Home / CEO / Pembalasan untuk Mantan / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Pembalasan untuk Mantan: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

1. Hamil

“Sayang, aku gak mau setelah ini kamu ninggalin aku!” ujar si gadis cantik ketika merapikan penampilannya.Dialah Dianara Wiratama, putri dari pasangan Ismawan Wiratama dan Asmarini Hermawan. Papanya seorang pengusaha sukses di Surabaya. Saat ini dia bersama sang kekasih hatinya, di dalam sebuah kamar hotel. Permukaan kasur sudah tak beraturan, terdapat noda di atasnya.Ya, gadis itu baru saja memberikan mahkota berharganya kepada sang kekasih, Natan. Pria yang telah bersamanya selama tiga tahun. Hari ini adalah anniversary hubungan mereka dan Dianara memberikan hadiah berharga ini kepada sang kekasih. Sangat disayangkan, ternoda hanya demi sebuah kado. Bujukan Natan berhasil membawanya ke dalam jurang dosa."Baby, aku berjanji. Setelah bisnisku kali ini berhasil, kita akan menikah," jawab pria itu santai mendekati gadis kesayangannya.Dianara menengadah, menatap wajah sang kekasih di hadapan, matanya terlihat berbinar. "Bener ya, Sayang. Papa dan Mama sangat berharap banyak sama kamu
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

2. Rumah sakit

Tak ada seorang pun yang dapat dimintai bantuan. Dianara mencoba bangkit dan jalan perlahan masuk lagi ke mobil. Bagian bawah perutnya ditahan agar tak kembali merasa nyeri.Dianara mengambil ponsel dan mengetuk layarnya dua kali. "Kenapa pake mati, sih!"Kemudian dia mengecek GPS pada mobilnya. Dianara ternyata mengambil jalur yang salah. Lokasinya saat ini sangat jauh dari rumah."Aaahhh, sial banget sih! Mana gak ada orang!"Tubuh lemahnya dia sandarkan ke jok. Tenggorokan terasa sakit, tenaganya terkuras habis akibat berjuang memuntahkan isi perut tadi. Dianara mengedarkan pandangan, mencari sesuatu di dalam sana. Tak ada apa pun yang bisa dijadikan penghilang rasa mualnya.Dianara pun memejamkan mata, berharap akan ada seseorang yang datang membantunya. Dalam pikirannya, andai saja Natan ada di sana, hal seperti ini tidak akan terjadi.Beberapa menit kemudian, kaca mobilnya di ketuk seseorang dari luar. Gadis itu terlihat antara sadar dan tidak. Dia ingin membuka mata, tapi sungg
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

3. Kediaman paman

Seruan pria itu tak diindahkan. Kemudian Dianara secara tangkas mengambil barang-barangnya di atas meja yang ada di dekatnya. Kini dia melangkahkan kakinya meninggalkan pria itu menjauh.Bayu yang berada berseberangan dengan gadis itu pun mencoba menghalangi, tapi tubuhnya di dorong hingga tersungkur di atas ranjang. Tidak disangka, tenaganya sangat besar, Bayu pun hanya dapat menatap kepergian temannya berlari dengan cepat."Nara, tunggu!"Teriakan Bayu tidak digubris. Dia terus melangkahkan kakinya semakin cepat. Sesekali dia menyusutkan air mata yang mengalir dengan telapak tangannya.Tidak peduli dengan kondisi kesehatannya yang masih belum pulih. Tidak peduli dengan kandungannya yang akan terganggu karena berlari kencang. Hentakkan tubuh yang kuat tentu saja akan kembali memengaruhi janinnya.Beberapa orang yang ada di sana menatapnya dengan heran, tidak digubris sama sekali. Dianara hanya ingin cepat sampai di rumah dan bertanya pada seseorang. ‘Tidak mungkin’, dia terus saja me
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

4. Penyebab kekacauan

Seperti biasa, rumah kediaman Gunawan selalu sepi. Lokasinya yang berada di pinggiran kota dan jauh dari jangkauan khalayak ramai. Dianara membunyikan klakson mobil memanggil satpam yang bertugas. Tak lama, satpam itu datang setelah mengenali mobilnya."Nona, Dianara?" Sapa satpam itu.Jendela kaca mobil itu diturunkan separuh. "Iya, Pak Somad. Saya Dianara, tolong bukain pintunya, Pak!" Pinta Dianara kemudian."Iya, iya, bentar, Non."Pintu gerbang yang memiliki tinggi lebih dari dua meter itu pun dibuka. Dianara menjalankan mobilnya dan berhenti di depan pos satpam. Kemudian dia keluar dan menyerahkan kunci mobil pada Pak Somad yang datang menghampirinya. Sepertinya, Dia sengaja ingin meminta pria itu memarkirkan mobilnya di garasi. Pria paruh baya yang sudah bekerja selama sepuluh tahun di rumah itu pun melakukan permintaan gadis itu, seperti biasa."Paman dan Bibi ada di rumah, Pak? Dan Mamaku juga ada kan?" tanya Dianara sebelum berniat masuk ke dalam rumah.Pak Somad mengangguk
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

5. Berusaha kabur

"Gun, bawalah Dianara ke luar negeri. Bawa dia tinggal bersama kalian. Kakak tidak ingin Dianara terbebani dengan masalah ini, dia bisa tertekan, jiwanya masih labil." Suara Asmarini terdengar memohon."Setelah urusan Mas Is selesai, Kak. Pengacara sudah menangani kasus ini, besok aku akan berangkat ke Jakarta.""Bawa kakak juga, Gun.""Jangan dulu, Kak. Sebaiknya di sini saja sama Clarissa dan Dianara. Aku akan atur semuanya dulu, seminggu lagi kalian boleh menyusul."Masalah ini bisa saja rumit, atau akan lama bisa selesai. Dimulai dari pengumpulan bukti, pencari pelaku sebenarnya. Ditambah lagi dengan keadaan internal perusahaan. Cabang perusahan di Jakarta bisa terancam ditutup, sebab kasus pajak ini terjadi di sana. Lalu kerugian yang akan ditanggung perusahaan inti. Jika tidak ditangani secara rinci, akan terancam bangkrut."Kita belum tau gimana kondisi di sana. Perusahaan di Jakarta juga sedang kacau. Tapi, orang kepercayaan Mas Is juga mengurus awak media, agar tidak terlalu
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

6. Pria penyelamat

Gadis itu sudah hilang akal. Kenapa pula Dianara sampai berpikiran pendek karena kenekatannya. Kini setelah melihat dan merasakan sendiri akibat perbuatannya, barulah dia sadar. Semua orang yang mengelilinginya tampak sangat cemas dan takut dia akan celaka. Rasa bersalah pun datang. Melihat wajah sang mama, membuatnya takut. Dia belum siap, menyaksikan raut kesedihan di wajah teduh itu. Tanggisan penyesalah Dianara lepaskan. Terisak dalam pelukan Asmarini yang nyaman. "Gak apa-apa, Sayang … gak papa." Asmarini mengelus punggung sang putri dengan lembut.  "Sudah, sudah. Kita masuk ke dalam rumah saja, Kak," ucap Gunawan. Melihat keduanya, dia pun tak lagi bisa menyalahkan. Dianara belum dewasa, dan impulsif akan sikapnya. "Iya, iya … ayo masuk, Sayang," ajak Asmarini. Di ruang keluarga rumah itu. Dianara pun duduk diapit oleh mama dan bibinya. Merangk
last updateLast Updated : 2024-08-20
Read more

7. Kecurigaan

Dalam keadaan seperti ini. Pikiran dan hatinya masih dibutakan oleh cinta. Tentu saja dia tidak akan peduli dengan hal lain selain Natan. Gadis itu lebih memilih memilih mengutak-atik ponselnya. Kembali mencoba menghubungi sang kekasih. "Apa?" tanyanya seperti malas untuk mendengarkan. "Jutek amat sih? Gak penasaran dia bilang apa? Dia lumayan ganteng Lo, mirip Oppa yang lo suka." Bayu mendengus memeluk tubuhnya sendiri. "Gak … gue lagi mikirin kak Natan, susah banget dihubungi." Bayu pun menepuk jidatnya sendiri, tak habis pikir dengan temannya itu. "Hadehhh, bukannya mikirin bokap, lo malah mikirin pacar?" "Ya gue mikirin bokap lah. Tapi gue lebih kepikiran pacar gue, nasib hubungan gue sama dia itu gimana? Apalagi Mama dan Paman berencana mau bawa gue ke luar negeri. Trus anak ini gimana?" Pada usianya yang masih muda. Dianara sudah didatangkan
last updateLast Updated : 2024-08-21
Read more

8. Jatuh pingsan

Dianara pun terpaksa membuka matanya. Sebuah benda yang tidak asing tampak di depan wajahnya. Seketika itu dia terbelalak. Tangan mamanya tampak bergetar memegang benda itu. "I–ini?" "Iya, ini punya kamu! Jelaskan, kenapa kamu melakukan hal kotor seperti itu? Dan lihat hasil perbuatan kamu!" Gadis itu tak dapat berkata-kata. Dia diam terpaku melihat kemurkaan sang mama. Melihat wajah wanita kesayangannya itu pun, Dianara sudah tak berani. Rahasia yang disimpan akhirnya terkuak sebelum dia ungkapkan. Dalam benaknya, kenapa mamanya bisa tau hal ini? Dia pun akhirnya sadar, buang air kecil yang dia lakukan tadi adalah untuk hal ini. "Kak Asma?" Tubuh Asma kembali goyah. Clarissa yang bersiaga di samping, dengan cepat menopang tubuh itu. Dianara melihat hal itu dan ikut menahan mamanya agar tidak jatuh. "Mama!" D
last updateLast Updated : 2024-08-22
Read more

9. Dianara melakukannya lagi

Malam harinya. Dianara benar-benar berencana untuk kembali kabur dari rumah. Mumpung pengawasan sedang longgar, dan paman juga tidak ada di rumah. Di akan nekat untuk datang langsung ke apartemen Natan, kekasihnya. Sudah beberapa hari dia tak dapat kabar. Terlebih lagi sekarang mereka dipaksa untuk berpisah. Dianara tak dapat menahan lagi keinginannya untuk segera pergi. Dia harus meminta Natan untuk mengasi masalah ini. Diam-diam Dianara menyelinap dari pintu belakang. Bibinya sendang lengah, dan para penjaga hanya berjaga di pintu depan. Dia pun punya kesempatan untuk kabur. Dianara pun baru tau, ternyata Gunawan telah pulang dari Jakarta. Melihat mobil pria yang dia panggil paman Igun itu ada di garasi. Dianara tak peduli, dia langsung meraih kunci, membuka pintu mobilnya dan masuk. Beruntung, pintu garasi masih terbuka, jadi dia tak perlu membuat orang dalam rumah menyadari kep
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

10. Bertemu Natan

Di kediaman Gunawan.Kepergian Dianara menjadi masalah besar dan penyebab kekhawatiran semua orang. Gadis keras kepala itu lagi-lagi membuat ulah. Seperti tidak pernah sadar sikap egoisnya itu telah menyusahkan semua orang. Dia selalu bertindak sesuka hati tanpa berpikir panjang. Terkadang dia tau salah, tapi tidak belajar dari kesalahan. Keyakinannya sendiri telah menutupi kepintaran yang dia miliki selama ini. Dia terlalu dibutakan oleh cinta yang ternyata telah merusak segalanya.Bayu kini sudah duduk berhadapan dengan keluarga Dianara. Dia diminta datang untuk menceritakan semua yang dia tau tentang gadis itu. Mendengar Dianara kembali nekat untuk kabur, Bayu merasa harus berterus terang kali ini. Toh, keluarga Dianara sudah tahu akan rahasia itu."Maaf, Om, Tante. Saya tidak begitu mengenal Natan, Dianara hanya sesekali bercerita tentang kedekatan mereka. Dianara tidak pernah memberitahu lebih dari itu," akunya setelah ditanyai mengenai Natan."Lalu, apa kamu tau siapa yang sela
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status