Home / Romansa / Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO: Chapter 101 - Chapter 110

196 Chapters

101. Cepat Keluar!

Begitu Edmund kembali masuk ke rumah, ia terbelalak. Hanya ada Omega yang berbaring di sofa. Louis tidak ada di sana. "Di mana bosmu?" Omega terperanjat. Ia langsung bangkit dari sofa, berdiri tegak seperti sedang mengikuti upacara. "Ya, Tuan?" tanyanya, setengah berbisik. "Apakah dia di kamar putriku? Dia tidak menghiraukan peringatan dariku?" Mata Edmund kembali terpelotot dan memerah. Omega menelan ludah. Belum sempat ia menjawab, Edmund sudah menderapkan langkah menuju kamar Summer dan Sky. "Kurang ajar sekali dia! Dia kira aku hanya bercanda? Ternyata dia belum mendapat cukup pelajaran," gerutunya samar. Khawatir tuannya bonyok lagi, Omega cepat-cepat menghadang Edmund. "Maaf, Tuan Hills. Tolong jangan salah paham. Tuan Louis tidak bermaksud untuk menentang perkataan Anda. Dia hanya ingin memenuhi keinginan Nona Kecil." "Tidak ada gunanya kau membela bosmu yang kurang ajar itu. Jadi menyingkirlah! Jangan coba-coba menghalangiku!" "Saya hanya mengatakan kebenaran, Tu
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

102. Sarapan Bersama

Setibanya di ruang makan, Summer langsung menghampiri Edmund. "Halo, Kakek. Apakah kamu sudah bosan menunggu?" Summer berjinjit, memberi Edmund kecupan di pipi. Mendapat perlakuan manis tersebut, pria paruh baya itu tersenyum. "Ya, Kakek sedikit bosan. Apa yang membuatmu begitu lama?" Summer menunjuk ransel kecil yang ia letakkan di ruang sebelah. "Aku harus menyiapkan perlengkapan dengan teliti, Kakek. Perjalanan hari ini penting. Maaf kalau aku sudah membuatmu bosan." Tiba-tiba, mata Summer membulat. "Nenek, apakah itu berat?" Summer menghampiri Alice yang sedang membawa sebuah panci besar. Saat ia hendak membantunya, sang nenek berkata, "Jangan dipegang, Sayang. Ini panas." Summer cepat-cepat menarik tangannya. "Ups, maaf, Nenek. Aku hanya berniat membantu." "Tidak masalah, Sayang. Lain kali berhati-hatilah dalam memegang sesuatu, oke?" tutur Alice sembari meletakkan panci di atas meja. Samar mengangguk manis. "Oke, Nenek." "Bagus. Sekarang duduklah. Kamu ha
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

103. Rencana Edmund

Di depan danau biru yang dikelilingi oleh pegunungan, Summer merentangkan tangan dan menghirup napas dalam-dalam. Matanya terpejam, senyumnya mengembang. Ia suka menikmati udara pagi yang segar. Ketika pelupuknya kembali terangkat, ia langsung berputar menghadap pria di sampingnya. "Bagaimana, Paman Louis? Bukankah ini sangat menyegarkan?" Louis membuka mata. Saat ia menoleh, Summer telah menunggu jawabannya dengan wajah bercahaya. "Ya, paru-paruku terasa bersih sekarang. Terima kasih sudah mengajakku kemari, Summer. Aku jadi tahu bahwa keindahan tempat ini ternyata belum berubah." Summer terkikik bangga. "Sama-sama, Paman. Sekarang ...." Balita itu menarik tangan Louis, mengajaknya menghadap ke belakang. "Tunjukkan di mana kamu berada saat pertama kali melihat Mama. Mama bilang, waktu itu kamu sedang bermain bersama Bibi Emily dan Paman Russell." Louis dengan senang hati menggenggam tangan mungil Summer. Bersama-sama, mereka berjalan menelusuri tepian danau. "Ya,
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

104. Saingan Louis

"Paman Freddy, aku senang sekali bisa bertemu denganmu lagi," ujar Summer di sela tawanya yang menggelitik. Ia tidak sadar bahwa tindakannya telah membuat Sky mengernyit dan Louis tersenyum miris. Hanya Edmund yang merasa bangga dan lega karena rencana yang ia atur tampaknya akan berhasil. "Aku juga senang bertemu denganmu lagi, Summer. Kau tahu? Aku terus terbayang-bayang akan petualangan kita dulu. Itu adalah petualang terbaik yang pernah kualami." Summer menjauhkan kepalanya dari Freddy. "Benarkah? Kamu tidak mengucapkan itu untuk menghiburku saja, kan? Beberapa bulan ini, kamu pasti mengalami banyak hal seru. Kurasa, salah satunya pasti lebih seru dari petualangan kita dulu." Freddy menggeleng dengan raut jenaka. "Tidak, Summer. Petualanganku akhir-akhir ini memang cukup seru, tapi terasa hampa tanpa kehadiran kamu dan ibumu." Pria itu melirik Sky dengan senyum penuh arti. Sky berpura-pura tidak tahu. Sementara itu, Summer memicingkan mata. "Memangnya kamu ke mana
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

105. Mendaki Bukit

Louis senang saat Summer memilih untuk berjalan bersamanya di bukit. Ia merasa bahwa kehadiran Freddy tidak berpengaruh. Ia mulai percaya diri bahwa Summer tidak akan meninggalkannya. "Manusia Mungil, sudah berapa kali kamu mendaki bukit ini?" "Sudah tidak terhitung, Paman. Setiap kali kami kembali ke Kanada, kami menyempatkan waktu untuk datang ke sini," jawab sang balita dengan suara yang manis. "Apakah kalian tidak bosan?" Summer menggeleng cepat. "Itu mustahil. Ini adalah salah satu tempat favoritku. Selain karena pemandangannya yang luar biasa indah, aku juga suka setiap kali Mama menceritakan tentang pertemuan pertama kalian. Itu cerita terbaik yang pernah kudengar." Melihat bagaimana Summer mengacungkan jempol mungilnya, Louis tertawa. Hatinya terasa lebih ringan. Ia pun menoleh ke belakang. Sky sedang berjalan bersama Freddy. Edmund dan Alice tertinggal agak jauh di barisan akhir. "Sky, apakah kau tidak bosan mengulangi cerita itu?" tanyanya sambil meninggika
last updateLast Updated : 2024-10-23
Read more

106. Berkemah

Louis tersenyum melihat foto di ponselnya. Itu diambil di atas bukit dengan latar pemandangan yang sangat menakjubkan. Pegunungan di kejauhan tampak megah dengan lapisan salju tipis di puncaknya. Danau nun jauh di bawah tampak biru memukau dan seperti menyala. Pepohonan hijau yang berbaris rapat di sekeliling danau juga tak kalah mengesankan. Dan yang terpenting, subjek foto tersebut adalah dirinya bersama Sky dan Summer. Senyum mereka begitu lebar di sana. Meskipun gaya mereka agak kaku karena Edmund menghalangi mereka untuk terlihat akrab, mereka tetap terlihat seperti keluarga yang sempurna. "Bos, saya rasa, layar ponsel Anda bisa jebol kalau Anda terus menatapnya," bisik Omega. Louis mengerjap. Ia melirik tipis. Sang pengawal sedang nyengir. "Apakah saya akan mendapat bonus karena sudah memotret dengan sangat baik?" Sembari mendengus, Louis menyimpan ponsel ke dalam saku jaketnya. "Tadinya aku sempat berpikir begitu. Tapi karena kau juga mengambil foto mereka bersam
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

107. Kontes Memenangkan Hati Summer

"Sayang sekali, ini masih terlalu awal untuk melihat aurora," gumam Summer sembari mendongak ke angkasa. "Bagaimana kalau dua bulan lagi, kamu datang lagi ke sini, Paman Louis? Kita bisa menari-nari sambil mengikuti pergerakan cahayanya." Mendengar itu, Louis tersenyum. Ia berhenti mengatur teleskopnya, menoleh ke arah si gadis kecil. "Itu ide bagus, Summer. Kita bisa menari-nari bertiga. Aku bisa memakai jas, sedangkan kau dan ibumu mengenakan gaun yang indah. Itu akan menjadi pesta bintang yang menyenangkan." "Kurasa itu ide yang kurang bijak, Tuan Louis Harper," celetuk Freddy tanpa terduga. Saat Louis menoleh, ia memasang senyum yang terkesan meremehkan. "Dua bulan lagi, di sini sudah musim gugur. Udara terlalu dingin untuk Summer dan Sky mengenakan gaun cantik. Mereka bisa membeku. Lagi pula, mereka lebih suka hangat." Wajah Louis sontak berubah kaku. "Kau kira aku tega membiarkan mereka kedinginan? Aku bisa saja membangun gedung berdinding dan beratap kaca yang dilengk
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

108. Ancaman

Mendengar pekikan Summer, Sky langsung melepas kursi yang sedang disusunnya. Ia berlari ke tenda, disusul oleh Louis, Freddy, dan yang lain. "Sayang, ada apa?" tanya Sky spontan dari pintu tenda. Ternyata, Summer telah berdiri di pojokan. Ia tidak berani bergeser ke mana-mana. Kakinya kaku, tubuhnya gemetar. Pundaknya naik begitu tinggi, terdesak oleh ketakutan. "Mama ...." Gadis kecil itu bahkan tidak berani bersuara kencang. Dagunya berkedut menahan tangis. Sambil mencebik, ia melihat ke arah lantai yang penuh dengan barang-barang berserakan. Sky pun melihat ke arah yang sama. Menemukan seekor ular yang sedang menggoyangkan ekor dan menatap ke arah putrinya, wajahnya langsung memucat. "Astaga! Kenapa bisa ada ular di situ?" desahnya spontan. Sedetik kemudian, ia memajukan tangan. "Sayang, tetaplah menjadi patung di situ, oke? Ular itu tidak akan menyerang kalau kamu tetap diam. Jangan membuat dia merasa terancam." Sang balita mengangguk lambat. "Oke, Mama. Tapi ku
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

109. Jauhi Putriku!

Edmund menyeret Louis ke arah jalan setapak dengan tampang sangar. Meskipun Alice berusaha untuk menghentikan, ia tetap meneruskan aksinya. "Kesabaranku sudah habis. Aku tidak mau melihatmu lagi di sini. Enyahlah dari kehidupan putri dan cucuku!" Ia mendorong Louis sehingga pria malang itu terhuyung-huyung. Setelah menemukan keseimbangannya, Louis malah berdiri di hadapan Edmund lagi. "Tuan Hills, mari kita bicarakan persoalan ini dengan kepala dingin. Mengusirku bukanlah solusi terbaik. Aku justru harus tetap di sini. Bagaimana aku bisa melindungi Sky dan Summer kalau Anda memaksaku pergi?" Edmund mendengus sinis. "Menjaga mereka, katamu? Kaulah yang memberi mereka musibah! Ular tadi tidak akan pernah mengancam Summer kalau kau tidak ada di sini. Karena itu, cepat pergi!" Edmund meruncingkan telunjuk ke arah jalan. Matanya menyala oleh amarah. "Menjauhlah dari putri dan cucuku! Aku tidak mau mereka menderita karena ulahmu lagi!" Menyaksikan hal itu, Sky akhirnya me
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

110. Orang Jahat Datang

Sepanjang jalan, Summer enggan lepas dari pelukan Sky. Rautnya sedih, mulutnya bungkam. Ia juga tidak mau melepas ranselnya. Ia seolah ingin protes, mengatakan bahwa ia masih ingin bertualang bersama Louis. Bahkan sampai tiba di rumah, gadis kecil itu masih menempel seperti anak koala kepada induknya. Alhasil, ia turun dari mobil dengan digendong oleh sang ibu. "Sky, kau tampak lelah. Mau aku saja yang membawa Summer masuk?" tanya Freddy penuh perhatian. "Itu akan sangat membantu. Aku perlu menurunkan barang-barang dari mobil." Sedetik kemudian, Sky menatap sang putri. "Sayang, apakah kamu mau digendong oleh Paman Fred?" Bukannya menjawab, Summer malah memindahkan kepalanya ke pundak Sky yang lain. Sambil menyandarkan pipinya di sana, ia memeluk sang ibu lebih erat. "Aku mau Mama saja yang membawaku masuk. Selain Mama, aku hanya mau Paman Louis," gumamnya serak. Sky mengembuskan napas pasrah. "Terima kasih, Fred. Tapi, biar aku saja yang membawa putriku masuk." Lengkun
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more
PREV
1
...
910111213
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status