Humaira seorang istri dari Dimas Husin Pratama yang merupakan CEO PT. Husin Pratama. Mereka sudah menikah selama tiga tahun tapi belum mendapatkan anak. Kedua orang tua Dimas mengancam jika sampai tak punya keturunan mereka tak akan mendapat warisan. Humaira melakukan perselingkuhan dengan teman kantornya yang bernama Emran, hingga akhirnya mendapatkan seorang anak. Sementara Dimas yang memikirkan perkataan Mamanya telah diam-diam menikahi seorang sekretarisnya yang bernama Afifah perempuan yang berhijab. Bagaimanakah kisah selanjutnya antara Humaira dan Dimas? akankah rumah tangga mereka tetap aman? Apakah Humaira bisa menutupi kebohongannya? Begitu juga sebaliknya dengan Dimas. Apakah tetap aman? Ini cerita pertamaku di aplikasi ini. Bantu vote dan follow jika menurut kalian ini menghibur. Ada hikmah dari cerita ini yang bisa di petik sebagai pembelajaran. Happy reading 💓💓
View MoreHumaira meninggalkan rumahnya setelah mendapat pesan dari suaminya yang mengatakan akan menginap di Bandung selama dua hari karena ada proyek penting. Ini kesempatan untuk melancarka aksinya menemui Emran.Dia menelpon Emran sambil mengendarai mobilnya."Emran, kamu masih di kantor?""Iya, kenapa?""Sepertinya aku akan mengikuti tawaran kamu." "What? Really?" Emran melonjak kegirangan. Bagaikan harimau yang sudah di suguhi daging siap untuk melahap habis. Pikirannya sudah berada di atas ranjang bersama Humaira yang berpakaian seksi menawan.Yess!!"Aku tunggu di depan kantor."Humaira mengakhiri panggilannya. Sudah tak banyak kata lagi. Emran langsung bergegas keluar kantor. Hari sudah mulai malam saat Emran keluar dari kantor."Hai! pakai mobil kamu saja ya.""Iya." Emran membuka kaca mobilnya.""Mobil kamu ditinggal di sini?""Iya," Emran membuka pintu mobil Humaira dan duduk di samping Humaira."Kamu yang bawa mobilnya tukar tempat." Humaira bergeser ke kanan dan Emran ke kiri. M
Humaira bangun ketika matahari sudah tinggi. Dia tidur sudah hampir pagi karena perlu ulang tahunnya tadi malam. Ketika bangkit dari tempat tidur, dia merasa kepalanya agak sakit dan berat. Humaira berjalan pelan ke kamar mandi untuk cuci muka dan kemudian turun ke ruang makan dengan piyama. Pagi itu dia tidak bisa memasak untuk Dimas jadi yang menyiapkan asisten rumah tangga dan Bibi Syarifah sebagai kepala asistennya di rumahnya. Bibi Syarifah sudah lama mengabdi di rumah keluarga Yodha Pambudi Pratama. Sejak Dimas menikah dipindahkan di rumah Dimas untuk melayani Humaira. "Nyonya Muda, Tuan sudah berangkat sejak pagi Apakah Nyonya tidak ke kantor hari ini?"Tanya Bibi Syarifah."Tidak Bi, saya agak sakit kepalanya. Tolong ambilkan aspirin di kotak obat.""Baik Nyonya Muda,"Setelah sarapan dan minum obat, dia memutuskan untuk berbaring di kamarnya sampai sakit kepalanya hilang."Seharusnya Nyonya tinggal pencet bel aja tidak usah turun biar diambilkan sarapan dan obatnya.""Tidak
"Sudah sampai kantor Ra, bangun!" Emran membangunkan Humaira yang sudah terlelap di sampingnya. Humaira tak bergeming. Emran memandangi wajah Humaira dalam keremangan malam. Didekatkan wajahnya ke arah Humaira. Dia menyibakkan helaian rambut yang menutupi wajah cantiknya. Tak sadar dia membelai pipi putih itu yang begitu lembut bak porselen. Hasratnya mulai bangkit memandang bibirnya yang yang merekah dan agak terbuka. Ingin sekali mengulum bibir menawan itu. Disentuhnya dengan pelan bibir itu dengan jari-jarinya. Tak terasa dia menelan salivanya. Kamu cantik sekali. Bibirmu seksi Humaira. Ingin aku mengecupnya sekali saja. Tiba-tiba Emran mendekatkan bibirnya dan melumat bibir Humaira tanpa pikir panjang lagi. Sontak Humaira terbangun dan menampar Emran. "Kurangajar!"Humaira mengusap bibirnya dengan telapak tangannya. Dia pandangi Emran dengan sengit. "Kenapa kamu lakukan ini?""Aku sangat menyukaimu Humaira, sungguh aku mencintaimu.""Cinta apa nafsu?""Cinta dan nafsu bedanya
Dimas benar-benar menyebalkan! dari dulu dia nggak pernah romantis. Kata-katanya pedas dan ketus. Kenapa aku menerimanya menjadi suamiku? Aku pikir menikah dengan laki-laki lebih tua itu lebih enak, lebih dewasa dan berharap bisa memberi rasa aman dan yang pasti lebih romatis. Tapi semua itu tak kudapatkan. Kuakui ia laki-laki yang jujur dan kaya. Sebenarnya buat apa aku kerja sedangkan suamiku nggak menginginkan aku bekerja. Aku bekerja hanya sebagai selingan untuk menghilangkan rasa jenuh. Aku akan merasa bosan jika harus di rumah terus apalagi belum punya anak. Pernikahan ini tak seindah yang kubayangkan. Humaira bermonolog.Humaira menatap ponselnya. Berharap ada pesan masuk dari suaminya. Tapi ternyata kosong. Dia bertopang dagu. "Kenapa Dimas bisa mengabaikan hari ulang tahunku? dia nggak perduli. Dihubungi juga susah. Bagaimana aku nggak marah?""Sudahlah. Mungkin Dimas sedang ada pekerjaan penting. Kita nikmati saja malam ini. Masih ada aku yang siap menemanimu."Emran tersen
Hari ini tanggal 10 September. Humaira bersorak girang. Dia pasti akan mendapatkan kejutan dari suaminya. Humaira akan menunggu apakah suaminya ingat apa tidak hari ini. Sudah lama Dimas tidak mengajaknya makan malam romantis di tempat yang mewah karena sangat sibuk mengurus perusahaannya. Pagi itu Humaira sudah masak kesukaan Dimas. Semoga tidak di cela kurang ini dan itu. Walaupun banyak pembantu, tapi untuk urusan memasak dia tidak mau dimasakin oleh pembantu. Humaira harus memasak setiap pagi untuk Dimas."Bi, apakah sudah siap di meja?""Sudah Nyonya Muda, tinggal nunggu Tuan.""Ok Bi. Aku panggi Tuan." Humaira ke atas menemui suaminya yang sedang memakai baju. Humaira membantu memakaikan dasinya."Sayang, sarapan dulu. Semua sudah siap. Ayo," Humaira memandang suaminya mesra."Ok Sayang, masak apa hari ini?""Masak kesukaanmu. Semoga tidak ada yang kurang.""Makanya belajar masak sama Mami.""Nggak ah malu. Aku belajar dari You tube aja. Lagian kamu kenapa sih nggak mau makan m
Hari ini tanggal 10 September. Humaira bersorak girang. Dia pasti akan mendapatkan kejutan dari suaminya. Humaira akan menunggu apakah suaminya ingat apa tidak hari ini. Sudah lama Dimas tidak mengajaknya makan malam romantis di tempat yang mewah karena sangat sibuk mengurus perusahaannya. Pagi itu Humaira sudah masak kesukaan Dimas. Semoga tidak di cela kurang ini dan itu. Walaupun banyak pembantu, tapi untuk urusan memasak dia tidak mau dimasakin oleh pembantu. Humaira harus memasak setiap pagi untuk Dimas."Bi, apakah sudah siap di meja?""Sudah Nyonya Muda, tinggal nunggu Tuan.""Ok Bi. Aku panggi Tuan." Humaira ke atas menemui suaminya yang sedang memakai baju. Humaira membantu memakaikan dasinya."Sayang, sarapan dulu. Semua sudah siap. Ayo," Humaira memandang suaminya mesra."Ok Sayang, masak apa hari ini?""Masak kesukaanmu. Semoga tidak ada yang kurang.""Makanya belajar masak sama Mami.""Nggak ah malu. Aku belajar dari You tube aja. Lagian kamu kenapa sih nggak mau makan m
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments