All Chapters of Sang Presdir Terbawa Perasaan dalam Kesepakatan: Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

Bab 21

Tampaknya Zayden tidak anti-wanita seperti yang dirumorkan. Dia memiliki banyak "sayang", atas dasar apa dia melarang Madeline makan dengan orang lain?Sungguh menyebalkan.Namun apa daya, Madeline yang mengambil inisiatif untuk berurusan dengan pria itu. Dia tidak bisa melakukan apa-apa.'Tunggu saja, Zayden. Begitu aku menemukan kebenarannya, aku akan menyerangmu balik,' batin Madeline.Kurang dari sepuluh menit, pintu kamar diketuk.Zayden memberi tatapan isyarat kepada Madeline.Madeline pergi membuka pintu, lalu dia melihat seorang wanita cantik yang berdiri di depan pintu. Ada dua pengawal di belakang wanita cantik ini.Akan tetapi, wanita cantik ini masih kecil, sekitar enam atau tujuh tahun.Gadis ini tampak cantik dalam balutan gaun berwarna putih. Rambutnya dikucir dua, sangat imut.Madeline berjongkok lalu tersenyum manis kepada gadis itu. "Halo, cantik."Gadis itu tersenyum senang ketika mendengar kata "cantik". Dia berkata, "Kamu juga cantik, Tante.""Kita sama-sama cantik
Read more

Bab 22

"Madeline, aku nggak menemukan barang yang kamu minta aku carikan. Jangan cemas, aku akan memikirkan cara untuk mendapatkannya."Tangan kiri Zayden menggenggam ponsel, ujung jari tangan kanannya membelai pelan.Apa yang ingin Madeline cari?Madeline ingin menikah dengan Zayden karena ada tujuan. Jangan-jangan tujuannya ada kaitannya dengan Kairo?Zayden meletakkan ponsel kembali ke atas meja, kemudian pergi ke ruang kerja untuk menelepon sekretarisnya."Cassius, utus seseorang untuk mengawasi Kairo apakah dia menyelidiki sesuatu belakangan ini. Ingat, harus hati-hati, jangan sampai ketahuan."Selesai bertelepon, Zayden kembali ke dapur lagi.Madeline sedang mengajari Gigi cara membungkus pangsit. Madeline belajar dengan serius. Tampaknya dia benar-benar suka melakukannya.Zayden mendekat, lalu mengusap kepala Gigi sambil berkata, "Boleh juga kamu, Nak. Kamu meniru dengan baik.""Jangan mengganggu, Paman Zayden. Bantu atau tunggu di luar."Astaga, Zayden ditegur oleh gadis kecil itu.Ma
Read more

Bab 23

Gigi sudah puas bermain. Sebelum pergi, dia membuat janji dengan Madeline untuk bertemu pada hari Sabtu.Tampaknya Gigi benar-benar menyukai Madeline.Madeline mengantar Gigi ke lantai bawah. Saat dia kembali ke kamar, Zayden sedang mandi.Madeline agak khawatir Zayden akan menyiksanya begitu pria tersebut selesai mandi.Bagaimanapun juga, hal yang ingin Zayden lakukan terganggu oleh Gigi.Makin berpikir, makin gelisah. Lantas, Madeline berjalan ke ruang tamu, lalu mengambil ponsel untuk melihat berita.Saat melihat sebuah pesan baru, dia membacanya, lalu ekspresinya tampak kecewa.Madeline membalas pesan itu, kemudian mencari angin di balkon.Ketika Zayden keluar dari kamar mandi, dia melihat Madeline yang bersandar pada pagar balkon.Dari belakang, wanita itu terlihat sangat kesepian.Zayden melangkah menuju balkon, kemudian membuka pintu balkon.Madeline menoleh, melihat Zayden.Pria itu bertanya, "Apa yang sedang kamu pikirkan?""Bukan apa-apa." Madeline menggeleng. "Hanya ingin ca
Read more

Bab 24

Jett tidak meminta mahar, melainkan bertanya, "Tuan Muda Zayden, kalau kamu ingin menikahi Maddie, kenapa sebelumnya kamu keluar-keluar bersama Chiara? Apakah kamu tahu kalau perilakumu akan merugikan Chiara?""Ada banyak wanita yang terlihat bepergian denganku. Semua orang mengatakan kalau aku cocok dengan mereka. Apakah aku harus menikahi semuanya?""Tapi pernikahan antara keluarga kita sudah diumumkan sebelumnya.""Memangnya Madeline bukan bagian dari keluargamu? Atau Madeline diperlakukan secara berbeda karena dia bukan anak kandungmu? Bukankah kamu selalu mengatakan kalau kamu memperlakukan kedua putrimu secara adil?"Kata-kata Zayden membuat Jett agak tersedak.Jett memang pernah mengatakannya, tetapi Madeline dia simpan untuk diri sendiri, bagaimana boleh diberikan kepada orang lain?"Madeline nggak boleh. Ibunya nggak menyetujui pernikahan ini."Zayden tersenyum tenang sambil menyilangkan kaki. "Di era sekarang ada kebebasan menikah, bukan karena larangan seseorang, maka pernik
Read more

Bab 25

"Apa katamu?" Helen tertegun sejenak."Ibu, aku nggak suka melihat Ibu hidup bersama pria lain. Aku nggak suka Jett, nggak suka Chiara, juga nggak suka Ibu yang sekarang. Tinggalkan Jett, oke?"Helen terdiam cukup lama.Madeline dengan gelisah berkata, "Ibu ....""Ayahmu sudah pergi." Suara Helen terdengar tenang. "Aku sudah hidup bersamanya selama dua puluh tahun lebih, tapi sebelum meninggal, dia nggak meninggalkan satu patah kata pun untukku.""Ya, kalian sudah hidup bersama selama dua puluh tahun lebih. Setelah insiden itu terjadi, kamu terus menyalahkan Ayah. Apakah kamu nggak pernah berpikir kalau ayahku mungkin saja nggak salah? Apakah kamu paham betapa sedihnya dia?""Dia melakukan kesalahan, jangan membelanya lagi, Maddie. Ayah yang menurutmu baik itu nggak sebaik yang kamu pikirkan. Apa yang dia tinggalkan untuk kita? Hujatan, penghinaan."Mata Madeline memerah."Aku tahu betul ayahku seperti apa. Dia jauh lebih baik daripada Jett. Ayah sudah pergi, jadi aku nggak mau mendeba
Read more

Bab 26

Zayden tidak tahu apa yang terjadi, hanya saja tangisan gadis yang biasanya tegar ini membuat hatinya kacau.Zayden melangkah maju, membuka pintu balkon pelan-pelan, kemudian bersandar di samping, menemani Madeline dalam diam.Setengah jam kemudian, Madeline mengangkat kepalanya untuk melihat langit.Dia melepas earphone. Saat berdiri dan berbalik, dia terperanjat oleh sosok yang ada di belakangnya.Madeline menatap Zayden dengan terkejut. "Ka ... kapan kamu datang ke sini?"Zayden berpikir. "Sejak kamu menangis, sudah beberapa saat."Ketika mendengar kata menangis, Madeline segera memalingkan wajahnya untuk menyeka air matanya. Setelah memutar bola mata kepada Zayden, dia berjalan ke dalam kamar.Zayden mencekal pergelangan tangan Madeline tatkala wanita itu berjalan melewatinya."Apakah terjadi sesuatu?""Nggak," jawab Madeline dengan tenang."Kalau begitu apa yang kamu tangiskan?"Madeline cemberut. "Menguping orang lain menangis sangatlah nggak sopan.""Kalau aku memotong tangisanm
Read more

Bab 27

Melihat tatapan Madeline yang menghindar, Zayden sudah mengerti semuanya.Dia tidak membongkarnya, hanya berkata, "Begitu mendapatkan Proyek Sterling, kamu langsung mengundurkan diri. Kamu jelas-jelas ada rencana, ada tujuan."Madeline menghela napas lega dalam hati. Tampaknya Zayden tidak menyadarinya.Madeline harus tenang, tidak boleh gugup.Dia mengedikkan bahu. "Lalu kenapa? Aku sudah mau menjadi istrimu, apakah aku nggak boleh terlibat dalam sebuah proyek di perusahaanmu?""Grup Sinclair bukan bisnis keluarga."Madeline cemberut lagi. "Tapi paman, kakak sepupu dan keponakanmu bekerja di perusahaan, bukan? Mereka boleh, kenapa istrimu nggak boleh?"Tatapan jail muncul di mata Zayden. "Karena istriku harus mewujudkan permintaan lain kakekku di rumah."Wajah Madeline merona tatkala mendengar kata-kata Zayden.Apakah pria tidak tahu malu ini menganggapnya sebagai mesin bayi?Zayden makan sambil menasihati, "Catat tanggalnya, coba periksa apakah kamu berhasil hamil begitu waktunya tib
Read more

Bab 28

Keesokan harinya, Madeline pergi ke perusahaan bersama Zayden.Akan tetapi, dia tidak naik bersama Zayden, melainkan naik sendiri sesuai pemberitahuan Cassius.Saat ini, hanya sedikit orang yang tahu hubungan antara Madeline dan Zayden di perusahaan.Bagaimanapun, pernikahan mereka belum diumumkan. Mayoritas orang mengenal Madeline sebagai adik ipar Zayden.Begitu tahu kedatangan Madeline, Hosea Linwood, penanggung jawab proyek langsung datang.Hosea telah tahu dari ayahnya, Rowan, tentang Madeline dan Zayden.Dia memandang Madeline dengan waspada sambil berkata dengan raut dingin, "Madeline, ikut aku keluar sebentar."Madeline menatap Hosea dengan bingung sembari bertanya, "Siapa kamu, Pak? Kenapa aku harus keluar bersamamu?"Seorang pria paruh baya langsung menyanjung Hosea. "Nona, kamu bahkan kenal kepala teknisi kita?"Madeline melihat sekilas pria paruh baya tersebut. Orang yang suka ikut campur.Tentu saja Madeline mengenal Hosea. Dia berpura-pura sebaliknya hanya untuk menguji o
Read more

Bab 29

Caden Linwood.Madeline langsung mengenali pelanggan berita gosip tersebut.Caden adalah putra tunggal Hosea sekaligus pria playboy yang terkenal di lingkaran sosial kelas atas Kota Bjorn. Dia mengganti pacar layaknya mengganti pakaian.Selain itu, Caden sangat menyukai model. Orang-orang menjulukinya sebagai mesin penghancur model."Cantik, kamu hebat juga. Begitu bicara langsung menusuk luka Pak Hosea," ujarnya seraya mencubit dagu Madeline.Madeline memalingkan wajah dengan jijik, lalu melangkah mundur.Hosea mengernyit, lalu menegur, "Caden, apa yang kamu lakukan? Kalau sudah datang, maka duduk di tempatmu."Caden mendekati Madeline seolah tidak mendengar kata-kata ayahnya."Aku merasa kamu familier, siapa namamu?"Pria paruh baya tadi berdiri, lalu berjalan ke samping Caden. "Tuan Muda Caden, dia adalah Madeline, putrinya perancang jembatan lintas sungai."Madeline menoleh untuk menatap orang itu, dingin.Tatapannya agak menakutkan sehingga orang tersebut terdiam, kemudian kembali
Read more

Bab 30

Maskawin?Semua orang tampak bingung dan penasaran. Siapa yang akan menikah dengan Madeline?Caden mengangkat sebelah alisnya. "Oh? Apakah Paman akan memberikannya kepadaku sebagai istri?"Usai bertanya, dia menatap Madeline dengan seringaian. "Kalau begitu aku terima pernikahan ini.""Caden," tegur Hosea.Caden menyeringai. "Ayah, apa salahnya pria dan wanita lajang membahas pernikahan? Bukankah Ayah juga berharap aku bisa menjadi lebih baik setelah menikah? Aku suka Madeline."Ekspresi Zayden membuat orang yang ada di sampingnya menundukkan kepala.Zayden melingkari bahu Madeline sembari berkata, "Kamu berpikir terlalu jauh. Madeline adalah tunanganku. Kami akan menikah dalam waktu dekat."Usai Zayden berbicara, Caden menatap kedua orang itu dengan agak terkejut.Semua orang juga sama herannya. Bukankah Zayden akan menikah dengan Chiara?Zayden berdiri lalu berkata, "Kalian jangan merasa hebat dengan jabatan sebagai kepala teknisi, perancang, kepala pemasaran dan lain-lain. Proyek Je
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status