Home / Romansa / Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO / 128. Foto Keluarga Summer

Share

128. Foto Keluarga Summer

Author: Pixie
last update Last Updated: 2024-11-06 14:24:04
Di hadapan Summer, sang kakek dan nenek sedang membungkuk, mengatur kamera. Entah apa yang mereka perdebatkan, padahal kamera sudah berdiri dengan baik di atas tripod.

Di sisi kanan dan kirinya, Louis dan Sky duduk dengan senyum lebar. Mereka berdua tidak menyentuh ataupun memeluknya. Akan tetapi, Summer justru merasa sangat hangat.

Lalu, di atas kursi mereka, ranting pohon telah digantungi dengan banyak hiasan. Beberapa dari mereka dibiarkan menjuntai seperti tirai. Summer berpikir itu pasti akan terlihat cantik di kamera.

Usai mengamati sekeliling dengan mata berkaca-kaca, Summer melepas tawa yang terdengar tak biasa. Ada kesan sedih di antara getarannya, tetapi juga senang dan lega.

"Apakah kita akan mengambil foto keluarga?" tanyanya dengan suara melengking yang agak serak. Matanya mulai tampak merah walaupun cahaya terpantul terang dari maniknya.

Sambil menahan tekanan dalam dadanya sendiri, Sky mengangguk. "Ya. Paman Louis tidak sengaja menemukan foto keluarga yang
Pixie

Semoga kalian suka dengan bab ini. Terima kasih ....

| 6
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
puji amriani
terharuuy🤏🤏🤏🤏🤏🤏🤏
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
aku terhaaaaruuuuuu
goodnovel comment avatar
Monika Anastasia Khim
Wohoooo selanjutnya part menegangkan ... thanks thor ! Ditunggu kelanjutannya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   129. Aku Sebetulnya Ayahmu

    Mendapati ekspresi yang tidak pernah ia lihat dari Louis, Summer menaikkan alis. Kepalanya condong ke kiri. "Apa yang mau kau bahas, Paman? Sepertinya serius sekali. Oh!" Summer meruncingkan telunjuk. "Haruskah aku mengambil kupon dan tiket hadiahku lagi? Aku meninggalkan mereka di kamar." "Tidak," jawab Louis cepat. Ia khawatir jika Summer tidak bisa menerima kenyataan, hadiah-hadiah itu malah akan mendatangkan kekecewaan. "Mari kita berbicara dulu. Setelah itu, baru kita bahas apa saja hadiah yang kau mau." "Oh, oke." Summer kembali duduk manis. Matanya berkedip-kedip menatap Louis. "Jadi, apa yang mau kau bahas, Paman?" Louis menelan ludah. Debar jantungnya telah terasa hingga ke tenggorokan. "Aku ... sebenarnya ...." Suasana hening beberapa saat. Louis tampak kebingungan harus memulai dari mana. Bosan menunggu, Summer meruncingkan telunjuknya lagi. "Selagi Paman merangkai kata-kata, bagaimana kalau aku ke kamar untuk mengambil kertas-kertas hadiahku? Aku tidak akan

    Last Updated : 2024-11-07
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   130. Maafkan Aku, Putriku

    "Memangnya kenapa kalau kamu adalah ayahku? Apakah ada masalah dengan itu?" jawab Summer tanpa mengubah ekspresi. Semua orang tersentak. Bahkan kepala Louis sampai terdorong ke belakang. "K-kamu ... tidak mempermasalahkan itu?" Summer berkedip lugu. "Kenapa aku harus mempermasalahkan itu? Bukankah bagus kalau kamu adalah ayahku?" Louis mematung dengan mata terbelalak lebar. Kebingungan masih menahan kedipannya. "B-bukankah kamu bilang kepada Kendrick bahwa kamu sangat marah kepada ayahmu? Kamu ingin menuntut dan menghukumnya karena sudah melalaikan tanggung jawab?" "Ya, memang. Orang yang melalaikan tanggung jawab harus dihukum," angguk Summer mantap. Keheranan orang-orang di sekitarnya semakin pekat. "Bagaimana kalau ternyata ... orang itu aku? Bagaimana kalau aku adalah ayahmu? Kamu tetap akan marah dan mengambil tindakan tegas semacam itu?" Suara Louis semakin tipis dan lirih. Summer mengangguk santai. "Ya. Aku akan marah dan memberimu hukuman berat," jawabnya, tid

    Last Updated : 2024-11-07
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   131. Momen Berharga Summer

    Sky tertegun menyaksikan Louis dan Summer berpelukan seperti itu. Ia sadar, penyebab utama dari permasalahan ayah dan anak itu adalah dirinya. Kalau saja dulu ia berani untuk mengungkapkan kebenaran, Louis dan Summer tidak akan terpisah begitu lama. Mereka mungkin saja sudah menjadi keluarga yang utuh sejak awal. Usai mengusap air mata di pipinya, Sky pun memeluk Summer dari belakang. "Maafkan Mama juga, Sayang. Mama telah bersikap egois dan tidak berpikir panjang. Kalau saja dulu Mama lebih bijak ...." Suara Sky tersekat. Sembari memejamkan mata lebih rapat, ia memeluk putrinya lebih erat. "Maaf Mama membuatmu tidak bahagia." Dengan gerak yang terbatas, Summer menepuk-nepuk lengan ibunya. "Tidak apa-apa, Mama. Tolong jangan bersedih. Selama ini, hidupku bahagia. Aku bersyukur punya Mama yang sangat sayang kepadaku. Sekarang, karena Paman Louis sudah bersama kita, aku akan lebih bahagia. Hidupku pasti akan terasa lebih lengkap. Tidak ada yang perlu disesali, Mama." "Jadi,

    Last Updated : 2024-11-08
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   132. Cincin Terindah

    Dada Sky kini penuh dengan bunga-bunga. Keharuan nyaris jatuh dari pelupuknya. Ia tidak pernah menduga bahwa dirinya juga akan mendapatkan lamaran romantis seperti gadis-gadis lain. Apalagi, orang yang melamarnya adalah Louis! Louis adalah laki-laki dambaannya sejak kecil. Selama ini, ia selalu bermimpi untuk bisa bersama Louis. Kemarin saja, saat Louis mengutarakan perasaan dan niat untuk menikahinya, hatinya sudah melayang ke awan. Apa lagi sekarang? Hatinya bisa sampai ke bulan! "Ya!" sahut Summer, tanpa terduga. Untung saja, Edmund kuat menopang bobotnya. Kalau tidak, kehebohan pasti sudah membuatnya terjatuh dari gendongan. Mendengar suara lucu yang penuh semangat itu, Sky pun menoleh ke arah putrinya. "Sayang, Louis sedang melamar Mama. Kenapa kamu yang menjawab?" Summer terkekeh. "Itu karena Mama sangat lambat! Apa lagi yang Mama pikirkan? Cepat jawab iya! Lutut Paman Louis bisa sakit kalau menekuk terlalu lama, dan jantungku sudah sangat berkeringat. Dadaku bisa gata

    Last Updated : 2024-11-08
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   133. Kapan Kalian Menikah?

    "Mama, bagaimana kalau ternyata itu adalah penjahat? Haruskah kita masuk ke rumah sekarang? Kita tidak memegang senjata!" bisik Summer dengan mata bulat yang memancarkan keseriusan. "Tidak, Sayang. Mereka belum tentu orang jahat," sahut Sky sembari mengelus pipi sang balita. "Kita lihat dulu siapa yang datang." "Dan kau tidak perlu takut, Manusia Mungil," sambung Louis dengan nada meyakinkan. "Kau sudah punya aku. Aku pasti melindungimu." "Tapi kamu tidak punya senjata, Paman Louis. Bagaimana caranya kamu melindungiku? Dan juga Mama! Kamu harus melindungi Mama juga, Paman. Dia adalah calon istrimu." Louis terkekeh. "Aku menguasai ilmu bela diri. Jadi, jangan khawatir. Kau dan ibumu aman. Lagi pula," ia melirik ke arah mobil yang sudah terparkir rapi di pekarangan, "kurasa, aku tahu siapa yang datang. Mereka bukan orang jahat." Mata bulat Summer memantulkan cahaya yang berbeda. "Benarkah? Siapa?" Tiba-tiba, segerombolan pria bersetelan hitam turun dari mobil. Mereka lan

    Last Updated : 2024-11-09
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   134. Persiapan Pernikahan

    Sky menghampiri Summer. Sambil tersenyum lembut, ia memberinya pengertian, "Itu terlalu cepat, Sayang. Pernikahan itu butuh persiapan. Apalagi, ayahmu adalah laki-laki nomor satu di kotanya. Dia akan sangat malu kalau pernikahannya biasa-biasa saja." "Sebetulnya ...." Louis berdeham. Dengan langkah lambat, ia bergeser ke sisi calon istrinya. "Aku sudah tidak peduli dengan penilaian orang lain terhadapku. Aku merasa bodoh karena selama ini ingin dianggap keren dan sempurna oleh orang-orang yang bahkan tidak kukenal. Aku seharusnya tidak menggantungkan kebahagiaanku kepada siapa pun. Apalagi sekarang," Louis meraih jemari Sky. "Aku sudah punya kau dan Summer. Kalianlah kebahagiaanku. Aku ingin terlihat sempurna dan keren di depan kalian saja." Bukannya terenyuh, Sky malah menaikkan alis. "Kau yakin? Bagaimana kalau orang-orang menganggapmu payah dan tidak keren lagi? Kau tahu? Itu bisa saja terjadi. Sampai detik ini pun, sebagian orang masih berpikir kalau kau bodoh karena memi

    Last Updated : 2024-11-10
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   135. Gaun Pengantin

    "Lihatlah! Ini adalah rancangan gaun pengantin yang kubuat untuk ibumu. Apakah kau suka?" Emily menyodorkan tabletnya kepada Summer. Melihat apa yang ditampilkan pada layar, mulut Summer membulat. Louis dan Sky yang memperhatikan ekspresinya dari sofa lain jadi semakin penasaran. "Bagaimana, Sayang? Kau suka?" selidik Sky. Summer mengangguk cepat. "Ya! Mama tidak pernah mengenakan gaun seperti ini. Mama pasti akan sangat cantik. Paman Louis pasti akan semakin cinta dan tidak bisa melirik wanita lain." Mendengar komentar akhir si gadis kecil, semua orang mendengus geli. "Dari mana kau belajar kalimat itu, Summer? Itu tidak sesuai dengan umurmu," celetuk Emily sambil mencubit pipi gembulnya yang lucu. Summer terkekeh ringan. "Aku mendengarnya dari Gerry. Dia bilang Merry sangat cantik sampai-sampai dia tidak bisa melirik wanita lain. Dia bahkan sampai lupa berkedip." "Gerry benar. Ketika seorang pria mencintai wanita, dia tidak akan melirik yang lain. Matanya hanya aka

    Last Updated : 2024-11-10
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   136. Hukuman Pertama dari Summer

    Sementara Sky tersenyum kecil, Emily menghela napas panjang. "Baiklah. Aku akan membuatnya sesuai keinginanmu, Calon Pengantin yang Protektif. Gaun tertutup yang melindungi calon istrimu dari angin." Louis mengangguk penuh kemenangan. "Terima kasih, Emily. Kau memang saudara perempuan terbaik!" "Kau hanya punya satu orang saudara perempuan, Louis. Wajar kalau aku yang terbaik," celetuk Emily, nyinyir. Saat itu pula, Cayden masuk ke ruang tamu. Ia baru saja kembali dari mengantar yang lain. "Princess, apakah urusanmu sudah selesai?" "Sudah. Aku bisa pergi ke hotel sekarang," jawab Emily sembari beranjak dari sofa. Summer dengan sigap membantunya berdiri. "Terima kasih atas bantuanmu, Bibi. Maaf kami sudah merepotkanmu," tuturnya manis. "Sama-sama, Summer Sayang. Mari kita lanjutkan persiapannya besok pagi. Malam ini, beristirahatlah. Kamu pasti sudah sangat lelah." "Ya!" angguknya mantap. "Bibi juga. Jangan sampai terlalu letih. Adik-adik bayi harus tetap sehat." Sementara Sum

    Last Updated : 2024-11-11

Latest chapter

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   228. Kehebohan di Taman

    Emily hanya bisa mengangguk. Sambil menggenggam tangan Sky, ia menggigit bibir. Summer dan River pun berhenti bercanda. Mereka menghampiri Emily. "Ada apa, Bibi?" tanya mereka kompak. "Dia mengalami kontraksi lagi," sahut Sky pelan. Wajah Summer berubah sendu. Ia berjongkok di dekat kaki Emily. "Apakah ini bisa membuat Bibi lebih baik?" tanyanya seraya memijat. Di sisi Emily yang lain, River melakukan hal yang sama. "Mungkin para bayi merasa gerah akibat senam tadi. Jadi, mereka meronta. Perut Bibi jadi berkontraksi?" "Kalau begitu, Bibi jangan melanjutkan senam lagi," simpul Summer tegas. "Istirahat saja di sini. Anggap kita sedang piknik. Mama, kita membawa bekal, kan? Bagaimana kalau kita membentang karpet dan mulai menata? Begitu Bibi selesai kontraksi, dia bisa menikmati makanan dan minuman yang kita siapkan." Sky mengangguk kecil. "Terima kasih, Sayang. Idemu brilian sekali." "Kalau begitu, River, ayo kita ke mobil!" ajak Summer, penuh semangat. Akan tetapi, River

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   227. Perhatikan Aku

    "Yuck! Itu sangat menjijikkan! Kenapa kalian menginjaknya? Apakah kalian tidak tahu bahwa itu kotoran penguin?" tanya River, tak habis pikir. "Itulah rute yang harus kami lalui kalau mau mengelilingi pulau," Sky mengedikkan bahu. "Kalau kalian berkunjung ke sana nanti, kalian juga akan melewatinya," ujar Louis dengan nada menakut-nakuti. Summer mengerucutkan bibir. "Kalau begini, kita harus menggencarkan kampanye perubahan iklim. Saat kita ke sana nanti, kuharap es dan salju sudah menebal lagi. Dengan begitu, para penguin punya lebih banyak tempat untuk membuang kotoran. Tidak perlu menumpuk di satu pulau!" "Apakah tidak ada rute yang aman dari kotoran? Itu sangat licin dan lengket. Bisa berbahaya kalau kita terpeleset di sana. Aku tidak bisa membayangkan betapa kotor dan bau baju kita," gumam River, was-was. "Tenang, River," Summer memegangi pundaknya lagi. "Kita bisa membeli sepatu roda dan berlatih keseimbangan setelah ini. Jadi, begitu kita ke sana nanti, kita tidak ak

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   226. Keseruan di Antartika

    Summer mengamati oleh-oleh yang ia dapat selama beberapa saat. Begitu ia selesai, ia langsung berlari menuju Sky yang kebetulan baru kembali dari membagikan hadiah. "Mama, terima kasih banyak! Aku suka semua barang yang Mama beli!" serunya seraya memberikan pelukan hangat. River mengangguk sepakat. "Ya, terima kasih banyak, Nyonya Harper. Oleh-oleh ini sangat keren! Terima kasih juga, Paman Louis." Dari sofanya, Louis terkekeh. "Sama-sama, River." Sedetik kemudian, Summer berlari dan melompat ke pangkuan sang ayah. Louis dengan sigap menangkapnya. "Terima kasih, Papa! Aku tahu, Papa pasti membantu Mama memilih barang-barangnya," ujar Summer sembari menempelkan pipinya di pundak sang ayah. "Ya, beberapa barang itu adalah pilihan Papa. Mana yang paling kamu suka?" Bibir Summer mengerucut. Telunjuknya mulai mengetuk dagu. "Itu pertanyaan sulit. Tapi kalau harus memilih, kalender itu yang paling berguna bagiku. Aku bisa memakainya untuk menentukan jadwal bersama River.

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   225. Oleh-Oleh dari Kutub

    "Ya, kau sebaiknya fokus saja dengan kegiatan di penjara ini, Kendrick. Siapa tahu, kau bisa mendapat keringanan karena perilaku baik," Summer mengedikkan bahu santai. Akan tetapi, Kendrick malah semakin menggila. Ia mulai mengguncang pintu, memohon kepada para petugas untuk membukanya. Saat Orion mendekat, ia berteriak ketakutan. "Tidak! Menjauhlah dariku! Aku masih mau hidup! Jangan kau apa-apakan kepalaku!" Tiba-tiba, bunyi aneh terdengar dari pantat Kendrick. Bau busuk pun menyebar. Summer dan River cepat-cepat memencet hidung mereka. "Uuuh, Kendrik, kau jorok sekali!" tutur Summer, meledek. "Cepat sana ke kamar mandi! Dan jangan lupa dengan chipmu!" River terkekeh usil. "Dia tidak perlu membawanya, River. Chip ini yang akan datang sendiri kepadanya. Maksudku, petugas kepolisian yang akan memasukkan chip ke dalam otaknya!" Membayangkan kepalanya dibelah, Kendrick terkesiap. Mulutnya mulai bergetar. Saat pintu besi dibuka, lututnya ikut gemetar. Ia mencoba untuk melari

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   224. Seperti Psikopat

    Khawatir sandiwaranya terbongkar, Summer cepat-cepat mengobrol dengan River. Ia bertanya tentang penilaiannya terhadap roti lapis itu dan apa yang perlu mereka perbaiki ke depannya. Setelah Kendrick menghabiskan makanan dan minumannya, barulah ia meraih kotak besar di atas meja. "Apakah kau sudah kenyang?" tanya Summer yang kini berlutut di atas kursi. Kalau tidak, kotak besar itu pasti sudah menutupi wajahnya dari Kendrick. Narapidana itu mendengus. "Apa pedulimu?" "Apakah kau lupa? Aku sudah menjawab pertanyaan itu. Berapa kali pun kau bertanya, jawabanku akan tetap sama. Aku mengkhawatirkan kondisimu karena keluargakulah yang memasukkanmu ke dalam penjara itu," Summer menunjuk pintu besi yang dijaga oleh dua orang petugas kepolisian. Kendrick memutar bola mata. "Jangan berpura-pura peduli padaku. Aku tahu, kau dan orang tua berengsekmu itu berpesta setelah kalian melemparku ke tempat terkutuk ini." Summer terkesiap. Mata bulatnya berkilat oleh keterkejutan. "Tolong perhat

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   223. Misi Dadakan Summer

    "Tolong jangan disebut. Itu berbahaya!" ujar Summer lantang. River menyingkirkan tangan Summer dari mulutnya. "Kenapa?" "Pokoknya, itu berbahaya. Mari kita masukkan itu sebagai kata terlarang. Jangan membahasnya lagi sampai kita dewasa," tutur Summer dengan penuh keseriusan. River pun menghela napas kesal. Namun, melihat ketegasan di wajah Summer, ia akhirnya mengalah. "Baiklah, aku akan melupakannya. Anggap itu tidak pernah kudengar," ia memutar telinga seolah sedang memutar pita kaset ke belakang. Louis akhirnya bisa kembali bernapas lega. Sky terkekeh melihatnya mengelus dada. Setelah itu, perbincangan berlangsung normal. Tidak ada hal aneh lagi yang mereka bahas. Mereka hanya bertukar kabar. Saat perbincangan mereka berakhir, Summer memekik gembira, "Oh, aku sungguh tidak sabar ingin menyambut Papa dan Mama pulang! Mereka pasti akan membawa banyak cerita!" "Ya, aku juga. Aku tidak sabar ingin melihat oleh-oleh apa yang mereka bawa dari Antartika!" sahut River, tak

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   222. Agen Khusus yang Manis

    Sang kapten tersenyum simpul. "Dia mengaku bernama Summer." Louis dan Sky terbelalak. "Summer?" Lengkung bibir sang kapten melebar. "Ya. Summer Harper. Awalnya, saya berpikir bahwa itu hanyalah panggilan iseng. Tapi setelah mendengar caranya berbicara dan mengetahui namanya, saya percaya bahwa situasinya serius. Saya sarankan Anda untuk segera menghubunginya. Dia sangat resah." Sky mengangguk cepat. Di sisinya, Louis berkata, "Terima kasih, Kapten Alvarez. Kami akan segera menghubungi putri kami." Seperginya sang kapten, Sky melakukan panggilan video. Begitu Summer menerimanya, suara manisnya langsung bergema, "Mama, kenapa baru meneleponku sekarang? Ke mana saja dari tadi? Apakah Angelica mengganggu kalian lagi?" Melihat wajah cemberut sang putri, Sky dan Louis tertawa lirih. Mata mereka berkaca-kaca, terlapisi oleh keharuan sekaligus rasa bangga. "Maaf, Sayang. Mama dan Papa ada urusan mendesak. Kami terpaksa menghidupkan mode pesawat sebentar," timpal Sky, agak serak. "A

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   221. Seorang Penyelamat

    Pablo kembali tertawa. Sambil menggaruk alis, ia bergumam lirih, "Mengapa orang kaya suka sekali semena-mena?" Detik berikutnya, ia menatap Louis dengan kesan meremehkan. "Anda pikir dengan kekayaan yang Anda miliki, Anda bisa bertindak sesuka hati di sini? Maaf, Tuan Harper. Ini bukan L City. Di sini, Kapten Alvarez-lah yang memegang kendali. Dan lewat saya, beliau sudah menyampaikan perintah. Tahan Louis Harper dan sang istri. Karena itu ...." Pablo melihat rekan-rekannya dan menggerakkan kepala sekali. Para petugas mendekati Louis dan Sky lagi. Secepat kilat, Louis menarik Sky ke balik punggungnya. "Siapa yang berani menyentuh istriku, akan kupastikan dia tidak bisa berjalan lagi!" hardiknya, mengancam. Para petugas seketika menahan langkah. Louis pun menambahkan, "Daripada kalian bersikeras ingin menangkap kami, kalian lebih baik menghubungi kapten kalian." "Untuk apa?" sela Pablo dengan nada menjengkelkan. "Untuk mengulur waktu? Maaf, Tuan Harper. Kami sudah menghabi

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   220. Salah Tangkap

    Draco menggertakkan geraham. Ia ingin sekali menghajar Louis. Saat itulah, Sky berbisik, "Apakah Pablo, si petugas keamanan itu? Dia yang membantu kau dan Angelica melancarkan misi untuk menggangguku dan Louis?" Draco tersentak. Mulutnya tanpa sadar menimpali, "Dari mana kau tahu kalau itu Pablo?" Sky tersenyum lebar. Ia sumpal mulut Draco dengan kain. "Terima kasih atas kejujuranmu." Kemudian, ia bangkit berdiri. Sementara Louis menahan Draco agar tidak macam-macam, Sky berhenti merekam suara di ponselnya. Saat ia memutarnya ulang, pengakuan Draco terekam jelas. "Emmhh .... Emm emmmh ...." Draco terus meronta-ronta. Louis yang masih berlutut di dekatnya pun berdesus. Telunjuknya teracung meminta waktu. "Apa yang kau ributkan?" gerutu Louis. "Kau takut Pablo membunuhmu karena gagal menjaga rahasianya? Tenang. Kami akan menangkapnya sebelum dia bisa membunuhmu." Setelah menepuk pipi Draco dengan kasar dua kali, Louis bangkit berdiri. Ia menghampiri Sky. Sang istr

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status