Share

Dia Hilang, dan Mereka yang Bercumbu

"Mbak Nasya." Suara itu terdengar, seiring berbunyinya pintu yang terbuka. Nasya saat ini duduk di teras rumah dan merasakan angin di siang hari. "Aku bawa minuman dingin untuk Mbak."

Nasya menoleh kepadanya, kepada Anara yang memakai pakaian yang lebih tertutup dan sopan. Dia duduk di samping Nasya dan memberikan minuman dingin itu pada sang kakak.

"Terima kasih." Nasya tersenyum menatap Anara yang berwajah manis padanya. "Aku nggak tahu kalau nggak ada kamu, Dek."

"Nggak tahu apa, Mbak?"

"Kamu udah mau direpotkan sama aku, sama Mas Anjas," kata Nasya dengan tenang. Rasanya juga sangat menyakitkan baginya jika terus merepotkan, Nasya.

"Repot? Nggak kok Mbak, aku sama sekali nggak repot, aku malah senang, kalau aku bisa bantuin Mbak sama Mas Anjas."

Aksi Nasya terangkat, perutnya sudah mulai membesar tetapi ingatannya masih sangat buruk. Walaupun Nasya sudah menyadari bahwa dia sedang sakit dan mengandung, dia masih sulit mengingat apa yang terjadi.

Bahkan ingatannya akhir-akhi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status