Semua Bab Paman Mantan Suami Memintaku Membuka Lembaran Baru Dengannya: Bab 21 - Bab 30

100 Bab

Bab 21

"Oke, oke, aku sudah mengerti. Tapi, aku butuh waktu untuk menerimanya. Kamu pulang saja dulu."Menyadari Rhea berbicara seperti itu hanya karena ingin mengusirnya, Jerico mengerutkan keningnya dan berkata, "Rhea, sudah kubilang aku bersedia memberimu waktu. Tapi, bisakah kamu jangan menolakku seperti ini?"Rhea yang sudah kesal diganggu oleh pria itu, mengalihkan pandangannya ke arah pria itu."Kamu bilang kamu bersedia memberiku waktu? Tapi, sesungguhnya apakah kamu sudah memberiku waktu? Hari kedua aku mendapatimu berselingkuh, kamu sudah ingin memaksaku melakukan hal itu. Hari ini kamu juga melakukannya lagi.""Dari awal, aku sama sekali nggak bisa melihat seberapa besar rasa bersalah yang kamu rasakan, kamu hanya ingin masalah ini segera berlalu, 'kan? Tapi, aku nggak bisa melakukannya. Paling nggak, sekarang aku masih nggak bisa melakukannya. Apa kamu mengerti?"Melihat mata Rhea memerah, rasa bersalah dan penyesalan langsung menyelimuti hati Jerico. Dia mengulurkan lengannya, in
Baca selengkapnya

Bab 22

Dalam sekejap, pandangan semua orang di Departemen Penelitian langsung tertuju pada Janice.Ruisa tidak pernah menggunakan nada bicara setegas itu untuk berbicara padanya. Untuk sesaat, perasaan terkejut yang menyelimuti hati Janice jauh lebih besar dibandingkan rasa malunya."Kak Ruisa ... ada apa?"Ruisa tidak memedulikannya, melainkan langsung berbalik dan berjalan menuju ruangannya.Merasakan samar-samar sorot mata penasaran semua orang tertuju padanya, wajah Janice langsung memerah. Dia merasa sangat malu.Terutama saat tatapannya bertemu dengan tatapan Rhea, dia menjadi tambah kesal. Saat ini, seharusnya Rhea sedang menunggu untuk menertawakannya.Setelah menahan kekesalan dan amarah yang berkecamuk dalam dirinya, dia menggigit bibirnya, lalu berbalik mengikuti Ruisa.Setelah memasuki ruangan dan baru saja menutup pintu ruangan, Ruisa sudah melemparkan sebuah dokumen ke hadapannya."Kamu lihat sendiri!"Nada bicara Ruisa dipenuhi kekecewaan, dia bahkan menatap Janice dengan tatap
Baca selengkapnya

Bab 23

Sepertinya Ruisa tidak akan melepaskannya lagi.Janice menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan perlahan, "Aku mengerti. Nggak peduli apa pun keputusan yang diambil oleh perusahaan, aku akan menerimanya."Selesai berbicara, dia langsung berbalik dan pergi.Setelah keluar dari ruangan Ruisa, Janice sudah tidak bisa menahan amarah yang bergejolak dalam hatinya lagi. Dia bergegas pergi ke Departemen Penelitian dengan amarah menggebu-gebu.Rhea sedang mencari data-data, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki tergesa-gesa dari arah belakangnya.Begitu dia menoleh, dia langsung disambut oleh satu tamparan. Dia sama sekali tidak sempat menghindar."Plak!"Begitu terdengar suara tamparan nyaring itu, semua orang di sekeliling tempat itu langsung menghentikan aktivitas mereka dan mengalihkan pandangan mereka ke arah dua wanita itu.Janice melayangkan satu tamparan itu hampir dengan seluruh kekuatannya. Kepala Rhea langsung miring ke samping. Saat itu juga, bekas lima jari muncul di wajah
Baca selengkapnya

Bab 24

Arieson meliriknya sekilas dan berkata, "Kulihat belakangan ini kamu benar-benar kurang kerjaan.""Nggak, nggak, nggak ... aku sama sekali nggak kurang kerjaan. Sore ini, masih ada setumpuk dokumen yang perlu kubereskan ...."Tio buru-buru menundukkan kepalanya. 'Lain kali aku benar-benar harus bisa menahan rasa penasaranku,' katanya dalam hati.Setelah mengompres wajahnya dengan es selama belasan menit dan tidak terasa panas sekaligus sakit seperti tadi lagi, Rhea langsung kembali ke tempat duduknya.Begitu dia duduk, rekan kerja wanita sebelumnya yang bernama Lulu Tantra itu menggerakkan kursinya ke samping Rhea dan berkata dengan volume suara kecil, "Rhea, rekan-rekan kerja pada sedang membicarakanmu dengan Janice. Sebenarnya apa yang telah terjadi? Mengapa dia tiba-tiba memukulmu?"Rhea tidak berencana membesar-besarkan masalah ini. Bagaimanapun juga, kalau masalah ini menjadi besar, Janice pasti akan kehilangan pekerjaannya.Dia tidak ingin Janice dipecat tak lama setelah dia berg
Baca selengkapnya

Bab 25

"Nggak mungkin! Mereka nggak mungkin mengkhianatiku!""Kalau kamu merasa orangnya adalah Rhea, keluarkan buktimu. Tanpa adanya bukti, sebaiknya kamu tutup mulutmu rapat-rapat. Perusahaan sudah cukup berbaik hati dalam penanganan masalah kali ini. Jangan nggak tahu berpuas hati."Menatap sorot mata menyelidik Ruisa, Janice merasa semua pemikirannya sudah dibaca oleh wanita itu. Dia pun mulai merasa bersalah.Dia menundukkan kepalanya dan berkata dengan tidak terlalu percaya diri, "Kak Ruisa, aku sudah mengerti. Aku kembali bekerja dulu."Ruisa tidak menanggapi ucapan Janice, dia langsung mengambil sebuah dokumen dan mulai melihatnya.Merasakan wanita itu sedang marah, Janice juga tidak berbicara lagi. Dia segera berbalik dan meninggalkan ruangan itu dengan kecewa.Setelah kembali ke Departemen Penelitian, hal yang pertama yang dilakukannya adalah menghampiri meja kerja Rhea."Rhea, menjebak orang di belakang bukanlah suatu kemampuan. Aku sarankan kelak sebaiknya kamu fokus pada pekerjaa
Baca selengkapnya

Bab 26

Melihat api amarah yang hampir terpancar keluar dari mata pria itu, Rhea mengalihkan pandangannya dengan ekspresi datar."Nggak ada siapa-siapa. Aku sendiri yang terjatuh tanpa sengaja.""Bagaimana terjatuh tanpa sengaja bisa sampai ada bekas tamparan di wajahmu?"Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata dengan suara rendah, "Ini adalah urusanku, bisakah kamu nggak ikut campur?"Jerico langsung menggenggam tangannya dan berkata dengan suara dalam, "Kamu adalah istriku. Istriku telah dipukul oleh orang lain, apa kamu pikir aku bisa diam saja?""Sudah kubilang, ini adalah urusanku. Lagi pula, aku sudah menyelesaikan masalah ini. Serahkan saja bajuku padaku."Suasana antara keduanya menegang sejenak. Melihat Rhea tetap enggan mengatakan apa pun padanya, Jerico terpaksa berkompromi."Aku akan mengantarmu pulang.""Nggak perlu, aku naik bus umum saja."Melihat sorot mata dingin wanita di hadapannya seolah ingin menjauh sejauh mungkin darinya, Jerico mengerutkan keningnya."Rhea, a
Baca selengkapnya

Bab 27

Kata-kata santai yang keluar dari mulut pria itu, membuat hati Janice diliputi aura dingin.Dia mengetahui dengan sangat jelas, Jerico memiliki kemampuan itu. Keluarga Tiyur tidak memiliki kekuatan untuk melawannya.Dia mengangkat lengannya, melayangkan satu tamparan keras di wajahnya sendiri."Plak!""Lanjutkan."Awalnya, Janice masih merasakan rasa sakit yang menjalar dari wajahnya. Namun, lama-kelamaan, kedua sisi wajahnya sudah mati rasa. Dia tetap berada di sana, mengulangi pergerakan yang sama lagi dan lagi.Tidak tahu berapa lama sudah berlalu, juga tidak tahu berapa banyak tamparan yang sudah dia layangkan ke wajahnya sendiri, tepat pada saat Janice merasa dirinya akan kehilangan kesadaran kapan saja, akhirnya Jerico beranjak dari sofa dan berjalan ke hadapannya.Pria itu menatapnya dengan tatapan arogan, seolah-olah dia hanyalah seekor semut yang lemah."Nona Janice, aku harap kamu bisa mengingat pembelajaran hari ini dengan baik. Kelak, sebaiknya kamu jangan mencari masalah l
Baca selengkapnya

Bab 28

Jerico merasa ada makna tersirat di balik ucapan ibunya. Saat dia ingin menanyakan dengan lebih jauh lagi, pelayan memapah Sizur Thamnin memasuki ruang tamu.Begitu melihat Sizur, dia mengerutkan keningnya dan berkata dengan suara dalam, "Ibu, aku pulang dulu."Selesai berbicara, dia langsung berbalik, berjalan melewati Sizur dan pergi begitu saja.Sizur mengerutkan keningnya, tetapi dia hanya memasang ekspresi muram tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Setelah kembali ke vilanya, dia menghubungi sekretarisnya, Yurik Trisjoyo, memintanya untuk membeli sebuah vila atas nama Stella.Yurik merasa sedikit terkejut. "Pak Jerico, kalau Nyonya sampai mengetahui hal ini ....""Lakukan secara diam-diam, jangan sampai ketahuan siapa pun, terutama Rhea."Kalau sampai Rhea tahu anak dalam kandungan Stella dipertahankan, wanita itu akan makin yakin lagi untuk bercerai dengannya.Memikirkan hal itu, Jerico menjadi makin frustrasi."Baik, aku mengerti."Setelah memutuskan panggilan telepon, Yurik meng
Baca selengkapnya

Bab 29

"Yah, kalau dilihat sekarang, sepertinya Kak Siska adalah orang yang 'sangat baik'. Bagaimanapun juga, putramu sendiri yang berselingkuh duluan, tapi kamu masih berani dan begitu percaya diri mengguyur menantumu dengan air. Ibu mertua aneh sepertimu memang jarang ditemukan."Setiap satu kata yang keluar dari mulut Arieson, membuat raut wajah Siska menjadi makin muram. Pada akhirnya, ekspresinya langsung berubah menjadi dingin."Arieson, ini adalah masalah keluarga kami. Sebaiknya orang luar sepertimu nggak ikut campur."Arieson mengangkat alisnya dan berkata, "Yah, awalnya aku juga nggak berencana ikut campur. Tapi, Kak Siska, bisa-bisanya kamu menindas seorang gadis seperti itu. Apa kamu nggak merasa tindakanmu sudah keterlaluan?"Wanita itu jelas-jelas melihat Keluarga Santana sudah bangkrut, jadi biarpun dia melakukan tindakan yang keterlaluan terhadap Rhea, Keluarga Santana juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadapnya. Karena itu pula, dia berani bersikap semena-mena seperti ini.
Baca selengkapnya

Bab 30

Jerico tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa maksudmu?""Kamu tanyakan saja sendiri, nanti kamu juga akan mendapatkan jawabannya."Selesai berbicara, Rhea langsung berjalan melewati pria itu.Ekspresi Jerico langsung berubah menjadi muram, dia segera menghubungi Siska."Ibu, apa hari ini Ibu menemui Rhea?"Siska baru saja ditegur oleh Arieson saat berada di restoran. Saat ini, hatinya masih diliputi api amarah yang menggebu-gebu. Begitu mendengar ucapan putranya, dia langsung tertawa dingin."Dia mengadu padamu? Dasar wanita nggak tahu diri!"Begitu mendengar ucapan ibunya, kilatan amarah melintas di mata Jerico. "Ibu, sudah kubilang jangan ikut campur dalam urusanku dengan Rhea. Mengapa Ibu nggak mendengar ucapanku?""Kalau bukan demi kamu, apa kamu pikir aku bersedia pergi menemuinya? Jelas-jelas kamu hanya punya seorang wanita di luar, tapi dia malah membuat keributan dengan pindah keluar. Kalau sampai mengatur seorang wanita saja kamu nggak becus dan hal in
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status