Home / Romansa / Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO: Chapter 111 - Chapter 120

191 Chapters

111. Diculik

"Tidak! Lepaskan aku! Paman Louis, tolong! Paman Louis!" Suara putus asa Summer masih terngiang dalam telinga Louis. Semakin sering itu terulang, semakin sesak dadanya. Darah pun meletup-letup di puncak kepalanya. "Dia pikir ancamanku hanya gertakan? Tunggu saja nanti. Satu goresan di tubuh Summer akan kubayar dengan seribu tusukan!" Sambil menggertakkan geraham, Louis menginjak pedal gas lebih dalam. Sayangnya, mobil yang ia beli dari pengurus perkemahan itu tidak sebagus mobil sebelumnya. Lajunya tetap tidak sesuai yang ia harapkan. "Sial!" umpatnya dengan mata memerah. Tangannya kini mencengkeram kemudi begitu erat seolah-olah itu musuh yang ingin dihabisinya. "Kita tidak akan bisa tiba tepat waktu kalau hanya ini kecepatan maksimalnya. Di mana tim darurat?" Omega memeriksa ponselnya. "Masih dalam perjalanan, Tuan." "Dan polisi?" "Masih dalam perjalanan juga." Terlalu kesal, Louis memukul kemudinya. "Kenapa mereka begitu lambat? Apakah mereka pergi ke sana dengan otop
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

112. Membuat Musuh Kesal

"Apakah kau sedang menguji kesabaranku? Aku tidak sudi punya anak nakal yang sangat merepotkan sepertimu," gerutu Kendrick dengan wajah mengernyit. Mendapat tanggapan semacam itu, Summer mengerucutkan bibir. "Kita baru bertemu sekali dan ini belum beberapa menit. Kenapa kau sudah menyebutku anak nakal yang merepotkan? Aku ini anak manis yang mandiri, Tuan. Kau tidak akan menyesal kalau punya anak sepertiku," angguknya meyakinkan. "Berhentilah menuduhku sebagai ayahmu! Kau tidak lihat? Kita sama sekali tidak mirip. Warna rambut kita saja berbeda." Kendrick menyentuh beberapa helai rambut keriting Summer dengan dua jari seolah-olah itu adalah sesuatu yang menjijikkan. Namun ternyata, sang balita tidak terintimidasi. Ekspresinya tidak berubah. "Aku mewarisi rambut dan wajah Mama, jadi wajar kalau rambut dan wajah kita berbeda," celetuk Summer ringan. "Itu tidak menutup kemungkinan kalau kau adalah ayahku. Mungkin saja, kau memiliki gen yang lemah." Kendrick mendengus tak perca
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

113. Malam Terakhir Summer

"Kenapa kau ngotot sekali mengatakan bahwa aku adalah ayahmu? Louis-lah orang yang seharusnya kau tuntut, bukan aku! Aku bukan ayahmu!" tegas Kendrick, terdengar agak putus asa. Ia tidak sadar bahwa bibir balita di hadapannya sedikit berkedut. Summer sebetulnya sedang setengah mati menahan tawa. Tingkah Kendrick sangat lucu baginya. Ia senang mengusili laki-laki itu. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk mengaku lagi. Tidak usah merengek, Tuan. Sekarang, kau lebih baik menjelaskan kenapa kau menculikku. Kalau tidak, bagaimana aku bisa paham?" Summer menjepit lehernya dengan pundak. Ia terlihat menggemaskan dengan pose tersebut. Kendrick pun meruncingkan telunjuk. "Dengarkan baik-baik. Aku tidak akan mengulanginya lagi." "Oke." Summer menyingkirkan rambut yang menutupi kupingnya dengan punggung tangan. Kemudian, ia duduk manis. "Ayahmu telah menghancurkan karier dan reputasiku. Karena itu, aku ingin membalas kejahatannya dengan melemparmu ke jurang." Mata Summer seket
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

114. Strategi Summer

Begitu masuk ke kamar mandi, Summer langsung mengunci pintu. Kemudian, ia melihat sekeliling. Ternyata, itu adalah kamar mandi mewah yang dilengkapi shower dan bak mandi yang estetik. "Kamar mandi untuk tamu saja semewah ini. Apalagi kamar mandinya sendiri. Ini pasti rumah singgahnya," gumam balita itu sambil berkedip-kedip. Saat pandangannya melintasi jendela, matanya membulat. Ia senang karena dugaannya tepat. "Itu dia! Aku harus segera memeriksa situasi di luar!" batinnya diiringi anggukan tegas. Tanpa membuang waktu, Summer merangkak naik ke bak mandi. Sambil berpijak pada tepiannya, ia mengintip ke luar jendela. Sayangnya, di luar terlalu gelap. Tidak ada petunjuk yang bisa ia dapat. "Seandainya saja aku membawa ranselku, aku pasti sudah mengambil senter," desah Summer kecewa. Namun, detik berikutnya, ia mengerjap. "Oh?" Summer berkedip-kedip, membiarkan mata abu-abunya beradaptasi dengan gelap. Keningnya ditekan lebih kuat ke kaca jendela, seakan-akan itu bisa
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

115. Bergerak Cepat

Setelah beberapa jam terpejam, Sky akhirnya mendapatkan kesadarannya kembali. Ia langsung tersentak, memeriksa keadaan sekeliling. Mendapati kamar yang asing, ia mendesah khawatir, "Apakah aku diculik?" Detik berikutnya, Sky tersentak lagi. Ia baru sadar, Summer ternyata sedang tidur sambil memeluknya. "Kami berdua diculik?" Kegelisahannya membukit. Mendengar suara sang ibu dan merasakan pergerakannya, Summer terbangun. Sambil mengucek mata, ia bangkit duduk. "Akhirnya, Mama bangun juga. Aku sudah menunggu Mama sejak tadi. Apakah Mama baik-baik saja?" bisiknya. Sky ikut duduk. Ia mengusap kepala sang balita. "Ya, Sayang. Mama baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Kau tidak apa-apa, kan? Apakah mereka menyakitimu?" Summer menggeleng tipis. "Mereka tidak menyakitiku, Mama. Hanya saja, sikap dan bicara mereka kasar. Padahal, aku sudah menasihati mereka berulang kali, tapi mereka tetap tidak berubah. Sewaktu kecil, mereka semua pasti anak nakal." Wajah Sky berubah kusut. "
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

116. Menjebak Musuh

Sementara tim darurat menyebar, Louis mulai menerbangkan drone-nya. Dengan bantuan night vision, ia bisa menghindari pohon-pohon dengan mudah. Selang beberapa saat, tidak ada lagi pohon yang terlihat dalam jarak dekat. "Kurasa kita sudah terbang di atas jurang," gumam Louis samar. "Kira-kira, di mana Kendrick membangun tempat rahasia itu?" Louis mulai mencari cahaya. Ia periksa berbagai sudut. Tidak menemukan apa-apa, ia turunkan drone-nya beberapa meter. "Tunggu. Apa itu?" Louis mendekatkan kepalanya ke monitor. Beberapa titik cahaya terlihat di sisi tebing yang agak jauh. Tanpa membuang waktu, Louis menerbangkan drone-nya ke sana. Begitu dronenya tiba, ia menarik napas dalam-dalam, lalu mengembuskannya bersamaan dengan tawa. Ada beberapa jendela di dinding tebing tersebut. Salah satunya memiliki gambar matahari dan awan-awan. "Ketemu," gumam Louis lega. Omega pun mendekat. Ia amati apa yang ada di layar. "Wah," desahnya takjub. "Apakah itu langit di musim panas
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

117. Kabur dari Penjahat

"Eagle? Jaguar? Apa yang terjadi di dalam sana?" tanya seseorang di sela suara ketukan pintu. Sky dan Summer bertukar pandang. Mata mereka sama-sama lebar. Alis mereka melengkung tinggi. "Mama, gawat! Kita terlambat keluar. Tuan Jahat yang lain sudah keburu datang," bisik Summer, panik. Sky mengembuskan napas cepat. Saat ia hendak menimpali, si Sangar menginterupsi dengan bunyi aneh, "Hmmph hmmph hmmph!" Merasa risih, Summer berkacak pinggang. "Kamu ini berisik sekali! Apakah kamu tidak mendengar kalau aku dan Mama sedang berbicara? Memotong pembicaraan orang lain itu tidak sopan," omelnya. Akan tetapi, si Sangar malah semakin berisik. Merasa kesal, Summer mengentakkan kaki. "Kuingatkan sekali lagi. Diam!" "Hmmmph hmmmph ...." Summer mendengus. Ia dekati pria yang sedang meronta-ronta itu. "Kubilang diam!" Ia layangkan pukulan keras ke bagian belakang kepala sang pria. Tanpa terduga, si Sangar langsung tergeletak di lantai. Tidak ada bunyi mengganggu yang keluar dari mu
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

118. Negosiasi

"Berjalanlah satu langkah lagi. Aku tidak akan segan melubangi kepala kalian," ancam Kendrick dengan suara menggelegar. Summer tidak berani lagi macam-macam. Ia sadar, apa yang diucapkan Kendrick sudah bukan lagi gertakan, melainkan ancaman. Dengan gerakan yang sangat lambat, ia menoleh kepada sang ibu. Suara kecilnya berbisik, "Mama, kita harus bagaimana?" Sky meringis. Ia sendiri bingung dengan apa yang harus mereka lakukan. "Sayang, jangan takut. Sewaktu Mama seusiamu saja, Mama sudah berhasil mengalahkan para pemburu liar. Sekarang, Mama sudah jauh lebih tua, dan ada kamu bersama Mama. Bersama-sama, kita pasti bisa mengalahkan Kendrick." "Oke," jawab Summer ragu, "tapi bagaimana?" Sky menggigit bibir. Selang perenungan kilat, ia kembali berbisik, "Mama akan berbalik menghadapnya. Tugasmu adalah bersembunyi di belakang Mama dengan gerakan yang sangat lambat. Mengerti?" "Mengerti, Mama." Summer pun memperhatikan sang ibu. Ia berniat untuk mengikuti kecepatannya.
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

119. Tertembak

Summer menautkan alis. Sambil berpikir, ia mendongak ke arah Sky. Sang ibu memberinya petunjuk lewat gelengan kepala. Melihat itu, Kendrick buru-buru bersuara, "Bagaimana? Kau masih mau hidup, kan? Kalau kau mau menuruti perkataanku, aku tidak akan melemparmu ke jurang." Summer menatap pria itu lagi. Bibirnya menguncup, bingung harus menjawab apa. "Memangnya," ia ragu sesaat, "kau mau aku melakukan apa?" Kendrick menggerakkan kepala, mengisyaratkan Summer untuk datang ke sisinya. "Kemarilah. Aku akan membisikkannya kepadamu." Kerutan di wajah Summer semakin banyak. Selang perenungan singkat, ia menggeleng lambat. "Tidak mau. Kau pasti berencana untuk menipuku. Begitu aku menghampirimu, kau bisa saja menembakku," tolak balita itu tegas. "Aku masih membutuhkanmu. Mana mungkin aku membunuhmu?" Kendrick menggerakkan kepalanya lagi. "Kemarilah." "Kalau begitu, jatuhkan senapanmu ke lantai, lalu tendang agak jauh. Hanya dengan begitu aku bisa percaya kalau kau tidak aka
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

120. Pahlawan Kami

"Oh, tidak ...." Sky membungkuk, memeriksa putrinya. Tangannya memegang pundak sang balita dengan penuh kecemasan "Sayang, di mana yang sakit? Di mana?" Sky meneliti tubuh Summer dari ujung kaki hingga ujung kepala. Sambil mengerutkan alis, Summer mencebik. Kedua tangan mungilnya masih memeluk senapan yang berhasil ia rebut tadi. "Aku baik-baik saja, Mama. Peluru itu tidak mengenaiku," gelengnya lambat. "Kamu yakin? Coba Mama periksa punggungmu." Tepat ketika Sky hendak memutar badan sang putri, Kendrick mengerang, "Arrgh! Kenapa nasib tidak pernah berpihak kepadaku? Tahu begini, aku seharusnya membunuh kalian sejak awal!" Sky dan Summer kompak menoleh. Melihat Kendrick meringis sembari mengacungkan pistol lagi, mata mereka terbelalak. Sadar bahwa mereka tidak bisa ke mana-mana, Sky pun memeluk Summer dan me-reload pistolnya. Belum sempat ia menarik pelatuk, suara tembakan kembali terdengar. Peluru berdesing dari belakang, melesat menembus pundak sang pria. "Aaa
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
20
DMCA.com Protection Status