Semua Bab Sang Presdir Terbawa Perasaan dalam Kesepakatan: Bab 31 - Bab 40

100 Bab

Bab 31

Madeline tersadar. Saat dia menatap Zayden, dia merasa tatapan Zayden agak aneh.'Ekspresi macam apa itu?' Madeline bingung. "Apakah aku salah bicara?"Zayden tersenyum. "Benar, bagaimanapun, ini soal nyawa manusia, memang nggak boleh terulang lagi. Kalau kamu merasa ada yang salah, beri tahu aku kapan pun. Kalau kamu membutuhkan bantuanku, kamu juga boleh mencariku."Madeline mengulas senyum. "Rasanya aku seperti menemukan dukungan yang sangat bisa diandalkan."Zayden menatap Madeline. "Benar, kamu untung. Untuk mengganti kerugianku ...."Ketika Zayden berbicara, dia menekan belakang kepala Madeline, kemudian mencium bibirnya.Madeline tertegun. Bila dia mendorong Zayden saat ini, akankah pria itu marah?Akan tetapi, reaksi tubuh Zayden membuat Madeline agak ... canggung.Zayden segera melepaskan Madeline, lalu dia berbisik di telinga wanita itu. "Bagaimana lukamu?"Orang terbodoh sekalipun tahu apa maksud dari pertanyaan Zayden. "Mungkin harus beberapa hari lagi baru sembuh.""Bebera
Baca selengkapnya

Bab 32

Melihat Madeline melamun, rekan pria itu memanggil, "Dik?"Madeline tersadar.Rekan laki-laki itu tersenyum sambil bertanya, "Apa yang kamu pikirkan?""Oh, bukan apa-apa." Madeline menggaruk telinganya dengan malu. "Aku hanya berpikir kenapa Pak Kane begitu familier.""Pak Kane nggak pernah muncul di majalah atau berita. Di atasnya ada Pak Hosea. Bagaimana mungkin dia yang lebih menarik perhatian?"Madeline bertanya lagi, "Apakah dia pernah berpartisipasi dalam proyek besar sebelumnya?""Jalan layang di Jalan Petal. Sangat terkenal dan pernah memenangkan penghargaan."Madeline mengerutkan kening. Benar, itu dia, Kane.Madeline tersenyum pada orang itu lalu berkata, "Aku mungkin salah orang. Pak Kane tampak ramah.""Ya, dia selalu baik kepada kami." Orang itu tersenyum sembari berkata, "Oh ya, perkenalkan namaku Luffy. Bukan Luffy dalam manga bajak laut yang terkenal itu."Madeline terkekeh lalu mengangguk sebelum berkata, "Aku Madeline.""Namamu terdengar agak familier."Karyawan biasa
Baca selengkapnya

Bab 33

"Tante." Gigi memegang erat tangan Madeline. "Ada yang kutunjukkan kepada Tante. Ikutlah denganku."Madeline dibawa ke kamar Gigi.Di sofa, Audrey memperhatikan mereka pergi dengan ekspresi lembut. Dia berkata kepada Zayden, "Cara Gigi memperlakukan Maddie berbeda dengan caranya memperlakukan dua gadis yang kakekmu perkenalkan padamu sebelumnya.""Memang sedikit berbeda.""Hati anak kecil paling murni, dia akan tertarik pada orang yang disukainya."Zayden mengangkat sudut bibirnya. Sepertinya Audrey memiliki kesan yang sangat baik terhadap Madeline.Namun nyatanya, Audrey adalah orang yang sangat pemilih."Nenek hanya bertemu dengannya sekali, kenapa Nenek begitu menyukainya?""Kamu benar-benar ingin tahu alasannya?"Zayden mengangkat alisnya tanpa berkomentar.Audrey berpikir sejenak sebelum berkata, "Karena dia nggak takut padamu. Saat dia melihatmu, tatapannya nggak serumit orang lain. Sebaliknya, dia bisa memperlakukanmu dengan tenang. Dalam lingkungan sosial seperti kita, sangat l
Baca selengkapnya

Bab 34

Rupert berkata dengan sungguh-sungguh, "Satu ronde lagi."Madeline tersenyum. "Oke."Zayden berjalan ke ruang tamu untuk menunggu Madeline.Madeline memainkan tiga ronde catur dengan Rupert dan memenangkan dua ronde.Dia tidak ingin Rupert kalah telak, jadi dia menggunakan metodenya sendiri untuk membiarkan Rupert menang pada ronde kedua.Ketika Rupert hendak main ronde keempat dengan Madeline, Zayden masuk."Kakek, sudah cukup. Aku harus membawa Madeline pulang."Rupert berkata dengan sedikit tidak senang, "Sekarang baru jam berapa, untuk apa kamu terburu-buru?"Zayden merangkul bahu Madeline sembari berkata, "Kalau Kakek nggak terburu-buru untuk punya cicit, aku juga nggak terburu-buru."Madeline menoleh lalu memutar matanya kepada Zayden.Zayden berbicara dengan tak sopan.Zayden seakan tidak melihatnya. Dia menyeringai kepada kakeknya.Rupert memandang mereka berdua, kemudian melambaikan tangannya dengan kesal. "Oke, oke, oke. Sana, pergi."Madeline berkata, "Kakek, lain kali kita
Baca selengkapnya

Bab 35

Keesokan paginya, ketika Zayden bangun, dia menemukan Madeline tidak ada.Namun, ada sebuah catatan di nakas.Zayden mengambil catatan yang tertulis dengan tulisan tangan yang indah itu: "Ada pekerjaan di kantor, aku pergi lembur. Sampai jumpa di depan Biro Urusan Sipil besok pagi."Zayden melihat ke tempat kosong di sampingnya, lalu mengangkat alisnya.Sebelumnya Zayden sangat mudah terbangun jika ada gerakan sekecil apa pun di dalam kamar.Akan tetapi, sejak dia mulai tidur memeluk Madeline, tidurnya menjadi lebih nyenyak.Bagi Zayden, wanita itu benar-benar makhluk ajaib.Pagi hari, Madeline melihat jam di dinding sesekali.Pada pukul sembilan, Zayden meneleponnya.Madeline melihat ponselnya dengan ragu sebelum menolak panggilan, kemudian membalas dengan beberapa kata: "Tunggu sebentar, pekerjaannya belum selesai. Sebentar lagi."Pada pukul setengah sepuluh, Zayden menelepon lagi. Madeline mengangkatnya. "Halo, kamu di mana?""Tempat parkir bawah tanah.""Oke, aku segera ke sana."S
Baca selengkapnya

Bab 36

Madeline tidak bisa berkata-kata. Dia benar-benar rugi.Zayden masuk ke restoran, kemudian menoleh ke belakang. "Apakah kamu nggak mau masuk?"Madeline merasa tertekan, dia pun menyusul ke dalam restoran.Setelah duduk, Madeline merasakan firasat buruk. Dia makin bingung saat mengambil menu.Semuanya dalam bahasa Perondia. Dia tidak mengerti nama menu, tetapi harga yang tertera di belakangnya membuat Madeline berdecak.Ada yang satu hidangannya seharga beberapa juta hingga puluhan juta.Apakah mereka akan makan makanan atau makan uang?Madeline mendorong menu ke depan Zayden. "Aku nggak mengerti menunya, kamu saja yang pesan.""Kamu yakin?"Uh, Zayden pasti akan menguras kantongnya.Madeline menarik kembali menu itu, kemudian menunjuk salah satu menu dengan harga satu juta dua ratus sambil bertanya kepada pelayan. "Apa ini? Aku mau ini."Pelayan melihatnya sekilas lalu menjawab, "Itu jus buah naga, Nyonya.""Hm, aku mau ini. Aku sedang diet," kata Madeline sambil menyerahkan menu kepad
Baca selengkapnya

Bab 37

Zayden memutar bola matanya, kemudian berkata, "Kamu nggak mengerti romantis."Romantis?Bukankah ini adegan yang sering muncul dalam drama saat Madeline masih kecil?Romantis dari mana? Sangat kuno, oke?Madeline tidak menyangka pria dingin itu akan melakukan hal seperti ini.Namun, bagaimanapun, Madeline harus menghargai usaha Zayden.Dia mengambil tisu, menyeka cincin itu hingga bersih, kemudian memakainya di jari manis kirinya.Ukurannya pas.Madeline berkata dengan terkejut, "Cincinnya sangat indah dan pas. Aku sangat menyukainya. Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana kamu tahu ukuran jariku?""Aku memesannya sesuai ukuran kelingkingku."Madeline menurunkan tangannya lalu berkata, "Kebetulan sekali."Kebetulan? Zayden tersenyum. Mungkin.Namun sebuah artikel di internet mengatakan jika ukuran jari kelingking pria sama dengan ukuran jari manis wanita, maka mereka adalah pasangan yang serasi.Awalnya Zayden membelinya karena penasaran, tetapi ternyata itu cocok.Madeline meletakk
Baca selengkapnya

Bab 38

Melihat Caden, Luffy pun menyapa dengan hormat, "Pak Caden."Caden mengabaikan Luffy, lalu berjalan ke depan Madeline. "Tunangan Tuan Muda Linwood yang bermartabat datang ke lokasi pembangunan secara langsung? Apakah kamu berencana membuat tempat ini bersinar?"Luffy terkejut, tunangan Tuan Muda Linwood?Ternyata Madeline punya identitas sehebat itu?Namun, tunangan dari Tuan Muda Linwood yang manakah Madeline? Pak Zayden atau Pak Caden?Madeline berkata kepada Luffy dengan ekspresi dingin, "Kak Luffy, tunggu aku di mobil saja. Aku akan segera menyusul.""Oke." Luffy mengangguk kepada Caden, kemudian dia pergi dulu.Madeline bersedekap sambil menatap Caden dengan sinis."Aku sudah bolak-balik tempat-tempat seperti ini sejak lulus, nggak ada yang heran. Bagaimanapun, inilah nasibku. Tapi sangat mengejutkan Pak Caden bisa muncul di sini.""Kudengar keahlianmu adalah menghamburkan uang dan bermain wanita. Jadi angin apa yang membawa Pak Caden ke sini hari ini? Aku rasa kamulah yang datang
Baca selengkapnya

Bab 39

Madeline kembali ke mobil perusahaan.Ketika Luffy melihat Madeline, dia bertanya dengan cemas, "Madeline, tadi Pak Caden bilang kamu adalah tunangannya Tuan Muda. Apakah aku salah dengar?"Madeline melirik sopir, lalu tersenyum pada Luffy.Luffy mengerti maksud tatapan Madeline, dia buru-buru mengganti topik. "Persiapan lokasi telah dilakukan dengan baik. Seharusnya nggak ada masalah kalau tim konstruksi memulai pembangunan pada hari Senin."Madeline mengangguk. "Ya, kalau nanti ada masalah, kita baru menanganinya.""Oke, oke."Mereka diam dalam perjalanan kembali ke perusahaan.Setelah turun dari mobil, mereka masuk ke lift. Sebelum Luffy dapat bertanya lebih lanjut, Madeline mengambil inisiatif untuk berkata, "Kak Luffy, sekarang aku adalah istrinya Zayden, bukan tunangannya. Kepala departemen tahu tentang hubungan kami, tapi yang lain nggak tahu. Aku nggak ingin memengaruhi pekerjaan semua orang, jadi bisakah kamu merahasiakannya untuk saat ini?"Luffy terlalu terkejut untuk berbic
Baca selengkapnya

Bab 40

Madeline punya firasat buruk.Zayden membaringkannya di tempat tidur, kemudian menindihnya dengan ekspresi serius. "Madeline, apakah kamu suka menentangku?"Madeline tersenyum sambil berkata, "Bagaimana mungkin? Kamu benar-benar salah paham. Aku hanya nggak suka mengambil keuntungan dari orang lain.""Orang lain? Aku adalah orang lain bagimu?"Madeline tidak bisa berkata-kata. Jika tidak?Akta nikah bisa menjadikan mereka pasangan suami istri, apakah juga membuat mereka saling mencintai?Menurut Madeline, hanya orang yang dicintai baru bisa dianggap sebagai orang sendiri.Dia berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke, aku akan menerima kartu ATM-nya.""Yang kuinginkan bukan hanya kamu menerimanya tanpa menggunakannya. Sebagai wanitaku, kamu harus membeli makanan, pakaian dan segala kebutuhan dengan uangku, paham? Kalau nggak, harga diriku mau ditaruh di mana?""Selain itu, aku akan memberimu uang saku sebesar dua miliar per bulan mulai sekarang. Menghabiskan uang sudah menjadi sifat alami
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status