Madeline kembali ke mobil perusahaan.Ketika Luffy melihat Madeline, dia bertanya dengan cemas, "Madeline, tadi Pak Caden bilang kamu adalah tunangannya Tuan Muda. Apakah aku salah dengar?"Madeline melirik sopir, lalu tersenyum pada Luffy.Luffy mengerti maksud tatapan Madeline, dia buru-buru mengganti topik. "Persiapan lokasi telah dilakukan dengan baik. Seharusnya nggak ada masalah kalau tim konstruksi memulai pembangunan pada hari Senin."Madeline mengangguk. "Ya, kalau nanti ada masalah, kita baru menanganinya.""Oke, oke."Mereka diam dalam perjalanan kembali ke perusahaan.Setelah turun dari mobil, mereka masuk ke lift. Sebelum Luffy dapat bertanya lebih lanjut, Madeline mengambil inisiatif untuk berkata, "Kak Luffy, sekarang aku adalah istrinya Zayden, bukan tunangannya. Kepala departemen tahu tentang hubungan kami, tapi yang lain nggak tahu. Aku nggak ingin memengaruhi pekerjaan semua orang, jadi bisakah kamu merahasiakannya untuk saat ini?"Luffy terlalu terkejut untuk berbic
Madeline punya firasat buruk.Zayden membaringkannya di tempat tidur, kemudian menindihnya dengan ekspresi serius. "Madeline, apakah kamu suka menentangku?"Madeline tersenyum sambil berkata, "Bagaimana mungkin? Kamu benar-benar salah paham. Aku hanya nggak suka mengambil keuntungan dari orang lain.""Orang lain? Aku adalah orang lain bagimu?"Madeline tidak bisa berkata-kata. Jika tidak?Akta nikah bisa menjadikan mereka pasangan suami istri, apakah juga membuat mereka saling mencintai?Menurut Madeline, hanya orang yang dicintai baru bisa dianggap sebagai orang sendiri.Dia berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke, aku akan menerima kartu ATM-nya.""Yang kuinginkan bukan hanya kamu menerimanya tanpa menggunakannya. Sebagai wanitaku, kamu harus membeli makanan, pakaian dan segala kebutuhan dengan uangku, paham? Kalau nggak, harga diriku mau ditaruh di mana?""Selain itu, aku akan memberimu uang saku sebesar dua miliar per bulan mulai sekarang. Menghabiskan uang sudah menjadi sifat alami
Madeline akhirnya paham arti pepatah "menyakiti orang lain sama dengan menyakiti orang lain".Demi mencegah Madeline menggaruk, Zayden tidur memeluknya sepanjang malam.Namun, panas tubuh Zayden juga membakar Madeline sepanjang malam.Madeline merasa sangat gatal, tetapi dia tidak berani bergerak. Perasaan itu bisa digambarkan sebagai penyiksaan.Keesokan harinya, Madeline bangun dengan mata panda.Mereka saling memandang, lalu Madeline terkekeh.Zayden kesal. "Pagi-pagi begini, apa masalahmu?""Aku yang alergi, aku juga yang kurang tidur. Kenapa kamu terlihat nggak segar?"Zayden melihat Madeline sekilas, kemudian bangun tanpa menggubris wanita itu.Pria mana yang tidak lelah setelah berjaga semalaman dalam kondisi tegang?Sial, Madeline masih berani mengatakannya. Apakah dia tidak tahu semua ini karena siapa?Setelah keduanya sarapan, mereka pergi ke kediaman utama bersama.Karena Madeline telah berjanji pada Gigi sebelumnya bahwa dia akan bermain dengan Gigi pada akhir pekan.Setiba
Saat makan siang, Zayden berencana memberi tahu Rupert tentang rencana Rowan.Audrey tertawa. "Rupert, keturunan Keluarga Linwood yang satu itu benar-benar lain. Wanita yang nggak diinginkan cucumu malah dianggap sebagai emas oleh keponakanmu dan akan diberikan kepada cucunya. Nggak disangka dia punya hobi seperti itu. Lain kali kalau kita punya sampah, jangan dibuang, berikan saja kepadanya agar dia daur ulang."Mendengar kata-kata Audrey, Madeline menunduk, lalu tersenyum tipis.Audrey mungkin tak bermaksud, tetapi Madeline merasa sangat puas mendengar Chiara diperumpamakan sebagai sampah.Meski bagi Madeline, Chiara lebih buruk dari sampah.Rupert memandang Audrey dengan tak berdaya sekaligus penuh kasih sayang. "Kamu ini, kenapa nggak menyaring omonganmu? Aku tahu kamu nggak suka Rowan, tapi jangan melibat Chiara juga.""Memangnya kenapa? Dia memang nggak menyenangkan," ucap Audrey sambil menatap Zayden. "Tapi Zayden, pertanyaan Caden ada benarnya. Kalau dia menikahi Chiara, bagaim
Selama dua hari berturut-turut, Caden muncul di lokasi pembangunan tepat waktu dengan mengenakan pakaian kerja.Dia tidak melakukan pekerjaan apa pun, hanya menatap Madeline.Awalnya dia ingin mencari kekurangan pada Madeline, tetapi setelah dua hari, dia justru mengagumi wanita ini.Tidak hanya berpartisipasi dalam desain jembatan, Madeline juga mampu menyusun strategi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya selama proses konstruksi.Madeline sangat berbeda dengan wanita yang pernah Caden temui sebelumnya.Madeline mengabaikan Caden seolah dia bukan siapa-siapa.Madeline tahu bahwa pria ini datang untuk mencari masalah. Makin Madeline meladeninya, masalahnya makin banyak.Pada pukul 5.30 sore, Madeline langsung kembali ke hotel dari lokasi pembangunan.Dia mengganti pakaiannya, memakai riasan tipis, kemudian pergi dengan mobil Zayden.Madeline tahu bahwa setiap Kamis jam segini Chiara akan pergi ke Wellness Spa untuk pijat dan perawatan.Seperti dugaan Madeline. Setelah mobilnya menu
Zayden menyipitkan matanya.Rekening bank ayah Madeline? Jadi, itulah yang Madeline ingin Kairo bantu selidiki.Zayden teringat akan catatan pembangunan jembatan lintas sungai yang dilihatnya dua hari lalu.Zayden melirik ke arah pintu. Sekarang dia akhirnya mengerti tujuan sebenarnya Madeline menikah dengannya."Tuan Muda Zayden."Suara Cassius yang ada di ujung telepon menarik perhatian Zayden.Zayden berkata, "Beri aku salinan informasi yang diselidiki Kairo. Ingat, jangan membuatnya waspada.""Baik."Setelah menutup telepon, Zayden bersedekap sambil menopang dagu dengan satu tangan.Alasan Madeline meminta bantuan Kairo tak lain karena wanita itu tidak memercayainya.Alasan Madeline tidak memercayainya ... dia curiga kecelakaan di jembatan lintas sungai ada kaitannya dengan Grup Sinclair?Huh.Zayden bangkit, lalu meninggalkan ruang kerja.Madeline baru saja menyalakan TV ketika melihat Zayden keluar. Dia bertanya, "Apa yang ingin kamu makan malam ini? Mau makan makanan restoran at
"Ibu, kenapa kamu memperlakukanku seperti ini? Kamu bisa menoleransi anak orang lain, tapi kenapa kamu begitu kejam padaku? Akulah putrimu."Helen terdiam lama sekali sebelum dia berkata, "Selama kamu minta maaf kepada kakakmu di depanmu, kakakmu pasti akan memaafkanmu. Mulai saat itu, kamu akan tetap menjadi putriku yang baik."Madeline berpegangan pada dinding, perlahan merosot ke lantai."Kamu ... ingin aku minta maaf?""Maddie, kamu benar-benar salah."Madeline memejamkan matanya. Dia mengangkat tangannya untuk menyeka air matanya. "Aku nggak melakukan kesalahan apa pun. Kamu yang salah. Bukan, aku yang salah. Aku seharusnya nggak memiliki harapan yang begitu indah terhadap ibu kandungku. Aku memasukkanmu dalam masa depanku yang indah, tapi kamu ... kamu malah mengeluarkanku dari hidupmu.""Aku harus berterima kasih kepadamu karena sudah memberitahuku bahwa nggak semua ibu di dunia ini menyayangi anaknya. Terima kasih sudah memberitahuku betapa menyakitkannya dibuang oleh ibu kandu
"Jangan." Madeline menghindar."Madeline, aku nggak pernah memaksa wanita, tapi kamu adalah istriku. Jadi, ingat itu."Usai berbicara, Zayden pun tidak lagi ragu....Madeline bangun."Sekarang kamu sudah puas, 'kan?"Zayden tidak mengatakan apa-apa.Madeline turun dari ranjang, kemudian berjalan ke kamar mandi.Saat tangan Madeline menyentuh kenop pintu kamar mandi, Zayden berkata, "Malam itu, kamu sengaja, 'kan?"Gerakan Madeline berhenti.Ketika Zayden melihat Madeline terdiam, dia pun mengerti sepenuhnya.Beberapa hari terakhir, Zayden terus berpikir. Ketika dia pulang hari itu, Madeline sudah selesai memasak.Madeline sudah lama tidak alergi, tetapi ketika mereka akan berhubungan intim, Madeline malah alergi.Waktunya terlalu kebetulan. Tidak mungkin ada alergen mangga di kamar mandi, sulit bagi Zayden untuk tidak curiga.Namun melihat Madeline menderita, Zayden pun menghibur dirinya sendiri dalam hati. Dia mungkin berpikir terlalu jauh, bagaimana mungkin seseorang begitu jahat te