Begitu mendengar ucapan Janice, raut wajah Rani langsung berubah menjadi pucat pasi.Setengah bulan yang lalu, ibunya mengalami kecelakaan mobil. Biaya operasi dan rawat inap rumah sakit selama ini saja sudah habis lebih dari seratus juta. Uang tabungannya sudah hampir terkuras habis.Kalau ayahnya masih belum bisa mendapatkan pekerjaan, mereka pasti sudah tidak punya uang untuk membiayai pengobatan ibunya bulan depan.Ayah Janice adalah petinggi di sebuah perusahaan di bawah naungan Perusahaan Teknologi Hongdam. Selama dia menyenangkan hati Janice, bagi Janice, mengatur sebuah pekerjaan untuk ayahnya adalah hal yang mudah. Ini juga merupakan alasan mengapa Rani bersedia menjadi 'anjing' Janice.Perlahan-lahan, sorot matanya yang tadinya masih ragu, berubah menjadi penuh keyakinan. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Janice dan berkata, "Oke, aku akan melaksanakan instruksimu."Janice sama sekali tidak merasa terkejut. Dia mengangkat alisnya, lalu tersenyum dan berkata, "Hmm, lakukanl
"Pak Arieson!"Dia menatap punggung Arieson dengan ekspresi panik. Kalau sampai terjadi sesuatu pada Arieson di laboratorium, dia juga tidak akan bisa bertahan di posisi manajer Departemen Penelitian lagi.Sambil mengangkat lengannya untuk melindungi wajahnya, Rhea segera melangkah mundur. Ada banyak larutan yang muncrat ke tangannya, sampai-sampai meninggalkan luka bakar berwarna kehitaman. Saking kesakitannya, dia bahkan sudah hampir berteriak.Tiba-tiba, sebuah jas menutupi kepalanya dan pergelangan tangannya ditarik oleh seseorang.Melalui celah pakaian tersebut, dia melihat jari-jari tangan yang sedang menggenggam tangannya itu tampak jelas dan kering. Saat itu juga, kehangatan menjalar dari telapak tangan orang tersebut ke pergelangan tangannya.Saat Rhea tertegun sejenak, orang tersebut sudah menariknya ke wastafel, membuka keran air dan membersihkan tangannya yang terbakar oleh asam sulfat pekat itu.Hingga air mengalir ke punggung tangannya, dia baru tersadar. Dia buru-buru me
Begitu mendengar ucapan itu, Ruisa tertegun sejenak, lalu menatap Arieson dengan tatapan sedikit tidak percaya.Kalau dinilai dari beberapa kali interaksinya dengan Arieson sebelumnya, Arieson bukanlah tipe orang yang berhati hangat. Mengapa sekarang tiba-tiba pria itu malah menawarkan untuk mengantar karyawan perusahaan yang diinvestasikannya ke rumah sakit?Janice tahu Arieson adalah paman Jerico. Namun, mendengar pria itu menawarkan untuk mengantar Rhea ke rumah sakit, perasaan iri langsung menyelimuti hatinya.Sebelumnya, melalui siaran TV, dia melihat Arieson membangun Perusahaan Teknologi Hongdam dengan seorang diri. Dia sangat mengagumi pria itu. Saat dia bertemu langsung dengan Arieson, dia mendapati pria itu lebih tampan dari yang dilihatnya di TV. Dalam sekejap, hatinya langsung bergetar, dia benar-benar tertarik pada pria itu.Selain itu, walaupun Arieson dan Jerico adalah paman dan keponakan, tetapi kedudukan mereka di dunia bisnis sangat jauh berbeda.Kalau dia bisa bersam
"Siapa bilang aku nggak menuntut pertanggungjawaban?"Rhea mengalihkan pandangannya ke arah Arieson dan berkata dengan sedikit ragu, "Bagaimana rencanamu menuntut pertanggungjawaban?"Kalau Arieson menginginkan uang, dia baru saja menjual properti di Maltoro. Seharusnya uang itu cukup sebagai kompensasi untuk pria itu. Dia berharap pria itu tidak meminta terlalu banyak.Di mata Arieson, penampilan wanita di hadapannya seperti seekor kelinci yang terkejut sekaligus ketakutan, mendorong orang merasa simpati padanya, ingin menyayanginya.Arieson mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa kamu selalu menggunakan sorot mata seperti itu saat bertatapan dengan pria?"Rhea mengalihkan pandangannya ke bawah. 'Eh? Bukankah kami sedang membicarakan tentang lukanya? Apa hubungannya dengan sorot mataku?'Saat Rhea masih kebingungan memikirkan hal itu, Arieson melanjutkan. "Bukankah kamu bilang hari ini ada orang yang mengganti reagentmu? Kalau benar-benar ada orang yang sengaja menargetkanmu, setelah
Jerico menatap pria di hadapannya tanpa ekspresi, kilatan mengejek melintas di matanya."Seharusnya Paman sangat jelas apa yang kumaksud. Selain yang berada di luar negeri itu, Paman nggak pernah memperhatikan wanita mana pun. Sekarang, Paman malah membantu Rhea berkali-kali. Jangan bilang hanya karena mempertimbangkan dia adalah istriku.""Sebagai suaminya, saat dia bersedih atau tertimpa masalah, kamu selalu nggak berada di sampingnya. Bukannya menginterospeksi diri, kamu malah mengguruiku."Raut wajah Arieson berubah menjadi muram, aura yang sangat mengintimidasi dan menakutkan terpancar dari tubuhnya, membuat orang merinding.Aura Jerico mulai melemah, dia berkata dengan sedikit kurang percaya diri, "Lain kali kalau ada kejadian seperti ini, Paman tolong beri tahu aku. Aku berharap nggak ada pria lain yang mendekati istriku. Aku harap Paman bisa mengerti."Arieson mendengus dan berkata, "Aku nggak begitu kurang kerjaan. Kalau kondisi dan situasinya saja perlu orang lain yang member
"Aku akan mengantarmu terlebih dahulu. Selama beberapa waktu ini, tanganmu terluka, nggak praktis untuk masak sendiri. Kembali dulu ke vila, ya. Setelah lukamu sembuh, baru kembali ke tempat tinggal sewamu lagi."Kilatan tidak puas melintas di mata Rhea. Dia menatap pria itu dengan ekspresi tidak senang dan berkata, "Aku hanya terluka, bukan lumpuh. Aku bisa menjaga diriku sendiri."Mereka berdua bertatapan sejenak, pada akhirnya Jerico yang mengalah."Oke, kalau begitu aku akan meminta pelayan untuk mengantarkan makanan untukmu setiap hari."Melihat Rhea hendak menolak lagi, dia berkata dengan suara dalam, "Kamu pilih salah satu antara ikut aku kembali ke vila atau membiarkan pelayan mengantar makanan untukmu."Setelah bersama dengan Jerico selama delapan tahun, Rhea sudah mengetahui karakter pria itu dengan sangat jelas. Pria itu bukanlah orang yang mudah diajak berkompromi. Kalau dia menolak lagi, pria itu benar-benar akan mengikatnya pulang dan mengurungnya di dalam vila."Aku pili
Dalam kurun waktu sejam lebih saja, Rani muncul di rekaman video kamera pengawasan beberapa kali. Saat ketiga kalinya, ekspresinya jelas terlihat sedikit panik.Kalau label asam sulfat cair dan asam sulfat pekat memang sudah diganti oleh orang, tidak perlu diragukan lagi Rani-lah yang paling mencurigakan.Setelah mematikan rekaman video tersebut, dia meminta asistennya untuk memanggil Rani datang menemuinya.Mendengar Ruisa mencarinya, Rani langsung panik. Secara refleks, sorot matanya tertuju pada Janice yang berada di seberangnya.Namun, wanita itu sama sekali tidak meliriknya, melainkan tetap tampak tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Tidak berdaya, Rani terpaksa beranjak dan mengikuti asisten Ruisa ke ruangan Ruisa.Begitu sampai di depan ruangan, tiba-tiba ponselnya bergetar. Pesan yang dikirim oleh Janice."Nggak peduli apa pun yang ditanyakan oleh Ruisa, kamu harus bilang nggak ada hubungannya denganmu. Kamu sendiri juga tahu apa konsekuensinya kalau kamu berani mengadukan
Saking ketakutannya, tangan Rani gemetaran. Dia berkata dengan suara bergetar, "Tadi Kak Ruisa memberitahuku, Perusahaan Teknologi Hongdam sudah mengirim tim kemari dan mengambil beberapa sidik jari di label asam sulfat cair dan asam sulfat pekat. Sore nanti mereka akan kemari untuk mengambil sidik jari kita semua untuk melakukan pencocokan."Sorot mata Janice langsung berubah menjadi muram. Dia menatap Rani dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Dasar bodoh! Apa kamu nggak bisa memakai sarung tangan saat mengganti label?""Aku .... Saat itu aku terlalu panik, sampai-sampai melupakan hal itu .... Setelahnya, aku baru teringat, tapi sudah nggak sempat lagi ...."Saking paniknya, Rani sudah hampir menangis. Ekspresi panik benar-benar tergambar jelas di wajahnya."Janice, bagaimana ini .... Kamu harus selamatkan aku ...."Janice berkata dengan ekspresi tidak sabar, "Bagaimana aku bisa menyelamatkanmu? Apa aku bisa mengganti sidik jari dengan sidik jari orang lain?"Saat itu, begitu ge