Saat ini Melviano sedang menatap nanar kereta api di depannya ini. Ia rasanya ingin mundur saja. Bukan gimana, tapi Melviano kasihan sama Kaila nanti kalau tergencet jadi gepeng gimana? Bisa berabe.
“Kamu serius mau naik Kai?” tanya Melviano seperti tak percaya dengan pikiran Kaila saat ini.
“Iya serius lah, makanya ayok cepat naik, keburu ditutup itu pintunya,” rengek Kaila mengajak Melviano agar mau menaiki KRL.
“Jangan Kai, terlalu penuh itu,” tolak Melviano yang melihat penumpang saling genjet-genjetan.
“Justru itu Mel, nanti kereta yang datang lagi makin penuh karena jam pulang kerja, belum nanti yang kerja di mal jam enam pada balik, lebih penuh lagi.” Kaila menjelaskan kalau KRL jam empat sampai sembilan itu memang penuh terus.
Dengan terpaksa Kaila sudah masuk KRL dengan mendesak-desak agar bisa masuk. Tubuh Melviano yang gede membuat tergenjet depan pintu. Ia ingin mengejar Kaila yang sudah m
Kaila saat ini sedang menunggu Melviano mandi. Entah kenapa Melviano ini kalau mandi lama banget sumpah. Kaila yang notabennya perempuan saja sebentar doang mandinya. Intinya basah semua badan udah kelar, eh sabunan juga Cuma nggak lama seperti orang-orang. Kaila heran sama orang yang mandinya lama.Kaila memandang jam yang menunjukan pukul sepuluh malam. Bosan banget saat ini. Kaila pengin banget nonton bioskop tengah malam begini. Katanya sih enak kata teman-temannya yang sudah pernah merasakan. Lah jam segini aja Kaila sudah merasa ngantuk dan menguap berkali-kali. Duh payah banget.Dengan terpaksa Kaila menaiki ranjang untuk tidur. Ia membuang satu bantal ke bawah untuk Melviano tidur di sofa atau karpet saja.Saat ini Melviano keluar kamar mandi. Ia melihat Kaila sudah tertidur pulas. Melviano melihat bantal berada di lantai dan mengambilnya. Ia berjalan mendekat ke arah Kaila, tanpa sadar Melviano mengecup bibir Kaila singkat.“Ini bibir
Kaila saat ini sedang berada dalam pusat perbelanjaan daerah Cinere. Ia akan menuju hypermart untuk belanja makanan kesukaannya.Kaila mengambil troli dengan ukuran besar. Ia menunju ke rak bagian mie instan. Kaila mengambil mie instan berbagai rasa. Ia melanjutkan ke area bumbu-bumbu. Kaila mengambil salah satu barang dengan jumlah cukup banyak. Buat setok di California nanti.Hampir dua jam Kaila berbelanja, kini sekarang saatnya membayar ke kasir. Ia akan menggunakan atm yang diberikan oleh MelMel. Kalau dia tanya-tanya lagi buat apa, tinggal tunjukin saja semua belanjaan ini.Kaila kali ini memakai taksi yang sudah mengetem di depan parkiran mal. Kaila menunggu giliran mendapat taksi. Ia berdiri depan lobby mal sesuai antrian.Setelah mendapat taksi sesuai gilirannya sekarang Kaila langsung menuju rumahnya untuk memasukan semua makanan ini ke dalam koper. Setelah itu Kaila mau bertemu Debi sebentar, salam perpisahan gitu.Berhubung jarak dari C
Kaila mendengar suara berisik-berisik dari luar kamarnya saat ini. memang ada apa sih kenapa berisik banget. Kaila mencoba membuka matanya perlahan dan melihat arah jarum jam yang menunjukan pukul enam pagi. Ini masih pagi tadi kenapa ramai sekali di luar. Ada apa?Kaila juga melihat di bawah tidak ada Meli yang tertidur di karpet, di sampingnya juga tidak ada tadi. Ini seriusan Melviano marah kepadanya gara-gara diusir kemarin?Dengan langkah yang malas Kaila keluar kamar, ia melihat MelMel lagi sarapan bersama dengan keluarganya. Buset itu orang kapan pulangnya? Kenapa nggak dengar ya?“Eh Kai, mandi sana terus sarapan. Kamu mau berangkat ke luar negeri bangun kesiangan begitu.” Rania mengomel seperti biasa kalau Kaila bangun siang. Padahal ini baru jam enam biasanya juga bangun jam delapan kalau libur sekolah. Sekolah sih dulu bangun harus diseret dulu kakinya baru bisa melek.“Masih jam enam Mah, masih pagi,” jawab Kaila yang m
Kaila sedang memeluk Mamah juga Papahnya saat ini. Tadi Papahnya izin untuk pulang cepat karena anak dan menantunya akan pergi ke luar negeri. Ayah Melviano pun, Haidar ikut ke rumah Hendrik. Tadi mereka berdua pulang bersama.“Mah, jaga kesehatan ya. Jangan lupa makan, minum, mandi,” ucap Kaila masih dengan buliran air matanya yang mengalir di pipi.“Iya Kai, kamu ini lagi nangis tapi ngomongnya lucu,” jawab Rania sambil mengusap air mata Kaila.“Lucu apanya sih Mah? Lagi sedih banget ini.” Kaila menatap Papahnya saat ini.Kaila memeluk Papahnya dan meminta maaf.“Maafin Kaila, Pah, maaf sudah sering bikin Papah kesal. Jagain Mamah ya,” ujar Kaila memberikan pesan agar papahnya menjaga mamah tercinta.“Pasti itu Kai, kamu juga harus berubah jadi dewasa. Jangan absurd, hormati suami, nurut sama suami.” Hendrik selalu memberikan nasihatnya agar Kaila bisa hormat dengan Melviano.
Saat ini Kaila sudah duduk di samping Melviano. Mereka sedang mendengarkan segala arahan yang diucapkan oleh pramugari. Melviano justru sibuk memasang headphone ke telinganya. Ia akan mendengarkan lagu dari Liam Payne.Kaila menatap jendela pesawat, ini pertama kali Kaila akan melakukan perjalanan jauh. Apalagi akan memakan waktu 20jam 30 menit baru akan sampai ke bandara California lebih tepatnya kota Los Angeles.Semua penumpang diminta untuk memakai sabuk pengaman terlebih dulu. Karena pesawat akan melakukan landing. Setelah posisi pesawat sudah stabil mereka diperbolehkan melepaskan sabuk pengaman.“Mel,” panggil Kaila.Melviano masih sibuk mendengarkan musik dari tadi sambil memejamkan matanya.“Meli ...,” panggil Kaila sambil memandang suaminya itu. Kalau dipikir-pikir Melviano ganteng banget sumpah. Tapi ... entahlah, kalau dekat dia bawaan emosi mulu.“Apa?” jawab Melviano mas
Setelah selesai makan disalah satu restoran. Melviano mengajak jalan ke daerah yang dekat-dekat area bandara saja. Mengingat mereka hanya transit selama 2 jam lebih.Setelah merasa waktu sudah dekat mereka kembali menuju bandara. Melviano memperlihatkan formulir yang tadi diisi saat ia keluar bandara. Kaila hanya ikut saja, ia nggak tahu apa-apa soal beginian.Setelah petugas mengecek semua dokumen yang diperlihatkan Melviano. Petugas mengizinkan mereka masuk dan menunggu pengumuman untuk menaiki pesawat kembali.Mendapat pengumuman dengan tujuan Los Angeles-California. Melviano menggandeng Kaila dengan erat. Gimanapun Kaila ini istrinya meski suka bikin darah tinggi.Mereka duduk kembali di kursi sesuai dengan nomor tiketnya. Tak banyak pertanyaan yang keluar dari mulut Kaila. Ia hanya merasa badannya sakit semua seperti akan patah.“Lebih baik istirahat saja, perjalanan masih lama.” Melviano menyuruh Kaila agar istirahat.
Kaila merasa risih juga canggung melihat mertuanya sedang minum-minuman. Terkadang mereka saling bercumbu depan Kaila sambil cekikikan. Melihat itu semua membuat Kaila langsung pamit menuju kamarnya.Gila sumpah! Benar-benar gila! Sinting! Apakah mereka nggak malu berciuman depan Kaila begitu? Apakah mereka menganggap Kaila patung? Nggak habis pikir.Kaila juga memikirkan kemana perginya Melviano saat ini. Kaila melihat jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Kenapa ini mata nggak mau merem sih!Kaila langsung menghitung jam, di sini jam sebelas malam berarti indonesia jam satu siang. Kaila akan telepon Mamahnya. Dengan cepat Kaila langsung melongo saat hapenya mati. Bego! Kalau begini harus ganti kartu dulu. Bisa sih pakai kartu indonesia, tapi harus pakai jaringan wifi. Kaila yakin rumah ini ada wifinya tapi mana mungkin tanya password sama Mom. Malu lah.Tak inging pusing, Kaila mulai menghitung domba sampai ia merasa ngantuk dan tertidur.
Setelah mengatakan sesuatu lewat tulisan di telapak tangan. Cris langsung pamit pergi. Kaila hanya diam menyelesaikan makanannya.Kaila berjalan ke luar rumah menuju ke halaman rumah yang lumayan jauh. Di sana sudah ada Cris yang sedang berdiri.“Apa di sini ada kamera cctv juga?”“Tidak ada, ini yang jauh dari jangkauan kamera cctv.”“Kenapa rumah ini penuh kamera cctv, Cris?” tanya Kaila penasaran.“Karena tuan John pengusaha terkenal di kota ini, sudah pasti akan banyak musuh. Jadi rumahnya dijaga ketat seperti ini.” Cris menjelaskan tentang majikannya itu.“Maksudnya gimana, Cris?” tanya Kaila tidak paham.“Maksudnya, tuan John orang kaya dan pengusaha terkenal di kota Los Angeles, jadi sudah banyak musuh-musuh untuk menjatuhkan dia. Karena mereka akan melakukan apapun demi tuan John hancur, termasuk mencelakai orang-orang terdekat tuan John.”“Te