Keesokan paginya, ketika Zayden bangun, dia menemukan Madeline tidak ada.Namun, ada sebuah catatan di nakas.Zayden mengambil catatan yang tertulis dengan tulisan tangan yang indah itu: "Ada pekerjaan di kantor, aku pergi lembur. Sampai jumpa di depan Biro Urusan Sipil besok pagi."Zayden melihat ke tempat kosong di sampingnya, lalu mengangkat alisnya.Sebelumnya Zayden sangat mudah terbangun jika ada gerakan sekecil apa pun di dalam kamar.Akan tetapi, sejak dia mulai tidur memeluk Madeline, tidurnya menjadi lebih nyenyak.Bagi Zayden, wanita itu benar-benar makhluk ajaib.Pagi hari, Madeline melihat jam di dinding sesekali.Pada pukul sembilan, Zayden meneleponnya.Madeline melihat ponselnya dengan ragu sebelum menolak panggilan, kemudian membalas dengan beberapa kata: "Tunggu sebentar, pekerjaannya belum selesai. Sebentar lagi."Pada pukul setengah sepuluh, Zayden menelepon lagi. Madeline mengangkatnya. "Halo, kamu di mana?""Tempat parkir bawah tanah.""Oke, aku segera ke sana."S
Madeline tidak bisa berkata-kata. Dia benar-benar rugi.Zayden masuk ke restoran, kemudian menoleh ke belakang. "Apakah kamu nggak mau masuk?"Madeline merasa tertekan, dia pun menyusul ke dalam restoran.Setelah duduk, Madeline merasakan firasat buruk. Dia makin bingung saat mengambil menu.Semuanya dalam bahasa Perondia. Dia tidak mengerti nama menu, tetapi harga yang tertera di belakangnya membuat Madeline berdecak.Ada yang satu hidangannya seharga beberapa juta hingga puluhan juta.Apakah mereka akan makan makanan atau makan uang?Madeline mendorong menu ke depan Zayden. "Aku nggak mengerti menunya, kamu saja yang pesan.""Kamu yakin?"Uh, Zayden pasti akan menguras kantongnya.Madeline menarik kembali menu itu, kemudian menunjuk salah satu menu dengan harga satu juta dua ratus sambil bertanya kepada pelayan. "Apa ini? Aku mau ini."Pelayan melihatnya sekilas lalu menjawab, "Itu jus buah naga, Nyonya.""Hm, aku mau ini. Aku sedang diet," kata Madeline sambil menyerahkan menu kepad
Zayden memutar bola matanya, kemudian berkata, "Kamu nggak mengerti romantis."Romantis?Bukankah ini adegan yang sering muncul dalam drama saat Madeline masih kecil?Romantis dari mana? Sangat kuno, oke?Madeline tidak menyangka pria dingin itu akan melakukan hal seperti ini.Namun, bagaimanapun, Madeline harus menghargai usaha Zayden.Dia mengambil tisu, menyeka cincin itu hingga bersih, kemudian memakainya di jari manis kirinya.Ukurannya pas.Madeline berkata dengan terkejut, "Cincinnya sangat indah dan pas. Aku sangat menyukainya. Terima kasih. Ngomong-ngomong, bagaimana kamu tahu ukuran jariku?""Aku memesannya sesuai ukuran kelingkingku."Madeline menurunkan tangannya lalu berkata, "Kebetulan sekali."Kebetulan? Zayden tersenyum. Mungkin.Namun sebuah artikel di internet mengatakan jika ukuran jari kelingking pria sama dengan ukuran jari manis wanita, maka mereka adalah pasangan yang serasi.Awalnya Zayden membelinya karena penasaran, tetapi ternyata itu cocok.Madeline meletakk
Melihat Caden, Luffy pun menyapa dengan hormat, "Pak Caden."Caden mengabaikan Luffy, lalu berjalan ke depan Madeline. "Tunangan Tuan Muda Linwood yang bermartabat datang ke lokasi pembangunan secara langsung? Apakah kamu berencana membuat tempat ini bersinar?"Luffy terkejut, tunangan Tuan Muda Linwood?Ternyata Madeline punya identitas sehebat itu?Namun, tunangan dari Tuan Muda Linwood yang manakah Madeline? Pak Zayden atau Pak Caden?Madeline berkata kepada Luffy dengan ekspresi dingin, "Kak Luffy, tunggu aku di mobil saja. Aku akan segera menyusul.""Oke." Luffy mengangguk kepada Caden, kemudian dia pergi dulu.Madeline bersedekap sambil menatap Caden dengan sinis."Aku sudah bolak-balik tempat-tempat seperti ini sejak lulus, nggak ada yang heran. Bagaimanapun, inilah nasibku. Tapi sangat mengejutkan Pak Caden bisa muncul di sini.""Kudengar keahlianmu adalah menghamburkan uang dan bermain wanita. Jadi angin apa yang membawa Pak Caden ke sini hari ini? Aku rasa kamulah yang datang
Madeline kembali ke mobil perusahaan.Ketika Luffy melihat Madeline, dia bertanya dengan cemas, "Madeline, tadi Pak Caden bilang kamu adalah tunangannya Tuan Muda. Apakah aku salah dengar?"Madeline melirik sopir, lalu tersenyum pada Luffy.Luffy mengerti maksud tatapan Madeline, dia buru-buru mengganti topik. "Persiapan lokasi telah dilakukan dengan baik. Seharusnya nggak ada masalah kalau tim konstruksi memulai pembangunan pada hari Senin."Madeline mengangguk. "Ya, kalau nanti ada masalah, kita baru menanganinya.""Oke, oke."Mereka diam dalam perjalanan kembali ke perusahaan.Setelah turun dari mobil, mereka masuk ke lift. Sebelum Luffy dapat bertanya lebih lanjut, Madeline mengambil inisiatif untuk berkata, "Kak Luffy, sekarang aku adalah istrinya Zayden, bukan tunangannya. Kepala departemen tahu tentang hubungan kami, tapi yang lain nggak tahu. Aku nggak ingin memengaruhi pekerjaan semua orang, jadi bisakah kamu merahasiakannya untuk saat ini?"Luffy terlalu terkejut untuk berbic
Madeline punya firasat buruk.Zayden membaringkannya di tempat tidur, kemudian menindihnya dengan ekspresi serius. "Madeline, apakah kamu suka menentangku?"Madeline tersenyum sambil berkata, "Bagaimana mungkin? Kamu benar-benar salah paham. Aku hanya nggak suka mengambil keuntungan dari orang lain.""Orang lain? Aku adalah orang lain bagimu?"Madeline tidak bisa berkata-kata. Jika tidak?Akta nikah bisa menjadikan mereka pasangan suami istri, apakah juga membuat mereka saling mencintai?Menurut Madeline, hanya orang yang dicintai baru bisa dianggap sebagai orang sendiri.Dia berpikir sejenak sebelum berkata, "Oke, aku akan menerima kartu ATM-nya.""Yang kuinginkan bukan hanya kamu menerimanya tanpa menggunakannya. Sebagai wanitaku, kamu harus membeli makanan, pakaian dan segala kebutuhan dengan uangku, paham? Kalau nggak, harga diriku mau ditaruh di mana?""Selain itu, aku akan memberimu uang saku sebesar dua miliar per bulan mulai sekarang. Menghabiskan uang sudah menjadi sifat alami
Madeline akhirnya paham arti pepatah "menyakiti orang lain sama dengan menyakiti orang lain".Demi mencegah Madeline menggaruk, Zayden tidur memeluknya sepanjang malam.Namun, panas tubuh Zayden juga membakar Madeline sepanjang malam.Madeline merasa sangat gatal, tetapi dia tidak berani bergerak. Perasaan itu bisa digambarkan sebagai penyiksaan.Keesokan harinya, Madeline bangun dengan mata panda.Mereka saling memandang, lalu Madeline terkekeh.Zayden kesal. "Pagi-pagi begini, apa masalahmu?""Aku yang alergi, aku juga yang kurang tidur. Kenapa kamu terlihat nggak segar?"Zayden melihat Madeline sekilas, kemudian bangun tanpa menggubris wanita itu.Pria mana yang tidak lelah setelah berjaga semalaman dalam kondisi tegang?Sial, Madeline masih berani mengatakannya. Apakah dia tidak tahu semua ini karena siapa?Setelah keduanya sarapan, mereka pergi ke kediaman utama bersama.Karena Madeline telah berjanji pada Gigi sebelumnya bahwa dia akan bermain dengan Gigi pada akhir pekan.Setiba
Saat makan siang, Zayden berencana memberi tahu Rupert tentang rencana Rowan.Audrey tertawa. "Rupert, keturunan Keluarga Linwood yang satu itu benar-benar lain. Wanita yang nggak diinginkan cucumu malah dianggap sebagai emas oleh keponakanmu dan akan diberikan kepada cucunya. Nggak disangka dia punya hobi seperti itu. Lain kali kalau kita punya sampah, jangan dibuang, berikan saja kepadanya agar dia daur ulang."Mendengar kata-kata Audrey, Madeline menunduk, lalu tersenyum tipis.Audrey mungkin tak bermaksud, tetapi Madeline merasa sangat puas mendengar Chiara diperumpamakan sebagai sampah.Meski bagi Madeline, Chiara lebih buruk dari sampah.Rupert memandang Audrey dengan tak berdaya sekaligus penuh kasih sayang. "Kamu ini, kenapa nggak menyaring omonganmu? Aku tahu kamu nggak suka Rowan, tapi jangan melibat Chiara juga.""Memangnya kenapa? Dia memang nggak menyenangkan," ucap Audrey sambil menatap Zayden. "Tapi Zayden, pertanyaan Caden ada benarnya. Kalau dia menikahi Chiara, bagaim