"Memangnya ada apa sih Nak, sampai kamu harus mencoba untuk bunuh diri?" Saat ini sang ibu sudah berada di dalam kamar rawat Anara. Gadis dengan wajah imut yang menggemaskan ini hanya tampak cemberut, dia sudah bangun beberapa saat lalu. "Aku stres Bu, aku nggak mau balik ke desa, aku benci di sana." Nada suara Anara ketus dan membuat sang ibu seoalah merasa bersalah. "Aduh apa cuman gara-gara itu ya?" Sang ibu duduk dan merenung dengan wajah yang lemah, tentu dia merasa heran kenapa putrinya sampai benci untuk kembali ke desa. "Cuman? Bu, orang-orang yang ada di desa itu jahat-jahat, omongan mereka nggak bisa aku toleransi, apalagi kalau tahu aku nggak masuk kuliah, pasti mereka bakal terus bergunjing!" Suara Anara mulai membesar. "Tetapi bagaimana dengan Bapakmu, Nak, kalau kamu nggak balik siapa yang akan jagain bapakmu." "Ya Ibu lah!" Suara itu semakin membesar, "Mana mungkin aku mau jagain bapak, toh dia udah dewasa, usah mau kakek-kakek juga, kenapa harus dijagain! Lagian
Read more