All Chapters of Berawal Dari Terpaksa, Berakhir Saling Mencinta: Chapter 21 - Chapter 30
33 Chapters
Bab 21 - Kencan Part One
Melviano ikut turun kala melihat Kaila langsung lari manuju ke halaman depan yang terdapat penyewaan sepeda ontel. Kaila langsung menyewa dan menaiki tanpa memikirkan Melviano. Bodoh amat lah, dia sudah gede juga ‘kan?Melviano mendesah pasrah, ini seperti menjaga anak balita  yang tidak mau diam. Bikin capek, bikin emosi.“Ayok sini, sewa sepeda sana.” Kaila melambaikan tangan sambil memutar-mutar naik sepeda.Melviano menggeleng kuat. Ia tidak sanggup mengikuti Kaila yang tidak ada diamnya sama sekali. Dan tadi bilang apa? Naik sepeda? Gila aja, panas banget begini. Melviano melihat jam dipergalangan tangan yang menunjukan pukul duabelas siang. Bayangkan saja ini matahari lagi terik-teriknya. Mana perut juga lapar banget lagi. Melviano melihat-lihat pernjual makanan dan menemukan semacam kafe. Lumayan lah, yang penting jangan makan yang bau seperti tadi pagi.“Kai, ayok makan siang dulu.”Kaila menggeleng kuat.
Read more
Bab 22 - Kencan Part Two
Saat ini keduanya sudah sampai depan pintu Monas. Melviano membayar ongkos taksi. Kaila sih ogah banget suruh bayar taksi, mahal.Mereka berdua masih saling diam-diaman menguarkan aura permusuhan yang sangat ketara sekali. Namun sebelum masuk ke dalam Monas. Kaila malahan mampir ke penjual rujak cingur yang terdapat di dalam area Monas.Melviano heran kenapa Kaila memilih makan di tempat seperti ini sih.“Mau makan lagi nggak?” tawar Kaila saat keduanya sudah duduk di bangku kantin.Kaila lebih memilih makan di kantin yang terdapat di Monas dari pada restoran atau kafe. Yang pasti harganya mahal dan itu bisa menguras kantong. Meski sudah dikasih atm bernominal sembilan ratus juta tetap saja jiwa miskin bergelayutan.Pesanan Kaila datang, Ia memesan rujak sama gorengan tempe. Pokoknya ini kalau dipadukan mantapnya luar biasa. Lidah MelMel saja yang somplak.“Itu makanan?” tanya Melviano menunjuk kearah pesanan Kaila.
Read more
Bab 23 - Kaila Ajaib
Kaila tambah menangis saat dirinya direndahkan seperti ini. Melviano menciumnya dengan sangat kasar dan menuntut. Rasanya nggak enak, sakit. Beda dengan ciuman yang mereka lakukan waktu di kamar Kaila dulu begitu lembut.“BRENGSEK!!” teriak Kaila saat pagutan keduanya terlepas.Kaila menatap kecewa juga sakit. Ia tak pernah menyangka kalau Melviano akan berani melakukan ini. Kaila benci! Sangat benci!“Kai, maaf,” ucap Melviano sangat menyesal saat dirinya khilaf mencium Kaila barusan. Melviano nggak bermaksud melakukan itu tadi. Ia hanya terbawa emosi.“BAJINGAN.”“Maaf Kai.”“BRENGSEK.“Maaf Kai.”“SIALAN.”Kaila langsung terduduk luruh di bawah pohon palm. Ia menangis meraung-raung seperti waktu itu. Dan ini membuat Melviano bingung kembali. Karena ia merasa bersalah kali ini.“Kai maaf ya,” ucap Melviano yang ikut berjong
Read more
Bab 24 - Diajak Mandi Bersama!?
Setelah mendapat password wifi, Kaila langsung berselancar untuk membuka link drakor. Ia akan mendownload semua drakor, mumpung gratis yakan? Kaila terkikik geli melihat sikapnya sendiri.Kaila mendownload sampai jam dua belas malam. Aslinya mau sampai subuh tapi matanya nggak kuat. Ini begadang kedua menurut Kaila. Yang pertama waktu habis acara pengantin dan kedua sekarang gara-gara drakor. Duh sial gara-gara maniak drakor jadi begini dah.Kaila mulai menyelami alam bawah sadarnya. Namun sebelum benar-benar pulas ia langsung pergi ke kamar mandi dulu untuk membuang isi kandung kemih yang sudah menumpuk. Bisa gawat kalau ia sampai ngompol lagi. Bisa-bisa ditertawakan sama Melviano tujuh hari tujuh malam kalau ketahuan ngompol. Kaila juga bersyukur kalau kamar tidur ini dilengkapi kamar mandi dalam. Syukurlah.Setelah selesai semuanya, Kaila langsung kembali tidur dan siap memimpikan Ji Chang Wook yang badannya peluk-able banget.***Pagi-pagi seka
Read more
Bab 25 - Nggak Tahan!?
Saat ini Melviano sudah berganti pakaian yang lebih casual lagi. Ia memakai kacamata hitam untuk menghalau panasnya matahari.“Aku mau ke dufan dengan syarat, tidak naik bajaj. Harus pakai mobil pribadi.” Melviano mengajukan syarat dengan tegas. Lagian akibat merosot dari jok bajaj saja masih terasa sakit tulang ekornya.“Hahaha, kamu kalau bercanda suka lucu deh Mel, lagian siapa juga yang mau naik bajaj dari  ujung Jakarta selatan ke ujung Jakarta utara begitu, yang ada tua di jalan nanti. Belum sampai dufan sudah jadi nenek-nenek pas sampai Monas.”Melviano yang mendengar itu pun langsung tertawa ngakak. Sumpah Kaila kalau ngelawak lucu banget, kayaknya ada bakat jadi anak stand up comedi.“Kenapa, Mel? Kesambet?” tanya Kaila heran melihat Melviano bisa ketawa ngakak kaya setan begitu.“Ehem, gak apa.” Melviano langsung menormalkan rahut wajahnya agar terlihat dingin dan misterius.Akhi
Read more
Bab 26 - Serius, Melmel, Pingsan!?
Saat ini Melviano sedang menatap nanar kereta api di depannya ini. Ia rasanya ingin mundur saja. Bukan gimana, tapi Melviano kasihan sama Kaila nanti kalau tergencet jadi gepeng gimana? Bisa berabe.“Kamu serius mau naik Kai?” tanya Melviano seperti tak percaya dengan pikiran Kaila saat ini.“Iya serius lah, makanya ayok cepat naik, keburu ditutup itu pintunya,” rengek Kaila mengajak Melviano agar mau menaiki KRL.“Jangan Kai, terlalu penuh itu,” tolak Melviano yang melihat penumpang saling genjet-genjetan.“Justru itu Mel, nanti kereta yang datang lagi makin penuh karena jam pulang kerja, belum nanti yang kerja di mal jam enam pada balik, lebih penuh lagi.” Kaila menjelaskan kalau KRL jam empat sampai sembilan itu memang penuh terus.Dengan terpaksa Kaila sudah masuk KRL dengan mendesak-desak agar bisa masuk. Tubuh Melviano yang gede membuat tergenjet depan pintu. Ia ingin mengejar Kaila yang sudah m
Read more
Bab 27 - Pelukan Hangat
Kaila saat ini sedang menunggu Melviano mandi. Entah kenapa Melviano ini kalau mandi lama banget sumpah. Kaila yang notabennya perempuan saja sebentar doang mandinya. Intinya basah semua badan udah kelar, eh sabunan juga Cuma nggak lama seperti orang-orang. Kaila heran sama orang yang mandinya lama.Kaila memandang jam yang menunjukan pukul sepuluh malam. Bosan banget saat ini. Kaila pengin banget nonton bioskop tengah malam begini. Katanya sih enak kata teman-temannya yang sudah pernah merasakan. Lah jam segini aja Kaila sudah merasa ngantuk dan menguap berkali-kali. Duh payah banget.Dengan terpaksa Kaila menaiki ranjang untuk tidur. Ia membuang satu bantal ke bawah untuk Melviano tidur di sofa atau karpet saja. Saat ini Melviano keluar kamar mandi. Ia melihat Kaila sudah tertidur pulas. Melviano melihat bantal berada di lantai dan mengambilnya. Ia berjalan mendekat ke arah Kaila, tanpa sadar Melviano mengecup bibir Kaila singkat.“Ini bibir
Read more
Bab 28 - Salam Perpisahan
Kaila saat ini sedang berada dalam pusat perbelanjaan daerah Cinere. Ia akan menuju hypermart untuk belanja makanan kesukaannya.Kaila mengambil troli dengan ukuran besar. Ia menunju ke rak bagian mie instan. Kaila mengambil mie instan berbagai rasa. Ia melanjutkan ke area bumbu-bumbu. Kaila mengambil salah satu barang dengan jumlah cukup banyak. Buat setok di California nanti.Hampir dua jam Kaila berbelanja, kini sekarang saatnya membayar ke kasir. Ia akan menggunakan atm yang diberikan oleh MelMel. Kalau dia tanya-tanya lagi buat apa, tinggal tunjukin saja semua belanjaan ini.Kaila kali ini memakai taksi yang sudah mengetem di depan parkiran mal. Kaila menunggu giliran mendapat taksi. Ia berdiri depan lobby mal sesuai antrian.Setelah mendapat taksi sesuai gilirannya sekarang Kaila langsung menuju rumahnya untuk memasukan semua makanan ini ke dalam koper. Setelah itu Kaila mau bertemu Debi sebentar, salam perpisahan gitu.Berhubung jarak dari C
Read more
Bab 29 - Bawaan Kaila Ke Luar Negeri
Kaila mendengar suara berisik-berisik dari luar kamarnya saat ini. memang ada apa sih kenapa berisik banget. Kaila mencoba membuka matanya perlahan dan melihat arah jarum jam yang menunjukan pukul enam pagi. Ini masih pagi tadi kenapa ramai sekali di luar. Ada apa?Kaila juga melihat di bawah tidak ada Meli yang tertidur di karpet, di sampingnya juga tidak ada tadi. Ini seriusan Melviano marah kepadanya gara-gara diusir kemarin?Dengan langkah yang malas Kaila keluar kamar, ia melihat MelMel lagi sarapan bersama dengan keluarganya. Buset itu orang kapan pulangnya? Kenapa nggak dengar ya?“Eh Kai, mandi sana terus sarapan. Kamu mau berangkat ke luar negeri bangun kesiangan begitu.” Rania mengomel seperti biasa kalau Kaila bangun siang. Padahal ini baru jam enam biasanya juga bangun jam delapan kalau libur sekolah. Sekolah sih dulu bangun harus diseret dulu kakinya baru bisa melek.“Masih jam enam Mah, masih pagi,” jawab Kaila yang m
Read more
Bab 30 - Bye Indonesia
Kaila sedang memeluk Mamah juga Papahnya saat ini. Tadi Papahnya izin untuk pulang cepat karena anak dan menantunya akan pergi ke luar negeri. Ayah Melviano pun, Haidar ikut ke rumah Hendrik. Tadi mereka berdua pulang bersama.“Mah, jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan, minum, mandi,” ucap Kaila masih dengan buliran air matanya yang mengalir di pipi.“Iya Kai, kamu ini lagi nangis tapi ngomongnya lucu,” jawab Rania sambil mengusap air mata Kaila.“Lucu apanya sih Mah? Lagi sedih banget ini.” Kaila menatap Papahnya saat ini.Kaila memeluk Papahnya dan meminta maaf.“Maafin Kaila, Pah, maaf sudah sering bikin Papah kesal. Jagain Mamah ya,” ujar Kaila memberikan pesan agar papahnya menjaga mamah tercinta.“Pasti itu Kai, kamu juga harus berubah jadi dewasa. Jangan absurd, hormati suami, nurut sama suami.” Hendrik selalu memberikan nasihatnya agar Kaila bisa hormat dengan Melviano.
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status