Semua Bab Paman Mantan Suami Memintaku Membuka Lembaran Baru Dengannya: Bab 11 - Bab 20

100 Bab

Bab 11

Nada bicara memerintah pria itu membuat Rhea mengerutkan keningnya."Terlepas dari kamu setuju atau nggak, aku tetap akan pindah keluar."Nada bicara acuh tak acuh Rhea membuat amarah Jerico makin menggebu-gebu, volume suaranya juga mulai meninggi. "Jangan lupa, biaya pengobatan ayahmu ...."Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Rhea menyelanya dengan dingin, "Jerico, kalau aku nggak salah ingat, seharusnya putra paman keduamu yang bersekolah di luar negeri nggak lama lagi akan pulang, 'kan? Kamu juga nggak ingin perselingkuhanmu diketahui oleh orang-orang kediaman Keluarga Thamnin di saat seperti ini, bukan?"Karena paman keduanya tidak berguna, jadi Tuan Besar Thamnin "berinvestasi" besar pada diri adik sepupunya itu.Bagaimanapun juga, Grup Thamnin sangat besar, tidak mungkin semuanya diserahkan pada Jerico.Selama beberapa tahun ini, penampilan Jerico di hadapan Tuan Besar Thamnin sangat bagus. Sekarang adalah saat-saat krisis. Dia tidak bisa membiarkan Rhea mengatakan tentang pers
Baca selengkapnya

Bab 12

Pada Hari Senin, Rhea tiba di gedung Perusahaan Farmasi Yagin tepat pada pukul delapan pagi.Setelah membantu mengurus prosedur masuk kerjanya, HRD membawanya mengelilingi gedung perusahaan, agar dia bisa mengetahui lokasi-lokasi dari setiap departemen. Kemudian, HRD membawanya ke ruangan manajer Departemen Penelitian sebelum pergi.Manajer Departemen Penelitian bernama Ruisa Janopo, seorang wanita berusia empat puluhan tahun, berambut pendek, irit senyum dan kelihatan tegas sekaligus serius."Duduklah."Setelah Rhea duduk, Ruisa berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Sebelumnya aku sudah melihat CV-mu. Saat kamu masih kuliah, kamu sudah meraih banyak pencapaian. Tapi, selama beberapa tahun ini, kamu sudah nggak pernah menginjakkan kakimu ke laboratorium lagi. Jadi, kamu mulai bekerja sebagai asisten.""Baik."Melihat ekspresi senang tanpa ada tanda-tanda tidak puas, kilatan puas melintas di mata Ruisa.Dia menyukai bawahan yang patuh dan giat bekerja. Kalau dilihat sejauh ini, boleh
Baca selengkapnya

Bab 13

Ruisa mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Apa hasil yang kamu peroleh setelah berada di laboratorium beberapa hari ini?""Aku sudah melakukan pengamatan. Saat ini, penelitian yang sedang dilakukan oleh laboratorium adalah mengembangkan obat-obatan untuk mengobati penyakit kardiovaskular. Hingga saat ini, penelitian dan pengembangan obat-obatan ini sekitar lima puluh persen. Persiapan sedang dilakukan untuk melakukan pengujian terhadap tikus putih."Setelah mendengar ucapan Rhea, raut wajah Ruisa tampak sedikit membaik. Dia juga menatap Rhea dengan sorot mata pengakuan."Bagus. Bagaimana dengan penggunaan peralatan laboratorium? Kamu sudah mempelajarinya sejauh mana?""Aku sudah lumayan memahaminya."Sambil mengerutkan keningnya, Janice mengalihkan pandangannya ke arah Rhea dan berkata, "Rhea, aku tahu kamu ingin segera melakukan penelitian sendiri. Tapi, perlu kamu ketahui, penelitian adalah suatu hal yang sangat serius. Belakangan ini, masih ada banyak peralatan yang b
Baca selengkapnya

Bab 14

Ekspresi Rhea langsung berubah drastis, dia segera merampas ponselnya kembali dari genggaman Jerico."Aku akan segera ke sana!"Jerico segera menarik pergelangan tangannya dan berkata, "Aku ikut denganmu."Tanpa memberi kesempatan bagi Rhea untuk menolak, dia langsung menarik Rhea keluar dari apartemen.Rhea ingin menepis tangan pria itu, tetapi usahanya tidak membuahkan hasil. Dia pun mengerutkan keningnya."Lepaskan aku. Aku bisa jalan sendiri."Jerico menoleh, menatapnya dengan ekspresi sedikit tidak berdaya. "Rhea, sekarang kondisi kesehatan Ayah yang paling penting. Nanti kita baru menangani masalah pertengkaran kita, ya?"Awalnya Rhea ingin mengatakan bahwa masalah antara mereka saat ini bukan hanya sekadar pertengkaran biasa. Namun, sekarang Bagas yang paling penting. Dia juga malas berdebat dengan Jerico lagi.Tak lama kemudian, mereka berdua sudah tiba di depan pintu ruang gawat darurat. Melihat Vani Winata yang sedang duduk di bangku panjang koridor sambil menunggunya dengan
Baca selengkapnya

Bab 15

Jerico buru-buru melangkah maju dan berjongkok di samping Bagas. "Ayah, jangan khawatir, aku akan memperlakukan Rhea dengan baik seumur hidupku.""Hmm, selama kamu memperlakukannya dengan baik, aku sudah cukup puas."Melihat mata Bagas terpejam perlahan-lahan, Rhea buru-buru memanggilnya, "Ayah, sekarang pengaruh obat bius masih belum hilang sepenuhnya, Ayah nggak boleh tidur."Sepanjang malam, Rhea dan Jerico bergiliran memanggil Bagas. Hingga fajar sudah mulai menyingsing dan obat bius sudah memudar, mereka baru membiarkan Bagas tidur.Tak lama setelah fajar menyingsing, Vani datang dengan membawa sop masakannya."Rhea, Jerico, terima kasih sudah jaga malam semalam. Kalian pulanglah, aku yang akan berjaga di sini."Setelah bergadang semalaman, kedua mata Rhea sudah nyaris tidak bisa dibuka lagi. Dia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Oke, Bibi Vani. Kalau ada apa-apa, telepon aku saja. Akhir pekan, aku hanya beristirahat di rumah."Mungkin orang yang berbicara hanya berbicara seca
Baca selengkapnya

Bab 16

Aura dingin seolah mulai menjalar di sekujur tubuh Rhea, membuat tubuhnya bergetar tanpa henti.Melihat gundukan indah yang samar-samar tampak di hadapannya, sorot mata Jerico langsung berubah menjadi gelap. Dia menundukkan kepalanya dan mencium tulang selangka Rhea."Jangan menyentuhku!"Rhea meronta dengan sekuat tenaganya, tetapi tubuhnya sudah ditimpa oleh Jerico. Kesenjangan kekuatan antara pria dan wanita, membuatnya sama sekali tidak punya peluang untuk melepaskan diri dari pria itu.Ekspresi jijik dan marah tampak jelas di wajahnya. Biarpun hanya disentuh sedikit saja oleh pria itu, dia sudah merasa sangat jijik."Rhea, kali ini nggak ada gunanya lagi kamu menolak."Selama wanita itu hamil anaknya, wanita itu baru akan tetap berada di sisinya.Berusaha menahan diri untuk mengabaikan sorot mata penuh kebencian Rhea, Jerico menundukkan kepalanya dan mencium bibir Rhea.Detik berikutnya, bibirnya digigit oleh Rhea dengan keras, sampai-sampai aroma amis darah menguar di udara.Jeri
Baca selengkapnya

Bab 17

Kalau dari awal dia tahu Stella akan membawa begitu banyak masalah untuknya, saat itu dia juga tidak akan meniduri wanita itu hanya karena nafsu sesaat.Setelah memutuskan panggilan telepon, dia menoleh, melirik lantas atas sejenak. Setelah menarik napas dalam-dalam, dia berjalan menuju ke garasi dengan langkah tergesa-gesa.Di pintu masuk vila.Begitu Arieson berjalan ke arah mobil, dia melihat Tio sedang berdiri di samping mobil dengan memasang ekspresi agak aneh."Ada apa?"Tio memasang ekspresi ragu. "Pak Arieson, Bapak lihat saja sendiri ...."Arieson mengerutkan keningnya, lalu langsung membuka pintu mobil.Saat itu juga, dia melihat Rhea yang pakaiannya tampak robek itu sedang menatapnya dengan ekspresi ketakutan, bahkan tubuh wanita itu masih sedikit gemetaran.Bagi orang yang tidak tahu, setelah menyaksikan pemandangan seperti itu, mungkin akan mengira dia telah melakukan sesuatu kejahatan yang tak bisa diampuni terhadap wanita itu."Bam!"Arieson langsung menutup pintu mobil
Baca selengkapnya

Bab 18

Cengkeraman Rhea pada pintu mobil makin kuat, bahkan samar-samar jari-jarinya sudah memutih.Dia menggigit bibirnya, lalu mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata dengan suara rendah, "Oke, maaf sudah merepotkan Paman."Begitu pintu mobil tertutup, mobil Maybach berwarna hitam itu langsung melaju pergi.Kalau dilihat dari sikap Arieson tadi, seharusnya dia sudah dibenci.Arieson memang berkepribadian dingin. Terlebih lagi, beberapa pertemuan mereka juga tidak terlalu menyenangkan. Jadi, wajar saja pria itu membencinya.Rhea berbalik, berjalan dengan perlahan-lahan menuju ke apartemennya. Tak lama kemudian, sosok bayangannya sudah menghilang di balik bangunan.Di dalam mobil Maybacah berwarna hitam.Merasakan aura dingin yang terpancar dari Arieson yang duduk di kursi belakang, Tio hanya menundukkan kepalanya tanpa berani mengucapkan sepatah kata pun.Awalnya dia mengira dengan mempertimbangkan Rhea adalah istri keponakannya, Arieson tidak akan memperlakukan wanita itu dengan sanga
Baca selengkapnya

Bab 19

"Bawa dia ke rumah sakit."Ekspresi Jerico sangat dingin, sama sekali tidak ada kehangatan dalam sorot matanya saat menatap Stella.Ditatap dengan sorot mata seperti itu, Stella merasa sangat kecewa dan sedih. Bulir-bulir air mata mulai bercucuran membasahi wajahnya."Pak Jerico, aku benar-benar mencintaimu. Apa Nyonya Rhea begitu nggak bisa menerima keberadaanku dan anak dalam kandunganku?"Jerico menatapnya dengan tatapan penuh kebencian dan berkata, "Kamu hanya seorang wanita simpanan, kamu nggak berhak membandingkan dirimu dengannya!"Stella benar-benar sangat sedih, dia berkata dengan terisak, "Selama kamu bersamaku, apakah kamu pernah mencintaiku walau hanya sedikit saja?"Jerico berkata dengan ekspresi mengejek, "Siapa yang pernah jatuh cinta dengan 'PSK'?"Dia bersedia menjalin hubungan dengan Stella hanya karena wanita itu berinisiatif menggodanya dan mampu memuaskannya di atas ranjang.Cinta dan nafsu, pria selalu bisa membedakannya dengan sangat jelas.Raut wajah Stella maki
Baca selengkapnya

Bab 20

"Kirimkan rekaman video kamera pengawasan kepadaku."Setelah panggilan telepon berakhir, pelayan segera mengirimkan pesan padanya.Setelah melihat Rhea melompat turun dari lantai dua dan naik ke dalam mobil Arieson dalam kondisi pakaian robek, lalu saat mobilnya melewati mobil tersebut, Arieson juga tidak memanggilnya, ekspresi Jerico berubah menjadi sangat masam.Arieson yang biasanya tidak suka mencampuri urusan orang lain itu, mengapa bisa membantu Rhea?Terlebih lagi, melihat penampilan Rhea yang seperti itu dilihat oleh pria lain, api amarah langsung berkecamuk dalam hati Jerico.Tanpa perlu dia pikirkan lagi, dia tahu Rhea pasti sudah kembali ke tempat tinggal sewanya.Siska juga melihat rekaman video kamera pengawasan itu, dia menggertakkan giginya dan berkata dengan kesal, "Sudah kubilang, dia nggak layak untukmu. Lihat saja penampilannya itu, malu-maluin Keluarga Thamnin saja!"Jerico mengerutkan keningnya, menatap Siska dengan ekspresi tidak puas."Ibu, aku yang salah dalam m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status