Semua Bab Sang Presdir Terbawa Perasaan dalam Kesepakatan: Bab 91 - Bab 100

100 Bab

Bab 91

Setelah itu, Madeline memandang Zayden sambil tersenyum. "Pertama kali aku dan suamiku berhubungan intim adalah karena mabuk. Sejak itu, aku memperingatkan diriku untuk jangan minum kalau nggak kuat. Saat suamiku ada, nggak masalah. Lagi pula dia bisa melindungiku. Tapi kalau ada orang luar, sebaiknya aku jangan minum."Mendengar kata-kata Madeline, Zayden pun tersenyum.Sambil menyelam minum air. Madeline menyatakan kepemilikannya atas Zayden, memamerkan kasih sayang Zayden terhadapnya, serta memberi tahu Biana bahwa dia adalah orang luar.Otak wanita ini berputar cepat kalau sedang pintar.Biana memandang Madeline sambil tersenyum paksa sebelum berkata, "Ternyata begitu. Kamu cukup beruntung bisa bertemu pria seunggul Kak Zayden pertama kali mabuk. Kalau itu pria lain, bisa gawat."Madeline mengulas senyum, kemudian meletakkan tangannya di tangan Zayden."Ya, 'kan? Tuhan benar-benar memberiku anugerah yang luar biasa. Mungkin ini jodoh yang sudah ditakdirkan."Biana diam, lalu menyes
Baca selengkapnya

Bab 92

Kenapa bukan dirinya?"Dia ... nggak cocok denganmu."Zayden mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Kamu ingin memberitahuku tentang status keluarga juga?""Kak Zayden, dia nggak tertarik padamu. Ini adalah instingku sebagai seorang wanita, nggak akan salah."Tatapan Zayden menjadi dingin. "Jangan bicara sembarangan kalau nggak mengerti."Lalu, Zayden berjalan ke mobil, membuka pintu dan masuk.Biana masih tidak bergerak setelah mobil Zayden menghilang dari pandangannya.Madeline tidak serius, tetapi Zayden menganggapnya serius.Biana telah mencintai Zayden selama sepuluh tahun dan bersama Zayden selama lima tahun. Biana pikir setelah Zayden melupakan Stella, selama dia bisa menunggu beberapa tahun lagi hingga Zayden melupakan masa lalunya, dia pasti bisa mendapatkan hati Zayden.Tak disangka cintanya selama sepuluh tahun tak sebanding dengan wanita yang baru Zayden kenal selama dua bulan.Kenapa bukan dia? Biana kalah apa dari Madeline?Biana benar-benar tidak terima.Madeline melihat e
Baca selengkapnya

Bab 93

Melihat Madeline masih bergeming, Zayden yang telah berjalan pergi pun menoleh, lalu berkata dengan kesal. "Cepat sini."Madeline mengerucutkan bibirnya, kemudian segera menyusul.Zayden menarik tangan Madeline sambil berjalan ke depan.Madeline tidak bisa berkata-kata. Zayden menerima pukulan apa sebenarnya?Sebelumnya Zayden baik-baik saja. Sepertinya dia mulai bertingkah aneh setelah berbicara berdua dengan Biana.Jangan-jangan ... Biana mengatakan sesuatu kepada Zayden?Atau Zayden marah karena Madeline membuat Biana marah di restoran tadi?Namun, apa alasan Zayden kesal? Kecuali ... dia menyukai Biana?Madeline merasa bersalah. Jika Biana benar-benar jodoh Zayden, bukankah Madeline sudah membuat kesalahan besar?Setelah Madeline berpikir. Sebelumnya Zayden bilang bahwa cinta pertamanya adalah ketika dia berusia 19 tahun. Biana adalah adik kelas Zayden ....Astaga.Cara Biana memandang Zayden tadi jelas penuh cinta. Madeline bisa melihatnya dengan jelas, kenapa dia harus membuat Bi
Baca selengkapnya

Bab 94

Agar Madeline bersedia menghabiskan sisa hidupnya bersama Zayden mulai sekarang.Madeline kembali ke kamarnya, lalu melihat sebuah kotak perhiasan kecil di atas meja kopi.Dia berjalan mendekat, duduk di sofa, kemudian membuka kotak itu. Ada sebuah pin indah di dalamnya.Model pin ini seperti milik laki-laki.Saat Zayden berbicara dengan Biana tadi, Zayden sepertinya mengambil sesuatu dari tangan Biana.Madeline segera menutup kotak itu, berpura-pura tidak melihat.Dia naik ke kasur, membaca sebentar, kemudian mengantuk sehingga dia tidur dulu.Ketika Zayden kembali, Madeline sama sekali tidak mendengarnya. Dia tidur nyenyak.Keesokan paginya, Madeline terbangun dalam pelukan Zayden.Setelah lama berbagi ranjang dengan Zayden, Madeline tampaknya telah sepenuhnya beradaptasi dengan pola bangun pagi mereka.Madeline mengusap matanya. "Pagi.""Hm, apakah kamu ada rencana untuk hari ini?"Madeline meregangkan pinggangnya lalu menjawab, "Pergi ke lokasi pembangunan.""Hari ini akhir pekan."
Baca selengkapnya

Bab 95

Zayden memandang Madeline dengan percaya diri. "Setidaknya seratus tahun."Madeline memutar matanya. "Aku bukan idiot.""Hm, memang bukan, tapi aku ini genius."Madeline menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Lupakan, aku nggak bertanya padamu lagi. Aku akan membuktikannya kepadamu dengan tindakan kalau aku sebenarnya juga sangat berbakat. Tolong cari seseorang untuk mengajariku."Zayden mengusap tongkat golf dengan natural. "Apakah kamu masih membutuhkan orang lain untuk mengajarimu? Aku akan melakukannya.""Kamu?" tanya Madeline dengan terkejut."Kenapa? Kamu meremehkanku?"Madeline menggelengkan kepalanya. "Bukan itu maksudku. Aku pernah mendengar kalau suami nggak boleh mengajari istrinya menyetir. Itu akan memengaruhi hubungan suami istri. Belajar menyetir dan belajar golf seharusnya sama. Kurasa lebih baik cari pelatih profesional untuk mengajariku. Aku ini pemula, jangan sampai kamu kesal."Zayden merasa tidak senang. Wanita ini masih tidak memercayai profesionalismenya.Pra
Baca selengkapnya

Bab 96

Zayden melepaskan Madeline. "Masih mau melawan?"Madeline menatap Zayden dengan kesal. Madeline sangat dirugikan.Dia menghela napas. Jangan membantah. Jika tidak, Zayden benar-benar akan menciumnya lagi.Madeline menahannya, lalu mempelajari gerakan dengan patuh.Omong-omong, metode Zayden benar-benar efektif.Awalnya Madeline agak santai, tetapi demi mencegah rencana Zayden berhasil, Madeline memusatkan fokusnya untuk membuat tangan dan kakinya sinkron dengan otaknya.Zayden hanya mencium Madeline enam kali dan Madeline sudah bisa.Zayden bersedekap sembari berkata dengan bangga. "Lihat, inilah manfaat mengajar siswa dengan cara yang tepat."Zayden menepuk kepala Madeline. "Pintar, berlatihlah di sini. Aku akan melihat Gigi."Setelah Zayden pergi, Madeline melempar stik ke lantai, kemudian menginjaknya dengan frustrasi."Aku pasti sudah gila sehingga datang ke sini dan bermain golf dengan kalian. Ini namanya mempermalukan diri sendiri."Zayden membawa Gigi datang. Mendengar bahwa Mad
Baca selengkapnya

Bab 97

Madeline menggelengkan kepalanya. "Nggak, dia meneleponku beberapa kali, tapi aku nggak angkat.""Pilihan yang tepat. Jangan angkat telepon bajingan itu."Di belakang, Gigi menarik ujung pakaian Madeline. "Tante, makanannya sudah mau dingin."Madeline tersenyum pada Gigi, kemudian memberi gerakan "OK"."Layla, sudah dulu ya, aku juga sedang makan.""Oke, makanlah. Aku akan bersedih sebentar sambil mengutuk orang yang menyebabkan restoran hot pot ditutup itu tersedak makanan."Madeline menoleh untuk melihat Zayden sekilas.Dilihat dari cara makan Zayden yang elegan, seharusnya sulit."Sudah ya."Setelah menutup telepon, Madeline kembali ke meja makan lalu duduk. Zayden mengangkat sebelah alisnya pada Madeline. "Teman sekamarmu itu?""Hm.""Omong kosongnya banyak juga," komentar Zayden dengan datar.Madeline mengatai Zayden dalam hati, kemudian berkata, "Dia nggak berbicara omong kosong kepadaku. Dia memberitahuku sebuah hal yang sangat menjengkelkan. Kamu ingat restoran hot pot yang kit
Baca selengkapnya

Bab 98

Keluarga itu makan malam bersama. Ketika Zayden hendak membawa Madeline pulang, Audrey ikut keluar."Zephyr, Maddie, apakah kalian berdua ada waktu luang besok?"Zayden memandang Audrey. "Kenapa, Nenek? Ada apa?""Aku ingin pergi ke kuil untuk memohon berkah besok. Kalau kalian nggak ada urusan, ayo pergi ke sana bersama."Zayden memandang Madeline. "Bagaimana denganmu? Waktunya bisa?"Madeline tersenyum pada Audrey. "Tentu saja aku harus pergi kalau mau memohon berkah untuk keluarga."Audrey mengangguk lalu memandang Zayden dengan gembira. "Bagaimana denganmu?""Kalau dia bisa, maka aku bisa. Ayo pergi bersama."Nenek berpesan, "Kalau begitu besok jangan sarapan. Kita makan di kuil saja.""Oke." Lalu Zayden membawa Madeline pergi.Di bawah sinar bulan, mereka berjalan berdampingan. Madeline bertanya, "Apakah Nenek sering pergi ke kuil?""Nenek selalu pergi beberapa kali dalam setahun.""Nenek cukup religius ya."Zayden menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Orang yang benar-benar
Baca selengkapnya

Bab 99

Pagi-pagi sekali, Zayden dan Audrey pergi ke kuil bersama.Karena kuil berada di tengah gunung dan kabut putih mengelilingi lereng gunung di pagi hari, berada di tempat ini membuat orang merasa rileks dan bahagia.Madeline memapah Audrey sembari berkata, "Nenek, sepertinya aku tahu kenapa kuil dibangun di atas gunung."Audrey memandang Madeline sambil tersenyum. "Kenapa?""Lihat, lingkungan ini seperti surga. Dapat dengan mudah membuat orang tenang. Bahkan orang dengan keinginan terdalam pun akan memiliki pikiran untuk melarikan diri dari kota ketika mereka datang ke sini."Zayden menimpali, "Mereka yang memiliki keinginan jahat dikirim ke surga pun tetap jahat. Nggak hubungannya dengan lingkungan."Nenek menggelengkan kepalanya. "Zephyr, nggak bisa bilang begitu juga. Hanya bisa dibilang hati orang yang telah terkontaminasi sulit untuk diubah. Tapi ketika orang baru dilahirkan, sebenarnya semuanya sama. Sederhana, polos, penuh dengan rasa ingin tahu terhadap dunia. Lingkunganlah yang
Baca selengkapnya

Bab 100

"Sekarang, aku cukup takut mati. Namanya juga pasangan, berarti akan saling menemani sampai tua. Aku takut kakekmu meninggalkanku sendirian, tapi aku juga takut aku akan meninggalkannya. Jadi, begitu tua, aku baru mengerti. Lebih baik meninggal pada tanggal, bulan dan tahun yang sama daripada lahir pada tanggal, bulan dan tahun yang sama."Madeline memeluk lengan Audrey. "Nenek, hubungan Nenek dan Kakek sudah menjadi kisah cinta terindah di dunia. Nenek tahu, ada berapa banyak orang yang iri?""Sebenarnya hubungan semua orang sangat luar biasa. Apa yang aku alami adalah hubungan yang paling aku idamkan ketika aku masih muda, jadi ... aku benar-benar nggak rugi bersama kakekmu. Orang lain iri atau nggak, nggak penting. Aku nggak hidup sia-sia seumur hidup ini, itulah yang terpenting. Sekarang aku berharap kamu dan Zephyr juga bisa seperti kami. Kalau begitu, maka aku nggak punya penyesalan lagi."Nenek berkata sambil menepuk tangan Madeline. "Zephyr mengalami banyak hal dan menghadapi t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status