Semua Bab Terjerat Hasrat Tuan CEO: Bab 41 - Bab 43

43 Bab

Bukan Perempuan Lemah Yang Dulu

Teriakan Vania membuat orang-orang yang sibuk berlarian sepanjang lorong itu berhenti. Mereka seakan lupa dengan hal yang harus dilakukannya demi suksesnya even besar itu. Kaki-kaki itu justru melangkah mendekat dan berhenti tepat di depan pintu ruang rias dengan tatapan beku pada sepasang insan yang berlomba mereguk nikmatnya dunia. Lelaki itu terkejut saat pintu terbuka. Ia langsung menarik miliknya dan dengan tergesa memakai kembali celana dinasnya. “Bu–bukan seperti yang kalian lihat. Dia … dia menjebakku,” ucap lelaki itu. Jarinya menunjuk ke arah Andini yang berusaha menutup tubuh polosnya dengan gaun yang masih dalam jangkauannya. “Aku memintamu mengantarnya pulang. Tapi kenapa kamu justru mencelakai dia?” Vania mematikan ponselnya dan mendekati Andini. Diraihnya taplak meja yang ada di dalam ruangan itu, untuk menutup bagian yang masih terekspos.Namun tanpa di duganya, Andini mencekal tangannya. Dari wajah frustasinya, Vania tak bisa menebak apa yang diinginkannya. Sebua
Baca selengkapnya

Ibuku Malang

“Kami sedang membicarakan salah satu kenalan kami,” sahut salah seorang di antara mereka, “ah … sudahlah, kita turun!” Kelima staff itu bergegas turun. Mata mereka meliriknya dengan tatapan sinis yang mencemooh. “Tunggu!” Vania meletakkan tangan kanannya, menahan pintu lift agar tetap terbuka, “aku mendengar semuanya dengan jelas. Aku juga tahu siapa kalian berlima.”Satu di antara mereka berbalik dan melangkah mendekati Vania. “Lalu … masalah apa denganmu?” ucapnya dengan nada mencemooh. “Tidak ada masalah denganku. Justru saat ini kalian lah yang bermasalah,” sahut Vania. Ia tersenyum dan melepaskan tangannya dari pintu lift, membiarkan pintu itu tertutup begitu saja. Sudah sejak awal mutasinya, para staff yang dulunya baik padanya berubah mencemooh. Entah apa yang membuatnya berubah. Mereka bahkan menjelek-jelekkan karena perceraiannya tanpa mengetahui alasannya. Vania menyimpan tasnya ke dalam laci di sisi mejanya. Ia merasa seseorang sedang memperhatikannya. Cepat ia memalin
Baca selengkapnya

Ibuku Malang 2

“Kamu nemuin mamaku? Dimana dan bagaimana dia? Apa dia baik-baik saja?” cecar Vania dengan antusiasnya.Kerinduan yang membuncah yang terlihat jelas di matanya, membuat Regantara tak mampu menutupi kepahitan yang sempat didengarnya tadi. “Seseorang menyerahkan dia ke panti yang akan kita kunjungi,” tuturnya.“Jadi … kamu sengaja merencanakan kegiatan ini? Kamu sengaja melibatkan aku karena hal ini?” cecar Vania.“Bukan,” sahut Regantara, “ini semua kebetulan. Aku bahkan baru saja mendapatkan informasi keberadaan Bu Tiwi dari orang suruhanku.” Cairan bening mengalir begitu saja dari pelupuk mata Vania. Hatinya terasa sakit karena lagi-lagi Martin sudah membohonginya. Regantara mengulurkan tangannya, menggenggam tangan istrinya, berharap perasaan Vania bisa lebih tenang. “Semua akan baik-baik saja.” Vania terisak. Ia membayangkan malam-malam yang dihabiskan oleh ibunya di tempat yang sama sekali asing itu. Tempat dimana tak ada satupun orang yang dikenal dan bisa menjadi tumpuan hid
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status