Rhea tampak terkejut sejenak. Dia menepis tangan pria itu dan melangkah mundur selangkah."Apa ada hubungannya denganmu?""Malam hari itu, kamu dan pamanku menginap di hotel yang sama. Lalu, nggak lama setelah kamu pergi, pamanku juga pergi. Hal yang terpenting adalah, rekaman video kamera pengawasan hotel sepanjang waktu itu sudah dihapus."Kalau bukan karena kebetulan ada kamera pengawasan di rambu-rambu lalu lintas di seberang hotel, dia juga tidak akan mengetahui semua ini.Terlebih lagi, jam pada saat Rhea masuk dan meninggalkan hotel, semua video rekaman kamera pengawasan hotel sudah dihapus. Kalau bukan karena ingin menutupi sesuatu, mengapa rekaman kamera pengawasan dihapus?Makin memikirkan hal itu, sorot mata Jerico makin memerah.Awalnya, dia hanya merasa tindakan-tindakan Arieson itu agak aneh. Sekarang, dia sudah menemukan jawabannya.Melihat pria itu menatapnya dengan ekspresi kecewa, Rhea tertawa dingin."Jerico, apa kamu merasa aku juga sudah berselingkuh sama sepertimu
Tiga tahun rumah tangganya, tiga tahun pula dia terkekang. Namun, apa yang diperolehnya? Fakta perselingkuhan Jerico. Kini, dia tidak ingin terkekang lagi. Dia ingin menjalani hidupnya dengan nyaman dan bebas.Selesai makan, Rhea mencuci piringnya. Kemudian, dia menyeduh teh, lalu membawa sebuah buku ke balkon. Sambil berjemur matahari, dia membaca buku dengan santai di balkon.Lama-kelamaan, rasa kantuk mulai menerjangnya. Dia pun tertidur di kursi malas.Saat dia terbangun, langit sudah gelap.Rhea pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Dia juga tidak berencana masak lagi, melainkan mengambil kuncinya dan berencana untuk makan di luar.Saat membuka pintu dan melihat sosok bayangan Jerico yang berdiri di kegelapan, Rhea terkejut setengah mati. Secara refleks, dia melangkah mundur satu langkah."Rhea, ini aku."Suara Jerico terdengar sedikit kering, sangat jelas bahwa pria itu sudah berdiri di sini sepanjang sore.Rhea mengerutkan keningnya dan berkata, "Untuk apa kamu berdiri di
Rhea menganggukkan kepalanya dan berkata, "Hmm.""Kalau begitu, pria yang mengejarmu ini pasti sangat kaya. Aku ingat arti gelang ini adalah 'hanya mencintaimu seorang sehidup semati'. Dia pasti sangat menyukaimu."Samar-samar, kilatan mengejek melintas di mata Rhea. Dia meletakkan gelang itu kembali ke dalam kotaknya."Yah, mungkin saja."Melihat Rhea seakan-akan tidak terlalu senang, Lulu merasa ada yang aneh, tetapi dia juga tidak bertanya lebih lanjut lagi.Melalui interaksi antara mereka selama beberapa waktu ini, dia tahu jelas walaupun Rhea kelihatan lembut dan sangat enak diajak bicara, tetapi sesungguhnya kalau menyangkut hal yang tidak ingin dikatakannya, Rhea tidak akan mengucapkan sepatah kata pun.Terlebih lagi, hubungan mereka juga memang belum sedekat sampai bisa berbicara dari hati ke hati.Saat Rhea menutup kotak gelang itu, Janice kebetulan lewat. Melirik gelang berlian di dalam kotak tersebut, sorot mata iri tampak jelas di matanyaNamun, setelah pembelajaran yang di
Dia akan menghitung semuanya dengan jelas perlahan-lahan dan mendapatkan kembali semua uang itu sedikit demi sedikit.Setelah tiba di restoran barat itu, kilatan terkejut melintas di mata Rhea saat mendapati hanya ada dirinya dan Jerico di restoran itu."Kamu menyewa restoran ini?""Hmm, bukankah kamu nggak suka tempat keramaian?""Sekarang aku sudah terbiasa. Ke depannya, kamu nggak perlu repot-repot lagi."Jerico menatapnya dengan sorot mata sungguh-sungguh. "Rhea, sebelumnya karena aku terlalu sibuk, kita sudah melewatkan terlalu banyak hal. Kelak, aku akan memberimu kompensasi atas semua hal yang pantas kamu terima."Sorot mata pria itu padanya dipenuhi dengan cinta dan kehangatan saat mereka menjalin kasih dulu.Tiba-tiba saja, rasa sakit yang luar biasa menyelimuti hati Rhea. Dia segera mengalihkan pandangannya, menekan air mata yang nyaris keluar dari pelupuk matanya.Kalau pria itu mengucapkan kata-kata seperti ini sebelum berselingkuh, mungkin dia akan merasa terharu. Namun, s
Setelah menerima panggilan telepon dari Rhea dan mendengar Rhea meminta bantuannya untuk menjual sebuah properti, perantara properti berkata dengan nada terkejut, "Nona Rhea, apa kamu yakin itu adalah properti di Maltoro?"Dalam lubuk hatinya, dia bertanya-tanya kalau Rhea memiliki properti di Maltoro, kenapa kala itu Rhea tertarik untuk tinggal di apartemen satu kamar yang dia rekomendasikan?"Hmm, aku akan mengirimkan alamat dan kata sandinya padamu. Kamu bawa anggotamu dan calon pembeli ke sana untuk melihat-lihat. Setelah terjual, aku akan memberimu komisi sebesar tiga persen dari harga jual."Rhea sudah tahu komisi yang akan diminta oleh pihak perantara properti sekitar satu hingga tiga persen. Selain itu, kalau dilihat-lihat dari dekorasi properti di Maltoro, seharusnya harga pasarannya bisa mencapai 16 hingga 18 miliar.Kalau perantara properti bisa membantunya menjual properti itu, maka akan meraup keuntungan besar."Nona Rhea, ada satu pertanyaan yang membebani pikiranku. Kare
Sebelumnya, melihat adegan kedua orang itu berselingkuh, memberi tekanan yang sangat besar baginya. Saat itu, pikirannya langsung kosong. Dia bahkan lupa untuk mengambil rekaman video sebagai bukti.Namun, dengan kepribadian Stella, dia pasti akan terus mengganggu Jerico. Begitu kedua orang itu kembali terlibat dalam adegan panas, dia sudah bisa mendapatkan bukti, agar Jerico setuju untuk bercerai dengannya.Menjalin kasih selama delapan tahun. Sebenarnya Rhea juga tidak ingin menjebak Jerico.Namun, pria itu tidak bersedia membagi rata aset, juga tidak bersedia bercerai dengannya. Selain cara ini, dia tidak punya cara lain lagi.Setelah menyampaikan permintaannya pada detektif pribadi itu, mereka pun mengakhiri pembicaraan mereka.Rhea membuka aplikasi banknya. Melihat nominal sebesar lebih dari 14 miliar yang tersisa di akun banknya, dia hanyut dalam pemikirannya sendiri. Dia harus memikirkan cara untuk menjadikan uang itu sebagai aset pribadinya.Saat dia sedang hanyut dalam pemikir
Begitu mendengar ucapan Janice, raut wajah Rani langsung berubah menjadi pucat pasi.Setengah bulan yang lalu, ibunya mengalami kecelakaan mobil. Biaya operasi dan rawat inap rumah sakit selama ini saja sudah habis lebih dari seratus juta. Uang tabungannya sudah hampir terkuras habis.Kalau ayahnya masih belum bisa mendapatkan pekerjaan, mereka pasti sudah tidak punya uang untuk membiayai pengobatan ibunya bulan depan.Ayah Janice adalah petinggi di sebuah perusahaan di bawah naungan Perusahaan Teknologi Hongdam. Selama dia menyenangkan hati Janice, bagi Janice, mengatur sebuah pekerjaan untuk ayahnya adalah hal yang mudah. Ini juga merupakan alasan mengapa Rani bersedia menjadi 'anjing' Janice.Perlahan-lahan, sorot matanya yang tadinya masih ragu, berubah menjadi penuh keyakinan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Janice dan berkata, "Oke, aku akan melaksanakan instruksimu."Janice sama sekali tidak merasa terkejut. Dia mengangkat alisnya, lalu tersenyum dan berkata, "Hmm, lakukanl
"Pak Arieson!"Dia menatap punggung Arieson dengan ekspresi panik. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Arieson di laboratorium, dia juga tidak akan bisa bertahan di posisi manajer Departemen Penelitian lagi.Sambil mengangkat lengannya untuk melindungi wajahnya, Rhea segera melangkah mundur. Ada banyak larutan yang muncrat ke tangannya, sampai-sampai meninggalkan luka bakar berwarna kehitaman. Saking kesakitannya, dia bahkan sudah hampir berteriak.Tiba-tiba, sebuah jas menutupi kepalanya dan pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang.Melalui celah pakaian tersebut, dia melihat jari-jari tangan yang sedang menggenggam tangannya itu tampak jelas dan kering. Saat itu juga, kehangatan menjalar dari telapak tangan orang tersebut ke pergelangan tangannya.Saat Rhea tertegun sejenak, orang tersebut sudah menariknya ke wastafel, membuka keran air dan membersihkan tangannya yang terbakar oleh asam sulfat pekat itu.Hingga air mengalir ke punggung tangannya, dia baru tersadar. Dia buru-buru me
Sepulang kerja, Rhea naik taksi ke kediaman lama Keluarga Thamnin.Begitu pelayan membawanya masuk ke ruang tamu, Nyonya Besar Thamnin langsung berkata dengan dingin, "Berlutut!"Rhea menghentikan langkah kakinya, menatap Nyonya Besar Thamnin dengan ekspresi datar."Nenek, kesalahan apa yang sudah kulakukan sampai harus berlutut?"Siska yang duduk di samping Nyonya Besar Thamnin, mencibir. Nada bicara menyindir terdengar jelas dalam ucapannya."Bisa-bisanya kamu menanyakan kesalahan apa yang telah kamu lakukan?! Mengapa semalam kamu memaksa Nona Maudi untuk berlutut di hadapanmu di depan begitu banyak orang? Coba kamu pikirkan sendiri, apa identitasmu dan apa identitas Nona Maudi.""Pagi hari ini, Perusahaan Farmasi Haion dan Grup Tessa sudah membatalkan kerja sama dengan Grup Thamnin, menyebabkan Grup Thamnin kehilangan triliunan. Para pemegang saham lainnya sangat nggak puas pada Jerico, mengadakan rapat dewan direksi, bersiap untuk menurunkannya dari posisi manajer umum. Dasar pemba
"Kalau aku sudah nggak mencintaimu lagi, apa kamu bersedia untuk melepaskanku?"Sorot mata Jerico langsung berubah menjadi dingin. "Nggak.""Kalau begitu, apa artinya kamu menanyakan hal itu? Lagi pula, bukankah kamu yang menggunakan ayahku untuk mengancamku pindah kembali?"Menatap sorot mata tenang Rhea, Jerico tertawa seperti sedang mengejek dirinya sendiri, lalu mengalihkan pandangannya dan tidak berbicara lagi.Memang benar, dia yang memaksa wanita itu untuk kembali.Lagi pula, sejak hari dia berselingkuh, seharusnya dia sudah bisa menduga akan ada hari ini. Hanya saja, dia terlalu percaya diri. Dia mengira Rhea mencintainya, saking mencintainya wanita itu bersedia untuk memaafkannya.Tidak ada yang berbicara lagi, suasana di antara mereka hening. Tak lama kemudian, sopir sudah melajukan mobil kemari."Naiklah."Rhea menundukkan kepalanya dan melirik ponselnya sekilas. Karena belum menemukan pengemudi, dia pun memutuskan untuk membatalkannya.Sepanjang perjalanan pulang, mereka be
Kilatan sedingin es melintasi mata Andre. Jadi, Maudi sudah dimanfaatkan oleh Jeni?Walaupun dia tidak menyetujui tindakan Maudi, tetapi bagaimanapun juga, wanita itu melakukan hal seperti itu demi dirinya."Kelak jangan melakukan hal seperti ini lagi. Gaya bertindak Arieson sangat aneh, dia menghadapi siapa saja tanpa pandang bulu. Kalau melawannya, hanya akan rugi."Melihat Andre memasang ekspresi muram, Maudi menggigit bibir bawahnya, lalu berkata dengan hati-hati, "Andre ... jelas-jelas hari ini Nona Rhea sama sekali nggak terluka. Selama aku meminta maaf, masalah ini sudah bisa dianggap selesai ....""Tapi, Nona Rhea malah nggak bersedia melepaskanku. Mungkinkah karena ... Nona Weni?"Andre menyipitkan matanya, lalu berkata dengan dingin, "Maksudmu, dia sedang membantu Weni melampiaskan kekesalan?""Selain kemungkinan ini, aku nggak bisa memikirkan alasan lain mengapa dia enggan melepaskanku."Rhea dan Weni adalah teman baik, ditambah lagi Weni salah paham mengenai hubungannya den
Dimaki oleh Arieson seperti itu, tangan di kedua sisi tubuh Jerico pun terkepal erat. Kilatan amarah melintas di matanya."Paman, Rhea adalah istriku, kamu nggak berhak atur-atur aku!"Arieson mencibir dan berkata, "Bahkan Andre saja masih tahu untuk maju melindungi Maudi. Sedangkan kamu? Kamu nggak hanya sudah berselingkuh, juga seorang pengecut. Aku benar-benar nggak mengerti bagaimana Keluarga Thamnin bisa punya keturunan sepertimu."Jerico menggertakkan giginya, lalu berkata dengan dingin, "Paling nggak, aku nggak mengincar istri orang lain.""Oh, begitu, ya? Percaya atau nggak, aku bisa membuat kalian bercerai besok."Dia tidak bertindak sesuai keinginannya hanya karena ingin menghormati Rhea. Dia ingin menunggu wanita itu memikirkan segala sesuatu dengan jelas, saat itulah dia akan membantu wanita itu.Ekspresi tajam terlihat menghiasi wajah Jerico. Tentu saja dia tahu Arieson memiliki kemampuan ini. Biarpun pamannya itu ingin langsung merebut Rhea dari sisinya saat ini, dia juga
Maudi mengeluarkan teriakan dengan suara melengking. Dia menggenggam gaunnya dengan kuat, sorot mata penuh ketakutan tampak jelas di matanya."Ah! Jangan mendekat ... jangan mendekat! Aku bersedia untuk berlutut meminta maaf!"Awalnya dia mengira Arieson hanya menggertaknya saja. Siapa sangka pria itu benar-benar memerintahkan para pengawalnya untuk melakukan hal tersebut. Pria itu benar-benar gila.Kalau pakaiannya sampai dilepas di sini, dia benar-benar tidak perlu hidup lagi.Berlutut meminta maaf adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan pakaiannya dilepas di sini.Dengan ekspresi sedingin es, Arieson mencibir dan berkata, "Oke, kalian semua, mundur."Begitu mendengar perintah dari sang majikan, orang-orang berpakaian hitam itu pun segera mundur. Maudi terjatuh terduduk di lantai. Gaunnya yang digenggamnya dengan erat itu, masih belum dilepaskan. Namun, rambut dan pakaiannya tampak sangat berantakan. Dia terlihat menyedihkan.Dengan ekspresi ketakutan menghiasi wajahnya, dia berg
"Atau, apa Pak Andre merasa permintaan maafmu sangat bernilai?"Semua orang mengalihkan pandangan ke arah pintu. Mereka melihat Arieson berjalan memasuki ruangan bersama Vino Lugan, tuan rumah sekaligus penyelenggara perjamuan malam kali ini.Vino tampak tersenyum, sedangkan Arieson memasang ekspresi sedingin es. Aura dingin seperti menyelimuti dirinya.Sorot mata Andre berubah menjadi gelap. Kalau orang itu adalah Jerico, pasti masih akan mempertimbangkannya.Namun, kalau orang itu adalah Arieson, mungkin masalah malam ini akan sulit untuk ditangani.Ekspresi Jerico juga berubah menjadi sangat masam. Awalnya tadi Rhea sudah hendak menyetujui sarannya. Sekarang Arieson datang melakukan intervensi lagi, pasti akan memengaruhi kerja sama Grup Thamnin dengan Perusahaan Farmasi Haion."Pak Arieson, kejadian kali ini memang salah Maudi. Aku juga sudah bilang, Maudi bisa meminta maaf. Bahkan, kalau ada kompensasi apa pun yang diinginkan oleh Nona Rhea, selama bisa kupenuhi, pasti akan kusetu
"Rhea, apa uang yang kuberikan padamu nggak cukup?! Mengapa kamu sampai melakukan hal seperti ini?!"Rhea melirik pria itu sekilas. Sorot mata ganas dan penuh amarah pria itu membuatnya merasa pria itu sangat asing baginya.Dia bahkan mencurigai kalau bukan karena ada begitu banyak orang, mungkin saja Jerico akan mempertanyakannya sambil mencekiknya.Dia tertawa pelan dan berkata, "Jerico, ternyata kamu memang sudah berubah."Dulu, Jerico tidak akan pernah mencurigainya, tetapi sekarang pria itu bahkan merasa dia adalah orang yang akan mencuri barang orang lain.Benar saja, setelah hati seseorang berubah, mata orang tersebut juga bisa berubah menjadi buta.Dia mengeluarkan kalung berlian dalam tasnya, lalu berkata pada Maudi dengan penuh penekanan, "Nona Maudi, tolong lihat dengan jelas, apa ini adalah kalungmu? Kalau aku nggak salah ingat, sepertinya tadi Nona Jeni bilang kalungmu itu berbentuk angsa yang berhiaskan berlian."Di bawah pencahayaan, kalung berlian dalam genggaman Rhea i
Setelah mendengar ucapan Rhea, orang-orang lainnya langsung bereaksi kembali. Mereka menatap Jeni dan Maudi dengan ekspresi sedikit tidak puas.Ya, benar. Maudi sendiri yang menghilangkan kalungnya, apa hubungannya dengan mereka? Atas dasar apa tas mereka harus diperiksa?Hanya seuntai kalung bernilai ratusan miliar saja, di rumah mereka masing-masing, bahkan bisa mengeluarkan tujuh hingga delapan untai kalung seperti itu. Untuk apa mereka merendahkan diri mereka untuk mencuri?Melihat sorot mata tidak bersahabat orang-orang itu, kilatan dingin melintasi mata Jeni.Dia tidak menyangka Rhea begitu pandai bersilat lidah, cukup sulit dihadapi.Akan tetapi, sebentar lagi dia pasti tidak akan bisa bersikap keras kepala seperti itu lagi.Jeni menghela napas, lalu berkata dengan sedikit tidak berdaya, "Yah, aku mengajukan cara ini juga demi membuktikan kita semua nggak bersalah, juga demi membantu Maudi menemukan kembali kalungnya. Bagaimanapun juga, kalung itu memiliki makna yang berbeda bag
Jerico mengerutkan keningnya. Saat dia hendak berbicara, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang seperti naik beberapa oktaf itu menggema di seluruh aula perjamuan."Ah! Kalungku hilang!"Suaranya sangat keras. Dalam sekejap, langsung menarik perhatian semua orang.Tak lama kemudian, ada staf yang menanyakan padanya apa yang terjadi. Mengetahui kalungnya hilang, staf tersebut segera meminta orang untuk menyalakan lampu dalam aula perjamuan.Dalam sekejap, aula perjamuan kembali terang benderang."Nona Maudi, jangan khawatir. Kami akan segera mengatur orang untuk melakukan pencarian. Kalau terjatuh di dalam aula perjamuan, seharusnya bisa ditemukan sesegera mungkin."Maudi menunjukkan ekspresi panik. "Bagaimana kalau kalian mengambil rekaman kamera pengawas? Seharusnya bisa ditemukan dengan cepat. Hilangnya pasti di sini."Staf tersebut berkata dengan ekspresi meminta maaf, "Maaf, Nona Maudi, untuk memastikan kerahasiaan dan keamanan perjamuan malam amal, nggak ada kamera pengawas