"Kamu harus pulang ke desa, Anara. Biar ibu yang ada di sini, kamu harus pulang sama bapakmu," kata snag ibu yang duduk di samping Anara. "Nggak Bu, aku nggak mau balik ke desa." Nada suara Anara kesal, wajahnya cemberut, dan mereka berdua sekarang berada di dalam kamar Anara. "Kamu pikir kamu bisa merawat Mbak mu? Kamu itu nggak tahu apa-apa Nara, lebih baik kamu sama bapakmu rawat kebun di desa, kalau masalah ini Ibu yang harus turun tangan." Anara yang merasa keberatan mengentakkan tangan ibunya dan berdiri, "Nggak, pokoknya Anara nggak mau pulang Bu, Anara mau di sini. Lagi pula Anara punya banyak teman di sini, di desa, ah mereka kampungan!" Suaranya terdengar dari luar sana Anjas yang berada di dekat kamar Anara itu mendengarkan percakapan yang sedang terjadi. "Ibu nggak bakal tenang kalau Ibu nggak sama Nasya, dia lagi hamil, terus sakit pula, astaga, kalau ibu pulang pasti ibu hanya terus memikirkan Nasya dan kepala ibu akan meledak, tapi kalau ibu nggak pulang, siapa yan
Baca selengkapnya