"Yah, kalau dilihat sekarang, sepertinya Kak Siska adalah orang yang 'sangat baik'. Bagaimanapun juga, putramu sendiri yang berselingkuh duluan, tapi kamu masih berani dan begitu percaya diri mengguyur menantumu dengan air. Ibu mertua aneh sepertimu memang jarang ditemukan."Setiap satu kata yang keluar dari mulut Arieson, membuat raut wajah Siska menjadi makin muram. Pada akhirnya, ekspresinya langsung berubah menjadi dingin."Arieson, ini adalah masalah keluarga kami. Sebaiknya orang luar sepertimu nggak ikut campur."Arieson mengangkat alisnya dan berkata, "Yah, awalnya aku juga nggak berencana ikut campur. Tapi, Kak Siska, bisa-bisanya kamu menindas seorang gadis seperti itu. Apa kamu nggak merasa tindakanmu sudah keterlaluan?"Wanita itu jelas-jelas melihat Keluarga Santana sudah bangkrut, jadi biarpun dia melakukan tindakan yang keterlaluan terhadap Rhea, Keluarga Santana juga tidak bisa melakukan apa-apa terhadapnya. Karena itu pula, dia berani bersikap semena-mena seperti ini.
Jerico tertegun sejenak, lalu mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa maksudmu?""Kamu tanyakan saja sendiri, nanti kamu juga akan mendapatkan jawabannya."Selesai berbicara, Rhea langsung berjalan melewati pria itu.Ekspresi Jerico langsung berubah menjadi muram, dia segera menghubungi Siska."Ibu, apa hari ini Ibu menemui Rhea?"Siska baru saja ditegur oleh Arieson saat berada di restoran. Saat ini, hatinya masih diliputi api amarah yang menggebu-gebu. Begitu mendengar ucapan putranya, dia langsung tertawa dingin."Dia mengadu padamu? Dasar wanita nggak tahu diri!"Begitu mendengar ucapan ibunya, kilatan amarah melintas di mata Jerico. "Ibu, sudah kubilang jangan ikut campur dalam urusanku dengan Rhea. Mengapa Ibu nggak mendengar ucapanku?""Kalau bukan demi kamu, apa kamu pikir aku bersedia pergi menemuinya? Jelas-jelas kamu hanya punya seorang wanita di luar, tapi dia malah membuat keributan dengan pindah keluar. Kalau sampai mengatur seorang wanita saja kamu nggak becus dan hal in
Sekarang dia baru tahu ternyata ibunya memperlakukan Rhea seburuk itu.Apa mungkin selama tiga tahun mereka menikah, saat dia tidak berada di tempat, ibunya selalu berbicara seperti itu pada Rhea?Tiba-tiba, saat melihat Arieson muncul di video rekaman kamera pengawasan itu, cengkeraman Jerico pada ponselnya makin kuat.Melihat Arieson begitu membela Rhea, amarah dan ketidakberdayaan langsung menyelimuti hatinya.Dia adalah suami Rhea. Jelas-jelas saat itu orang yang seharusnya berdiri di sisi Rhea adalah dirinya. Namun, dia malah tidak muncul sama sekali. Bahkan, kalau bukan karena Rhea memintanya untuk bertanya sendiri pada Siska, dia sama sekali tidak tahu apa yang telah terjadi hari ini.Makin memikirkan hal itu, Jerico makin merasa bersalah.Dia sudah bersalah pada Rhea, dia juga yang telah mengkhianati cinta mereka selama delapan tahun.Setelah mematikan video itu, dia mengirimkan pesan pada sekretarisnya."Kelak kalau ibuku memintamu untuk menangani urusan ayahku lagi, biarkan s
Melihat sorot mata kekecewaan Rhea, hati Jerico seperti dicengkeram oleh sebuah tangan yang besar. Saking sakitnya, dia hampir tidak bisa bernapas."Rhea, aku tahu janji apa pun yang kuberikan padamu saat ini, kamu juga nggak akan percaya. Kelak, aku akan membuktikan semuanya dengan tindakan. Aku pasti akan menepati semua janjiku."Rhea tidak berencana mendengar janji-janji pria itu lagi, dia langsung berjalan melewati Jerico dan pergi begitu saja.Jerico hendak mengejarnya, tetapi tiba-tiba saja ponsel dalam sakunya berbunyi.Begitu panggilan telepon terhubung, terdengar suara serius sekretarisnya."Pak Jerico, ada satu kerja sama perusahaan yang bermasalah."Sorot mata Jerico berubah menjadi serius. "Aku akan segera ke sana."Saat berlari ke depan pintu, dia hanya melihat sosok bayangan Rhea yang telah pergi dengan menumpangi taksi.Jerico mengatupkan bibirnya dengan rapat, lalu berbalik dan segera melajukan mobilnya ke perusahaan.Selesai menangani masalah perusahaan, dia akan menan
Dua suara terdengar pada saat bersamaan. Begitu Weni menoleh, dia melihat tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada seorang wanita cantik langsing yang mengenakan gaun berwarna merah dengan rambut keriting juga sedang menunjuk setelan jas yang dipilihnya.Merasakan sorot mata Weni tertuju padanya, wanita itu mengalihkan pandangannya ke arah Weni dan tersenyum."Nona, aku berencana membeli setelan pakaian itu untuk dihadiahkan kepada pacarku. Sebentar lagi kami akan ketemuan. Bisakah kamu mengalah padaku?"Weni sangat menyukai setelan jas itu, dia tidak ingin mengalah. Namun, kata-kata yang keluar dari mulut wanita itu masih terbilang sopan. Untuk sesaat, dia merasa sedikit ragu.Pramuniaga berkata, "Nona Weni, setelan jas ini hanya satu-satunya di toko kami. Sebagai pelanggan VIP toko kami, Nona memiliki hak untuk membeli duluan."Setelah mendengar ucapan pramuniaga, wanita itu langsung mengerutkan keningnya.Karena setelan jas itu hanya ada satu, dia harus membelinya."Apa maksudmu? Perl
Rhea melangkah maju, menggenggam tangan Weni yang sudah sedingin es itu, lalu berkata dengan volume suara kecil, "Weni, mungkin ada kesalahpahaman di sini. Jangan terlalu sedih."Weni menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm, aku mengerti."Sebelum Andre datang, dia tidak akan memercayai kata-kata wanita di hadapannya itu, kecuali Andre yang mengatakannya sendiri padanya.Tak lama kemudian, Jose Yunardi, sekretaris Andre sudah tiba di lokasi.Dia menghampiri wanita yang mengenakan gaun merah itu dengan langkah tergesa-gesa, sama sekali tidak menyadari keberadaan Weni dan Rhea."Nona Maudi, Pak Andre sedang rapat, jadi dia memintaku kemari."Wanita yang bernama lengkap Maudi Tessa itu mengangkat dagunya ke arah Weni dan Rhea. "Nah, mereka orangnya, mereka yang berebutan pakaian denganku."Jose menoleh, hendak berbicara. Namun, setelah dia melihat Weni dan Rhea dengan sangat jelas, ekspresinya langsung berubah drastis."Nona Weni ...."'Gawat!' Saat ini, hanya satu kata itu yang muncul
"Nggak perlu repot-repot, untukmu saja."Tidak ada gunanya mempertahankan seorang pria yang masih memiliki hubungan tidak jelas dengan wanita lain, hanya akan membuatnya kesal saja.Maudi tertegun sejenak. Sebelum dia sempat berbicara, Weni langsung berbalik dan pergi.Ekspresi Jose langsung berubah drastis. Dia buru-buru mengejar Weni. "Nona Weni .... Ini hanya kesalahpahaman belaka. Paling nggak, Nona juga harus memberi satu kesempatan bagi Pak Andre untuk memberi penjelasan, 'kan?"Weni menghentikan langkah kakinya, lalu menatap pria itu dengan datar."Tiga bulan yang lalu, dia pergi mengunjungi Negara Modanta, aku sempat nggak bisa menghubunginya selama tiga hari. Setelahnya, dia memberiku penjelasan dia sibuk bekerja. Apa dia benar-benar sesibuk itu?"Melihat kilatan panik melintas di wajah Jose, Weni menyunggingkan seulas senyum mengejek."Sekarang, apa kamu masih bisa mengatakan semua ini kesalahpahaman belaka?"Dia memang menyukai pria itu, tetapi dia bukan orang bodoh.Saat it
Rhea tampak terkejut sejenak. Dia menepis tangan pria itu dan melangkah mundur selangkah."Apa ada hubungannya denganmu?""Malam hari itu, kamu dan pamanku menginap di hotel yang sama. Lalu, nggak lama setelah kamu pergi, pamanku juga pergi. Hal yang terpenting adalah, rekaman video kamera pengawasan hotel sepanjang waktu itu sudah dihapus."Kalau bukan karena kebetulan ada kamera pengawasan di rambu-rambu lalu lintas di seberang hotel, dia juga tidak akan mengetahui semua ini.Terlebih lagi, jam pada saat Rhea masuk dan meninggalkan hotel, semua video rekaman kamera pengawasan hotel sudah dihapus. Kalau bukan karena ingin menutupi sesuatu, mengapa rekaman kamera pengawasan dihapus?Makin memikirkan hal itu, sorot mata Jerico makin memerah.Awalnya, dia hanya merasa tindakan-tindakan Arieson itu agak aneh. Sekarang, dia sudah menemukan jawabannya.Melihat pria itu menatapnya dengan ekspresi kecewa, Rhea tertawa dingin."Jerico, apa kamu merasa aku juga sudah berselingkuh sama sepertimu