalinya ke rumah Sky, Edmund dan Alice terbelalak. Ruang tamu telah penuh dengan potongan kardus berisi pesan-pesan. Sky dan Louis sedang sibuk menghiasinya. "Sky, apa yang sedang kalian lakukan?" selidik Alice, berbisik. Ia tahu bahwa sang cucu masih tertidur. Kalau tidak, tidak mungkin suasana begitu tenang. Sky mengembangkan senyum. "Kami sedang menyiapkan kejutan untuk Summer. Mama dan Papa mau membantu?" Alice duduk di sisi sang putri. "Kejutan apa?" "Kejutan untuk memperkuat ikatan antara Louis dan Summer." Mendengar jawaban tersebut, Edmund melirik Louis. Lengkung bibirnya misterius. "Kau mau memulai pendekatan dengannya?" Louis mengangguk. "Ya," jawabnya singkat. Ia tidak berani menerka apa yang dipikirkan oleh calon mertuanya itu. "Sayangnya, ada hal penting yang ingin kubicarakan denganmu," tutur Edmund dengan nada menguji. "Apakah kau keberatan meninggalkan pekerjaanmu sebentar?" Tatapan Louis langsung tertuju pada sebuah kotak di tangan Edmund. Ia me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-04
Baca selengkapnya

126. Permainan yang Menyenangkan

Itu adalah gabungan dari dua foto. Foto pertama menunjukkan Sky dan Summer yang sedang duduk di kursi. Mereka menghadap depan, tersenyum ke arah kamera. Di foto kedua, Louis juga sedang duduk. Posisinya agak miring, tetapi matanya tetap tertuju pada kamera. Bibirnya melengkung tipis. Kedua gambar direkatkan pada kertas alas. Posisi Louis berada di samping Summer sehingga mereka bertiga terlihat seperti dalam satu frame. "Apakah Summer yang membuat ini?" tanya Louis sembari mengelus karya seni yang menyentuh hatinya itu. "Ya. Dia membuatnya baru-baru ini. Aku tidak sengaja menemukannya. Karena saat itu aku masih marah padamu, aku menyitanya," jawab Edmund tanpa merasa bersalah. Ia bahkan mengedikkan bahu seolah-olah apa yang ia lakukan merupakan hal yang biasa. Keharuan Louis seketika tertutupi oleh kebingungan. "Lalu, kenapa foto ini bisa ada di sini? Kalau Anda membenci saya, Anda pasti sudah membuangnya." Edmund tersenyum kecut. "Aku tidak tega. Summer tampak sangat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-05
Baca selengkapnya

127. Misi Terakhir

Setelah mengeringkan tangan dan wajah, Summer kembali ke ruang makan. Toby masih duduk manis seolah menunggunya di sana. "Hai, Toby! Apakah kau melihat kertas seperti ini?" Ia tunjukkan kertas hadiahnya tadi. Saat itulah, matanya tak sengaja menangkap sudut kertas yang mencuat dari bawah piring. "Oh? Ketemu! Untung saja aku kembali. Kalau tidak, hadiahku bisa hangus. Apa yang tertulis di sini?" Summer memeriksa tulisan Louis sambil terkikik. Ia gembira karena hadiah lain berhasil ia kantongi. "Apakah kau menemukan kertas ini karena ingin membereskan piring dan gelas kotor? Wah! Ternyata kau bukan hanya petualang cilik, tapi juga anak yang manis. Atas keteladananmu, kau berhak menukar kertas ini dengan makanan apa saja yang kau mau. Louis akan mentraktirmu!" Usai membaca, tawa Summer langsung tertahan. Pundaknya naik menjepit leher. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri. Tidak menemukan siapa-siapa, ia bergegas membawa piring dan gelasnya ke wastafel dapur. "Aku memang a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

128. Foto Keluarga Summer

Di hadapan Summer, sang kakek dan nenek sedang membungkuk, mengatur kamera. Entah apa yang mereka perdebatkan, padahal kamera sudah berdiri dengan baik di atas tripod. Di sisi kanan dan kirinya, Louis dan Sky duduk dengan senyum lebar. Mereka berdua tidak menyentuh ataupun memeluknya. Akan tetapi, Summer justru merasa sangat hangat. Lalu, di atas kursi mereka, ranting pohon telah digantungi dengan banyak hiasan. Beberapa dari mereka dibiarkan menjuntai seperti tirai. Summer berpikir itu pasti akan terlihat cantik di kamera. Usai mengamati sekeliling dengan mata berkaca-kaca, Summer melepas tawa yang terdengar tak biasa. Ada kesan sedih di antara getarannya, tetapi juga senang dan lega. "Apakah kita akan mengambil foto keluarga?" tanyanya dengan suara melengking yang agak serak. Matanya mulai tampak merah walaupun cahaya terpantul terang dari maniknya. Sambil menahan tekanan dalam dadanya sendiri, Sky mengangguk. "Ya. Paman Louis tidak sengaja menemukan foto keluarga yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-06
Baca selengkapnya

129. Aku Sebetulnya Ayahmu

Mendapati ekspresi yang tidak pernah ia lihat dari Louis, Summer menaikkan alis. Kepalanya condong ke kiri. "Apa yang mau kau bahas, Paman? Sepertinya serius sekali. Oh!" Summer meruncingkan telunjuk. "Haruskah aku mengambil kupon dan tiket hadiahku lagi? Aku meninggalkan mereka di kamar." "Tidak," jawab Louis cepat. Ia khawatir jika Summer tidak bisa menerima kenyataan, hadiah-hadiah itu malah akan mendatangkan kekecewaan. "Mari kita berbicara dulu. Setelah itu, baru kita bahas apa saja hadiah yang kau mau." "Oh, oke." Summer kembali duduk manis. Matanya berkedip-kedip menatap Louis. "Jadi, apa yang mau kau bahas, Paman?" Louis menelan ludah. Debar jantungnya telah terasa hingga ke tenggorokan. "Aku ... sebenarnya ...." Suasana hening beberapa saat. Louis tampak kebingungan harus memulai dari mana. Bosan menunggu, Summer meruncingkan telunjuknya lagi. "Selagi Paman merangkai kata-kata, bagaimana kalau aku ke kamar untuk mengambil kertas-kertas hadiahku? Aku tidak akan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

130. Maafkan Aku, Putriku

"Memangnya kenapa kalau kamu adalah ayahku? Apakah ada masalah dengan itu?" jawab Summer tanpa mengubah ekspresi. Semua orang tersentak. Bahkan kepala Louis sampai terdorong ke belakang. "K-kamu ... tidak mempermasalahkan itu?" Summer berkedip lugu. "Kenapa aku harus mempermasalahkan itu? Bukankah bagus kalau kamu adalah ayahku?" Louis mematung dengan mata terbelalak lebar. Kebingungan masih menahan kedipannya. "B-bukankah kamu bilang kepada Kendrick bahwa kamu sangat marah kepada ayahmu? Kamu ingin menuntut dan menghukumnya karena sudah melalaikan tanggung jawab?" "Ya, memang. Orang yang melalaikan tanggung jawab harus dihukum," angguk Summer mantap. Keheranan orang-orang di sekitarnya semakin pekat. "Bagaimana kalau ternyata ... orang itu aku? Bagaimana kalau aku adalah ayahmu? Kamu tetap akan marah dan mengambil tindakan tegas semacam itu?" Suara Louis semakin tipis dan lirih. Summer mengangguk santai. "Ya. Aku akan marah dan memberimu hukuman berat," jawabnya, tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
20
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status